Bab 13. Dibayar Tunai

Dinding berwarna biru muda itu menjadi saksi bisu, tirai ruang tengah melambai-lambai akibat terpaan angin dari arah pintu, helaiannya mengenai permukaan wajah Pak tua.

Wajah angkuh yang tadinya mentertawai adegan pengeroyokan tersebut mendadak pasi. Pria tua itu melangkah mundur setelah menyadari lelaki di depannya bukanlah lawan yang mudah disingkirkan.

Kak Rey maju mendekat, membuat lelaki tua itu menjauhkan tubuh hingga sampai pembatas dinding. Tubuhnya tampak gemetar, melihat aura keji yang dipertunjukkan Kak Rey kepadanya.

"Ampun, jangan sakiti aku!" Dia mendadak minta maaf. Tubuhnya merosot ke lantai, menyembunyikan gemetar pada badan gempal dan perut buncitnya.

Kak Rey tak banyak bicara, ia tetap bergerak maju mendekati pria tua itu. Ekspresinya datar, tetapi sorot matanya tajam dan penuh ancaman.

"Minta maaf kepada mereka!" Dia memerintah dengan hardikan.

"Tapi, dia berjanji menikah denganku." Pak tua itu beralasan. "Mereka tidak mampu membayar utang sesuai janji. Tapi, gadis bodoh itu mencoba mengelabuiku dengan berniat kabur sehari sebelum hari pernikahan." Dia mengarahkan tatapannya ke arah Rindi yang masih menangis memeluk kedua adiknya.

"Hutang?" Kak Rey melirik ke arah Rindi dan itu jelas membuat Rindi malu. Gadis itu menunduk, tak berani menatap Kak Rey maupun aku. Mungkin, Rindi mengira kami menyalahkan keputusannya karena tidak menepati janji kepada Pak pria tua.

"Ya, dia berhutang dua puluh juta untuk biaya operasi ibunya, tapi sampai sekarang belum juga dilunasi. Masih baik aku nikahi, bagaimana kalau aku laporkan ke polisi."

Pak tua itu malah bersikap arogan. Aku semakin tidak menyukainya. Hanya pekara uang dua puluh juta saja sampai memaksa seorang gadis menjadi istrinya. Entah istri yang ke berapa. Padahal usia sudah uzur, seharusnya di umur yang tersisa digunakan untuk lebih mendekatkan diri pada Yang Kuasa, tetapi dia malah mencari masalah dengan memaksa gadis belia untuk dinikahi. Benar-benar pria tua yang tidak tahu malu.

"Hanya itu?" Kening Kak Rey mengernyit.

"Dia juga tidak membayar bunganya. Jika ditotal bisa melebihi lima puluh juta." Pak Tua menjelaskan. "Dia sudah untung karena aku mau menikah dengannya."

Seketika aku membulatkan mata dengan mulut terbuka. Bagaimana bisa nilai bunga lebih besar daripada jumlah yang dipinjam.

"Untung?" Kak Rey tersenyum mengejek. "Apa kau tidak sadar dengan usiamu yang lebih cocok sebagai kakeknya? Sebagai orang tua kau benar-benar tidak tahu malu!"

Kak Rey mendorong Pak Tua dengan tangan kanannya. Meski Pak Tua bertubuh gempal, tetapi hanya dengan sedikit dorongan lelaki yang rambutnya tampak hitam karena semir rambut itu terjungkal ke belakang.

"Aku tidak melukaimu hanya karena menghormati usiamu yang sudah tua." Kak Rey merogoh ponsel dari saku celananya, lalu berkata, "Berapa nomor rekeningmu. Aku yang akan melunasinya."

Sontak Rindi yang sejak tadi menunduk menahan malu menengadahkan wajah, menatap Kak Rey dengan raut tak percaya. Dia beralih melihatku yang berdiri sedikit jauh di samping Kak Rey, seolah menanyakan siapa lelaki yang datang bersamaku. Aku hanya menanggapi dengan gelengan kepala.

"Kau melunasi semua hutang-hutangnya?" tanya Pak Tua dengan mata berbinar dan raut muka tak percaya.

"Ya, asal kau keluar dari desa ini. Pergi sejauh-jauhnya dan jangan mengganggu mereka lagi."

Pak Tua mengangguk setuju, lantas menyebutkan deretan nomor rekening lengkap dengan nominal utang yang harus dibayar.

"Sudah!" ucap Kak Rey sambil menunjukkan layar ponselnya ke depan wajah Pak Tua yang mana bukti transfer telah berhasil dilakukam.

Pria yang memiliki banyak kerutan di wajah itu tersenyum bahagia. Lalu, dia beranjak dari posisinya untuk berdiri.

"Akhirnya, uangku kembali. Sudah, ambil saja dia! Aku sudah tidak peduli." Pak Tua melenggang pergi dengan melewati Kak Rey. Namun, belum sempat Pak Tua mencapai ambang pintu, Kak Rey memanggilnya.

"Tunggu, kau meninggalkan sesuatu!"

Dia berhenti dan disusul Kak Rey yang melangkah ke arahnya. Tanpa menaruh curiga, Pak Tua menoleh dengan wajah yang tampak semakin jumawa. Dan saat itu juga sebuah hantaman keras mendarat di tulang rahang lelaki tua itu.

Dia menjerit, melenguh kesakitan, merasakan giginya patah akibat benturan itu. "Kau, berani sekali ...."

"Itu pelajaran pertamamu karena telah melecehkannya." Kak Rey merapikan kemejanya yang sempat kusut. "Pelajaran keduamu, sebentar lagi datang," imbuhnya dengan begitu santai.

"Apa?"

Dalam hitungan detik, terdengar suara teriakan yang mengejutkan kami semua, kecuali Kak Rey. Dia hanya diam sambil membenarkan rambutnya. Lelaki itu sama sekali tidak bisa ditebak.

Aku mencari tahu dengan melongokkan wajahku ke depan rumah Rindi. Dan di sana sudah berjajar polisi dengan senjata di tangan.

Apakah Kak Rey yang memanggil mereka?

Beberapa petugas masuk, menggelandang pria-pria bertubuh besar yang tadi dilumpuhkan pergerakannya oleh Kak Rey. Mereka masih hidup, hanya terluka di bagian-bagian tertentu yang tidak terlalu fatal. Sementara Pak Tua dicekal dengan kedua tangannya diarahkan ke belakang. Namun, siapa sangka, sebelum polisi tersebut memakaikan gelang besi pada kedua tangan pria tua tersebut, lelaki yang hampir putus asa itu merebut senjata yang diletakkan polisi muda pada sarung pistol yang diletakkan di pinggang.

Begitu cepat ternyata pergerakannya, sehingga pelatuk itu ditarik dan melesatkan peluru ke arah depan.

Suara lesatan amunisi terdengar memekakkan telinga, berdengung menggema di ruangan itu. Semua mata membelalak terkejut. Aku pun tak kalah syok dengan apa yang terjadi. Dunia sekaan berhenti berputar. Suara ricuh yang sejak tadi terdengar kini mendadak senyap. Baru kali ini aku melihat penembakan di depan mata dan hal itu membuat tubuhku gemetar ketakutan.

Di sana. Ya, di sana Kak Rey ... tertembak tepat di depan mataku dengan darah segar keluar dari balik kemeja putihnya.

Terpopuler

Comments

Ita Mariyanti

Ita Mariyanti

tua bangka tp piktor mulu dan bela dr 😡😡😡

2023-04-11

0

Yusni Ali

Yusni Ali

Semoga Rey selamat

2023-03-10

0

Rina

Rina

alea kan setidaknya sarjana thor..pasti ada lah sedikit ilmu yg didapat dr tempat kuliah.
kenapa ga pergi jauh saja sih....terlalu menye².
toh sdh diusir juga dari rumah. biar saja rey bahagia sama rena "awalnya", ntar kasih deh jodoh alea yg bisa nerima dia apa adanya dan bahagia ever after.
baru buat si rey kelabakan dan sangat menyesal.........

2022-11-29

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 01. Ternoda
2 Bab 02. Rencana Tuhan
3 Bab 03. Mengapa Dia Datang?
4 Bab 04. Egois
5 Bab 05. Curiga
6 Bab 06. Dugaan
7 Bab 07. Kesucian
8 Bab 08. Sosok itu ...
9 Bab 09. Rasa Lapar
10 Bab 10. Mencari Rindi
11 Bab 11. Terselamatkan
12 Bab 12. Sebuah Kesepakatan
13 Bab 13. Dibayar Tunai
14 Bab 14. Berserah pada Takdir
15 Bab 15. Di Ruang Perawatan
16 Bab 16. Rencana Pernikahan
17 Bab 17. Mempelai yang Menyebalkan
18 Bab 18. Dipecat
19 Bab 19. Membawaku Pergi
20 Bab 20. Gugup
21 Bab 21. Hadiah Pernikahan
22 Bab 22. Apa yang Dia Inginkan?
23 Bab 23. Maafkan Aku
24 Bab 24. Anak Haram
25 Bab 25. Kemarahan Mama
26 Bab 26. Tersenyumlah!
27 Bab 27. Belanja
28 Bab 28. Gadis Kecil Itu
29 Bab 29. Om yang Sombong
30 Bab 30. Hati yang Salah
31 Bab 31. Arti Genggaman Tangan
32 Bab 32. Ketahuan
33 Bab 33. Terlalu Naif
34 Bab 34. Menggantung
35 Bab 35. Sebuah Rahasia
36 Bab 36. Terlambat
37 Bab 37. Rasa Syukur
38 Bab 38. Kabur
39 Bab 39. Memilih Siapa?
40 Bab 40. Marah
41 Bab 41.
42 Bab 42. Jangan Kabur Lagi!
43 Bab 43. Konseling
44 Bab 44. Listrik Padam
45 Bab 45. Kecewa
46 Bab 46. Hati ke Hati
47 Bab 47. Perubahan Sikap
48 Bab 48. Pertengkaran
49 Bab 49. Cerai
50 Bab 50. Ke Suatu Tempat
51 Bab 51. Mama
52 Bab 52. Pertemuan
53 Bab 53. Tidak Mau Mengalah
54 Bab 54. Rasa Nyaman
55 Bab 55. Menurut
56 DINIKAHI TUAN ARTHUR
57 Bab 56. Video
58 Bab 57. Memasak
59 Bab 58. Kado Misteri
60 Bab 59. Percintaan
61 Bab 60. Mama
62 Bab 61. Hampir Sembuh
63 Bab 62. Rahasia Mama
64 Bab 63. Sidang Perceraian
65 Bab 64. Malaikat Kecil
66 Bab 65. Ketemu Kakek dan Nenek
67 Bab 67. Kedatangan Kak Rena
68 Bab 68. Untuk Pertama Kalinya
69 Bab 69. Mama Pulang
70 Bab 70. Panik
71 Bab 71. Trenyuh
72 Bab 72. Sudah Memutuskan
73 Bab 73. Menuntut Hak
74 Bab 74. Tidak Rela
75 Bab 75. Kak Rena Sadar
76 Bab 76. Perpisahan
77 Bab 77. Pemesan Kue
78 Bab 78. Papa Siapa?
79 Bab 79. Air Mata Kedua Anakku
80 Bab 80. Hari Pernikahan
81 Bab 81. Pesta Pernikahan
82 Bab 82. Malam yang Indah
83 Bab 83. Bonus Chapter (TAMAT)
84 Senja di Ujung Istanbul
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Bab 01. Ternoda
2
Bab 02. Rencana Tuhan
3
Bab 03. Mengapa Dia Datang?
4
Bab 04. Egois
5
Bab 05. Curiga
6
Bab 06. Dugaan
7
Bab 07. Kesucian
8
Bab 08. Sosok itu ...
9
Bab 09. Rasa Lapar
10
Bab 10. Mencari Rindi
11
Bab 11. Terselamatkan
12
Bab 12. Sebuah Kesepakatan
13
Bab 13. Dibayar Tunai
14
Bab 14. Berserah pada Takdir
15
Bab 15. Di Ruang Perawatan
16
Bab 16. Rencana Pernikahan
17
Bab 17. Mempelai yang Menyebalkan
18
Bab 18. Dipecat
19
Bab 19. Membawaku Pergi
20
Bab 20. Gugup
21
Bab 21. Hadiah Pernikahan
22
Bab 22. Apa yang Dia Inginkan?
23
Bab 23. Maafkan Aku
24
Bab 24. Anak Haram
25
Bab 25. Kemarahan Mama
26
Bab 26. Tersenyumlah!
27
Bab 27. Belanja
28
Bab 28. Gadis Kecil Itu
29
Bab 29. Om yang Sombong
30
Bab 30. Hati yang Salah
31
Bab 31. Arti Genggaman Tangan
32
Bab 32. Ketahuan
33
Bab 33. Terlalu Naif
34
Bab 34. Menggantung
35
Bab 35. Sebuah Rahasia
36
Bab 36. Terlambat
37
Bab 37. Rasa Syukur
38
Bab 38. Kabur
39
Bab 39. Memilih Siapa?
40
Bab 40. Marah
41
Bab 41.
42
Bab 42. Jangan Kabur Lagi!
43
Bab 43. Konseling
44
Bab 44. Listrik Padam
45
Bab 45. Kecewa
46
Bab 46. Hati ke Hati
47
Bab 47. Perubahan Sikap
48
Bab 48. Pertengkaran
49
Bab 49. Cerai
50
Bab 50. Ke Suatu Tempat
51
Bab 51. Mama
52
Bab 52. Pertemuan
53
Bab 53. Tidak Mau Mengalah
54
Bab 54. Rasa Nyaman
55
Bab 55. Menurut
56
DINIKAHI TUAN ARTHUR
57
Bab 56. Video
58
Bab 57. Memasak
59
Bab 58. Kado Misteri
60
Bab 59. Percintaan
61
Bab 60. Mama
62
Bab 61. Hampir Sembuh
63
Bab 62. Rahasia Mama
64
Bab 63. Sidang Perceraian
65
Bab 64. Malaikat Kecil
66
Bab 65. Ketemu Kakek dan Nenek
67
Bab 67. Kedatangan Kak Rena
68
Bab 68. Untuk Pertama Kalinya
69
Bab 69. Mama Pulang
70
Bab 70. Panik
71
Bab 71. Trenyuh
72
Bab 72. Sudah Memutuskan
73
Bab 73. Menuntut Hak
74
Bab 74. Tidak Rela
75
Bab 75. Kak Rena Sadar
76
Bab 76. Perpisahan
77
Bab 77. Pemesan Kue
78
Bab 78. Papa Siapa?
79
Bab 79. Air Mata Kedua Anakku
80
Bab 80. Hari Pernikahan
81
Bab 81. Pesta Pernikahan
82
Bab 82. Malam yang Indah
83
Bab 83. Bonus Chapter (TAMAT)
84
Senja di Ujung Istanbul

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!