Saya yang telah mengetahui segala cerita dan alur yang ayah katakan menjadi tidak tenang saat itu. Bahkan beberapa hari berlalu hanya dengan begitu saja tanpa ada masalah. Tapi yang paling membingungkan saya masih berusaha cara yang terbaik untuk kehidupan saya.
Kemungkinan saya harus mencari kekuatan yang bisa saya manfaatkan dengan baik.
Sekarang saya tahu faktanya bahwa saya adalah cucu dari Viscount Atarasia, dan sebatas itu.
Sekarang saya sudah memutuskannya. Yohan dan saya sendirian pergi ke Gereja karena ada urusan yang perlu kita selesaikan. Kita berdua sepakat.
Beberapa hari lalu saya menjelaskan rencana saya kepadanya alih-alih menggunakan [Monarch of Diligent] skill untuk mengelabuinya. Dan dia setuju begitu saja tanpa menanyakan hal selanjutnya. Saya hanya bisa mengangguk dan terpukau bahwa setidaknya Yohan berpikiran simpel.
Yohan ada urusan yang harus dia selesaikan sendiri terhadap tugasnya menjadi Paladin dan menemui tutornya.
Sedangkan saya menuju ruangan Direktur.
“Direktur anda punya tamu.”
“Suruh masuk.”
Dengan begitu saya masuk ke dalam ruangan Direktur setelah pemandu mengatakannya dan mendapatkan izin. Sepertinya saya salah mengira bahwa untuk bertemu orang penting akan sedikit sulit.
“Ah, Alvius, ada apa?” begitu melihat saya beliau begitu cerah seperti energinya terisi kembali. “Duduklah.”
Setelah duduk di sofa saya bertatap muka dari mata ke mata dengan Direktur. Saya tahu namanya, tapi mari kita sebut saja seperti itu dahulu.
“Saya akan langsung pada intinya. Direktur, saya sudah mendengar dari ayah saya bahwa saya kemungkinan adalah Saint yang kalian cari. Tidak, saya yakin itu saya.”
“Ya, saya sudah berbicara kepada tuan Raven tentang itu. Lalu bagaimana menurutmu? ” dia bertanya pada saya, saya pun menyeringai seperti memang itulah yang saya tunggu.
“Saya akan melakukannya, menjadi Saint.”
Wajah Direktur terpukau dan tertarik cerah. Dia sudah menduga bahwa saya akan menerima pemikiran itu darinya dan ajakan langsung yang menyertakan namanya. Tapi, menjadi Saint juga hal yang tidak hanya namanya saja namun tugasnya yang berat.
Saya sebagian besar tahu itu. “Tapi, saya juga tidak akan melakukannya.”
“Ya? Mengapa?”
“Sebelum anda bertanya bukankah pertanyaan anda seharusnya seperti ini, ‘Apa ada hal yang bisa saya lakukan untukmu menjadi Saint’ seperti itu?”
Direktur yang diam-diam berpikir akhirnya tahu apa makna di balik perkataan saya dan kembali pada topik dan pandangannya masih tertarik untuk dilanjutkan.
Saya tersenyum ringan, sepertinya beliau masih melakukannya.
“Hm, jadi ini tentang apa yang bisa kamu dapatkan? Jika bisa katakan apa yang kamu inginkan, sesuai kemampuan saya akan melakukan yang terbaik.”
“Tidak, tidak usah seperti itu, terima kasih sudah memikirkan itu. Namun, yang saya inginkan bukan itu. Tapi, anda, Direktur Sarion Ulysey.”
Direktur sedikit tersentak pada kalimat saya, dia yang tadinya berpikir ada sesuatu yang menarik dari mendengar ucapan anak usia 8 tahun kini berubah menjadi serius. Dia mulai paham, lawannya sedang memprovokasinya dan membuatnya serius.
“Apa maksudnya itu?”
Saya menyeringai. “Anda pura-pura tidak tahu atau memang tidak?”
Sepertinya saya terlalu memprovokasinya sehingga beliau mulai terlihat marah pada kerutan di dahinya. Dia bukan tipe orang yang mudah tersulut amarahnya. Tapi, bisa di ketahui bahwa dia juga tipe orang yang mudah di provokasi pada tujuan yang lain.
“Saya bersedia menjadi Saint, tapi tidak seperti yang anda pikirkan. Itulah mengapa saya menginginkan anda untuk berada di pihak saya, bukan sebagai penanggung jawab, tapi sebagai pemilik Gereja Suci Lindon.”
“Jadi kamu ingin sepenuhnya memanfaatkan apa yang ada di Gereja ini, beraninya!”
“Kata memanfaatkan itu sedikit kasar. Tapi bisa diartikan begitu. Saya ingin otoritas penuh di dalam Gereja ini dan saya menjadi Saint akan keluar dari segala peraturan yang ada dan meskipun saya melakukan sesuatu yang melanggar, maka tidak akan ada hukuman.”
Itu bukan sesuatu yang mudah. Direktur yang merasa dirinya diancam dan tidak nyaman mulai memasang raut wajah marah dan disitu juga dia mengeluarkan energi gelombang yang kental dan menekan di ruangan ini.
Meskipun dia telah kehilangan kekuatan sebagai Saint, bukan berarti dia sepenuhnya kehilangan, bahkan sisa kekuatannya masih bisa dikatakan besar.
“Coba pikirkan ini. Saya rasa saya lebih berharga daripada semua hal yang saya katakan. Memiliki Saint akan meningkatkan kuasa pada tempat ini dan banyak manfaat yang bisa anda dapatkan ketika mengumumkan hal itu.”
Benar. Kenyataan itu tidak berubah. Kata ‘Saint’ saja sudah cukup membuat dunia terguncang akan keberadaannya. Ditambah dimanakah keberadaan itu berada. Jika dia ada di tempat lain maka tempat itu sepenuhnya akan menjadi pusat dari pikiran masyarakat bahwa, dimana pun Saint berada disitulah tempat teraman.
Dan mengenal bahwa saat ini yang akan menjadi Saint ada di depan matanya Direktur tidak bisa memungkirinya.
“Apa yang sebenarnya kamu rencanakan?”
Mendengar itu sudah lebih cukup. Akhirnya, akhirnya orang di depan tidak lagi melihat saya sebagai sosok anak kecil yang mudah di tipu dan naif hanya dengan kekuatan yang ada di tubuhnya.
Saya terkekeh dan menyeringai. Ini benar-benar menarik, bagaimana rasanya menggerakan pikiran orang dan memancingnya hingga kesana.
[Skill ‘Gaze of Wisdom (L)’ telah diaktifkan!]
Dundundun!
Itu menatapnya. Direktur melihat apa yang ada di depannya. Itu sosok yang membuatnya tidak mampu untuk menahan gejolak ketakutan pada dirinya. Dia merinding dan kulitnya menjadi pucat.
“Pertama, saya ingin otoritas dimana saya bisa berbuat sesuka hati. Kedua, anda akan tetap memihak saya apapun yang terjadi. Ketiga, mendengar ada peraturan bahwa seorang Priest akan tinggal sekamar di asrama dengan seorang Paladin, saya ingin bahwa kakak Yohan yang menjadi teman sekamar saya, tanpa terkecuali.”
Karena saya tahu ada peraturan itu dari ayah yang menjelaskan bahwa ketika kami sudah masuk di akademi Gereja ini dan menjadi Priest dan Paladin, maka akan ada aturan dimana Priest dan Paladin akan sekamar, tentu dengan gender yang sama.
Priest itu akan di ajarkan tanggung jawab mengurus seseorang dimana Paladin tersebut bisa saja terluka dan mungkin parah, karena itu tugasnya adalah menyembuhkannya dengan kekuatan sucinya. Bisa dibilang ‘Healer’.
Dan Paladin akan diajarkan tanggung jawab besar, bagaimana rasanya menjaga dan melindungi seorang Priest, seorang supporter yang bisa membantu mereka dari belakang medan pertempuran.
Itu adalah simbiosis, jika tidak ada Priest maka Paladin tidak selamanya bisa bertahan. Dan jika tidak ada Paladin, Priest tidak akan pernah ada yang hidup lama di medan perang.
“Karena itu saya butuh kakak Yohan. Dan terakhir, saya ingin di bebas tugaskan dari tugas saya sebagai Saint. Alasannya, tidak mungkin anak kecil seperti saya mengambil tugas seperti menetralkan tanah yang terkontaminasi kegelapan secara terus menerus.”
Jadi itu tidak mungkin. Dipikir bagaimanapun itu memang realitas yang tak terbantahkan, mental mungkin dewasa tapi secara fisik rasanya tidak mungkin, seorang anak kecil melakukan tugas sebesar itu terus menerus.
“Tapi, itu adalah tugas seorang Saint.” Direktur mencoba membuat pernyataan yang bisa menolak fakta itu.
Mungkin dia berpikir bahwa meskipun tubuhnya kecil tapi jika kekuatannya besar maka tidak akan ada kemungkinan terburuk dalam itu.
Tapi, mengapa saya harus peduli?
“Direktur sepertinya anda meremehkan saya. Anda tahu saya bisa menghancurkan tempat ini jika mau. Dan coba pikirkan dengan baik, jika saya berpihak pada bangsawan siapa yang akan jatuh terlebih dahulu?”
Direktur tersentak dan ekspresinya terdistorsi menjadi putus asa. Dia semakin di tekan oleh hawa keberadaan yang tidak diketahui apa yang ada di hadapannya, yang terus melihatnya.
Kekuatan ini bahkan hampir bisa setara dengan Dewa, pikirnya.
Karena selama dia menjadi Grand Saint dia tidak memiliki yang seperti itu.
“Apakah ini artinya kita beraliansi?”
“Hahaha. Kata aliansi itu terlalu ketat, kita harus menandatangani kontrak dan lain sebagainya. Saya tidak suka cara repot. Katakan saja kita berkomplot dan bekerja sama.” saya mengatakan tawaran yang membuat Direktur bisa sedikit fokus. “Jika anda butuh saya, saya akan melakukan yang terbaik dan sebaliknya jika saya butuh anda, saya harap anda memberikan yang terbaik juga.”
Itu bukan tawaran buruk. Jika dilihat dari persyaratan sebelumnya itu hanyalah sebuah filter untuk menutupinya dengan selimut tembus pandang. Sementara dia tidak dirugikan secara finansial dengan memakan kekayaan pada Gereja ini demi keuntungannya.
Direktur termenung sejenak dalam pikirannya, dia diam-diam melihat lawan bicaranya sejenak dengan pahit. Kenyataan yang dihadapannya bahkan bisa sampai berpikir seperti itu.
Beliau tahu Alvius tidak seperti kebanyakan anak seusianya. Selain jenius dia juga anak yang penuh teka-teki dan misteri dan tidak ada yang tahu apa yang ada dipikiran anak itu.
Seperti dia sedang berusaha menciptakan skema yang sangat besar yang bisa mengguncang dunia.
“Baiklah, aku akan menerimanya.” jawab Direktur dengan menghela napas. “Itu artinya kamu menerima akan menjadi Saint dan tinggal disini selama masa pendidikan?”
“Tentu, selama 7 tahun ke depan saya akan tetap disini. Saya juga harus menemani kakak saya bermain disini agar tidak bosan. Dan melakukan banyak hal.”
Bermain? Melakukan banyak? Memikirkannya saja membuat Direktur menatap dengan curiga dan waspada. Takutnya dia akan termakan lagi oleh provokasi itu.
Itulah masa pendidikan di akademi Gereja ini. Harus sampai tujuh tahun untuk lulus dari sini. Dan selama itu juga saya harus bertahan meskipun banyak hal yang akan merepotkan nantinya.
“Baiklah kalau begitu saya permisi dulu. Saya harapkan kerja sama yang baik dengan anda. Bahkan jika anda tidak suka, anda harus menahannya.”
Saya tersenyum ceria dan cerah cemerlang seperti sebuah harapan besar sedang bersinar dan pergi.
Direktur yang melihat kilauan cahaya wajah yang berseri itu tidak menyangka bahwa anak kecil ini telah memonopoli dirinya sebagai pemilik tempat ini.
***
“Sudah selesai?” Yohan yang menunggu di luar ruangan dan bersandar di tembok sudah tersenyum dari tadi. Dia benar-benar mudah ditebak, ketika wajahnya terlihat sangat tertarik.
Itu menggemaskan untuk dinilai saat dia telah mengetahui segalanya. Saya juga seperti itu.
“Mhm, tentu saja.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
You Me
justru yg berbeda jadi semakin pengen baca
2023-04-27
0