BAB 16: KUTUKAN ITU HIDUP (2)

“Aku tidak mengatakan itu dengan maksud yang buruk atau dengan perasaanku terhadap senior. Itu hanyalah dari faktor yang terlihat. Energi senior terlihat seperti itu dimata saya jadi saya minta maaf karena tidak sopan.”

“Tidak, kamu benar. Sebagai keturunan keluargaku kutukan inilah yang bersarang dalam tubuhku. Tidak mempengaruhi usia, karena setiap detik kutukan ini akan semakin mengental dan membesar. Hingga pada akhirnya meledak.”

Heros memperhatikan saya dia menjelaskan sedikit tentangnya. Dia terasa berat ketika mengatakannya, saya juga tidak bermaksud menekannya namun sepertinya dia tidak masalah dengan saya mendengarnya.

“Arti meledak bukan seperti ledakan energi. Artinya cepat atau lambat aku akan menjadi gila dan mengamuk seperti monster. Tidak ada yang bisa menghentikannya, hanya ada satu cara untuk itu....”

Heros berhenti disana, dia tidak mengatakan apapun setelah itu. Dia meremas kedua tangannya bersamaan dan dia ingin melihat bagaimana reaksi saya karena tidak ada respon sama sekali.

Sepertinya saya membuat kesalahan besar.

Masalah seperti ini tidak harus terungkap pada siapapun. Tapi, mendengar kasus yang menyerangnya itu tandanya banyak yang mengetahui kebenaran ini. Tetap saja saya merasa tidak enak karena mendengarnya.

Saya akhirnya membuka mulut, suara saya sedikit tertekan ke dalam.

“Lalu kenapa senior, itu bukanlah kesalahanmu. Setidaknya jangan memasang raut wajah aku akan membencimu.”

Dia tidak bisa sedikit saja menyembunyikan ekspresinya di depanku. Dia sudah seperti anjing kecil yang akan saya buang karena tahu dia penyakitan. Atau memang saya....

Tidak, setelah lama memikirkan kata-kata yang tepat bagaimana cara untuk membuatnya tenang dari tekanan. Seharusnya bukan tugas saya. Karena kasihan saya jatuh ke dalamnya.

“Bagiku itu tidak masalah entah orang itu punya kutukan atau tidak. Hanya ingatlah apa yang aku katakan. Senior tidak hidup dua kali dan ini adalah kehidupanmu, tidak penting apa yang orang pikirkan. Tetaplah hidup dan bertahanlah meski berat.” saya tersenyum dan mengangguk ringan. “Jika ada yang bisa aku bantu, maka aku akan membantumu segenap yang aku bisa.”

Rasanya seperti kegelapan dalam dirinya perlahan disinarkan. Segumpal kehitaman berubah menjadi seberkas titik hitam seperti tinta yang menetes. Seolah cahaya telah masuk ke dalam bagian dirinya.

Heros menangis tanpa tanda tiba-tiba.

“Senior...?!”

“Eh? Kenapa aku...”

Dia tidak sadar jika air mata telah mengalir di wajahnya, berusaha mengusap itu semua namun tidak bisa dihentikan.

Kemudian dia menutup wajahnya karena terlihat memalukan.

“.... Maaf, ini... Tidak pernah ada orang yang mengatakan itu padaku. Jadi... Mereka yang mendekatiku takut bahwa kutukan ini akan menular pada mereka.”

Itu tentu saja, jika dilihat dari sudut pandang masyarakat sosial maka itulah yang akan mereka pikirkan, tidak memandang siapa yang terkena kutukan.

Kutukan bukanlah wabah dan juga tidak menular. Jika masyarakat berpikir berbeda maka itulah kebenaran. Jadi, Heros tidak punya pilihan selain menerimanya.

“Senior hanya harus menjadi lebih kuat. Lebih kuat dari sekarang. Jika senior menjadi sosok yang ditakuti maka tidak akan ada orang yang berani mengolok-olok dirimu lagi.”

“...”

“Pikirkan saja bagaimana rasanya mengasah pedang yang lebih tajam menjadi sangat tajam dari yang lain. Jika orang yang berpikir kutukan senior adalah penyakit mengerikan. Maka aku akan menjadi orang pertama yang mengatakan ‘Tidak apa’, bahkan kepada kutukan senior.”

Ledakan emosional menjadi lebih dramatis ketika mendengar kalimat yang tidak pernah dia dengar. Heros mengenal arti apa kata buruk dan tidak pernah sekalipun diajari arti kata sebuah kebaikan yang tulus. Baginya kebanyakan orang akan mengutuknya karena kebaikannya dan tidak pernah mendapatkan ketulusan.

Sekarang. Di depannya dia telah menemukan cahayanya.

Anak yang lebih muda darinya tersenyum dengan menunjukkan gigi putihnya.

“Al!”

Ada seseorang yang berteriak dari balik bangunan yang datang dengan berlari. Heros tidak tahu siapa dia namun jika dilihat dari dekat dan semakin dekat penampilannya, pria itu mirip dengan cahayanya.

“Hyung, ada apa?”

Saya melihat Yohan datang keadaannya terengah-engah seperti lari maraton. Saya hanya menebak dari keringatnya yang berlumuran itu sepertinya dia mencari saya sampai kelelahan.

“Kita perlu bicara...”

Yohan menarik tangan saya dan matanya menatap ke arah Heros, seperti mencurigai sesuatu.

“Tentu...” saya berpikir itu aneh untuk Yohan. Saya bicara pada Heros, “Senior kalau begitu kita akan berbicara lagi lain waktu. Jangan lupakan saranku dan tetaplah tegar.”

“... Baik.” Heros tersenyum lembut pada saya dan mengucapkan sampai jumpa.

Kemudian saya mengikuti kemana Yohan membawa saya pergi dari Heros. Sepertinya dia dalam keadaan tidak bagus, terkadang jika dia kehilangan ketenangan maka dia tidak bisa optimis lagi.

Saya berbicara dengan serius ketika dia tidak pernah berhenti berjalan menarik saya. “Hyung, katakan ada apa?”

Yohan berbalik menatap saya dengan kerutan di dahinya yang membuatnya terlihat sangat marah.

Apa saya ada salah sehingga auranya terasa berat.

“Al, kenapa kau dekat dengan orang itu?”

Mendengarnya berbicara ketika ucapan suaranya terdengar sangat sarkas saya merengut kesal.

“Orang itu? Hyung, aku tidak akan bermain dengan orang yang tidak kukenal, senior itu bernama Heros.”

“Aku tidak peduli siapa namanya!”

Yohan benar-benar meledakkan amarahnya yang tiba-tiba.

“Hyung, kamu mendengar rumor tentangnya bukan.”

Erangan napas kuat terdengar keluar dari mulut Yohan, dia mengusap kuat rambutnya ke atas. “Jadi kamu sudah tahu, jika tahu lalu kenapa—”

“Hyung, aku tidak peduli. Dengan siapa aku dekat atau bahkan jika aku berteman dengan monster sekalipun aku tidak peduli. Dunia ini sudah gila, jadi apa yang salah berteman dengan senior Heros.”

Saya menarik kembali tangan saya yang dia cengkeram kuat.

“Kamu jadi sedikit mengada-ada Hyung, pertemanan bukan dilihat dari sudut pandang orang lain melainkan bagaimana kita sendiri menilai. Dan meskipun rumor itu benar, kutukan tidak bisa menular ataupun membawa kesialan.”

Karena saya yang paling benci dengan kehakiman dan hak dari orang tersebut seolah di batasi. Apakah benar mengisolasi perbedaan ketika dunia ini sudah kacau?

Heros bukan orang biasa itu yang saya tahu dari monitor, namun saya tulus berteman dengan orang sepertinya karena merasa kasihan bahwa dirinya seolah diasingkan sendirian hanya karena kutukan. Lalu bagaimana dengan saya?

Pikiran saya menjadi kosong saat fakta bahwa sebenarnya saya adalah seorang reinkarnator dan jika Yohan mengetahuinya akankah dia juga memandang saya sebelah mata?

“Jangan katakan hal buruk tentang orang yang bahkan tidak kita kenal, terutama senior. Aku tidak membela atau memihak, hanya saja ini tentang benar dan salah.”

Menangkap seluruh ucapannya Yohan merasa bahwa itu benar. Dia juga tidak ingin mempercayai rumor itu. Namun, dia telah terpancing oleh sesuatu ketika dia sedang berlatih.

“Apa kau lihat, Saint itu dekat dengan anak haram yang terkutuk itu. Bukankah Saint nanti akan terkena kutukan juga.”

“Huu... Memikirkannya saja membuatku merinding.”

Mendengar hal yang tidak bisa dia percaya membuatnya menurunkan pertahanannya, apalagi itu tentang keluarganya. Dia akan menjadi tidak tenang.

Lalu dia menancapkan pedangnya dengan kuat pada boneka latihan di depannya dan berlari mencari adiknya.

Setelah itu dia akhirnya paham, bahwa dia tidak seharusnya bersikap seperti ini apalagi di depan adiknya.

“Maafkan aku.”

Saya tidak bermaksud untuk membuatnya merasa bersalah.

Dan juga ini adalah hal yang tidak seharusnya kita berdua permasalahkan.

“Tidak apa.”

Tangan Yohan meraih tangan saya dengan lembut. “Kamu masih marah?”

“Tidak. Aku tidak apa, aku tahu Hyung hanya khawatir padaku. Aku mengerti.”

Kami adalah saudara, masalah seperti ini jika dilanjutkan akan semakin menjadi buruk. Itu hanya masalah ini, bagaimana kalau masalah lain dan lebih besar lagi yang akan di perdebatkan.

Saya tidak ingin memikirkannya, sedangkan waktu itu saya menjadi labil dan tidak tenang karena emosi yang meluap kepada ayah.

“Sebenarnya ada hal lain yang ingin aku katakan.”

“... Mhm, apa?”

Yohan terlihat ragu-ragu sejenak, kemudian dia memasang wajah yang serius dan berbicara.

“Aku mendengarnya. Bahwa Viscount Atarasia menemui ayah.”

“Apa?”

Viscount Atarasia. Adalah nama kakek saya dan Yohan. Dia juga ayah dari ibu kami.

Mendengar namanya membuat darah di dalam tubuh saya mendidih panas dan iris saya bersinar.

Apa yang dilakukan pria itu dengan menemui ayah?

Episodes
1 PROLOG: KEHIDUPAN SETELAH KEMATIAN
2 BAB 1: HIDUP SEBAGAI MOB
3 BAB 2: BERKAH KEKUATAN SUCI
4 BAB 3: KERAJAAN SUCI HARVELLION
5 BAB 4: DISKRIMINASI STATUS
6 BAB 5: SAUDARA YANG TIDAK TAHU CARA MENAHAN
7 BAB 6: PUTRA DARI PALADIN TERKUAT
8 BAB 7: TRAGEDI 5 TAHUN LALU
9 BAB 8: SESUATU DI DALAM TUBUH
10 BAB 9: YANG TERPENTING ADALAH...
11 BAB 10: SEBUAH MAKNA
12 BAB 11: TIMBULNYA HARAPAN
13 BAB 12: MASING-MASING CAHAYA
14 BAB 13: ANAK YANG LICIK
15 BAB 14: SAINT BARU DAN EKSISTENSI
16 BAB 15: KUTUKAN ITU HIDUP
17 BAB 16: KUTUKAN ITU HIDUP (2)
18 BAB 17: DESCENDANT OF DILIGENT
19 BAB 18: DESCENDANT OF DILIGENT (2)
20 BAB 19: SHADOW ASSASSIN
21 BAB 20: SHADOW ASSASSIN (2)
22 BAB 21: IKATAN
23 BAB 22: DECEPTION EYE
24 BAB 23: DECEPTION EYE (2)
25 BAB 24: DECEPTION EYE (3)
26 BAB 25: DUNGEON DEMON
27 BAB 26: DUNGEON DEMON (2)
28 BAB 27: BERSINARNYA CAHAYA PEMBURU
29 BAB 28: BERSINARNYA CAHAYA PEMBURU (2)
30 BAB 29: TRANSFORMASI ARCHANGEL
31 BAB 30: PENGORBANAN SAINT
32 BAB 31: SAINT YANG TERLELAP
33 BAB 32: SAINT YANG TERLELAP (2)
34 BAB 33: SAINT YANG TERLELAP (3)
35 BAB 34: JATUH TANPA DAYA
36 BAB 35: TUJUAN DAN KESADARAN
37 BAB 36: CLARITY SHADOWLESS
38 BAB 37: UNDANGAN TAK TERDUGA
39 BAB 38: ORANG YANG LEBIH GILA
40 BAB 39: ORANG YANG LEBIH GILA (2)
41 BAB 40: ORANG YANG LEBIH GILA (3)
42 BAB 41: KEPINGAN YANG BANGKIT
43 BAB 42: SATU YANG BERHARGA
44 BAB 43: SATU YANG BERHARGA (2)
45 BAB 44: IDE YANG MENAKUTKAN
46 BAB 45: KEMUNCULAN DRYAD
47 BAB 46: KEMUNCULAN DRYAD (2)
48 BAB 47: BUKAN OLEH SIAPAPUN
49 BAB 48: PENULIS BINTANG
50 BAB 49: SESUATU YANG DI NANTI
51 BAB 50: BERTOLAK BELAKANG
52 BAB 51: RENCANA
53 BAB 52: DUNGEON RAID
54 BAB 53: DUNGEON RAID (2)
55 BAB 54: DUNGEON RAID (3)
56 BAB 55: WANITA BAYANGAN
57 BAB 56: WANITA BAYANGAN (2)
58 BAB 57: WANITA BAYANGAN (3)
59 BAB 58: TEN TAIL CHIMERA
60 BAB 59: TEN TAIL CHIMERA (2)
61 BAB 60: TEN TAIL CHIMERA (3)
62 BAB 61: LADANG KEBUSUKAN
63 BAB 62: LADANG KEBUSUKAN (2)
64 BAB 63: LADANG KEBUSUKAN (3)
65 BAB 64: LADANG KEBUSUKAN (4)
66 BAB 65: PADA HARI ITU
67 BAB 66: SATU YANG PERLU DIPERHATIKAN
68 BAB 67: SATU YANG PERLU DIPERHATIKAN (2)
69 BAB 68: SATU YANG PERLU DIPERHATIKAN (3)
70 BAB 69: ANTARA DELUSI DAN PRINSIP
71 BAB 70: ANTARA DELUSI DAN PRINSIP (2)
72 BAB 71: KEBODOHAN YANG SELALU DI INGAT
73 BAB 72: JALAN YANG TERHUBUNG
74 BAB 73: SALING MEMANFAATKAN
75 BAB 74: TAHANAN DAN KEMATIAN
76 BAB 75: TAHANAN DAN KEMATIAN (2)
77 BAB 76: TAHANAN DAN KEMATIAN (3)
78 BAB 77: NEGERI RAS DWARF
79 BAB 78: NEGERI RAS DWARF (2)
80 BAB 79: NEGERI RAS DWARF (3)
81 BAB 80: NEGERI RAS DWARF (4)
82 BAB 81: ELDER OF DWARF
83 BAB 82: ELDER OF DWARF (2)
84 BAB 83: ELDER OF DWARF (3)
85 BAB 84: ELDER OF DWARF (4)
86 BAB 85: NEGOSIASI YANG BURUK
87 BAB 86: MALAPETAKA YANG TERULANG
88 BAB 87: MALAPETAKA YANG TERULANG (2)
89 BAB 88: GERBANG DUNGEON
90 BAB 89: MEMENUHI UNDANGAN
91 BAB 90: ‘QUEEN NIGHT 25‘
92 BAB 91: ‘QUEEN NIGHT 25’ (2)
93 BAB 92: DISASTER
94 BAB 93: DISASTER (2)
95 BAB 94: DISASTER (3)
96 BAB 95: DISASTER (4)
97 BAB 96: DISASTER (5)
98 BAB 97: PIECE OF LIGHT
99 BAB 98: PIECE OF LIGHT (2)
100 BAB 99: PIECE OF LIGHT (3)
101 BAB 100: ARTIFACT STAR WRITER
102 BAB 101: ARTIFACT STAR WRITER (2)
103 BAB 102: ARTIFACT STAR WRITER (3)
104 BAB 103: HAL YANG PERLU DILAKUKAN
105 104: HAL YANG PERLU DILAKUKAN (2)
Episodes

Updated 105 Episodes

1
PROLOG: KEHIDUPAN SETELAH KEMATIAN
2
BAB 1: HIDUP SEBAGAI MOB
3
BAB 2: BERKAH KEKUATAN SUCI
4
BAB 3: KERAJAAN SUCI HARVELLION
5
BAB 4: DISKRIMINASI STATUS
6
BAB 5: SAUDARA YANG TIDAK TAHU CARA MENAHAN
7
BAB 6: PUTRA DARI PALADIN TERKUAT
8
BAB 7: TRAGEDI 5 TAHUN LALU
9
BAB 8: SESUATU DI DALAM TUBUH
10
BAB 9: YANG TERPENTING ADALAH...
11
BAB 10: SEBUAH MAKNA
12
BAB 11: TIMBULNYA HARAPAN
13
BAB 12: MASING-MASING CAHAYA
14
BAB 13: ANAK YANG LICIK
15
BAB 14: SAINT BARU DAN EKSISTENSI
16
BAB 15: KUTUKAN ITU HIDUP
17
BAB 16: KUTUKAN ITU HIDUP (2)
18
BAB 17: DESCENDANT OF DILIGENT
19
BAB 18: DESCENDANT OF DILIGENT (2)
20
BAB 19: SHADOW ASSASSIN
21
BAB 20: SHADOW ASSASSIN (2)
22
BAB 21: IKATAN
23
BAB 22: DECEPTION EYE
24
BAB 23: DECEPTION EYE (2)
25
BAB 24: DECEPTION EYE (3)
26
BAB 25: DUNGEON DEMON
27
BAB 26: DUNGEON DEMON (2)
28
BAB 27: BERSINARNYA CAHAYA PEMBURU
29
BAB 28: BERSINARNYA CAHAYA PEMBURU (2)
30
BAB 29: TRANSFORMASI ARCHANGEL
31
BAB 30: PENGORBANAN SAINT
32
BAB 31: SAINT YANG TERLELAP
33
BAB 32: SAINT YANG TERLELAP (2)
34
BAB 33: SAINT YANG TERLELAP (3)
35
BAB 34: JATUH TANPA DAYA
36
BAB 35: TUJUAN DAN KESADARAN
37
BAB 36: CLARITY SHADOWLESS
38
BAB 37: UNDANGAN TAK TERDUGA
39
BAB 38: ORANG YANG LEBIH GILA
40
BAB 39: ORANG YANG LEBIH GILA (2)
41
BAB 40: ORANG YANG LEBIH GILA (3)
42
BAB 41: KEPINGAN YANG BANGKIT
43
BAB 42: SATU YANG BERHARGA
44
BAB 43: SATU YANG BERHARGA (2)
45
BAB 44: IDE YANG MENAKUTKAN
46
BAB 45: KEMUNCULAN DRYAD
47
BAB 46: KEMUNCULAN DRYAD (2)
48
BAB 47: BUKAN OLEH SIAPAPUN
49
BAB 48: PENULIS BINTANG
50
BAB 49: SESUATU YANG DI NANTI
51
BAB 50: BERTOLAK BELAKANG
52
BAB 51: RENCANA
53
BAB 52: DUNGEON RAID
54
BAB 53: DUNGEON RAID (2)
55
BAB 54: DUNGEON RAID (3)
56
BAB 55: WANITA BAYANGAN
57
BAB 56: WANITA BAYANGAN (2)
58
BAB 57: WANITA BAYANGAN (3)
59
BAB 58: TEN TAIL CHIMERA
60
BAB 59: TEN TAIL CHIMERA (2)
61
BAB 60: TEN TAIL CHIMERA (3)
62
BAB 61: LADANG KEBUSUKAN
63
BAB 62: LADANG KEBUSUKAN (2)
64
BAB 63: LADANG KEBUSUKAN (3)
65
BAB 64: LADANG KEBUSUKAN (4)
66
BAB 65: PADA HARI ITU
67
BAB 66: SATU YANG PERLU DIPERHATIKAN
68
BAB 67: SATU YANG PERLU DIPERHATIKAN (2)
69
BAB 68: SATU YANG PERLU DIPERHATIKAN (3)
70
BAB 69: ANTARA DELUSI DAN PRINSIP
71
BAB 70: ANTARA DELUSI DAN PRINSIP (2)
72
BAB 71: KEBODOHAN YANG SELALU DI INGAT
73
BAB 72: JALAN YANG TERHUBUNG
74
BAB 73: SALING MEMANFAATKAN
75
BAB 74: TAHANAN DAN KEMATIAN
76
BAB 75: TAHANAN DAN KEMATIAN (2)
77
BAB 76: TAHANAN DAN KEMATIAN (3)
78
BAB 77: NEGERI RAS DWARF
79
BAB 78: NEGERI RAS DWARF (2)
80
BAB 79: NEGERI RAS DWARF (3)
81
BAB 80: NEGERI RAS DWARF (4)
82
BAB 81: ELDER OF DWARF
83
BAB 82: ELDER OF DWARF (2)
84
BAB 83: ELDER OF DWARF (3)
85
BAB 84: ELDER OF DWARF (4)
86
BAB 85: NEGOSIASI YANG BURUK
87
BAB 86: MALAPETAKA YANG TERULANG
88
BAB 87: MALAPETAKA YANG TERULANG (2)
89
BAB 88: GERBANG DUNGEON
90
BAB 89: MEMENUHI UNDANGAN
91
BAB 90: ‘QUEEN NIGHT 25‘
92
BAB 91: ‘QUEEN NIGHT 25’ (2)
93
BAB 92: DISASTER
94
BAB 93: DISASTER (2)
95
BAB 94: DISASTER (3)
96
BAB 95: DISASTER (4)
97
BAB 96: DISASTER (5)
98
BAB 97: PIECE OF LIGHT
99
BAB 98: PIECE OF LIGHT (2)
100
BAB 99: PIECE OF LIGHT (3)
101
BAB 100: ARTIFACT STAR WRITER
102
BAB 101: ARTIFACT STAR WRITER (2)
103
BAB 102: ARTIFACT STAR WRITER (3)
104
BAB 103: HAL YANG PERLU DILAKUKAN
105
104: HAL YANG PERLU DILAKUKAN (2)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!