BAB 17: DESCENDANT OF DILIGENT

“Apakah kita harus pulang dan menemui ayah?”

Yohan yang cemas pasti lebih memikirkan situasi ini juga. Apalagi dia adalah yang tertua. Dia merasakan apa yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya setelah mendengar cerita dari ayah.

Saya juga, namun...

“Tidak. Sebaiknya kita tidak perlu pulang kurasa ayah melakukan dengan baik. Maka kita harus percaya.”

Berpikir bahwa saya menjadi lebih tenang dari biasanya jika menyangkut masalah keluarga membuat Yohan bertanya-tanya.

“Apa kamu tidak khawatir?”

“Tentu aku khawatir.”

Bagaimana tidak jika itu menyangkut satu-satunya orang tua yang kita berdua miliki. Yohan pasti telah berpikiran buruk sejak mengetahui informasi itu dan tidak bisa tinggal diam jika melihat luka lama ayah terbuka kembali, apalagi penyebabnya sangatlah berpengaruh besar.

Saya tahu perasaan itu, saya tersenyum ketika memikirkan sebuah rencana.

“Kita tidak bisa membuang waktu izin keluar dari asrama hanya untuk hal sepele itu. Sebaliknya, aku ada rencana.”

Setelah panjang lebar menjelaskan apa rencana saya kepada Yohan dia berpikir sejenak dan mengetahui kenyataan apa pada rencana saya di masa depan dan membuatnya berteriak.

“Apa kamu gila? Apa yang ingin kamu lakukan?”

Mungkin mustahil baginya karena saya tahu bahwa Yohan sangatlah lembut jika sudah menyangkut orang yang dia sayangi.

Sebenarnya saya ingin menggunakan rencana ini untuk hari-hari di masa depan jika benar-benar terjadi. Dan tidak kusangka hari seperti ini terjadi begitu cepat.

“Jadi, apakah Hyung akan ikut atau tidak?”

Yohan diam-diam melihat saya. Ini tidak mungkin bisa dilakukan. Dia tahu seberapa cerobohnya melakukan tindakan ini tanpa ada orang dewasa disekitarnya sekarang.

Melihat lagi ke arah satu-satunya orang yang merencakan ini. Setidaknya Yohan paham, seperti apa adiknya.

Jika dia tidak bergerak maka jelas terlihat dia akan kehilangan ganggang pedangnya dan hanya bisa menggenggam bilah saja sampai tangannya berdarah.

Dan dia melihat di udara dengan pesan yang sudah menunggunya sejak tadi.

[‘Monarch of Diligent’ sedang melihat anda.]

Itu adiknya.

“Baiklah, aku akan ikut.” dia telah membuat keputusan yang berani.

Saya tidak peduli jika dianggap sebagai penjahat pemaksa atau semacamnya. Apapun resikonya, apapun caranya aku akan membuat jalan yang saya inginkan.

Meskipun harus menggunakan orang disekitar saya.

“Pilihan bagus. Jangan biarkan ayah tahu tentang ini, jika dia tahu maka dia akan terkejut dan memarahi kita.”

“Itu tentu saja, bagaimana bisa aku memberitahukan ini padanya.”

Saya tertawa mendengar ucapan kasual dari Yohan dengan cemberut pada pipinya.

Perlahan-lahan, saya akan membangun fundamental secara bertahap dan konsisten, saya akan membuat kekuatan saya sendiri sampai dimana tidak ada yang merendahkanku.

Kedamaian yang menjadi impian saya jatuh karena dunia tingkat SSS. Dan kehidupan pekerja saya yang ingin saya bangun perlahan untuk menjadi sukses juga tidak bisa sebab terus memikirkan jalan keluar dari tanggung jawab sekarang.

Itu sulit, sangat menyulitkan hingga bagaimana bisa saya berpikir jika kehidupan kedua saya aman.

Setelah pembicaraan dengan Yohan, saya sebenarnya juga ragu-ragu dengan rencana ini. Tapi saya harus tetap melalukannya. Karena itu saya meminta izin kepada Direktur Sarion menggunakan otoritas saya sebagai izin untuk keluar dari asrama sehari ini.

Tanpa basa-basi Direktur langsung memberi izin dan tersenyum cerah seperti dia memang berniat ingin menjauhkan saya sejenak dari pandangannya karena tidak ingin saya tekan.

... Jangan khawatir dimanapun saya berada saya tetap akan menekannya.

Kemudian saya dengan senang hati di pinjami kereta kuda untuk mengantarkan kami ke tempat tujuan.

“Kita datang tanpa pemberitahuan apakah itu boleh?”

“Mengapa tidak. Anggap saja ini sebuah kejutan indah.”

Tawa pahit datang dari Yohan. Saya melihat keluar jendela untuk melihat pemandangan kota yang berjalan.

Jika dipikir saya tidak pernah jalan-jalan sejak tiba di ibu kota. Saya tidak terlalu mengenal tempat ini. Meskipun saya sudah bebas, rasanya saya seperti terkurung di suatu tempat.

Beberapa menit kemudian telah berlalu dan kami sampai pada tempat tujuan. Kereta kami berhenti dan kami harus turun.

Tepat di depan kami adalah tujuan kami, Kediaman Viscount Atarasia.

Seorang pelayan pria yang sudah dari tadi ada di depan pintu terkejut melihat kami yang turun dari kereta kuda berlambang Gereja Suci Lindon dan segera mendatangi kami.

Sebelum dia bisa berbicara karena tergesa-gesa, saya menyela.

“Katakan bahwa Saint ingin bertemu dengan Viscount Atarasia.”

Pelayan ini melihat saya dengan rasa hormat yang tinggi kemudian melihat Yohan yang memakai seragam Paladinnya yang perkasa memegang pedang.

“B-baik akan saya sampaikan segera.” pelayan pergi dengan sangat cepat.

Saya hanya bisa tersenyum kecut dengan melihat pemandangan di depan dan sekitar saya. Dan hanya bisa berpikir, ah... Ternyata ibu pernah tinggal di tempat nyaman seperti ini.

Kenyataan pahit ini harusnya bukan milik saya aslinya.

Setelah beberapa menit. Di dalam rumah Viscount. Kabar datangnya Saint yang tiba-tiba membuat keributan bagi penghuni tempat ini. Terutama...

“Viscount!” pelayan pria yang tadi di depan pintu bergegas masuk ke dalam ruangan Viscount Atarasia tanpa mengetuk itu membuat orang di dalam terkejut dan berpikir itu tidak sopan.

Mereka yang ada di dalam ruangan, adalah putra pertama Viscount yang akan menjadi penerusnya dan cucu laki-lakinya seusia Yohan.

“Ada apa ini Bert!?”

“Itu! Saint datang! Dan beliau ada di depan rumah sekarang!”

“Apa?!” Viscount terkejut, dia tidak menyangka akan mendapatkan tamu yang tidak diundang dan tanpa dia duga itu adalah dia.

Alih-alih gembira, Viscount bingung kenapa ini tiba-tiba terjadi padanya? Apa karena sudah tua, jantungnya berdebar hanya mendengar gelar dari tamu itu.

“Ayah...” putra dari Viscount ingin berdiri dia ingin bertindak terlebih dahulu.

“Kau tetaplah disini dengan putramu Hevin. Aku yang akan menemuinya.”

“Tapi, ayah...”

“Hevin, jangan membuatku mengatakannya dua kali.”

Hevin hanya bisa merengut dan menggertakan giginya ke dalam. Dia tahu bahwa ayahnya akan mengambil alih ini sendiri, membuatnya tidak senang dan membentuk tinju pada tangannya.

Dia tahu siapa tamu itu hanya dengan mendengar gelar Saint. Dia juga tahu ayahnya diam-diam menemui suami dari adik perempuannya yang telah tiada. Lalu apa? Mengapa harus sekarang.

Dia merasa posisinya sedang dalam bahaya.

***

Sialan, apakah mereka ingin membuat kita berdiri di bawah terik matahari di luar. Apa memang mereka sengaja tidak menyambut kami.

Jika itu benar apa aku hancurkan saja tempat ini.

Mendengar saya terkekeh jahat, Yohan menurunkan alisnya melihat adiknya bertingkah dan berpikiran buruk lagi, dia berbisik.

“Al, jangan begitu.”

“Maaf, kebiasaan.”

Dan pintu depan terbuka secara mendadak seperti akan meledak. Anehnya yang keluar dari sana bukan hanya pelayan pria tadi, melainkan banyak pelayan datang dan berbaris rapi di tepi jalan.

“Silahkan masuk!”

Mereka menyambut dengan sangat ramah semangat.

Apa ini? Apa kami semacam customer yang diberi pelayanan spesial karena kami memiliki kartu langganan emas.

Saya dan Yohan berjalan dari langkah pertama yang canggung dan masuk ke dalam rumah. Pelayan dengan pakaian paling senior menyambut kami dan berbicara.

“Viscount telah menunggu di teras. Silahkan kemari.”

Harus saya jelaskan, seharusnya penghuni rumah ini tahu siapa kami. Tapi terlihat tidak peduli sama sekali dengan kenyataan itu dan melakukan tugas dengan baik.

Terasa sangat aneh, mereka seperti telah menunggu sejak lama kedatangan kami.

Ketika kami tiba di teras belakang dimana banyak sekali bunga indah bak taman surga berada di satu tempat dengan ada air mancur di tengah aula.

Disitu juga, seorang pria tua bangsawan sedang duduk dan ada tongkat yang membantunya di letakkan di dekatnya. Jamuan cemilan dan cangkir dipersiapkan dengan baik.

Seolah dia mempersiapkan ini sejak lama.

Saya kesal entah bagaimana hanya dengan melihat pria itu duduk dan melihat ke arah kami.

Saya rasa bukan hanya saya.

[‘Descendant of Diligent, Yohan Raven’ emosinya terguncang.]

Bahkan tanpa melihat sisi lain itu saya bisa merasakannya di dalam diri saya seolah ini emosi saya sendiri.

Kepala pelayan yang mengantar kami meninggalkan kami disini.

“Salam Viscount Rulan Atarasia, saya senang karena anda menyambut kami. Dan maafkan atas kelancangan kami yang datang tiba-tiba.”

Sementara saya dan Yohan menunduk Viscount Atarasia menatap kami dan perlahan membuka mulutnya.

“Duduklah.”

Saya menduga bahwa dia tidak tertarik untuk itu. Saya duduk, yah itu. Namun, Yohan memilih berdiri di belakang saya dan mundur beberapa langkah ke belakang.

Viscount nampaknya bertanya-tanya mengapa anak yang tertua memilih berdiri dan mengawasi dari jauh padahal jumlah kursi, cemilan, cangkir teh sengaja disiapkan untuk tiga orang.

Saya tersenyum melihat persiapan megah yang diberikan kepada kami dalam waktu singkat ketika kami tiba.

“Apakah tujuan kalian berkunjung?”

“Saya senang karena disambut dengan baik meski kedatangan kami mendadak. Saya tidak ada maksud atau niat buruk mengapa saya berkunjung.”

Melihat Viscount Atarasia yang tenang itu sudah bisa di tebak pria seperti apa dia selama ini, selain kata keras dan berdinding tebal.

“Apakah saya salah dengan mengunjungi rumah tempat ibu saya dibesarkan?”

Dia tidak perlu menghindarinya. Karena sejak awal dia memprediksi dengan baik ini mungkin terjadi. Viscount tetap tenang dengan tatapan sayu.

“Mendengarmu mengatakan itu apakah dari ayahmu. Tidak salah untuk berkata ingin berkunjung, kalian bisa datang kapanpun kalian mau.” mengatakan itu dengan nada santai dan meminum tehnya.

“Lalu, apakah kalian memutuskan untuk tinggal disini?”

Mata saya melebar dan hampir saja saya kehilangan ketenangan untuk menahan senyum saya. Berkali-kali ledakan unit-unit pesan Yohan muncul di depan retina saya menutupi pandangan saya ke depan.

Episodes
1 PROLOG: KEHIDUPAN SETELAH KEMATIAN
2 BAB 1: HIDUP SEBAGAI MOB
3 BAB 2: BERKAH KEKUATAN SUCI
4 BAB 3: KERAJAAN SUCI HARVELLION
5 BAB 4: DISKRIMINASI STATUS
6 BAB 5: SAUDARA YANG TIDAK TAHU CARA MENAHAN
7 BAB 6: PUTRA DARI PALADIN TERKUAT
8 BAB 7: TRAGEDI 5 TAHUN LALU
9 BAB 8: SESUATU DI DALAM TUBUH
10 BAB 9: YANG TERPENTING ADALAH...
11 BAB 10: SEBUAH MAKNA
12 BAB 11: TIMBULNYA HARAPAN
13 BAB 12: MASING-MASING CAHAYA
14 BAB 13: ANAK YANG LICIK
15 BAB 14: SAINT BARU DAN EKSISTENSI
16 BAB 15: KUTUKAN ITU HIDUP
17 BAB 16: KUTUKAN ITU HIDUP (2)
18 BAB 17: DESCENDANT OF DILIGENT
19 BAB 18: DESCENDANT OF DILIGENT (2)
20 BAB 19: SHADOW ASSASSIN
21 BAB 20: SHADOW ASSASSIN (2)
22 BAB 21: IKATAN
23 BAB 22: DECEPTION EYE
24 BAB 23: DECEPTION EYE (2)
25 BAB 24: DECEPTION EYE (3)
26 BAB 25: DUNGEON DEMON
27 BAB 26: DUNGEON DEMON (2)
28 BAB 27: BERSINARNYA CAHAYA PEMBURU
29 BAB 28: BERSINARNYA CAHAYA PEMBURU (2)
30 BAB 29: TRANSFORMASI ARCHANGEL
31 BAB 30: PENGORBANAN SAINT
32 BAB 31: SAINT YANG TERLELAP
33 BAB 32: SAINT YANG TERLELAP (2)
34 BAB 33: SAINT YANG TERLELAP (3)
35 BAB 34: JATUH TANPA DAYA
36 BAB 35: TUJUAN DAN KESADARAN
37 BAB 36: CLARITY SHADOWLESS
38 BAB 37: UNDANGAN TAK TERDUGA
39 BAB 38: ORANG YANG LEBIH GILA
40 BAB 39: ORANG YANG LEBIH GILA (2)
41 BAB 40: ORANG YANG LEBIH GILA (3)
42 BAB 41: KEPINGAN YANG BANGKIT
43 BAB 42: SATU YANG BERHARGA
44 BAB 43: SATU YANG BERHARGA (2)
45 BAB 44: IDE YANG MENAKUTKAN
46 BAB 45: KEMUNCULAN DRYAD
47 BAB 46: KEMUNCULAN DRYAD (2)
48 BAB 47: BUKAN OLEH SIAPAPUN
49 BAB 48: PENULIS BINTANG
50 BAB 49: SESUATU YANG DI NANTI
51 BAB 50: BERTOLAK BELAKANG
52 BAB 51: RENCANA
53 BAB 52: DUNGEON RAID
54 BAB 53: DUNGEON RAID (2)
55 BAB 54: DUNGEON RAID (3)
56 BAB 55: WANITA BAYANGAN
57 BAB 56: WANITA BAYANGAN (2)
58 BAB 57: WANITA BAYANGAN (3)
59 BAB 58: TEN TAIL CHIMERA
60 BAB 59: TEN TAIL CHIMERA (2)
61 BAB 60: TEN TAIL CHIMERA (3)
62 BAB 61: LADANG KEBUSUKAN
63 BAB 62: LADANG KEBUSUKAN (2)
64 BAB 63: LADANG KEBUSUKAN (3)
65 BAB 64: LADANG KEBUSUKAN (4)
66 BAB 65: PADA HARI ITU
67 BAB 66: SATU YANG PERLU DIPERHATIKAN
68 BAB 67: SATU YANG PERLU DIPERHATIKAN (2)
69 BAB 68: SATU YANG PERLU DIPERHATIKAN (3)
70 BAB 69: ANTARA DELUSI DAN PRINSIP
71 BAB 70: ANTARA DELUSI DAN PRINSIP (2)
72 BAB 71: KEBODOHAN YANG SELALU DI INGAT
73 BAB 72: JALAN YANG TERHUBUNG
74 BAB 73: SALING MEMANFAATKAN
75 BAB 74: TAHANAN DAN KEMATIAN
76 BAB 75: TAHANAN DAN KEMATIAN (2)
77 BAB 76: TAHANAN DAN KEMATIAN (3)
78 BAB 77: NEGERI RAS DWARF
79 BAB 78: NEGERI RAS DWARF (2)
80 BAB 79: NEGERI RAS DWARF (3)
81 BAB 80: NEGERI RAS DWARF (4)
82 BAB 81: ELDER OF DWARF
83 BAB 82: ELDER OF DWARF (2)
84 BAB 83: ELDER OF DWARF (3)
85 BAB 84: ELDER OF DWARF (4)
86 BAB 85: NEGOSIASI YANG BURUK
87 BAB 86: MALAPETAKA YANG TERULANG
88 BAB 87: MALAPETAKA YANG TERULANG (2)
89 BAB 88: GERBANG DUNGEON
90 BAB 89: MEMENUHI UNDANGAN
91 BAB 90: ‘QUEEN NIGHT 25‘
92 BAB 91: ‘QUEEN NIGHT 25’ (2)
93 BAB 92: DISASTER
94 BAB 93: DISASTER (2)
95 BAB 94: DISASTER (3)
96 BAB 95: DISASTER (4)
97 BAB 96: DISASTER (5)
98 BAB 97: PIECE OF LIGHT
99 BAB 98: PIECE OF LIGHT (2)
100 BAB 99: PIECE OF LIGHT (3)
101 BAB 100: ARTIFACT STAR WRITER
102 BAB 101: ARTIFACT STAR WRITER (2)
103 BAB 102: ARTIFACT STAR WRITER (3)
104 BAB 103: HAL YANG PERLU DILAKUKAN
105 104: HAL YANG PERLU DILAKUKAN (2)
Episodes

Updated 105 Episodes

1
PROLOG: KEHIDUPAN SETELAH KEMATIAN
2
BAB 1: HIDUP SEBAGAI MOB
3
BAB 2: BERKAH KEKUATAN SUCI
4
BAB 3: KERAJAAN SUCI HARVELLION
5
BAB 4: DISKRIMINASI STATUS
6
BAB 5: SAUDARA YANG TIDAK TAHU CARA MENAHAN
7
BAB 6: PUTRA DARI PALADIN TERKUAT
8
BAB 7: TRAGEDI 5 TAHUN LALU
9
BAB 8: SESUATU DI DALAM TUBUH
10
BAB 9: YANG TERPENTING ADALAH...
11
BAB 10: SEBUAH MAKNA
12
BAB 11: TIMBULNYA HARAPAN
13
BAB 12: MASING-MASING CAHAYA
14
BAB 13: ANAK YANG LICIK
15
BAB 14: SAINT BARU DAN EKSISTENSI
16
BAB 15: KUTUKAN ITU HIDUP
17
BAB 16: KUTUKAN ITU HIDUP (2)
18
BAB 17: DESCENDANT OF DILIGENT
19
BAB 18: DESCENDANT OF DILIGENT (2)
20
BAB 19: SHADOW ASSASSIN
21
BAB 20: SHADOW ASSASSIN (2)
22
BAB 21: IKATAN
23
BAB 22: DECEPTION EYE
24
BAB 23: DECEPTION EYE (2)
25
BAB 24: DECEPTION EYE (3)
26
BAB 25: DUNGEON DEMON
27
BAB 26: DUNGEON DEMON (2)
28
BAB 27: BERSINARNYA CAHAYA PEMBURU
29
BAB 28: BERSINARNYA CAHAYA PEMBURU (2)
30
BAB 29: TRANSFORMASI ARCHANGEL
31
BAB 30: PENGORBANAN SAINT
32
BAB 31: SAINT YANG TERLELAP
33
BAB 32: SAINT YANG TERLELAP (2)
34
BAB 33: SAINT YANG TERLELAP (3)
35
BAB 34: JATUH TANPA DAYA
36
BAB 35: TUJUAN DAN KESADARAN
37
BAB 36: CLARITY SHADOWLESS
38
BAB 37: UNDANGAN TAK TERDUGA
39
BAB 38: ORANG YANG LEBIH GILA
40
BAB 39: ORANG YANG LEBIH GILA (2)
41
BAB 40: ORANG YANG LEBIH GILA (3)
42
BAB 41: KEPINGAN YANG BANGKIT
43
BAB 42: SATU YANG BERHARGA
44
BAB 43: SATU YANG BERHARGA (2)
45
BAB 44: IDE YANG MENAKUTKAN
46
BAB 45: KEMUNCULAN DRYAD
47
BAB 46: KEMUNCULAN DRYAD (2)
48
BAB 47: BUKAN OLEH SIAPAPUN
49
BAB 48: PENULIS BINTANG
50
BAB 49: SESUATU YANG DI NANTI
51
BAB 50: BERTOLAK BELAKANG
52
BAB 51: RENCANA
53
BAB 52: DUNGEON RAID
54
BAB 53: DUNGEON RAID (2)
55
BAB 54: DUNGEON RAID (3)
56
BAB 55: WANITA BAYANGAN
57
BAB 56: WANITA BAYANGAN (2)
58
BAB 57: WANITA BAYANGAN (3)
59
BAB 58: TEN TAIL CHIMERA
60
BAB 59: TEN TAIL CHIMERA (2)
61
BAB 60: TEN TAIL CHIMERA (3)
62
BAB 61: LADANG KEBUSUKAN
63
BAB 62: LADANG KEBUSUKAN (2)
64
BAB 63: LADANG KEBUSUKAN (3)
65
BAB 64: LADANG KEBUSUKAN (4)
66
BAB 65: PADA HARI ITU
67
BAB 66: SATU YANG PERLU DIPERHATIKAN
68
BAB 67: SATU YANG PERLU DIPERHATIKAN (2)
69
BAB 68: SATU YANG PERLU DIPERHATIKAN (3)
70
BAB 69: ANTARA DELUSI DAN PRINSIP
71
BAB 70: ANTARA DELUSI DAN PRINSIP (2)
72
BAB 71: KEBODOHAN YANG SELALU DI INGAT
73
BAB 72: JALAN YANG TERHUBUNG
74
BAB 73: SALING MEMANFAATKAN
75
BAB 74: TAHANAN DAN KEMATIAN
76
BAB 75: TAHANAN DAN KEMATIAN (2)
77
BAB 76: TAHANAN DAN KEMATIAN (3)
78
BAB 77: NEGERI RAS DWARF
79
BAB 78: NEGERI RAS DWARF (2)
80
BAB 79: NEGERI RAS DWARF (3)
81
BAB 80: NEGERI RAS DWARF (4)
82
BAB 81: ELDER OF DWARF
83
BAB 82: ELDER OF DWARF (2)
84
BAB 83: ELDER OF DWARF (3)
85
BAB 84: ELDER OF DWARF (4)
86
BAB 85: NEGOSIASI YANG BURUK
87
BAB 86: MALAPETAKA YANG TERULANG
88
BAB 87: MALAPETAKA YANG TERULANG (2)
89
BAB 88: GERBANG DUNGEON
90
BAB 89: MEMENUHI UNDANGAN
91
BAB 90: ‘QUEEN NIGHT 25‘
92
BAB 91: ‘QUEEN NIGHT 25’ (2)
93
BAB 92: DISASTER
94
BAB 93: DISASTER (2)
95
BAB 94: DISASTER (3)
96
BAB 95: DISASTER (4)
97
BAB 96: DISASTER (5)
98
BAB 97: PIECE OF LIGHT
99
BAB 98: PIECE OF LIGHT (2)
100
BAB 99: PIECE OF LIGHT (3)
101
BAB 100: ARTIFACT STAR WRITER
102
BAB 101: ARTIFACT STAR WRITER (2)
103
BAB 102: ARTIFACT STAR WRITER (3)
104
BAB 103: HAL YANG PERLU DILAKUKAN
105
104: HAL YANG PERLU DILAKUKAN (2)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!