Bab 03. Mengapa Dia Datang?

Hidup tak bisa menafikan sebuah pertemuan. Semuanya telah diatur oleh Yang Maha Kuasa dengan sempurna. Akan tetapi, bolehkah aku memilih siapa yang akan dipertemukan denganku suatu saat nanti?

Mata itu terlalu indah untuk ditatap. Mata hazel bening dan sangat cocok dengan wajah tampan nan rupawan yang kini sedang mengulurkan tangan kepadaku.

Kening pria itu mengernyit heran melihat sikapku, tapi aku tak bisa menutup-nutupi betapa aku sangat membencinya. Bayangan perbuatan bejat yang semalam dilakukannya kepadaku terlintas begitu saja dan terus-menerus menari-nari di kepalaku. Tubuhku gemetar. Aku ingin segera pergi dari hadapan pria itu.

"Alea, dia Reynan. Kamu belum pernah bertemu dengannya, bukan?" Suara Kak Rena langsung menyadarkanku. Mataku kembali terpaku pada tangan kekar yang kini masih mengapung di udara, menunggu disambut olehku.

Perlahan kuulurkan tangan kepadanya demi menghormati Kak Rena. Kupaksakan diri ini untuk menerima kenyataan bahwa dia kini menjadi kakak iparku. Hanya beberapa detik tangan kami menempel dan segera kuturunkan kembali. Hatiku tidak kuat berhadapan seperti ini dengannya.

Aku pamit undur diri terlebih dahulu, mengabaikan suami Kak Rena dan yang lainnya untuk kembali ke kamar. Persetan banyak yang menatapku tidak suka, terutama Mama. Aku sadar, tatapan Mama ingin sekali marah atas sikapku yang dianggap tidak sopan. Aku tidak peduli.

Hancur. Aku tidak tahu bagaimana cara menghadapi ini semua. Rasanya seperti mimpi. Kenyataan dijungkirbalikkan dalam sekejap mata.

Aku berdiri di depan cermin, menatap bayangan diriku yang berdiri tegap di sana. Perlahan kulepas satu per satu kancing kebayaku, menampilkan tubuh bagian depan yang berbalut pakaian dalam.

Di sana, tampak jelas tanda merah yang ditinggalkan lelaki itu membekas di badanku. Begitu banyak dan membuatku jijik terhadap tubuhku sendiri. Andai keluargaku tahu. Andai Kak Rena tahu. Betapa hancurnya hati Kak Rena jika menyadari suaminya adalah pria jahat?

Air mataku meleleh tiada henti. Ya, Tuhan, apa yang harus aku lakukan sekarang?

Aku tergugu sendiri, terbawa pusara kejamnya kehidupan tanpa ada tangan yang membantuku untuk bertahan. Hingga sebuah ketukan di pintu mengalihkan perhatianku, dan segera kupasang kembali kancing-kancing kebaya yang sempat kulepaskan.

"Alea! Apa yang kau lakukan?"

Itu suara Mama. Aku tahu Mama marah, tapi aku memilih abai. Aku tidak sanggup membuka pintu kamarku. Aku tak sanggup menatap Mama, apalagi Kak Rena. Biarlah mereka bahagia tanpa perlu melihat wajahku. Biarlah mereka tertawa tanpa aku turut serta di sana.

Kudengar suara Mama masih meneriakiku, memaki dan mengumpat. Aku masih diam, tak sanggup berkata sepatah kata. Suaraku seolah tertahan dan terimpit di tenggorokan. Mama, maafkan aku.

...***...

Dan di sini lah aku sekarang. Di kelilingi oleh orang-orang tak kukenal yang datang dengan menunjukkan wajah bahagia. Entah benar-benar bahagia, atau hanya kamuflase semata. Sebuah gedung mewah yang kuketahui milik keluarga Paderson, mertua Kak Rena, dijadikan acara pesta pernikahan.

Tidak semua kalayak sanggup menyewa aula gedung ini yang memang mampu menampung ribuan orang. Arsitekturnya modern, tetapi juga memiliki unsur-unsur seni yang menarik. Aku yakin, bukan sembarang orang yang mendesain interior area aula ini.

Di sana, sepasang pengantin itu tampak bahagia dari raut wajah mereka. Bukan hanya itu, Mama dan keluarga Kak Rey turut merasakan kegembiraan.

Kak Rey? Ya, aku harus memanggilnya Kakak, bukan? Dia kakak iparku, apa pun yang terjadi.

Aku tidak ikut bersama mereka, lebih memilih duduk di salah satu meja tamu sambil melihat para undangan memberi selamat kepada mempelai dan keluarga. Entahlah, aku merasa tidak nyaman berdekatan dengan Kak Rey. Lebih baik aku menjauhinya, sampai ketika tanpa sengaja pandangan kami saling temu.

Jus yang sedang kuminum tiba-tiba terasa getir di saat mata hazel itu menatapku tajam. Aku kesulitan menelan cairan di tenggorokan. Rasanya begitu tidak nyaman. Mengapa Kak Rey memandangku seperti itu?

...***...

Ketika malam menjelang, aku memutuskan pulang terlebih dahulu. Aku beralasan lelah, meskipun Mama memaksaku tetap di sana sebagai penghormatan, tetapi Kak Rena yang baik membelaku dan mengizinkanku untuk pulang ke rumah.

Kurebahkan tubuh letih ini dengan nyaman di kasur setelah selesai membersihkan diri dan berganti dengan pakaian tidur bermotif Hello Kitty. Rasa kantuk mulai menjejal di kepalaku, membuat mataku sayup-sayup terpejam dan berakhir tertidur setelah menguap berkali-kali.

Dan entah berapa lama aku memejamkan mata, sebuah ketukan pintu membuatku terbangun di tengah malam.

Siapa yang datang?

Kulirik jam dinding yang menempel di atas lemari pakaian. Sudah pukul satu dini hari. Tentu ada rasa tidak tenang menyadari hari sudah sangat larut. Bunyi ketukan tanpa diiringi suara orang yang mengetuk membuatku curiga. Jika Mama yang melakukan, tentu mengetuk sambil memanggil namaku. Tapi kali ini, suara ketukan itu terdengar lirih dan ... menggantung.

Sedikit malas dengan mata yang belum sepenuhnya terbuka kuturunkan kakiku, menapak lantai berbahan marmer putih yang dingin terasa di telapak kaki. Perlahan akhirnya aku sampai di belakang pintu, memutar tuasnya dan ... terbuka.

Mata yang malas-malasan membuka seketika itu juga membeliak sempurna. Tubuhku tiba-tiba merasa debaran aneh. Rasa takut serta trauma menyerang begitu saja. Segera kututup kembali pintu yang sempat kubuka. Namun, terlambat.

Dia lebih sigap dengan menyelipkan tubuhnya masuk ke dalam kamarku.

"Kau! Apa yang kau lakukan di kamarku?"

Dia tak peduli. Tangannya dengan cepat mengambil alih kunci kamar, kemudian mengunci pintu tersebut.

Aku ingin berteriak, tetapi tangan kekar itu dengan cepat membungkam mulutku. Dia mendorongku hingga terentak ke dinding.

Mata itu menatapku tajam. Tubuhku yang gemetar semakin menggigil ketika bola mata hazel menghunjamkan sorotnya dingin.

Dia mengenakan baju tidur kimono dengan tali pinggang yang diikat menyamping. Harum tubuhnya menguar menggelitik hidungku. Aku yakin jika lelaki di depanku baru selesai membersihkan diri setelah hari melelahkan akan perhelatan pesta pernikahannya yang mewah. Aku baru sadar, seharusnya malam ini adalah malam pengantinnya dengan Kak Rena. Tapi, mengapa dia sekarang justru diam-diam masuk ke kamarku?

...****************...

Terima kasih sudah mengikuti.

Kisah ini up setiap hari dan mulai rutin per tanggal 01 September 2022. Plot dan outline sudah disiapkan hingga tamat, diharapkan cerita ini akan tamat sesuai dengan rencana dan tidak melebar ke mana-mana. Semoga betah membaca hingga akhir. Jangan lupa tinggalkan jejak serta dukungannya agar lebih semangat update.

Terima Kasih.

Aleena_Anonymous

Terpopuler

Comments

bunga cinta

bunga cinta

penasaran

2023-06-14

0

◡̈⃝︎➤N୧⃝🆖LU⃝SI✰◡̈⃝︎👾

◡̈⃝︎➤N୧⃝🆖LU⃝SI✰◡̈⃝︎👾

eh

2023-04-15

0

Mega-Chan ♉🔥

Mega-Chan ♉🔥

p
p

2023-04-15

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 01. Ternoda
2 Bab 02. Rencana Tuhan
3 Bab 03. Mengapa Dia Datang?
4 Bab 04. Egois
5 Bab 05. Curiga
6 Bab 06. Dugaan
7 Bab 07. Kesucian
8 Bab 08. Sosok itu ...
9 Bab 09. Rasa Lapar
10 Bab 10. Mencari Rindi
11 Bab 11. Terselamatkan
12 Bab 12. Sebuah Kesepakatan
13 Bab 13. Dibayar Tunai
14 Bab 14. Berserah pada Takdir
15 Bab 15. Di Ruang Perawatan
16 Bab 16. Rencana Pernikahan
17 Bab 17. Mempelai yang Menyebalkan
18 Bab 18. Dipecat
19 Bab 19. Membawaku Pergi
20 Bab 20. Gugup
21 Bab 21. Hadiah Pernikahan
22 Bab 22. Apa yang Dia Inginkan?
23 Bab 23. Maafkan Aku
24 Bab 24. Anak Haram
25 Bab 25. Kemarahan Mama
26 Bab 26. Tersenyumlah!
27 Bab 27. Belanja
28 Bab 28. Gadis Kecil Itu
29 Bab 29. Om yang Sombong
30 Bab 30. Hati yang Salah
31 Bab 31. Arti Genggaman Tangan
32 Bab 32. Ketahuan
33 Bab 33. Terlalu Naif
34 Bab 34. Menggantung
35 Bab 35. Sebuah Rahasia
36 Bab 36. Terlambat
37 Bab 37. Rasa Syukur
38 Bab 38. Kabur
39 Bab 39. Memilih Siapa?
40 Bab 40. Marah
41 Bab 41.
42 Bab 42. Jangan Kabur Lagi!
43 Bab 43. Konseling
44 Bab 44. Listrik Padam
45 Bab 45. Kecewa
46 Bab 46. Hati ke Hati
47 Bab 47. Perubahan Sikap
48 Bab 48. Pertengkaran
49 Bab 49. Cerai
50 Bab 50. Ke Suatu Tempat
51 Bab 51. Mama
52 Bab 52. Pertemuan
53 Bab 53. Tidak Mau Mengalah
54 Bab 54. Rasa Nyaman
55 Bab 55. Menurut
56 DINIKAHI TUAN ARTHUR
57 Bab 56. Video
58 Bab 57. Memasak
59 Bab 58. Kado Misteri
60 Bab 59. Percintaan
61 Bab 60. Mama
62 Bab 61. Hampir Sembuh
63 Bab 62. Rahasia Mama
64 Bab 63. Sidang Perceraian
65 Bab 64. Malaikat Kecil
66 Bab 65. Ketemu Kakek dan Nenek
67 Bab 67. Kedatangan Kak Rena
68 Bab 68. Untuk Pertama Kalinya
69 Bab 69. Mama Pulang
70 Bab 70. Panik
71 Bab 71. Trenyuh
72 Bab 72. Sudah Memutuskan
73 Bab 73. Menuntut Hak
74 Bab 74. Tidak Rela
75 Bab 75. Kak Rena Sadar
76 Bab 76. Perpisahan
77 Bab 77. Pemesan Kue
78 Bab 78. Papa Siapa?
79 Bab 79. Air Mata Kedua Anakku
80 Bab 80. Hari Pernikahan
81 Bab 81. Pesta Pernikahan
82 Bab 82. Malam yang Indah
83 Bab 83. Bonus Chapter (TAMAT)
84 Senja di Ujung Istanbul
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Bab 01. Ternoda
2
Bab 02. Rencana Tuhan
3
Bab 03. Mengapa Dia Datang?
4
Bab 04. Egois
5
Bab 05. Curiga
6
Bab 06. Dugaan
7
Bab 07. Kesucian
8
Bab 08. Sosok itu ...
9
Bab 09. Rasa Lapar
10
Bab 10. Mencari Rindi
11
Bab 11. Terselamatkan
12
Bab 12. Sebuah Kesepakatan
13
Bab 13. Dibayar Tunai
14
Bab 14. Berserah pada Takdir
15
Bab 15. Di Ruang Perawatan
16
Bab 16. Rencana Pernikahan
17
Bab 17. Mempelai yang Menyebalkan
18
Bab 18. Dipecat
19
Bab 19. Membawaku Pergi
20
Bab 20. Gugup
21
Bab 21. Hadiah Pernikahan
22
Bab 22. Apa yang Dia Inginkan?
23
Bab 23. Maafkan Aku
24
Bab 24. Anak Haram
25
Bab 25. Kemarahan Mama
26
Bab 26. Tersenyumlah!
27
Bab 27. Belanja
28
Bab 28. Gadis Kecil Itu
29
Bab 29. Om yang Sombong
30
Bab 30. Hati yang Salah
31
Bab 31. Arti Genggaman Tangan
32
Bab 32. Ketahuan
33
Bab 33. Terlalu Naif
34
Bab 34. Menggantung
35
Bab 35. Sebuah Rahasia
36
Bab 36. Terlambat
37
Bab 37. Rasa Syukur
38
Bab 38. Kabur
39
Bab 39. Memilih Siapa?
40
Bab 40. Marah
41
Bab 41.
42
Bab 42. Jangan Kabur Lagi!
43
Bab 43. Konseling
44
Bab 44. Listrik Padam
45
Bab 45. Kecewa
46
Bab 46. Hati ke Hati
47
Bab 47. Perubahan Sikap
48
Bab 48. Pertengkaran
49
Bab 49. Cerai
50
Bab 50. Ke Suatu Tempat
51
Bab 51. Mama
52
Bab 52. Pertemuan
53
Bab 53. Tidak Mau Mengalah
54
Bab 54. Rasa Nyaman
55
Bab 55. Menurut
56
DINIKAHI TUAN ARTHUR
57
Bab 56. Video
58
Bab 57. Memasak
59
Bab 58. Kado Misteri
60
Bab 59. Percintaan
61
Bab 60. Mama
62
Bab 61. Hampir Sembuh
63
Bab 62. Rahasia Mama
64
Bab 63. Sidang Perceraian
65
Bab 64. Malaikat Kecil
66
Bab 65. Ketemu Kakek dan Nenek
67
Bab 67. Kedatangan Kak Rena
68
Bab 68. Untuk Pertama Kalinya
69
Bab 69. Mama Pulang
70
Bab 70. Panik
71
Bab 71. Trenyuh
72
Bab 72. Sudah Memutuskan
73
Bab 73. Menuntut Hak
74
Bab 74. Tidak Rela
75
Bab 75. Kak Rena Sadar
76
Bab 76. Perpisahan
77
Bab 77. Pemesan Kue
78
Bab 78. Papa Siapa?
79
Bab 79. Air Mata Kedua Anakku
80
Bab 80. Hari Pernikahan
81
Bab 81. Pesta Pernikahan
82
Bab 82. Malam yang Indah
83
Bab 83. Bonus Chapter (TAMAT)
84
Senja di Ujung Istanbul

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!