Bab 20. Gugup

Tubuhku membeku di tempat sesaat setelah Kak Rey menutup pintu kamarnya kembali.

Dia berjalan ke arahku.

Mata hazelnya tak berpindah dariku, seolah ingin menelanku detik itu juga.

Dia mendekat ... dan semakin dekat.

Kini, jarak kami hanya satu jengkal orang dewasa. Rasa gugup jelas menderaku di saat kepala Kak Rey menunduk sehingga embusan napasnya hangat menerpa wajahku yang tergiring menengadah turut menatapnya. Apalagi sorot mata lelaki itu tak beralih sedikit pun dariku. Bahkan, pandanganku seakan-akan telah dikunci olehnya.

Tangan kanannya terulur menyentuh rambutku yang masih basah, lalu menyelipkannya di belakang telingaku. Perlahan tangan itu menurun mengusik di antara bahu dan leherku. Sungguh, kali ini aku takut jika dia mendengar betapa kerasnya degup jantungku yang mendadak berdetak tak berirama.

Dia semakin menunduk, mendekat kepadaku. Bodohnya aku sempat memejamkan mata ketika wajah Kak Rey begitu dekat denganku.

"Mengapa lama sekali?" Pertanyaannya membuatku mengerjap, menyadarkan dari tatapan matanya yang baru saja menghipnotisku. Dia menyentuhkan tangannya ke daguku, lalu mengarahkan wajahku ke arah samping. "Aku menunggumu sejak tadi. Pakaianmu ada di sana."

Tangan kekar itu terlapas dari daguku. Aku mengangguk mengerti setelah melihat sebuah tas kertas yang terletak di atas meja kecil samping ranjang.

"A-aku akan berganti pakaian. Kak Rey ... keluarlah!" Aku berkata dengan gugup.

Lelaki itu tampaknya bersikap biasa saja. Sangat berbeda dengan tubuhku yang mendadak lemas tak bertenaga. Dia membalikkan badan, lalu berjalan pergi keluar dari kamarnya tanpa mengatakan satu kata pun kepadaku.

Fyuh!

Aku bernapas lega. Aku mengusap dadaku kemudian.

"Syukurlah, jantung aman!" ucapku setelah mengembuskan napas kasar.

Sebuah kaus putih lengan panjang dengan celana bahan katun yang anehnya begitu pas di badanku telah selesai kukenakan. Kak Rey ternyata tidak lupa menyiapkan pakaian dalam untukku. Entah dari mana dia bisa mengetahui ukuranku sampai-sampai semua yang dipersiapkan olehnya sangat sesuai dengan ukuran tubuhku.

Setelah menyisir rambut dan memastikan penampilanku cukup rapi, barulah aku keluar dari kamar Kak Rey. Aku cukup terkejut ternyata pelayan wanita tadi menungguku di depan kamar. Aku tersenyum kikuk menghadapinya.

"Nona, Tuan Reynan ada di dapur bersama Nyonya. Tuan berpesan jika Nona keluar dari kamar, boleh mencari Tuan ke sana."

"Dapur?" tanyaku memastikan.

"Mari, saya antar!" Pelayan itu sekali lagi menawarkan bantuan. Aku mengangguk. Dia berjalan di depan mendahuluiku yang mengekor pasrah di belakangnya. Berjalan sendirian di rumah sebesar ini mungkin aku bisa tersesat jika tidak diantar olehnya.

Kami turun dari lantai dua, berjalan melewati ruangan tengah, menyamping, lalu berhenti di suatu tempat dekat dengan taman belakang. Pelayan wanita mengulurkan tangan dengan sopan, menunjukkan ruangan yang dimaksud sebagai dapur.

"Tuan Reynan ada di sana. Apa Nona membutuhkan bantuan saya lagi?"

"Heemm." Aku menggeleng. "Terima kasih."

Pelayan wanita itu mengangguk sambil tersenyum, lalu undur diri dari hadapanku.

Perlahan kakiku bergerak maju menuju dapur yang pelayan wanita itu maksud. Namun, langkahku terhenti ketika mendengar percakapan Kak Rey dengan seorang wanita.

"Siapa yang kamu bawa?" Suara wanita itu terdengar lembut, tetapi pertanyaan yang dilontarkannya membuatku takut.

"Alea, adik Renata." Kak Rey menjawab singkat tanpa menutup-nutupinya.

"Rey, meskipun dia adik iparmu, tapi kamu tidak boleh terlalu dekat dengannya. Bagaimanapun Rena pasti akan sakit hati jika mengetahui kedekatanmu dengan adiknya sendiri."

Detik itu juga rasa bersalah bergelayut di hatiku. Aku merasa menjadi seorang antagonis dalam biduk rumah tangga Kak Rena.

Suasana menjadi senyap. Kak Rey tidak langsung menjawab.

Aku mencoba mendekat, mengintip sedikit pemandangan di dalam dapur. Dan di sana wanita paruh baya yang wajahnya masih terlihat begitu cantik sedang menatap Kak Rey dengan sendu.

Kak Rey menunduk, tampak sedang menimbang-nimbang jawaban apa yang harus dikatakan kepada wanita berkerudung itu.

"Rena sedang ke luar kota. Dia akan sibuk dua pekan ke depan. Dia tidak akan mempermasalahkan hal sekecil ini karena otaknya sudah terlalu terkuas dengan urusan pekerjaan."

Jadi, Kak Rena sedang keluar kota? Apakah Kak Rena mencariku di rumah?

Mendadak perasaanku menjadi tidak enak. Kak Rena telah bekerja keras menghidupkan perusahaan keluarga, tetapi aku justru menikah dengan suaminya.

Sudut hatiku merasakan sakit yang tidak bisa diterjemahkan. Aku ikut merasa sedih untuk Kak Rena. Sayangnya orang yang menjadi pihak ketiga dalam hubungan rumah tangga adalah aku, adiknya sendiri.

Aku terlalu terbuai akan pikiranku sendiri, sehingga tidak menyadari bahwa keberadaanku ternyata telah diketahui oleh mereka berdua.

"Alea, sejak kapan ada di sana?" tanya wanita paruh baya itu setelah melihatku.

Terpopuler

Comments

nadia

nadia

penasaran nunggu flasback dari Rey. berarti hubungan Rey sama rena dari awal nikah udah ga sehat hidup masing2 kayaknya 😅😅😅

2023-04-14

1

epifania rendo

epifania rendo

biarkan saja alea pergi

2023-04-11

0

Ita Mariyanti

Ita Mariyanti

ksh solusi terbaik buat Alea Thor 😁😁😁

2023-04-11

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 01. Ternoda
2 Bab 02. Rencana Tuhan
3 Bab 03. Mengapa Dia Datang?
4 Bab 04. Egois
5 Bab 05. Curiga
6 Bab 06. Dugaan
7 Bab 07. Kesucian
8 Bab 08. Sosok itu ...
9 Bab 09. Rasa Lapar
10 Bab 10. Mencari Rindi
11 Bab 11. Terselamatkan
12 Bab 12. Sebuah Kesepakatan
13 Bab 13. Dibayar Tunai
14 Bab 14. Berserah pada Takdir
15 Bab 15. Di Ruang Perawatan
16 Bab 16. Rencana Pernikahan
17 Bab 17. Mempelai yang Menyebalkan
18 Bab 18. Dipecat
19 Bab 19. Membawaku Pergi
20 Bab 20. Gugup
21 Bab 21. Hadiah Pernikahan
22 Bab 22. Apa yang Dia Inginkan?
23 Bab 23. Maafkan Aku
24 Bab 24. Anak Haram
25 Bab 25. Kemarahan Mama
26 Bab 26. Tersenyumlah!
27 Bab 27. Belanja
28 Bab 28. Gadis Kecil Itu
29 Bab 29. Om yang Sombong
30 Bab 30. Hati yang Salah
31 Bab 31. Arti Genggaman Tangan
32 Bab 32. Ketahuan
33 Bab 33. Terlalu Naif
34 Bab 34. Menggantung
35 Bab 35. Sebuah Rahasia
36 Bab 36. Terlambat
37 Bab 37. Rasa Syukur
38 Bab 38. Kabur
39 Bab 39. Memilih Siapa?
40 Bab 40. Marah
41 Bab 41.
42 Bab 42. Jangan Kabur Lagi!
43 Bab 43. Konseling
44 Bab 44. Listrik Padam
45 Bab 45. Kecewa
46 Bab 46. Hati ke Hati
47 Bab 47. Perubahan Sikap
48 Bab 48. Pertengkaran
49 Bab 49. Cerai
50 Bab 50. Ke Suatu Tempat
51 Bab 51. Mama
52 Bab 52. Pertemuan
53 Bab 53. Tidak Mau Mengalah
54 Bab 54. Rasa Nyaman
55 Bab 55. Menurut
56 DINIKAHI TUAN ARTHUR
57 Bab 56. Video
58 Bab 57. Memasak
59 Bab 58. Kado Misteri
60 Bab 59. Percintaan
61 Bab 60. Mama
62 Bab 61. Hampir Sembuh
63 Bab 62. Rahasia Mama
64 Bab 63. Sidang Perceraian
65 Bab 64. Malaikat Kecil
66 Bab 65. Ketemu Kakek dan Nenek
67 Bab 67. Kedatangan Kak Rena
68 Bab 68. Untuk Pertama Kalinya
69 Bab 69. Mama Pulang
70 Bab 70. Panik
71 Bab 71. Trenyuh
72 Bab 72. Sudah Memutuskan
73 Bab 73. Menuntut Hak
74 Bab 74. Tidak Rela
75 Bab 75. Kak Rena Sadar
76 Bab 76. Perpisahan
77 Bab 77. Pemesan Kue
78 Bab 78. Papa Siapa?
79 Bab 79. Air Mata Kedua Anakku
80 Bab 80. Hari Pernikahan
81 Bab 81. Pesta Pernikahan
82 Bab 82. Malam yang Indah
83 Bab 83. Bonus Chapter (TAMAT)
84 Senja di Ujung Istanbul
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Bab 01. Ternoda
2
Bab 02. Rencana Tuhan
3
Bab 03. Mengapa Dia Datang?
4
Bab 04. Egois
5
Bab 05. Curiga
6
Bab 06. Dugaan
7
Bab 07. Kesucian
8
Bab 08. Sosok itu ...
9
Bab 09. Rasa Lapar
10
Bab 10. Mencari Rindi
11
Bab 11. Terselamatkan
12
Bab 12. Sebuah Kesepakatan
13
Bab 13. Dibayar Tunai
14
Bab 14. Berserah pada Takdir
15
Bab 15. Di Ruang Perawatan
16
Bab 16. Rencana Pernikahan
17
Bab 17. Mempelai yang Menyebalkan
18
Bab 18. Dipecat
19
Bab 19. Membawaku Pergi
20
Bab 20. Gugup
21
Bab 21. Hadiah Pernikahan
22
Bab 22. Apa yang Dia Inginkan?
23
Bab 23. Maafkan Aku
24
Bab 24. Anak Haram
25
Bab 25. Kemarahan Mama
26
Bab 26. Tersenyumlah!
27
Bab 27. Belanja
28
Bab 28. Gadis Kecil Itu
29
Bab 29. Om yang Sombong
30
Bab 30. Hati yang Salah
31
Bab 31. Arti Genggaman Tangan
32
Bab 32. Ketahuan
33
Bab 33. Terlalu Naif
34
Bab 34. Menggantung
35
Bab 35. Sebuah Rahasia
36
Bab 36. Terlambat
37
Bab 37. Rasa Syukur
38
Bab 38. Kabur
39
Bab 39. Memilih Siapa?
40
Bab 40. Marah
41
Bab 41.
42
Bab 42. Jangan Kabur Lagi!
43
Bab 43. Konseling
44
Bab 44. Listrik Padam
45
Bab 45. Kecewa
46
Bab 46. Hati ke Hati
47
Bab 47. Perubahan Sikap
48
Bab 48. Pertengkaran
49
Bab 49. Cerai
50
Bab 50. Ke Suatu Tempat
51
Bab 51. Mama
52
Bab 52. Pertemuan
53
Bab 53. Tidak Mau Mengalah
54
Bab 54. Rasa Nyaman
55
Bab 55. Menurut
56
DINIKAHI TUAN ARTHUR
57
Bab 56. Video
58
Bab 57. Memasak
59
Bab 58. Kado Misteri
60
Bab 59. Percintaan
61
Bab 60. Mama
62
Bab 61. Hampir Sembuh
63
Bab 62. Rahasia Mama
64
Bab 63. Sidang Perceraian
65
Bab 64. Malaikat Kecil
66
Bab 65. Ketemu Kakek dan Nenek
67
Bab 67. Kedatangan Kak Rena
68
Bab 68. Untuk Pertama Kalinya
69
Bab 69. Mama Pulang
70
Bab 70. Panik
71
Bab 71. Trenyuh
72
Bab 72. Sudah Memutuskan
73
Bab 73. Menuntut Hak
74
Bab 74. Tidak Rela
75
Bab 75. Kak Rena Sadar
76
Bab 76. Perpisahan
77
Bab 77. Pemesan Kue
78
Bab 78. Papa Siapa?
79
Bab 79. Air Mata Kedua Anakku
80
Bab 80. Hari Pernikahan
81
Bab 81. Pesta Pernikahan
82
Bab 82. Malam yang Indah
83
Bab 83. Bonus Chapter (TAMAT)
84
Senja di Ujung Istanbul

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!