Bab 04. Egois

Takdir bagaikan sebuah drama panggung yang sedang ditulis menggunakan tinta merah. Carut-marut kisahku tak bisa kutata ulang agar layak dibaca. Sekumpulan wayang manusia sedang mempertunjukkan keegoisannya tanpa memandang dan memedulikan seseorang yang terluka dan tersakiti sebab perbuatannya.

Di sini, Kak Rey mengurungku dengan tubuh serta lengan kekarnya. Aku tak sanggup melawan. Ragaku benar-benar lemah ketika dihadapkan pada sorot mata tegas yang terasa begitu mengintimidasi. Kepalanya menunduk semakin dalam, mengunci pandanganku yang mulai berembun.

Apa yang sedang diinginkannya?

Di saat tubuh ini ingin memberontak, dia mengeluarkan sesuatu dari balik jubah tidurnya dan diberikan kepadaku.

"Apa ini milikmu?"

Bibirku bergetar, tak bisa menjelaskan apa yang saat ini sedang bergelut dalam hatiku.

Aku menerimanya, mengulurkan tanganku dengan sudut mata yang mulai basah. Tatapan Kak Rey masih sama: dingin dan tajam seolah sedang menelanjangiku akan sebuah kejujuran.

Benda yang kugenggam adalah ... seragam kerjaku yang tertinggal di kamar hotel itu.

Aku mengangguk lemah. Rasa sakit kembali menggerogoti jiwa. Aku terlupa jika ada namaku yang tertera pada seragamku. Apakah itu artinya Kak Rey ....

"Apa yang terjadi saat itu?"

Suaranya terdengar tegas dan penuh tuntutan di telingaku. Aku menggeleng, tak bisa mengucapkan sepatah kata. Dadaku sesak. Hanya isakan tangis yang keluar dari bibirku. Aku ... tak kuasa menjelaskan apa-apa.

Pria bermata hazel menyugar rambutnya, lalu tangannya yang terkepal menghantam dinding di sebelahku. Aku semakin tergugu, terisak dalam tangis yang mencoba sekuat tenaga kutahan.

"Aku memerkosamu?"

Aku mengangguk sambil memeluk seragam kerjaku yang telah koyak. Ekor mataku menatap wajah Kak Rey yang tampak kusut dan carut-marut. Bisa dibilang, lelaki itu seolah tak percaya dengan kenyataan yang ada.

Andai mengelak sebuah kenyataan bisa mengubah takdir, akulah orang pertama yang melakukannya. Namun, nasi telah menjadi bubur. Semuanya telah terjadi tanpa bisa dibendung.

Sejenak lelaki itu melepaskan kungkungannya dari tubuhku. Dia berbalik membelakangiku. Aku tak peduli. Hatiku juga telah hancur. Bagaimanapun pihak wanitalah orang yang paling dirugikan akan insiden tersebut.

"Maaf." Kak Rey berkata lirih. Aku hanya diam menanggapi. "Malam itu aku berkumpul dengan teman-temanku. Tanpa sepengetahuanku, mereka mengerjaiku dengan memasukkan sesuatu di minumanku. Aku baru menyadarinya ketika tubuhku mulai bereaksi." Tangannya kembali meremas rambutnya kasar. "Aku tidak sadar melakukan itu kepadamu."

Mataku memejam. Rasa sakit di ulu hati kian meradang. Ketidaktahuannya telah merusak masa depanku. Ketidaksadarannya telah merenggut mahkota yang selama ini sudah kujaga mati-matian. Setelah ini, siapa lelaki yang mau menerima wanita sepertiku?

"Aku harap Rena tidak mengetahuinya. Aku tidak sanggup melihat kekecewaan di matanya."

Egois. Aku juga menyayangi Kak Rena, tetapi apakah kekecewaan itu harus aku sendiri yang menelannya?

"Keluar dari kamarku!" Aku tak ingin dia terlalu lama di sini. Aku muak. Aku semakin membencinya.

"Alea!"

"Jangan sebut namaku! Aku tidak sudi mendengar kau memanggilku."

Dia terdiam. Sorot matanya terpaku pada wajahku yang menyedihkan. Entah, apakah dia merasa iba kepadaku atau hanya sebuah simpati yang sedikit melintas di hatinya.

"Maaf. Kami baru menikah. Aku tidak mungkin menceraikannya kemudian menikahimu. Aku mencintainya dan ingin menjadikan Rena wanita satu-satunya."

Deraian air mata tak sanggup kubendung lagi. Aku tahu. Aku juga tidak mungkin merusak kebahagiaan Kak Rena. Dia terlalu baik untuk disakiti. Apakah aku harus menelan semua ini sendiri? Apakah ini adil untukku?

"Ya, tentu. Dia adalah Kakakku. Aku tidak mungkin tega merusak kebahagiaannya. Keluarlah! Aku anggap tiada sesuatu yang terjadi di antara kita."

Kak Rey mengangguk. Tanpa berkata lagi dia membuka pintu kamarku untuk segera pergi. Tepat ketika pintu itu terbuka, Mama ternyata sudah berdiri tepat di depannya.

"Reynan!"

Jelas kedatangan Mama yang tiba-tiba membuat kami terperanjat. Wajahku yang basah kuseka segera. Aku ikut melihat dengan melongokkan wajah keluar setelah Kak Rey menyingkir dari ambang pintu.

"Alea!" Wajah Mama meradang. Pasti mengira ada sesuatu yang terjadi di antara kami.

Aku menelan ludah. Bingung harus menjelaskan apa. Seorang pengantin pria tengah malam bukannya tidur di kamar pengantin, melainkan keluar dari kamar adik iparnya. Siapa yang tidak curiga? Alasan apa yang harus kukatakan?

Aku menunduk bisu. Takut dengan reaksi Mama yang mungkin akan mengguncang batinku lebih terpuruk. Sementara Kak Rey tetap tenang dalam penjiwaannya. Mengapa pria itu sama sekali tidak terganggu dengan tatapan Mama yang curiga?

"Rena tiba-tiba datang bulan. Aku meminta bantuannya untuk mencari pembalut."

Aku mengangkat wajah yang sebelumnya menunduk, menatap pria di sampingku yang terlihat tenang tanpa ekspresi. Aku sudah gemetar sejak tadi, tetapi dia justru bersikap santai seolah tidak terjadi apa-apa.

Perlahan raut muka Mama berubah ramah. Wanita yang memiliki kerutan-kerutan kecil di ujung mata menipiskan bibir dan melengkung.

"Mama ada. Tunggu sebentar, biar Mama ambilkan."

Mama membalikkan badan, pergi meninggalkan kami berdua. Kami saling pandang, tetapi kemudian dia memalingkan wajah.

"Masuklah! Biar Mama aku yang mengurusnya," ucapnya dingin.

Tanpa berkata apa pun, aku kembali ke kamarku, menutup pintu serta menguncinya segera. Kusandarkan tubuh ini di pintu, lalu seketika itu juga luruh ke bawah. Kudekap kedua lututku dengan wajah yang kutenggelamkan di sana. Aku tumpahkan tangisku. Benteng pertahanan yang sejak tadi kupersiapkan ternyata begitu rapuh.

Aku tergugu di sana, dalam kesendirian. Tiada tangan yang mau menggenggam untuk sekadar penghiburan. Aku sendiri, kesepian, dan sunyi berada dalam kekosongan jiwa.

...****************...

Pasti pada ngira Rey akan ninuninu dg Alea, kan? 🤭🤭

Lanjutaannya masih diketik.

Jangan lupa tinggalkan jejak.

Terima kasih.

Terpopuler

Comments

Vita

Vita

kasihan alea biadab rey memperkosa tapi menikahi kakaknya

2024-02-24

0

Putikah Putikah

Putikah Putikah

kasian alea
biar kan si reynan Meratapi kebodohannya

2023-09-07

0

Devi Handayani

Devi Handayani

eeeeeaaaaaa...... kena prank si thor😜😜

2023-04-28

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 01. Ternoda
2 Bab 02. Rencana Tuhan
3 Bab 03. Mengapa Dia Datang?
4 Bab 04. Egois
5 Bab 05. Curiga
6 Bab 06. Dugaan
7 Bab 07. Kesucian
8 Bab 08. Sosok itu ...
9 Bab 09. Rasa Lapar
10 Bab 10. Mencari Rindi
11 Bab 11. Terselamatkan
12 Bab 12. Sebuah Kesepakatan
13 Bab 13. Dibayar Tunai
14 Bab 14. Berserah pada Takdir
15 Bab 15. Di Ruang Perawatan
16 Bab 16. Rencana Pernikahan
17 Bab 17. Mempelai yang Menyebalkan
18 Bab 18. Dipecat
19 Bab 19. Membawaku Pergi
20 Bab 20. Gugup
21 Bab 21. Hadiah Pernikahan
22 Bab 22. Apa yang Dia Inginkan?
23 Bab 23. Maafkan Aku
24 Bab 24. Anak Haram
25 Bab 25. Kemarahan Mama
26 Bab 26. Tersenyumlah!
27 Bab 27. Belanja
28 Bab 28. Gadis Kecil Itu
29 Bab 29. Om yang Sombong
30 Bab 30. Hati yang Salah
31 Bab 31. Arti Genggaman Tangan
32 Bab 32. Ketahuan
33 Bab 33. Terlalu Naif
34 Bab 34. Menggantung
35 Bab 35. Sebuah Rahasia
36 Bab 36. Terlambat
37 Bab 37. Rasa Syukur
38 Bab 38. Kabur
39 Bab 39. Memilih Siapa?
40 Bab 40. Marah
41 Bab 41.
42 Bab 42. Jangan Kabur Lagi!
43 Bab 43. Konseling
44 Bab 44. Listrik Padam
45 Bab 45. Kecewa
46 Bab 46. Hati ke Hati
47 Bab 47. Perubahan Sikap
48 Bab 48. Pertengkaran
49 Bab 49. Cerai
50 Bab 50. Ke Suatu Tempat
51 Bab 51. Mama
52 Bab 52. Pertemuan
53 Bab 53. Tidak Mau Mengalah
54 Bab 54. Rasa Nyaman
55 Bab 55. Menurut
56 DINIKAHI TUAN ARTHUR
57 Bab 56. Video
58 Bab 57. Memasak
59 Bab 58. Kado Misteri
60 Bab 59. Percintaan
61 Bab 60. Mama
62 Bab 61. Hampir Sembuh
63 Bab 62. Rahasia Mama
64 Bab 63. Sidang Perceraian
65 Bab 64. Malaikat Kecil
66 Bab 65. Ketemu Kakek dan Nenek
67 Bab 67. Kedatangan Kak Rena
68 Bab 68. Untuk Pertama Kalinya
69 Bab 69. Mama Pulang
70 Bab 70. Panik
71 Bab 71. Trenyuh
72 Bab 72. Sudah Memutuskan
73 Bab 73. Menuntut Hak
74 Bab 74. Tidak Rela
75 Bab 75. Kak Rena Sadar
76 Bab 76. Perpisahan
77 Bab 77. Pemesan Kue
78 Bab 78. Papa Siapa?
79 Bab 79. Air Mata Kedua Anakku
80 Bab 80. Hari Pernikahan
81 Bab 81. Pesta Pernikahan
82 Bab 82. Malam yang Indah
83 Bab 83. Bonus Chapter (TAMAT)
84 Senja di Ujung Istanbul
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Bab 01. Ternoda
2
Bab 02. Rencana Tuhan
3
Bab 03. Mengapa Dia Datang?
4
Bab 04. Egois
5
Bab 05. Curiga
6
Bab 06. Dugaan
7
Bab 07. Kesucian
8
Bab 08. Sosok itu ...
9
Bab 09. Rasa Lapar
10
Bab 10. Mencari Rindi
11
Bab 11. Terselamatkan
12
Bab 12. Sebuah Kesepakatan
13
Bab 13. Dibayar Tunai
14
Bab 14. Berserah pada Takdir
15
Bab 15. Di Ruang Perawatan
16
Bab 16. Rencana Pernikahan
17
Bab 17. Mempelai yang Menyebalkan
18
Bab 18. Dipecat
19
Bab 19. Membawaku Pergi
20
Bab 20. Gugup
21
Bab 21. Hadiah Pernikahan
22
Bab 22. Apa yang Dia Inginkan?
23
Bab 23. Maafkan Aku
24
Bab 24. Anak Haram
25
Bab 25. Kemarahan Mama
26
Bab 26. Tersenyumlah!
27
Bab 27. Belanja
28
Bab 28. Gadis Kecil Itu
29
Bab 29. Om yang Sombong
30
Bab 30. Hati yang Salah
31
Bab 31. Arti Genggaman Tangan
32
Bab 32. Ketahuan
33
Bab 33. Terlalu Naif
34
Bab 34. Menggantung
35
Bab 35. Sebuah Rahasia
36
Bab 36. Terlambat
37
Bab 37. Rasa Syukur
38
Bab 38. Kabur
39
Bab 39. Memilih Siapa?
40
Bab 40. Marah
41
Bab 41.
42
Bab 42. Jangan Kabur Lagi!
43
Bab 43. Konseling
44
Bab 44. Listrik Padam
45
Bab 45. Kecewa
46
Bab 46. Hati ke Hati
47
Bab 47. Perubahan Sikap
48
Bab 48. Pertengkaran
49
Bab 49. Cerai
50
Bab 50. Ke Suatu Tempat
51
Bab 51. Mama
52
Bab 52. Pertemuan
53
Bab 53. Tidak Mau Mengalah
54
Bab 54. Rasa Nyaman
55
Bab 55. Menurut
56
DINIKAHI TUAN ARTHUR
57
Bab 56. Video
58
Bab 57. Memasak
59
Bab 58. Kado Misteri
60
Bab 59. Percintaan
61
Bab 60. Mama
62
Bab 61. Hampir Sembuh
63
Bab 62. Rahasia Mama
64
Bab 63. Sidang Perceraian
65
Bab 64. Malaikat Kecil
66
Bab 65. Ketemu Kakek dan Nenek
67
Bab 67. Kedatangan Kak Rena
68
Bab 68. Untuk Pertama Kalinya
69
Bab 69. Mama Pulang
70
Bab 70. Panik
71
Bab 71. Trenyuh
72
Bab 72. Sudah Memutuskan
73
Bab 73. Menuntut Hak
74
Bab 74. Tidak Rela
75
Bab 75. Kak Rena Sadar
76
Bab 76. Perpisahan
77
Bab 77. Pemesan Kue
78
Bab 78. Papa Siapa?
79
Bab 79. Air Mata Kedua Anakku
80
Bab 80. Hari Pernikahan
81
Bab 81. Pesta Pernikahan
82
Bab 82. Malam yang Indah
83
Bab 83. Bonus Chapter (TAMAT)
84
Senja di Ujung Istanbul

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!