Zaki dan Fira telah tiba di bandara Internasional Soekarno-Hatta, dan mereka berdua di jemput oleh Kevin dan Dion.
"Bang Zaki mau langsung ke tempat kakek dan nenek, atau mau singgah dulu di tempat ku?" Tanya Kevin, sesaat setelah mobil yang dikendarainya melaju meninggalkan kawasan bandara.
"Langsung ke tempat kakek dan nenek aja Dik, ada banyak hal yang ingin aku tanyakan pada kakek," balas Zaki.
"Atau, kamu mau jemput istri kamu dulu Dik? Kalau mau jemput dik Salma dulu, enggak apa-apa kita ke tempat kamu dulu," lanjut Zaki, bertanya.
Kevin menggeleng, "enggak usah Bang, nanti malah muter-muter. Biar Salma nanti bareng sama Bayu dan Devi," balas Kevin.
Zaki menoleh ke belakang, dimana sang adik dan Dion duduk bersama. "Kok, pada diem-dieman? Katanya kangen?" Goda Zaki pada sang adik, hingga membuat pipi Fira merona merah seperti buah tomat.
"Ih Abang, apaan sih?" Protes Fira yang tersipu malu, sedangkan Dion tersenyum senang.
"Abang juga kangen Neng," bisik Dion, membuat jantung Fira berdegup kencang.
"Jangan dekat-dekat Bro," tegur Zaki seraya kembali menatap ke depan, kearah jalan raya.
Dion dan Fira saling pandang sesaat, dan kemudian tersenyum bersama.
Sementara Zaki kembali terlibat obrolan serius dengan Kevin mengenai banyak hal, hingga tanpa terasa mobil yang dikendarai Kevin berbelok menuju hunian keluarga Antonio yang halamannya sangat luas.
Zaki dan Fira segera turun, yang disusul oleh Kevin dan Dion. Kedatangan Zaki dan Fira, yang memang sudah di tunggu oleh keluarga besar Antonio tersebut disambut hangat oleh mereka semua di teras rumah megah itu.
"Bang Zaki, cuma bawa koper ini doang?" Tanya Malika, ketika Zaki berjalan menuju ke teras sambil menyeret travel bag berukuran sedang.
Zaki mengangguk, "iya, kenapa Dik?" Balas dan tanya Zaki, seraya memeluk adik sepupunya.
"Katanya, Abang mau satu tahun di pesantren?" Tanya Malika kembali, "masak cuma bawa baju satu koper?" Malika mengernyitkan kening dengan dalam, tanda tak mengerti.
Zaki tidak menjawab, tapi melanjutkan menyalami daddy Rehan.
"Bang Zaki kan mau belajar ngaji Kak Icha, bukan mau ikut fashion show? Ya, ngapain bawa baju banyak-banyak?" Balas om Ilham yang mewakili Zaki dengan asal, yang mengundang gelak tawa saudaranya yang lain.
"Kamu itu lho Ham, Icha kan belum tahu dunia pesantren itu seperti apa? Ya wajar sajalah, kalau Dia bingung kenapa Zaki cuma bawa baju segitu?" Bela daddy Rehan pada sang putri, setelah melepaskan pelukannya pada Zaki.
"Iye, iye,, belain aja terus Putri kesayangan," balas om Ilham dengan mencibir, seraya memeluk Zaki.
Zaki hanya geleng-geleng kepala seraya tersenyum, dan melanjutkan menyalami saudaranya yang lain. Begitupun dengan Fira, yang ikut menyalami satu persatu anggota keluarga Antonio.
"Ya masak iya harus bela kamu Ham? Pasti ogah Si Rey?" Sahut om Devan seraya terkekeh.
"Padahal dulu, Bang Rehan paling sayang lho Bang sama Ilham," adu om Ilham pada om Devan.
"Itu karena kamu dimanfaatin Ham, bukan karena di sayang?" Balas om Alex, "kamu disuruh momong Si Kevin tuh, agar Dia bisa senang-senang sama Mbak Billa," lanjut om Alex seraya menunjuk Kevin.
Om Alex kemudian tersenyum sambil geleng-geleng kepala, mengenang kembali bagaimana dulu mereka semua di buat pusing karena harus momong bocah yang cerdas seperti Kevin.
Opa Alvian dan om Devan yang juga pernah mendengar cerita dari om Alex tentang hal itu pun, terkekeh kecil.
"Iya, ya. Baru nyadar aku, kalau ternyata dimanfaatin," balas om Ilham seraya menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal, "jadi dulu, Ilham sering dikasih uang jajan lebih tuh, karena Ilham udah sukses jadi baby sitternya Kevin kah?" Lanjut om Ilham bertanya seperti orang bodoh, hingga membuat semua yang di sana tertawa termasuk daddy Rehan.
"Kalau gitu, uang jajan buat Ilham kurang Bang," tagih om Ilham tanpa malu-malu, seperti biasa.
Bunda Jihan yang melihat kelakuan sang suami, hanya senyum-senyum. Wanita cantik dengan balutan busana yang selalu modis itu tahu pasti, bahwa suaminya tak benar-benar serius meminta tapi hanya bercanda.
Sedangkan kakek Ilyas dan nenek Lin geleng-geleng kepala dan kemudian segera mengajak Zaki dan Fira untuk masuk, yang diikuti oleh semua cucu-cucunya termasuk Kevin dan Dion yang nempel terus sama Fira semenjak datang tadi.
"Kalau gitu, kantor yang di Tangerang biar diambil alih sama Kevin saja. Nanti uang jajan kamu Abang tambah sepuluh kali lipat, gimana Ham?" Tantang daddy Rehan.
Opa Alvian, om Alex dan om Devan terkekeh seraya geleng-geleng kepala, mendengar tawaran daddy Rehan yang pasti akan ditolak oleh om Ilham tersebut.
Mereka kemudian masuk kedalam menyusul yang lain bersama istri-istrinya, bunda Jihan pun ikut masuk kedalam meninggalkan sang suami yang masih berdebat dengan daddy Rehan.
"Ih ogah! Meski Abang kasih tambahan uang jajan seratus kali lipat pun, Ilham tetap pilih kantor yang di Tangerang," balas om Ilham dengan mengerucutkan bibirnya.
"Tumben cerdas," cibir daddy Rehan.
"Udah, udah,, ribut terus kalau ketemu," mommy Billa menengahi perdebatan kecil antara suami dan adik bungsunya itu, "ayo Dad, yang lain sudah pada masuk tuh," lanjut mommy Billa mengajak sang suami untuk segera masuk kedalam, menyusul keluarganya yang lain.
"Mbak, kok Ilham enggak di ajak?" Rajuk om Ilham, yang hanya dibalas mommy Billa dengan melambaikan tangan. Adik bungsu mommy Billa itu kemudian berjalan cepat, menyusul langkah daddy Rehan dan mommy Billa yang sudah masuk terlebih dahulu.
Sementara Zaki langsung dibawa kakek Ilyas menepi ke teras paviliunnya, dan tak boleh ada yang mendekat. Nenek Lin juga ikut bersama suami dan cucu dari opa Sultan tersebut, yang kemudian di susul oleh mommy Billa.
Mereka berempat terlihat serius mengobrol, hingga tak ada satu pun yang berani mengganggu termasuk daddy Rehan yang memilih bergabung bersama geng tampan.
Opa Alvian tadi langsung mengajak sahabat-sahabatnya menuju gazebo, tempat favorit mereka untuk mengobrol. Bergabung juga di sana om Ilham, yang baru saja datang.
"Rey, kok Lu enggak ikut perundingan meja kotak?" Tanya opa Alvian sambil melihat kearah teras paviliun sang kakak, dimana kakak iparnya nampak tengah serius memberikan wejangan pada Zaki.
"Daddy Rehan menggeleng, "gue ngikut aja, gimana hasil rapat mereka nanti," balas daddy Rehan.
"Meja kotak? Mana ada perjanjian meja kotak? Yang ada meja bundar kali?" Protes om Devan.
"Lu liat deh Dev, yang di sana mejanya kotak apa bundar?" Tanya opa Alvian seraya menunjuk kearah teras paviliun sang kakak.
"Kotak," balas om Devan singkat.
"Terus, salah gue dimana?"
Om Devan menggeleng, "iya Bang, Lu benar. Meja kotak," balas om Devan, "orang tua tuh gitu ya, mau nya selalu benar," lanjutnya menggerutu.
"Maksud lu? Gue udah tua gitu?" Protes opa Alvian.
"Yah, diantara kita berempat kan, Bang Vian yang paling tua? Dah gitu, udah punya cucu banyak lagi? Masak enggak mau dibilang tua?" Balas om Devan pura-pura serius.
"Ya jangan tua juga kali Dev? Senior, begitu kan terdengar lebih merdu," balas opa Alvian seraya terkekeh, dan mendapat cibiran dari semuanya terutama om Ilham.
"Yah, om. Kalau tua, mah,, tua aja. Pakai senior-senioran segala?" Cibir om Ilham, hingga membuat mereka semua kemudian tertawa bersama.
"Lu besok jadi ikut ngantar Zaki ke pesantren Rey?" Tanya om Devan sesaat setelah tawa mereka mereda, seraya menatap sahabatnya itu.
Daddy Rehan mengangguk, "iya, tadi kak Fatima berpesan agar gue ikut dan memasrahkan Zaki pada pak kyai," balas daddy Rehan.
"Senengnya ya, kalau punya anak yang sholih macam Zaki?" Gumam om Devan, "andai ya Rey, Zaki itu anak gue sama kakak Lu.. pasti gue bahagia banget," lanjutnya seraya tersenyum, membayangkan hal yang sudah tidak mungkin terjadi.
"Woi, bangun! Istri Lu, si Lusi mau di kemanain?" Seru om Alex tepat di telinga om Devan, hingga membuat om Devan tersentak kaget.
Opa Alvian dan daddy Rehan yang menjadi saksi bagaimana dulu om Devan mengejar cinta bunda Fatima, geleng-geleng kepala.
"Astaghfirullah,,," ucap om Devan beristighfar, "gue kan cuma bercanda Lex, Lu teriaknya kenceng banget! Sampai pecah gendang telinga gue!" Protes om Devan, yang hanya dibalas om Alex dengan mengedikkan bahunya.
"Bercanda Lu, enggak lucu!" Balas om Alex, dan om Devan hanya tersenyum nyengir.
🌸🌸🌸🌸🌸 bersambung 🌸🌸🌸🌸🌸
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
sherly
geng tampan, isinya opa2 yg menolak tua... hahahaha
2023-11-17
1
Ita rahmawati
seru aj klo keluarga in dh ngumpul ..gk sabar zaki di pesantren..🤗🤗
2023-06-06
1
Rapa Rasha
emang ya kalau geng tampan itu kumpul pasti deh ada aja
2023-02-02
1