Ulat Penyuka Daun Muda

"Gus, kemari lah." Titah sang kyai pada putra nya yang baru saja tiba itu, "tamu nya kakek yang kita bicarakan semalam, sudah datang." Lanjut nya.

Dan sang putra yang hendak menuju kediaman nya sendiri itupun mengurungkan niat nya, dan langsung menghampiri tamu yang semalam mereka bicarakan.

"Ini kakek Ilyas gus, sahabat kakek Zar," ucap sang kyai, memperkenalkan tamu nya pada sang putra.

"Saya Umar kek," putra sang kyai yang bernama Umar itu kemudian menyalami kakek Ilyas, dan mencium tangan ayah mommy Billa itu dengan takdzim.

"Oh, putra mu sudah sebesar ini gus Ab. Kuliah dimana?" Tanya kakek Ilyas sembari menepuk pundak gus Umar.

"Melanjutkan S2 di Semarang paman, kalau S1 nya dulu di Madinah," balas kyai Abdullah, yang oleh kakek Ilyas dipanggil dengan sebutan gus Ab itu.

Kakek Ilyas mengangguk-angguk.

"Dan ini nenek Lin gus," tutur kyai Abdullah, dan gus Umar pun menyalami nenek Lin dengan takdzim.

Kemudian tanpa disuruh dan hanya menduga, bahwa kedua orang tua yang usianya dibawah sang abah itu pastilah putra putri kakek Ilyas.. gus Umar pun menyalami daddy Rehan dan mommy Billa dengan takdzim.

"Selamat datang di pesantren kami yang sederhana ini om, tante," ucap nya dengan sopan.

Daddy Rehan tersenyum dan mengangguk, beliau nampak sangat respect dengan sikap gus Umar yang sopan dan penuh kharisma itu.

"Panggil daddy dan mommy saja gus, sama seperti putra putri dan keponakan-keponakan kami," pinta daddy Rehan seraya menepuk pundak gus Umar.

"Nggih dad," balas gus Umar dengan mengangguk patuh.

"Oh ya gus, ini dia yang mau nyantri di sini. Zaki," daddy Rehan memanggil Zaki agar mendekat.

Zaki kemudian menyalami gus Umar, "saya Zaki gus," Zaki memperkenalkan diri nya.

"Umar, panggil kak Umar saja ya. Kita kan saudara, karena kakek kita bersahabat," balas gus Umar seraya merangkul pundak Zaki, mereka semua kemudian tersenyum dan mengangguk membenarkan ucapan gus Umar.

"Mari silahkan masuk," gus Umar mempersilahkan tamu sang kakek untuk masuk ke kediaman sang abah.

"Gus, panggil umi dan istri sampean kemari," pinta kyai Abdullah pada putra nya.

"Nggih abah," gus Umar segera berlalu masuk kedalam, untuk memanggil sang umi.

"Putra mu sudah menikah gus? Kok ndak ada kabar-kabar?" Cecar kakek Ilyas seraya menatap kyai Abdullah, sesaat setelah mereka duduk di sofa di ruang tamu yang cukup luas itu.

"Nggih paman, maaf. Semua nya serba dadakan," kyai Abdullah kemudian menceritakan bagaimana pernikahan putra sulung nya itu dengan istri pertama karena perjodohan yang sudah direncanakan antara sang kakek dengan sahabat nya, hingga kemudian istri pertama gus Umar meninggal.

"Kasihan sekali perjalanan hidup rumah tangga putra sampean itu ya gus," lirih nenek Lin yang turut prihatin mendengar kisah gus Umar dan istri pertama nya, seraya menyeka air mata yang sempat menetes karena terharu mendengar kisah tersebut.

Mommy Billa pun nampak berkaca-kaca mendengar kisah pilu itu, dan daddy Rehan dengan lembut mengusap punggung sang istri.

Sedangkan Zaki menarik nafas panjang, dada pemuda tampan itu ikut sesak mendengar kisah laki-laki yang usia nya tak beda jauh dengan diri nya, namun sudah mengalami lika-liku dalam berumah tangga.

"Tetapi Alhamdulillah paman, bibi. Sekarang gus Umar sudah berbahagia dengan istri nya yang kedua, dia cinta pertama sekaligus cinta sejati gus Umar," terang kyai Abdullah dengan mengulas senyum lebar, terlihat jelas kebahagiaan dari pancaran netra teduh nya.

"Alhamdulillah,," ucap semua nya dengan perasaan lega.

Sejenak keheningan menyapa ruang tamu tersebut.

"Assalamu'alaikum,,," ucap salam seorang wanita yang terlihat anggun dan diiringi santri putri yang membawakan minuman dan makanan ringan untuk tamu nya, mengurai keheningan di ruangan tersebut.

"Wa'alaikumsalam,,," balas semuanya dengan kompak.

Nyai Robi'ah mengangguk takdzim pada kakek Ilyas, dan kemudian mencium tangan nenek Lin dengan takdzim. "Saya Robi'ah bu," ucap nya memperkenalkan diri.

"Istri saya bi, asli dari Jawa Timur," terang kyai Abdullah.

Nenek Lin mengangguk, "panggil bibi saja ya, bibi Lin," pinta nenek Lin, dan nyai Robi'ah mengangguk patuh.

"Oh, jadi ini oleh-oleh sampean mondok di sana gus?" Canda kakek Ilyas yang di sambut kyai Abdullah dengan terkekeh, sedangkan nyai Robi'ah tersenyum malu.

"Benar paman, putri pak kyai yang sudah sejak pertama saya mondok di sana dan langsung saya tembung," balas kyai Abdullah dengan bercanda pula.

"Tidak paman, bukan begitu cerita nya," balas nyai Robi'ah, yang memanggil kakek Ilyas paman seperti sang suami.

Nyai Robi'ah kemudian menyalami mommy Billa, "ini putri nya bibi Lin kah?" Tanya nyai Robi'ah, seraya menatap mommy Billa dan nenek Lin bergantian, "mirip ya?" Lanjut nya.

Dan mommy Billa mengangguk, "iya mbak, saya Billa," balas mommy Billa.

"Oh, jadi putra nya jeng Billa yang mau mondok di sini?" Tanya nyai Robi'ah, sambil tersenyum dan mengangguk pada daddy Rehan.

Mommy Billa menggeleng, "Zaki keponakan saya mbak," balas mommy Billa. "Bang Zaki, ayo salim," titah nya pada Zaki.

Zaki kemudian menyalami nyai Robi'ah dengan takdzim.

"Sudah rampung kuliah nya nak Zaki?" Tanya nyai Robi'ah seraya menepuk pundak Zaki.

"Sudah bu nyai, baru wisuda beberapa waktu yang lalu," balas Zaki dengan sopan.

"Panggil umi saja," pinta nyai Robi'ah, "oh, berarti usia nya tidak beda jauh sama ning Laila ya bah," lanjut nya, seraya menatap sang suami.

Kyai Abdullah mengangguk, "benar mi, selisih satu tahunan."

"Lha putri kalian mana?" Tanya nenek Lin.

Belum sempat nyai Robi'ah menjawab, gus Umar dan seorang wanita cantik masuk ke ruang tamu tersebut.

"Apa dia putri kalian? Cantik ya?" Tanya nenek Lin kembali.

Nyai Robi'ah dan kyai Abdullah menggeleng bersamaan, "bukan bi, ini menantu kami. Aida, dia putri sahabat saya sewaktu di pondok," kyai Abdullah memperkenalkan sang menantu.

Aida kemudian menyalami semua nya dengan takdzim, dan dengan Zaki, istri gus Umar itu hanya menangkup kedua tangan di depan dada serta mengangguk dan tersenyum ramah.

Zaki pun membalas dengan menangkup kedua tangan nya di depan dada, dan tersenyum hangat.

Gus Umar kemudian mengajak istri nya untuk duduk bersama para tamu.

"Zaki ini keponakan daddy gus, mohon dibimbing ya agar apa yang di citakan dapat terwujud," pinta daddy Rehan, sesaat setelah gus Umar dan istri nya duduk.

Gus Umar mengangguk, "oh iya dad, tadi Umar pikir dik Zaki putra nya daddy dan mommy," balas gus Umar seraya tersenyum.

Daddy Rehan pun tersenyum, "oh ya pak kyai, kakak saya minta maaf karena belum bisa bersilaturahim kepada pak kyai dan bu nyai. Karena kebetulan, ayah Zaki sedang ada rapat mendadak dan bunda nya harus menunggui si bungsu yang sedang sakit," terang daddy Rehan.

"Iya, tidak mengapa mas." Balas kyai Abdullah mengangguk-angguk. "Oh ya, panggil saja kang.. jangan terlalu formal, saya kok jadi rikuh kalau di panggil pak kyai begini," lanjut kyai Abdullah seraya terkekeh, dan daddy Rehan pun ikut terkekeh seraya mengangguk menyetujui permintaan kyai Abdullah.

"Assalamu'alaikum,,, hai Ilyas, si ulat penyuka daun muda. Apa kabar?" Sapa seorang laki-laki sepuh, yang langsung menghambur memeluk sahabat nya itu.

Yang membuat daddy Rehan, mommy Billa dan yang lain nya mengernyit kan kening. Begitu juga dengan kyai Abdullah dan sang istri, termasuk gus Umar dan sang istri serta Zaki.

Hanya nenek Lin dan seorang wanita yang usia nya sebaya dengan kakek Ilyas, yang saling melempar senyum serta geleng-geleng kepala dan kemudian saling berpelukan.

🌸🌸🌸🌸🌸 bersambung 🌸🌸🌸🌸🌸

Yang belum tahu kisah gus Umar dan istri nya, bisa disimak dalam novel MENJAGAMU DENGAN DO'A 😊🙏

Yuk, sambil nunggu bang Zaki up lagi... mampir yah, ke novel teman ku.

Judul : YOU ARE MY LIFE

Author : Nita. P

Terpopuler

Comments

Rapa Rasha

Rapa Rasha

Lo kakek Ilyas punya pangilan ya baru tau deh😁

2023-02-02

1

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

𝓳𝓾𝓵𝓾𝓴𝓪𝓷 𝓴𝓪𝓴𝓮𝓴 𝓘𝓵𝔂𝓪𝓼 𝔀𝓪𝓴𝓽𝓾 𝓶𝓾𝓭𝓪 𝓫𝓲𝓴𝓲𝓷 𝓪𝓶𝓫𝔂𝓪𝓻 𝓭𝓮𝓱🤭🤭🤭🤭🤭🤭

2022-10-27

1

Rita

Rita

dah baca cerita Umar dan Aida..... bagus Thor 👍🥰

2022-10-16

1

lihat semua
Episodes
1 Berangkatlah Bang,,,
2 Berbuat dan Mengecap Nikmat
3 Bercanda Lu, Enggak Lucu!
4 Jaga Delia Untuk Abang
5 Putraku Sudah Pulang
6 Ulat Penyuka Daun Muda
7 Pasangan yang Sangat Romantis
8 Reuni di Kamar Keramat
9 Aku Tresno Seliramu
10 Pemandangan yang Indah
11 Mau Dong Jadi Kekasih nya...
12 Mas Ganteng,,,
13 Berjodoh dengan Orang yang Tepat
14 Ditaburi dengan Bumbu Cinta
15 Telepon dari Laila
16 Delia, Wait Me Please...
17 Apakah Ini Cinta atau Hanyalah Kekaguman Semata?
18 Seperti Keluarga Sultan di Tipi-tipi
19 Mirip Opa Bule
20 Rencana Zaki
21 Memiliki Seorang Ustadz
22 Banyolan Semata
23 Sok Suci Kalian Berdua!
24 Minta Restu untuk Mengkhitbah Ning Zahwa
25 Apa, Lututmu Bergetar?
26 Apa Zaki Lulus Ujian?
27 Perasaan Bersalah Delia
28 Karena Kalian Bukan Pilihan,,,
29 Zaki Kerasan Berada Disini
30 Butuh Healing
31 Rondo Royal
32 Kejantanan Kakak Dipertanyakan
33 Ustadzah Hana
34 Model Papan Seluncuran
35 Secepat Itukah?
36 Aku Pasti Akan Kembali
37 Hidup Harus Terus Berjalan
38 Ladies First
39 Istriku Minta Jatah
40 Semoga Dimudahkan Semuanya
41 Sholat Istikharoh
42 Laila Hana Rahmaniya
43 Apa Itu Artinya...
44 Menjadi Dingin
45 Kembali Membeku
46 Membuangnya Dari Hatiku
47 Laila Belum Siap Kak
48 Minta Kawin Secepatnya
49 Hah, Sekarang?
50 Kejutan yang Sangat Spesial
51 Menjadi Istri yang Baik untuk Ustadz Zaki
52 Pelangi di Keluarga Kami
53 Slowly but Sure...
54 Mengerjakan Pe-eR
55 Promo Novel Baru
56 Tak Ada Tempat Tersisa untuk Mantan
57 Indahnya Syurga Dunia _ End
58 Give Away & Promo Novel
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Berangkatlah Bang,,,
2
Berbuat dan Mengecap Nikmat
3
Bercanda Lu, Enggak Lucu!
4
Jaga Delia Untuk Abang
5
Putraku Sudah Pulang
6
Ulat Penyuka Daun Muda
7
Pasangan yang Sangat Romantis
8
Reuni di Kamar Keramat
9
Aku Tresno Seliramu
10
Pemandangan yang Indah
11
Mau Dong Jadi Kekasih nya...
12
Mas Ganteng,,,
13
Berjodoh dengan Orang yang Tepat
14
Ditaburi dengan Bumbu Cinta
15
Telepon dari Laila
16
Delia, Wait Me Please...
17
Apakah Ini Cinta atau Hanyalah Kekaguman Semata?
18
Seperti Keluarga Sultan di Tipi-tipi
19
Mirip Opa Bule
20
Rencana Zaki
21
Memiliki Seorang Ustadz
22
Banyolan Semata
23
Sok Suci Kalian Berdua!
24
Minta Restu untuk Mengkhitbah Ning Zahwa
25
Apa, Lututmu Bergetar?
26
Apa Zaki Lulus Ujian?
27
Perasaan Bersalah Delia
28
Karena Kalian Bukan Pilihan,,,
29
Zaki Kerasan Berada Disini
30
Butuh Healing
31
Rondo Royal
32
Kejantanan Kakak Dipertanyakan
33
Ustadzah Hana
34
Model Papan Seluncuran
35
Secepat Itukah?
36
Aku Pasti Akan Kembali
37
Hidup Harus Terus Berjalan
38
Ladies First
39
Istriku Minta Jatah
40
Semoga Dimudahkan Semuanya
41
Sholat Istikharoh
42
Laila Hana Rahmaniya
43
Apa Itu Artinya...
44
Menjadi Dingin
45
Kembali Membeku
46
Membuangnya Dari Hatiku
47
Laila Belum Siap Kak
48
Minta Kawin Secepatnya
49
Hah, Sekarang?
50
Kejutan yang Sangat Spesial
51
Menjadi Istri yang Baik untuk Ustadz Zaki
52
Pelangi di Keluarga Kami
53
Slowly but Sure...
54
Mengerjakan Pe-eR
55
Promo Novel Baru
56
Tak Ada Tempat Tersisa untuk Mantan
57
Indahnya Syurga Dunia _ End
58
Give Away & Promo Novel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!