BAB 18: DESCENDANT OF DILIGENT (2)

Ini bukanlah perjamuan yang diinginkan. Tujuan untuk menemukan jawaban seharusnya berada disini.

Saya mencoba menguasai diri dan berusaha memenangkan tekanan yang ada saat Viscount membuka mulutnya.

“Aku tidak tahu apa yang kamu maksud. Namun, jika itu tentang aku bertemu ayahmu, maka akan aku katakan.”

Viscount Atarasia menyilangkan tangannya di atas meja dan menatap kami dengan tenang. Namun, dimata itu pada kantong matanya terlihat ada rasa lelah yang samar.

“Aku meminta ayahmu untuk datang kemari.” demi menemukan kata-kata yang tepat, dia selama ini telah berusaha. “Bersama dengan kalian untuk tinggal di tempat ini.”

Saya mendengus pada mulut saya, sedikit murung melihatnya yang berbicara seperti itu bukan masalah serius bagi kami.

“Kenapa tiba-tiba?”

“Itu bukan tiba-tiba, kalian menghilang 5 tahun lalu dan baru kembali sekarang.”

“Anda tidak berusaha mencari kami.”

“Itu keinginan ayahmu.”

Semakin dalam saya berbicara semakin kesal dengan jawabannya yang spontan dan terlihat apa adanya.

Walaupun tidak tertarik untuk berbicara pada saya setidaknya sekali saja dia bisa menyembunyikan perasaan tidak suka terhadap kami sejenak.

Tanpa bertanya pada ayah, saya bisa menebak apa jawaban yang dia berikan. Karena ayah tidak pernah menemui kami setelah bertemu Viscount.

Meminta untuk tinggal? Hah, konyol sekali.

“Apa anda tahu makna dari ucapan anda ketika meminta kami untuk tinggal?”

Sejenak dia diam di sana, seperti ingin menemukan jawaban yang pas dia memilih melihat bunga-bunga yang ditanam dan dirawat dengan cinta di sebelahnya.

“Taman ini adalah milik ibu kalian. Aku merawatnya agar mereka tidak mati. Dan ibumu paling suka dengan bunga Gladioulus, dia berkata bahwa apapun musim yang tiba dia tetap ingin setidaknya satu bunga itu tetap mekar dengan indah.”

Dalam kata-katanya terdapat kesedihan, kerinduan yang mendalam yang telah lama mati. Tidak, itu sengaja di buang.

“Saya harus mengakui bahwa itu indah. Tapi, apa tujuan anda untuk semua itu? Jangan katakan bahwa anda merasa bersalah atau merasa kehilangan lagi...”

Mata saya memelototinya selama ini. Saya peduli dan prihatin terhadap kisah di balik taman ini. Namun, bukan itu tujuan saya.

“Apa anda sengaja melakukannya karena mengetahui bahwa anak dari putri anda menjadi seorang Saint dan juga Paladin.”

Viscount Atarasia tidak menduga itu dan terbelalak lebar, alisnya tertarik dan pupilnya bergetar hebat.

“Itu bukan seperti itu...!”

“Semua bangsawan memang seperti itu. Jika benar anda melakukannya demi tujuan bukankah itu wajar. Anak dari putri Viscount menjadi Saint besar dan Paladin berbakat, apakah hal semacam itu tidak menggiurkan bagi anda meningkatkan status anda.”

“...”

“Membawa ayah saya itu sama dengan mengklaim bahwa saya juga akan menjadi bagian dari keluarga ini. Termasuk Hyung.”

“Itu tidak benar!”

“Lalu apa? Ah... Seorang Viscount yang membuang putrinya sejak lama dan tidak mengakui menantunya atau bahkan anak yang tidak bersalah ikut terlibat. Sebuah kesempatan datang dan dalam sekejap merubah cara pikir anda.”

Yang paling tidak ingin saya akui. Paling saya benci adalah berhadapan dengan orang seperti ini.

Setelah membuang ibu saya dan meninggalkannya dan keluarganya seperti menganggap mereka telah mati. Sekarang berubah menjadi rasa bersalah dan ingin bertanggung jawab atas kami secara drastis. Apakah itu masuk akal?

Tidak, bangsawan tidak akan pernah merasa terpuaskan jika tujuan mereka belum tercapai.

“Viscount... Saya benci mengakuinya, namun saya sungguh menyayangi keluarga saya. Tapi, saya tidak mau ada pengganggu di sekitar kami seperti lalat kecil.”

Saya melirik ke arahnya dengan tajam dan skill [Gaze of Wisdom] diaktifkan dengan cepat dan monitor bekerja meningkatkan kekuatan aura saya. Gelombang yang tidak menentu membuat sebuah kubah di seluruh kediaman ini dan menekan semua penghuninya.

“Al! Hentikan!” Yohan buru-buru memegang pundak saya, tapi langsung terpental. Percikan kuat listrik menyengat tangannya dan memantulkannya.

“Kenapa ini?! Tekanan apa ini!”

Semua orang di kediaman ini jatuh, duduk putus asa, dan ingin muntah isi perut mereka.

“Saya tidak akan segan menghancurkan tempat ini jika anda menyentuh keluarga saya.”

“Keuh!”

“Anda tahu saya tidak peduli. Entah dalam diri saya terdapat darah bangsawan atau bahkan darah terkutuk saya sama sekali tidak peduli. Saya menolak menjadi bagian keluarga ini.”

Saya bangkit dari tempat duduk saya, melihat semua orang dari ruangan dengan dinding kaca pada taman ini sangat jelas bahwa semua orang menderita dengan takanan saya. Saya tertawa licik.

“Anda juga memiliki cucu yang manis dan anak yang akan mewarisi nama keluaga anda. Bayangkan bagaimana mereka menanggapi keputusan yang dibuat anda untuk menerima kami di tempat ini.”

“....”

“Bayangkan reaksi bangsawan lain mengetahui fakta itu. Daripada menganggap kami sebagai cucu atau anak putri anda, mereka hanya melihat kami sebagai Saint dan Paladin, tidak lebih dari itu.”

“Al...!” Yohan merintih dan Viscount Atarasia tidak tahan menjatuhkan kepalanya menatap lantai.

“Saya tidak butuh nama Atarasia di belakang nama saya. Saya tidak butuh empati dari anda.”

saya menyedot semua tekanan kekuatan sihir kembali kedalam diri saya dan keadaan disekitar membuat udara menjadi segar lagi. Mereka bisa bernapas kembali.

“Jadi, jangan menguji kami. Saya harap hari dimana saya memanggil anda dengan gelar saya sebagai seorang cucu tidak akan pernah datang.”

Yohan bangkit memegangi lehernya yang serak dan dia dalam keadaan payah. Saya berbalik ke arah pintu keluar.

“Senang bisa bertemu dengan anda setelah waktu yang lama, kakek.”

Yohan bergegas mengikuti saya dari belakang setelah melihat keadaan Viscount Atarasia yang tertekan parah. Dia memang sangat lembut, bahkan terlintas di pikirannya ingin membantunya. Namun, melihat adiknya yang keluar terlebih dahulu membuatnya tidak punya pilihan selain mengikutinya.

Viscount batuk beberapa kali dan tangannya meraih meja dengan linglung. Dia tidak menduga ada sebuah kekuatan yang sangat besar bahkan bisa menekannya hingga hampir membuatnya pingsan.

Hampir selama sisa hidupnya dia tidak pernah merasakan energi sebesar ini.

Setelah aliran kekuatan yang menguasai kediaman ini penghuni yang jatuh bangkit kembali dan berusaha menenangkan diri mereka.

Hevin dan putranya yang keluar dari ruangan kerja Viscount berjalan dengan memegangi dinding seperti orang yang keluar dari mabuk berat.

Begitu saya dan Yohan keluar dari taman indah saya melihat dengan tatapan dingin ke arah pria yang menatap saya dengan tatapan tidak suka dan putranya yang terlihat menderita karena tekanan tadi.

Saya tersenyum picik dan melanjutkan jalan.

Hevin paham hanya dengan melihat senyuman itu. Anak itu sangat arogan dan sombong hanya dengan gelarnya saja. Tapi itu bukan omong kosong, melainkan fakta besar bahwa anak itu memang Saint.

“Bagaimana bisa seseorang memiliki kekuatan sihir sebesar itu...”

Dia yang terhuyung-huyung berusaha tegak namun efek samping belum meninggalkannya. Sementara dia bertahan di sana.

“Al! Alvius!!”

Saya yang bergegas ingin naik ke dalam kereta dihentikan oleh Yohan yang meraih tangan saya. Genggamannya berbeda, kali ini terasa sangat kasar.

“Ada apa Hyung?”

“Kenapa kamu melakukan hal itu?!”

Dari awal Yohan sudah emosi dan menahan untuk tidak meledak. Emosinya bertahap masuk ke dalam diri saya seperti pecahan bagian dari diri saya terombang-ambing tidak normal.

Apakah dia sadar akan hal itu?

Sepertinya tidak. Jelas terlihat dari matanya yang terlihat sangat sedih, putus asa, dan marah berada di dalam bola matanya yang redup.

“Kenapa kamu marah Hyung? Bukankah kamu juga tidak senang karena orang itu meremehkan kita.”

“Al, bukan berarti kamu melakukan itu dengan melepaskan kekuatanmu.”

“Hyung... Aku tidak ingin mengatakan ini. Namun karena kamu terlalu lembut akan kukatakan. Hyung, kamu terlalu naif. Jujur, kamu tidak cocok untuk berakting atau berpura-pura.”

“... Apa?”

[‘Descendant of Diligent, Yohan Raven’ sedang terguncang hebat.]

Lihat, perasaannya dan semuanya menyatu ke dalam tubuh saya. Akibat sinkronisasi saya dengannya sangat sempurna sehingga tahap saya bisa memahami perasaannya bisa jelas diketahui.

Bagaimana saya menyalahkannya jika perasaan saya sama dengannya?

“Kamu terlalu baik Hyung. Itu tidak bagus. Cepat atau lambat kamu akan mudah dimanfaatkan.” saya menatap ke dalam mata yang dalam keterpurukan. “Jika Hyung tidak terima dengan apa yang aku lakukan seharusnya kamu mengatakannya sejak awal untuk tidak ikut datang kemari.”

“Tujuan kita hanya...”

“Hanya menanyakan alasan mengapa dia menenui ayah dan mengancamnya?”

“...”

“Bukankah itu yang aku lakukan. Lalu mengapa kamu tidak suka? Kamu tidak suka dengan caraku melakukan ini?”

Yohan perlahan-lahan kehilangan kekuatannya dalam menggenggam tanganku dan bekas kemerahan ada di pergelangan tanganku. Saya dengan lembut mengelus bekas merah yang nyeri berdenyut.

Saya menatap sejenak kepada Yohan dan naik ke dalam kereta.

“Hyung mulai sekarang kamu tidak perlu ikut campur rencanaku. Sebaiknya kamu fokus terhadap pelatihan menjadi Paladin yang sempurna, itulah mimpimu.”

“Tapi, Al—”

“Bermain peran seperti ini tidak cocok dengan orang naif sepertimu. Munafik boleh, namun jangan sampai ketegaran yang selama ini kamu bangun dijatuhkan sangat mudah oleh rasa iba dalam dirimu.”

“Apa selama ini yang aku lakukan salah?”

Dengan nada putus asa dia bertanya. Dia bertanya tapi dia tidak berani mendongakkan kepalanya.

“Tidak kamu melakukan dengan sangat baik. Namun, kamu dan aku tidak cocok untuk hal kotor seperti ini.”

Seolah terpaksa dan disuruh melakukannya, Yohan mengangkat kepalanya dan melihat ekspresi saya.

Saya meliriknya dengan tatapan dingin.

“Hyung, kemanakah arah kebebasan yang ingin kamu dapatkan. Diskriminasi karena status, penghinaan karena rumor kutukan, atau perubahan sifat tiba-tiba manusia dengan seribu kejahatan pada diri mereka.”

Dengan nada yang sangat dingin tanpa maksud apapun, saya mengatakan hal yang harus menjadi pilihannya.

“Yang manakah kamu akan memihak.”

Itu adalah pilihan yang tidak akan pernah bisa dia pilih.

[‘Monarch of Diligent’ Mempertanyakan kebajikan anda.]

Episodes
1 PROLOG: KEHIDUPAN SETELAH KEMATIAN
2 BAB 1: HIDUP SEBAGAI MOB
3 BAB 2: BERKAH KEKUATAN SUCI
4 BAB 3: KERAJAAN SUCI HARVELLION
5 BAB 4: DISKRIMINASI STATUS
6 BAB 5: SAUDARA YANG TIDAK TAHU CARA MENAHAN
7 BAB 6: PUTRA DARI PALADIN TERKUAT
8 BAB 7: TRAGEDI 5 TAHUN LALU
9 BAB 8: SESUATU DI DALAM TUBUH
10 BAB 9: YANG TERPENTING ADALAH...
11 BAB 10: SEBUAH MAKNA
12 BAB 11: TIMBULNYA HARAPAN
13 BAB 12: MASING-MASING CAHAYA
14 BAB 13: ANAK YANG LICIK
15 BAB 14: SAINT BARU DAN EKSISTENSI
16 BAB 15: KUTUKAN ITU HIDUP
17 BAB 16: KUTUKAN ITU HIDUP (2)
18 BAB 17: DESCENDANT OF DILIGENT
19 BAB 18: DESCENDANT OF DILIGENT (2)
20 BAB 19: SHADOW ASSASSIN
21 BAB 20: SHADOW ASSASSIN (2)
22 BAB 21: IKATAN
23 BAB 22: DECEPTION EYE
24 BAB 23: DECEPTION EYE (2)
25 BAB 24: DECEPTION EYE (3)
26 BAB 25: DUNGEON DEMON
27 BAB 26: DUNGEON DEMON (2)
28 BAB 27: BERSINARNYA CAHAYA PEMBURU
29 BAB 28: BERSINARNYA CAHAYA PEMBURU (2)
30 BAB 29: TRANSFORMASI ARCHANGEL
31 BAB 30: PENGORBANAN SAINT
32 BAB 31: SAINT YANG TERLELAP
33 BAB 32: SAINT YANG TERLELAP (2)
34 BAB 33: SAINT YANG TERLELAP (3)
35 BAB 34: JATUH TANPA DAYA
36 BAB 35: TUJUAN DAN KESADARAN
37 BAB 36: CLARITY SHADOWLESS
38 BAB 37: UNDANGAN TAK TERDUGA
39 BAB 38: ORANG YANG LEBIH GILA
40 BAB 39: ORANG YANG LEBIH GILA (2)
41 BAB 40: ORANG YANG LEBIH GILA (3)
42 BAB 41: KEPINGAN YANG BANGKIT
43 BAB 42: SATU YANG BERHARGA
44 BAB 43: SATU YANG BERHARGA (2)
45 BAB 44: IDE YANG MENAKUTKAN
46 BAB 45: KEMUNCULAN DRYAD
47 BAB 46: KEMUNCULAN DRYAD (2)
48 BAB 47: BUKAN OLEH SIAPAPUN
49 BAB 48: PENULIS BINTANG
50 BAB 49: SESUATU YANG DI NANTI
51 BAB 50: BERTOLAK BELAKANG
52 BAB 51: RENCANA
53 BAB 52: DUNGEON RAID
54 BAB 53: DUNGEON RAID (2)
55 BAB 54: DUNGEON RAID (3)
56 BAB 55: WANITA BAYANGAN
57 BAB 56: WANITA BAYANGAN (2)
58 BAB 57: WANITA BAYANGAN (3)
59 BAB 58: TEN TAIL CHIMERA
60 BAB 59: TEN TAIL CHIMERA (2)
61 BAB 60: TEN TAIL CHIMERA (3)
62 BAB 61: LADANG KEBUSUKAN
63 BAB 62: LADANG KEBUSUKAN (2)
64 BAB 63: LADANG KEBUSUKAN (3)
65 BAB 64: LADANG KEBUSUKAN (4)
66 BAB 65: PADA HARI ITU
67 BAB 66: SATU YANG PERLU DIPERHATIKAN
68 BAB 67: SATU YANG PERLU DIPERHATIKAN (2)
69 BAB 68: SATU YANG PERLU DIPERHATIKAN (3)
70 BAB 69: ANTARA DELUSI DAN PRINSIP
71 BAB 70: ANTARA DELUSI DAN PRINSIP (2)
72 BAB 71: KEBODOHAN YANG SELALU DI INGAT
73 BAB 72: JALAN YANG TERHUBUNG
74 BAB 73: SALING MEMANFAATKAN
75 BAB 74: TAHANAN DAN KEMATIAN
76 BAB 75: TAHANAN DAN KEMATIAN (2)
77 BAB 76: TAHANAN DAN KEMATIAN (3)
78 BAB 77: NEGERI RAS DWARF
79 BAB 78: NEGERI RAS DWARF (2)
80 BAB 79: NEGERI RAS DWARF (3)
81 BAB 80: NEGERI RAS DWARF (4)
82 BAB 81: ELDER OF DWARF
83 BAB 82: ELDER OF DWARF (2)
84 BAB 83: ELDER OF DWARF (3)
85 BAB 84: ELDER OF DWARF (4)
86 BAB 85: NEGOSIASI YANG BURUK
87 BAB 86: MALAPETAKA YANG TERULANG
88 BAB 87: MALAPETAKA YANG TERULANG (2)
89 BAB 88: GERBANG DUNGEON
90 BAB 89: MEMENUHI UNDANGAN
91 BAB 90: ‘QUEEN NIGHT 25‘
92 BAB 91: ‘QUEEN NIGHT 25’ (2)
93 BAB 92: DISASTER
94 BAB 93: DISASTER (2)
95 BAB 94: DISASTER (3)
96 BAB 95: DISASTER (4)
97 BAB 96: DISASTER (5)
98 BAB 97: PIECE OF LIGHT
99 BAB 98: PIECE OF LIGHT (2)
100 BAB 99: PIECE OF LIGHT (3)
101 BAB 100: ARTIFACT STAR WRITER
102 BAB 101: ARTIFACT STAR WRITER (2)
103 BAB 102: ARTIFACT STAR WRITER (3)
104 BAB 103: HAL YANG PERLU DILAKUKAN
105 104: HAL YANG PERLU DILAKUKAN (2)
Episodes

Updated 105 Episodes

1
PROLOG: KEHIDUPAN SETELAH KEMATIAN
2
BAB 1: HIDUP SEBAGAI MOB
3
BAB 2: BERKAH KEKUATAN SUCI
4
BAB 3: KERAJAAN SUCI HARVELLION
5
BAB 4: DISKRIMINASI STATUS
6
BAB 5: SAUDARA YANG TIDAK TAHU CARA MENAHAN
7
BAB 6: PUTRA DARI PALADIN TERKUAT
8
BAB 7: TRAGEDI 5 TAHUN LALU
9
BAB 8: SESUATU DI DALAM TUBUH
10
BAB 9: YANG TERPENTING ADALAH...
11
BAB 10: SEBUAH MAKNA
12
BAB 11: TIMBULNYA HARAPAN
13
BAB 12: MASING-MASING CAHAYA
14
BAB 13: ANAK YANG LICIK
15
BAB 14: SAINT BARU DAN EKSISTENSI
16
BAB 15: KUTUKAN ITU HIDUP
17
BAB 16: KUTUKAN ITU HIDUP (2)
18
BAB 17: DESCENDANT OF DILIGENT
19
BAB 18: DESCENDANT OF DILIGENT (2)
20
BAB 19: SHADOW ASSASSIN
21
BAB 20: SHADOW ASSASSIN (2)
22
BAB 21: IKATAN
23
BAB 22: DECEPTION EYE
24
BAB 23: DECEPTION EYE (2)
25
BAB 24: DECEPTION EYE (3)
26
BAB 25: DUNGEON DEMON
27
BAB 26: DUNGEON DEMON (2)
28
BAB 27: BERSINARNYA CAHAYA PEMBURU
29
BAB 28: BERSINARNYA CAHAYA PEMBURU (2)
30
BAB 29: TRANSFORMASI ARCHANGEL
31
BAB 30: PENGORBANAN SAINT
32
BAB 31: SAINT YANG TERLELAP
33
BAB 32: SAINT YANG TERLELAP (2)
34
BAB 33: SAINT YANG TERLELAP (3)
35
BAB 34: JATUH TANPA DAYA
36
BAB 35: TUJUAN DAN KESADARAN
37
BAB 36: CLARITY SHADOWLESS
38
BAB 37: UNDANGAN TAK TERDUGA
39
BAB 38: ORANG YANG LEBIH GILA
40
BAB 39: ORANG YANG LEBIH GILA (2)
41
BAB 40: ORANG YANG LEBIH GILA (3)
42
BAB 41: KEPINGAN YANG BANGKIT
43
BAB 42: SATU YANG BERHARGA
44
BAB 43: SATU YANG BERHARGA (2)
45
BAB 44: IDE YANG MENAKUTKAN
46
BAB 45: KEMUNCULAN DRYAD
47
BAB 46: KEMUNCULAN DRYAD (2)
48
BAB 47: BUKAN OLEH SIAPAPUN
49
BAB 48: PENULIS BINTANG
50
BAB 49: SESUATU YANG DI NANTI
51
BAB 50: BERTOLAK BELAKANG
52
BAB 51: RENCANA
53
BAB 52: DUNGEON RAID
54
BAB 53: DUNGEON RAID (2)
55
BAB 54: DUNGEON RAID (3)
56
BAB 55: WANITA BAYANGAN
57
BAB 56: WANITA BAYANGAN (2)
58
BAB 57: WANITA BAYANGAN (3)
59
BAB 58: TEN TAIL CHIMERA
60
BAB 59: TEN TAIL CHIMERA (2)
61
BAB 60: TEN TAIL CHIMERA (3)
62
BAB 61: LADANG KEBUSUKAN
63
BAB 62: LADANG KEBUSUKAN (2)
64
BAB 63: LADANG KEBUSUKAN (3)
65
BAB 64: LADANG KEBUSUKAN (4)
66
BAB 65: PADA HARI ITU
67
BAB 66: SATU YANG PERLU DIPERHATIKAN
68
BAB 67: SATU YANG PERLU DIPERHATIKAN (2)
69
BAB 68: SATU YANG PERLU DIPERHATIKAN (3)
70
BAB 69: ANTARA DELUSI DAN PRINSIP
71
BAB 70: ANTARA DELUSI DAN PRINSIP (2)
72
BAB 71: KEBODOHAN YANG SELALU DI INGAT
73
BAB 72: JALAN YANG TERHUBUNG
74
BAB 73: SALING MEMANFAATKAN
75
BAB 74: TAHANAN DAN KEMATIAN
76
BAB 75: TAHANAN DAN KEMATIAN (2)
77
BAB 76: TAHANAN DAN KEMATIAN (3)
78
BAB 77: NEGERI RAS DWARF
79
BAB 78: NEGERI RAS DWARF (2)
80
BAB 79: NEGERI RAS DWARF (3)
81
BAB 80: NEGERI RAS DWARF (4)
82
BAB 81: ELDER OF DWARF
83
BAB 82: ELDER OF DWARF (2)
84
BAB 83: ELDER OF DWARF (3)
85
BAB 84: ELDER OF DWARF (4)
86
BAB 85: NEGOSIASI YANG BURUK
87
BAB 86: MALAPETAKA YANG TERULANG
88
BAB 87: MALAPETAKA YANG TERULANG (2)
89
BAB 88: GERBANG DUNGEON
90
BAB 89: MEMENUHI UNDANGAN
91
BAB 90: ‘QUEEN NIGHT 25‘
92
BAB 91: ‘QUEEN NIGHT 25’ (2)
93
BAB 92: DISASTER
94
BAB 93: DISASTER (2)
95
BAB 94: DISASTER (3)
96
BAB 95: DISASTER (4)
97
BAB 96: DISASTER (5)
98
BAB 97: PIECE OF LIGHT
99
BAB 98: PIECE OF LIGHT (2)
100
BAB 99: PIECE OF LIGHT (3)
101
BAB 100: ARTIFACT STAR WRITER
102
BAB 101: ARTIFACT STAR WRITER (2)
103
BAB 102: ARTIFACT STAR WRITER (3)
104
BAB 103: HAL YANG PERLU DILAKUKAN
105
104: HAL YANG PERLU DILAKUKAN (2)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!