BAB 7: TRAGEDI 5 TAHUN LALU

Malam pun tiba dan ada banyak perbedaan yang bisa di dapatkan dari Desa Avlon, dengan ibu kota disini. Yaitu pemandangannya.

Disinilah pria itu, seseorang yang telah membuat seluruh Priest di akademi heboh dan mengalami keributan internal demi dirinya yang identitasnya hanya diketahui oleh segelintir informasi saja.

Sekarang dia sedang melihat keluar jendela di rumah yang kini mereka tinggali. Rumah ini adalah peninggalan milik ayah dan ibu mereka dari zaman mereka masih menikah dan hidup di ibu kota.

Dia lalu tersenyum ketika melihat keluar jendela dan memandang ke arah bulan. Mengapa? Dia hanya senang dan bahagia bukan karena melihat bulan itu karena pesan yang mengambang di depan retinanya lah yang membuatnya seperti memenangkan lotre.

[Karena sinkronisasi anda dengan target Yohan Raven sangat tinggi. Skill milik target telah di salin dan bisa anda gunakan.]

Dia beberapa kali melihat itu terkadang dia cekikikan sendiri atau dengan tawa jahatnya, hingga monitor lelah menampilkan jendela pesan tersebut.

Bagaimana saya tidak senang jika saya bisa dengan mudah mendapatkan Skill milik Yohan. Dan sekarang itu menjadi bagian saya juga. Saya akui kemampuan Yohan masih belum matang dan mulai sekarang dia akan terus berkembang menjadi sangat hebat dan mengerikan.

Bahkan setelah monitor merekam kejadian dimana Yohan mengeluarkan Auranya yang dahsyat. Saya bangga untuknya.

Setelah Yohan memperlihatkan bahwa dia tidak ingin di remehkan pandangan orang padanya akan jelas berubah 180 derajat.

Demi itu juga kami berdua perlahan membuka jalan menuju kesuksesan kami masing-masing.

Ah, kesampingkan bahwa Yohan mungkin telah lulus. Tetapi dalam kasus saya sedikit berbeda, jadi saya tidak bisa memprediksi jika saya juga akan lulus.

[Apa anda ingin mengkalkulasikan keberhasilan anda?]

Tidak. Lebih baik menjadi kejutan. Jika monitor yang memberitahu pasti kemungkinannya seratus persen. Jadi saya menolak.

Kemudian saya melihat lagi ke arah luar jendela untuk beberapa saat dan meninggalkan senyuman. Setelah itu saya kembali ke tempat tidur saya dan mematikan lampu.

***

Di ruangan Felix.

Saat itu adalah hal yang tidak pernah dia bisa mengerti. Mengapa dia harus kehilangan satu-satunya orang yang dicintainya.

5 tahun yang lalu.

Itu adalah ketika Yohan masih berumur 5 tahun dan Alvius berumur 3 tahun dan masih sangat kecil.

Felix yang bekerja bersama dengan istrinya di Gereja Suci Lindon menitipkan kedua putranya pada pihak Gereja. Mengapa? Karena di hari itu mereka berdua harus melakukan ekspedisi ke timur karena di sana telah terjadi invasi besar-besar monster dan iblis setelah Dungeon Break terbuka.

Istrinya, yang bernama Alisia Raven adalah seorang Paladin terkuat yang dirumorkan tidak pernah kalah sekalipun dan orang yang memiliki julukan ‘War Goddess’.

“Itu sebenarnya adalah julukan yang saya tidak inginkan.” Alisia merasa malu ketika dia mengetahui rumor tentang dirinya sudah tersebar dengan julukannya yang aneh dan terasa menggelikan baginya. Dan dia mengadu pada Felix dengan menggemaskan.

“... Tidak apa. Lagipula apa yang dikatakan rumor itu benar adanya.” dengan begitu Felix juga senang menggodanya.

Lalu setelah itu mereka akan memperlihatkan kemesraannya bahkan di depan publik. Dan orang-orang disekitarnya termasuk teman dan anggota, mereka terkadang harus berpura-pura tidak tersiram oleh cahaya kemesraan mereka dan iri.

Saat itulah dimana mereka bisa bersama. Alisia tahu bahwa firasatnya tidak pernah salah dan memberitahu Felix ketika dia sedang memeluk suaminya.

“Hei, sayang. Jika ekspedisi ini berhasil aku akan segera keluar menjadi Paladin dan memberikan kesucianku pada Alvius. Anak itu sudah terlalu menderita.”

Mendengar istrinya berkata dengan penuh kekhawatiran seorang ibu, Felix memeluknya dengan erat seperti ingin memberinya ketenangan.

“Hush. Tentu kita berdua akan kembali. Dan jangan berpikir untuk keluar dari menjadi Paladin. Itu adalah impianmu bagaimana kamu bisa membuangnya begitu saja. Dan tentang Alvius biarkan aku yang melakukannya. Aku adalah Priest.”

Alisia tahu itu. Suaminya akan terus berusaha mencari cara demi dirinya dan juga kedua putranya. Dialah yang selalu berkorban. Tidak ada suami yang lebih baik dari dirinya. Alisia membenamkan kepalanya semakin ke dalam pelukan.

“Aku mencintaimu.” dia mengatakan itu dan lagi dengan raut wajah tersakiti.

“Aku juga mencintaimu. Jangan khawatirkan apa-apa.”

Setiap kali suaminya menenangkannya dia akan selalu ingin menangis. Itu karena memang suaminya adalah pria terbaik di dunia ini.

Alisia tahu, dia tidak akan mendapatkan pria seperti suaminya lagi. Lalu? Bahkan Felix rela kelelahan demi mengurus kedua anaknya selagi istrinya menjadi Paladin terkuat.

Bukannya Felix senang, atau tidak peduli dengan apa yang akan dilakukan Alisia. Dia ingin, dia selalu ingin menghentikan Alisia menjadi Paladin, dia ingin bahwa sebaiknya Alisia tidak menjadi Paladin dan membahayakan dirinya sendiri. Tapi, apa yang dia bisa?

Mereka berdua hanya jatuh cinta satu sama lain. Ketika status mereka berdua berbeda.

Kemudian waktu penghakiman pun dimulai. Dimana semua penderitaan yang dirasakan Felix menjadi keputusasaan yang mendalam dan menyakitkan.

Alisia yang berhasil membunuh komandan iblis dan menghentikan Dungeon Break telah mengorbankan nyawanya sendiri.

“Alisia! Alisia bertahanlah!” Felix panik dan ketakutan. Luka Alisia begitu dalam meskipun dia terbaring tidak berdaya di tanah. Perutnya tertembus dengan tanduk hitam besar.

Felix memompa seluruh kekuatan sucinya dan menyuntikannya kepada Alisia dengan putus asanya. Air mata yang mengalir tidak kunjung berhenti.

“Sayang...” Alisia memanggil dengan suara lemah, tangannya bergerak dan diraih oleh Felix. “Sayang...”

“Alisia!” Isakan tangis Felix semakin menjadi ketika dia menggenggam erat tangan pucat dan lemas istrinya.

“Hei... Jangan menangis... Wajah tampanmu jadi ketutupan.” Di situasi itu Alisia hanya bisa menjadi sosok yang kuat dan tetap tersenyum meskipun lemah hanya untuk satu pria yang dimilikinya.

Felix mencium tangan Alisia yang dia genggam dan menggelengkan kepalanya.

Tangan Alisia ingin berbalik menggenggam erat tangan milik pria yang selalu memeluknya itu. Tetapi dia sudah tidak punya banyak kekuatan.

Di tanah yang sudah penuh dengan mayat antara manusia dan monster iblis. Darah yang menjadi genangan dan pemandangan mengerikan dari medan pertempuran yang akhirnya telah berakhir.

Itu semua berkat wanita ini.

Bibir Alisia tersenyum tipis. Kemudian itu berubah sudut menjadi tertekuk ke bawah. Alisia menangis.

“Aku tidak mau mati...” ucapnya dengan tangisan di matanya yang sudah terlihat kabur. Dia melanjutkannya “Aku khawatir dengan kedua putra kita.”

Felix mengangguk namun dia tidak bisa mengatakan apapun lagi, dia tidak bisa memikirkan cara selain terus menerus menyembuhkan Alisia dengan energi sucinya. Dia terus mengutuk ketidakmampuannya dalam batinnya.

Alisia sangat sedih melihat suaminya begitu putus asa dan sangat fokus demi menyembuhkannya. Dan yang paling tahu dengan kondisinya adalah dirinya sendiri. Dia sudah tidak bisa kembali. Jika Felix mencabut tanduk besar itu dari perut Alisia maka tidak akan ada kemungkinan lagi.

“Sayang...” Alisia memanggil namun kali ini dia sudah membulatkan tekadnya dan menggerakan tangan yang digenggam Felix selama ini.

Lalu Alisia berbicara seolah bagaikan ini adalah riwayat terakhirnya.

“Kamu tahu, Yohan. Dia anak yang rajin dan tekun, dia selalu bermain dengan pedang kayu dan berkhayal ingin menjadi seperti diriku.”

Felix kemudian fokus melihat Alisia dengan mata yang sudah memerah dan hampir kering sebab tidak ada air mata yang tersisa.

“Lalu, Alvius...” hanya untuk menyebut nama putra keduanya itu terasa sangat berat dan Alisia kembali menangis.

“Dia tidak bisa keluar rumah dan terus di tempat tidur. Aku ingin dia bisa seperti Yohan dan memiliki mimpi. Aku ingin dia tidak kesakitan lagi.” dia menangis dan terus mengeluh dengan apa yang tidak bisa dia lakukan.

“Padahal aku berjanji untuk memberinya kesucianku demi kesembuhannya.”

Felix semakin mencengkeram kuat pelukan tangannya. Dia terus menggelengkan kepalanya dan ingin mengatakan jika semua ini bukan kesalahannya.

“Aku bukan ibu yang baik.” mendengar itu Felix langsung menyambar untuk menutup mulut Alisia dan menciumnya. Dia tahu ini mungkin adalah yang terakhir kalinya namun dia tidak ingin ini menjadi yang terakhir. Mereka dipenuhi air mata kembali.

“Kamu ibu yang luar biasa dan kamu adalah istri terbaik. Jangan salahkan dirimu sendiri. Aku... Aku...”

Ah... Kini Alisia tahu dan benar-benar yakin. Bahwa, dia sangat mencintai suaminya dan tidak salah memilih pria.

Alisia tersenyum puas dan kulit pucatnya semakin pasi. Dia kehilangan banyak darah dan sudah tidak bisa merasakan tubuhnya lagi. Jelas dia tahu, sebentar lagi dia akan meninggalkan pria tampan yang cengeng ini.

“Sayang... Tolong jaga kedua putra kita.”

Felix langsung segera menatap ke arah istrinya dahinya mengerut ke atas dan matanya terbelalak lebar. Bibirnya naik dan turun beberapa kali dan bergetar kuat.

Dan kemudian. “Aku mencintaimu.”

Dengan senyuman terakhir dari Alisia yang seolah berkata. ‘Terima kasih telah mencintaiku.’ mata Alisia telah sepenuhnya tertutup dan Felix sudah tidak bisa merasakan denyut dari tangan yang dia genggam.

Wanita yang dia paling cintai telah selamanya pergi meninggalkannya.

Felix menjerit dengan putus asanya.

“Tidak! Tidak! Tidak! Alisia! Alisiaaa!!!”

.....

...

..

Hujan turun pada hari ekspedisi selesai dan semua orang telah berduka bersama.

Misi telah selesai. Dungeon Break tingkat SS telah di hentikan dan tanah yang terkontaminasi kegelapan berhasil di pulihkan.

Ini semua berkat seorang Paladin yang berjasa dan mengorbankan dirinya sendiri demi keselamatan banyak orang.

Wanita yang dengan gagah berani maju ke medan perang dan memerangi iblis akan selalu di kenal namanya di monumen sejarah sebagai...

‘War Goddess, Alisia Raven’.

Terpopuler

Comments

Nurul

Nurul

'Kesucianku...' disini merujuk pada kekuatan yah, jangan salah kira😋

2022-12-17

4

lihat semua
Episodes
1 PROLOG: KEHIDUPAN SETELAH KEMATIAN
2 BAB 1: HIDUP SEBAGAI MOB
3 BAB 2: BERKAH KEKUATAN SUCI
4 BAB 3: KERAJAAN SUCI HARVELLION
5 BAB 4: DISKRIMINASI STATUS
6 BAB 5: SAUDARA YANG TIDAK TAHU CARA MENAHAN
7 BAB 6: PUTRA DARI PALADIN TERKUAT
8 BAB 7: TRAGEDI 5 TAHUN LALU
9 BAB 8: SESUATU DI DALAM TUBUH
10 BAB 9: YANG TERPENTING ADALAH...
11 BAB 10: SEBUAH MAKNA
12 BAB 11: TIMBULNYA HARAPAN
13 BAB 12: MASING-MASING CAHAYA
14 BAB 13: ANAK YANG LICIK
15 BAB 14: SAINT BARU DAN EKSISTENSI
16 BAB 15: KUTUKAN ITU HIDUP
17 BAB 16: KUTUKAN ITU HIDUP (2)
18 BAB 17: DESCENDANT OF DILIGENT
19 BAB 18: DESCENDANT OF DILIGENT (2)
20 BAB 19: SHADOW ASSASSIN
21 BAB 20: SHADOW ASSASSIN (2)
22 BAB 21: IKATAN
23 BAB 22: DECEPTION EYE
24 BAB 23: DECEPTION EYE (2)
25 BAB 24: DECEPTION EYE (3)
26 BAB 25: DUNGEON DEMON
27 BAB 26: DUNGEON DEMON (2)
28 BAB 27: BERSINARNYA CAHAYA PEMBURU
29 BAB 28: BERSINARNYA CAHAYA PEMBURU (2)
30 BAB 29: TRANSFORMASI ARCHANGEL
31 BAB 30: PENGORBANAN SAINT
32 BAB 31: SAINT YANG TERLELAP
33 BAB 32: SAINT YANG TERLELAP (2)
34 BAB 33: SAINT YANG TERLELAP (3)
35 BAB 34: JATUH TANPA DAYA
36 BAB 35: TUJUAN DAN KESADARAN
37 BAB 36: CLARITY SHADOWLESS
38 BAB 37: UNDANGAN TAK TERDUGA
39 BAB 38: ORANG YANG LEBIH GILA
40 BAB 39: ORANG YANG LEBIH GILA (2)
41 BAB 40: ORANG YANG LEBIH GILA (3)
42 BAB 41: KEPINGAN YANG BANGKIT
43 BAB 42: SATU YANG BERHARGA
44 BAB 43: SATU YANG BERHARGA (2)
45 BAB 44: IDE YANG MENAKUTKAN
46 BAB 45: KEMUNCULAN DRYAD
47 BAB 46: KEMUNCULAN DRYAD (2)
48 BAB 47: BUKAN OLEH SIAPAPUN
49 BAB 48: PENULIS BINTANG
50 BAB 49: SESUATU YANG DI NANTI
51 BAB 50: BERTOLAK BELAKANG
52 BAB 51: RENCANA
53 BAB 52: DUNGEON RAID
54 BAB 53: DUNGEON RAID (2)
55 BAB 54: DUNGEON RAID (3)
56 BAB 55: WANITA BAYANGAN
57 BAB 56: WANITA BAYANGAN (2)
58 BAB 57: WANITA BAYANGAN (3)
59 BAB 58: TEN TAIL CHIMERA
60 BAB 59: TEN TAIL CHIMERA (2)
61 BAB 60: TEN TAIL CHIMERA (3)
62 BAB 61: LADANG KEBUSUKAN
63 BAB 62: LADANG KEBUSUKAN (2)
64 BAB 63: LADANG KEBUSUKAN (3)
65 BAB 64: LADANG KEBUSUKAN (4)
66 BAB 65: PADA HARI ITU
67 BAB 66: SATU YANG PERLU DIPERHATIKAN
68 BAB 67: SATU YANG PERLU DIPERHATIKAN (2)
69 BAB 68: SATU YANG PERLU DIPERHATIKAN (3)
70 BAB 69: ANTARA DELUSI DAN PRINSIP
71 BAB 70: ANTARA DELUSI DAN PRINSIP (2)
72 BAB 71: KEBODOHAN YANG SELALU DI INGAT
73 BAB 72: JALAN YANG TERHUBUNG
74 BAB 73: SALING MEMANFAATKAN
75 BAB 74: TAHANAN DAN KEMATIAN
76 BAB 75: TAHANAN DAN KEMATIAN (2)
77 BAB 76: TAHANAN DAN KEMATIAN (3)
78 BAB 77: NEGERI RAS DWARF
79 BAB 78: NEGERI RAS DWARF (2)
80 BAB 79: NEGERI RAS DWARF (3)
81 BAB 80: NEGERI RAS DWARF (4)
82 BAB 81: ELDER OF DWARF
83 BAB 82: ELDER OF DWARF (2)
84 BAB 83: ELDER OF DWARF (3)
85 BAB 84: ELDER OF DWARF (4)
86 BAB 85: NEGOSIASI YANG BURUK
87 BAB 86: MALAPETAKA YANG TERULANG
88 BAB 87: MALAPETAKA YANG TERULANG (2)
89 BAB 88: GERBANG DUNGEON
90 BAB 89: MEMENUHI UNDANGAN
91 BAB 90: ‘QUEEN NIGHT 25‘
92 BAB 91: ‘QUEEN NIGHT 25’ (2)
93 BAB 92: DISASTER
94 BAB 93: DISASTER (2)
95 BAB 94: DISASTER (3)
96 BAB 95: DISASTER (4)
97 BAB 96: DISASTER (5)
98 BAB 97: PIECE OF LIGHT
99 BAB 98: PIECE OF LIGHT (2)
100 BAB 99: PIECE OF LIGHT (3)
101 BAB 100: ARTIFACT STAR WRITER
102 BAB 101: ARTIFACT STAR WRITER (2)
103 BAB 102: ARTIFACT STAR WRITER (3)
104 BAB 103: HAL YANG PERLU DILAKUKAN
105 104: HAL YANG PERLU DILAKUKAN (2)
Episodes

Updated 105 Episodes

1
PROLOG: KEHIDUPAN SETELAH KEMATIAN
2
BAB 1: HIDUP SEBAGAI MOB
3
BAB 2: BERKAH KEKUATAN SUCI
4
BAB 3: KERAJAAN SUCI HARVELLION
5
BAB 4: DISKRIMINASI STATUS
6
BAB 5: SAUDARA YANG TIDAK TAHU CARA MENAHAN
7
BAB 6: PUTRA DARI PALADIN TERKUAT
8
BAB 7: TRAGEDI 5 TAHUN LALU
9
BAB 8: SESUATU DI DALAM TUBUH
10
BAB 9: YANG TERPENTING ADALAH...
11
BAB 10: SEBUAH MAKNA
12
BAB 11: TIMBULNYA HARAPAN
13
BAB 12: MASING-MASING CAHAYA
14
BAB 13: ANAK YANG LICIK
15
BAB 14: SAINT BARU DAN EKSISTENSI
16
BAB 15: KUTUKAN ITU HIDUP
17
BAB 16: KUTUKAN ITU HIDUP (2)
18
BAB 17: DESCENDANT OF DILIGENT
19
BAB 18: DESCENDANT OF DILIGENT (2)
20
BAB 19: SHADOW ASSASSIN
21
BAB 20: SHADOW ASSASSIN (2)
22
BAB 21: IKATAN
23
BAB 22: DECEPTION EYE
24
BAB 23: DECEPTION EYE (2)
25
BAB 24: DECEPTION EYE (3)
26
BAB 25: DUNGEON DEMON
27
BAB 26: DUNGEON DEMON (2)
28
BAB 27: BERSINARNYA CAHAYA PEMBURU
29
BAB 28: BERSINARNYA CAHAYA PEMBURU (2)
30
BAB 29: TRANSFORMASI ARCHANGEL
31
BAB 30: PENGORBANAN SAINT
32
BAB 31: SAINT YANG TERLELAP
33
BAB 32: SAINT YANG TERLELAP (2)
34
BAB 33: SAINT YANG TERLELAP (3)
35
BAB 34: JATUH TANPA DAYA
36
BAB 35: TUJUAN DAN KESADARAN
37
BAB 36: CLARITY SHADOWLESS
38
BAB 37: UNDANGAN TAK TERDUGA
39
BAB 38: ORANG YANG LEBIH GILA
40
BAB 39: ORANG YANG LEBIH GILA (2)
41
BAB 40: ORANG YANG LEBIH GILA (3)
42
BAB 41: KEPINGAN YANG BANGKIT
43
BAB 42: SATU YANG BERHARGA
44
BAB 43: SATU YANG BERHARGA (2)
45
BAB 44: IDE YANG MENAKUTKAN
46
BAB 45: KEMUNCULAN DRYAD
47
BAB 46: KEMUNCULAN DRYAD (2)
48
BAB 47: BUKAN OLEH SIAPAPUN
49
BAB 48: PENULIS BINTANG
50
BAB 49: SESUATU YANG DI NANTI
51
BAB 50: BERTOLAK BELAKANG
52
BAB 51: RENCANA
53
BAB 52: DUNGEON RAID
54
BAB 53: DUNGEON RAID (2)
55
BAB 54: DUNGEON RAID (3)
56
BAB 55: WANITA BAYANGAN
57
BAB 56: WANITA BAYANGAN (2)
58
BAB 57: WANITA BAYANGAN (3)
59
BAB 58: TEN TAIL CHIMERA
60
BAB 59: TEN TAIL CHIMERA (2)
61
BAB 60: TEN TAIL CHIMERA (3)
62
BAB 61: LADANG KEBUSUKAN
63
BAB 62: LADANG KEBUSUKAN (2)
64
BAB 63: LADANG KEBUSUKAN (3)
65
BAB 64: LADANG KEBUSUKAN (4)
66
BAB 65: PADA HARI ITU
67
BAB 66: SATU YANG PERLU DIPERHATIKAN
68
BAB 67: SATU YANG PERLU DIPERHATIKAN (2)
69
BAB 68: SATU YANG PERLU DIPERHATIKAN (3)
70
BAB 69: ANTARA DELUSI DAN PRINSIP
71
BAB 70: ANTARA DELUSI DAN PRINSIP (2)
72
BAB 71: KEBODOHAN YANG SELALU DI INGAT
73
BAB 72: JALAN YANG TERHUBUNG
74
BAB 73: SALING MEMANFAATKAN
75
BAB 74: TAHANAN DAN KEMATIAN
76
BAB 75: TAHANAN DAN KEMATIAN (2)
77
BAB 76: TAHANAN DAN KEMATIAN (3)
78
BAB 77: NEGERI RAS DWARF
79
BAB 78: NEGERI RAS DWARF (2)
80
BAB 79: NEGERI RAS DWARF (3)
81
BAB 80: NEGERI RAS DWARF (4)
82
BAB 81: ELDER OF DWARF
83
BAB 82: ELDER OF DWARF (2)
84
BAB 83: ELDER OF DWARF (3)
85
BAB 84: ELDER OF DWARF (4)
86
BAB 85: NEGOSIASI YANG BURUK
87
BAB 86: MALAPETAKA YANG TERULANG
88
BAB 87: MALAPETAKA YANG TERULANG (2)
89
BAB 88: GERBANG DUNGEON
90
BAB 89: MEMENUHI UNDANGAN
91
BAB 90: ‘QUEEN NIGHT 25‘
92
BAB 91: ‘QUEEN NIGHT 25’ (2)
93
BAB 92: DISASTER
94
BAB 93: DISASTER (2)
95
BAB 94: DISASTER (3)
96
BAB 95: DISASTER (4)
97
BAB 96: DISASTER (5)
98
BAB 97: PIECE OF LIGHT
99
BAB 98: PIECE OF LIGHT (2)
100
BAB 99: PIECE OF LIGHT (3)
101
BAB 100: ARTIFACT STAR WRITER
102
BAB 101: ARTIFACT STAR WRITER (2)
103
BAB 102: ARTIFACT STAR WRITER (3)
104
BAB 103: HAL YANG PERLU DILAKUKAN
105
104: HAL YANG PERLU DILAKUKAN (2)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!