Bab 16. Rencana Pernikahan

Aku menurut ketika dokter laki-laki menyuruhku duduk di tepian brankar di mana Kak Rey berbaring di sana. Kursi plastik diseret mendekat ke arahku, lalu kakiku dijulurkan ke atasnya.

"Kami bersihkan dulu. Lukanya tidak terlalu serius, tapi tetap harus segera diobati agar tidak infeksi." Dokter itu menyuruh perawat wanita untuk mempersiapkan perlengkapan, membantuku membersihkan kaki yang teramat kotor sebelum diobati dengan mengoleskan salep dan membalutnya menggunakan perban.

Bibirku sedikit mendesis di kala luka-luka di telapak kakiku terkena cairan antiseptic yang dioleskan oleh perawat wanita. Meskipun tidak terlalu serius, tetap saja ada rasa ngilu ketika robekan di kakiku dibersihkan dari kerikil-kerikil kecil dan butiran debu.

Aku memalingkan muka dari pemandangan tersebut, tetapi tanpa sadar justru pandanganku mengarah pada Kak Rey. Wajah lelaki itu terlihat serius mengamati perawat yang sedang menangani lukaku. Kedua alisnya berkerut dengan dahi mengernyit bergelombang.

"Apakah sangat parah? Periksa dengan benar! Aku tidak ingin ada yang kalian lewatkan saat memeriksanya. Dia sedang hamil. Jangan sampai luka itu berimbas pada ibu dan janinnya."

Lelaki itu selalu saja marah-marah. Bahkan, perawat dan dokter yang sudah menolong pun tak luput dari amukannya.

Aku hanya menggeleng pelan, berupaya tak mendesis atau mengeluh kesakitan. Adanya Kak Rey semakin membuat keributan. Lelaki itu nyatanya lebih cerewet dari seorang wanita.

Aku menunggu sekitar dua puluh menit lamanya sampai permukaan kakiku dibalut oleh perban tebal. Aku merasa ini sudah berlebihan. Aku lebih terlihat seperti orang yang baru saja mengalami kecelakaan parah datipada tergelincir kerikil-kerikil dan bebatuan akibat berlari tanpa mengenakan alas kaki. Pandanganku sengaja mengarah kepada Kak Rey, melototinya sebagai bentuk protes. Namun, lelaki itu terlihat tak peduli.

Dokter dan perawat pamit undur diri setelah selesai memeriksa Kak Rey dan mengobati lukaku. Kini, tinggallah kami berdua di ruangan ini. Kepalaku menunduk, menatap luka di kakiku yang sudah tertutup oleh perban tebal sesuai perintah Kak Rey. Entah apa maksud lelaki itu menyuruh perawat melakukannya.

"Aku sudah menghubungi atasanmu. Mulai besok sampai empat hari ke depan kamu diliburkan."

"Empat hari?" Aku terkejut dengan jumlah hari yang dikatakan Kak Rey.

Hei, itu sama saja dengan memotong gajiku secara cuma-cuma.

"Mengapa empat hari? Lukaku tidak separah itu. Aku cukup libur sehari saja." Kembali aku menunjukkan ketidaksetujuanku kepadanya. Belum menjadi suami, tetapi dia suka sekali mengaturku.

"Empat hari atau resign untuk selamanya."

Aku mendengkus. Tidak mungkin aku resign dari pekerjaanku. Aku harus banyak mengumpulkan uang, terutama ketika kami memutuskan berpisah setelah anak ini lahir.

"Tapi, Kak Rey, alasan apa yang akan aku berikan kepada atasanku?" Jika hanya karena kaki lecet aku harus libur, bukankah itu alasan yang sangat tidak masuk akal? Memangnya aku anak sultan yang bisa bermanja-manja hanya karena mendapati luka kecil di bagian kaki?

"Itu urusanmu. Selama empat hari ke depan aku mau kamu tetap ada di hotel, tidak boleh ke mana-mana."

Bola mataku memutar, dia semakin menjengkelkan. "Iya, baiklah, Bos! Tapi, ganti gajiku yang empat hari itu."

"Tidak!" jawabnya tegas dan tidak bisa didebat ulang. Aku meliriknya kesal, ingin sekali mencekik lehernya sekarang. Mumpung tidak ada orang. Seenaknya meliburkan orang, tetapi tidak mau bertanggung jawab. "Sekarang keluarlah! Sudah ada yang menjemputmu di depan."

Bahkan, dia tidak meminta persetujuan dariku saat memintaku pulang. Bukan meminta, lebih tepatnya menyuruh. Aku turun dari brankar, menapakkan kakiku yang berbalut perban tebal. Sedikit kesulitan aku berdiri, namun masih sanggup menyeimbangkan tubuh. Kakiku terayun menuju pintu. Dan sebelum tuas pintu aku buka, Kak Rey menghentikanku.

"Kita bertemu besok di depan penghulu."

Deg.

Jantungku tiba-tiba berdebar. Kak Rey tidak main-main akan perkatannya. Aku pikir lelaki itu akan mengundurkan hari pernikahan mengingat dirinya sedang terluka, tetapi tidak. Dia tetap menjalankan sesuai dengan apa yang dikatakannya kepadaku sebelumnya.

Aku tidak menanggapi. Walaupun perasaanku campur aduk dibuatnya, aku memilih tidak menoleh dan segera membuka pintu untuk keluar dari ruang perawatan itu. Sesuai apa yang Kak Rey katakan, di depan pintu sudah berdiri seorang laki-laki sembari membungkukkan badan sedikit ketika melihatku.

"Nona, saya diperintahkan Pak Reynan untuk mengantar Anda kembali ke hotel."

Aku mengangguk tanpa bicara, lalu melangkah pergi mengikuti lelaki itu yang akan mengantarkanku kembali ke hotel sesuai dengan apa yang Kak Rey perintahkan.

***

Mataku memandang langit-langit kamar ketika tubuh ini sudah berbaring di kasur hotel yang empuk. Jam sudah menunjukkan pukul dua pagi, tetapi kantuk tak kunjung merayapiku. Padahal sebelumnya aku sempat tertidur di depan ruang operasi di saat menunggu proses pengangkatan peluru di tubuh Kak Rey selesai. Namun, berbeda dengan saat ini. Mataku justru terjaga dan sulit memejam meski untuk sekadar menjemput minpi.

Rasa gelisahku kian mendera ketika mengingat kembali kata-kata Kak Rey sebelum aku meninggalkan ruangannya. Kami akan bertemu esok hari di depan penghulu. Itu artinya pernikahanku dengannya sudah berada di depan mata. Hatiku mendadak sesak menyadari jika besok aku akan sah menjadi madu dari kakakku sendiri, menjadi orang ketiga yang mungkin akan merusak kebahagiaan Kak Rena. Meski hubunganku dan Kak Rey hanyalah sebuah status, tetapi tetap saja. Wanita mana yang rela dimadu, apalagi dengan saudara sendiri.

Kupejamkan mataku erat, berusaha mengabaikan rasa ngilu di sudut hati akan takdir yang telah menjungkirbalikkan masa depanku. Entah apa yang akan terjadi ke depannya. Aku hanya bisa mempersiapkan diri ini sebaik mungkin, menghadapi kemungkinan terburuk sekalipun.

...****************...

Terima kasih atas doanya. Sebagai gantinya, hari ini up 2 bab. Semoga setelah ini bisa up banyak dan rutin tanpa halangan. Selamat membaca. Jangan lupa tinggalkan jejak. 😘

Terpopuler

Comments

Wiek Soen

Wiek Soen

baca dari part 1 sampai di part ini isinya bikin nyesek dg nasib akea

2023-05-25

0

Dee Na

Dee Na

kayanya ada sesuatu dg si Rey, koq ak mikir dia emang suka Alea dr awal y

2023-04-13

0

TePe

TePe

sedih bgt jd alea.....apa maksud rey ya ..

2023-04-08

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 01. Ternoda
2 Bab 02. Rencana Tuhan
3 Bab 03. Mengapa Dia Datang?
4 Bab 04. Egois
5 Bab 05. Curiga
6 Bab 06. Dugaan
7 Bab 07. Kesucian
8 Bab 08. Sosok itu ...
9 Bab 09. Rasa Lapar
10 Bab 10. Mencari Rindi
11 Bab 11. Terselamatkan
12 Bab 12. Sebuah Kesepakatan
13 Bab 13. Dibayar Tunai
14 Bab 14. Berserah pada Takdir
15 Bab 15. Di Ruang Perawatan
16 Bab 16. Rencana Pernikahan
17 Bab 17. Mempelai yang Menyebalkan
18 Bab 18. Dipecat
19 Bab 19. Membawaku Pergi
20 Bab 20. Gugup
21 Bab 21. Hadiah Pernikahan
22 Bab 22. Apa yang Dia Inginkan?
23 Bab 23. Maafkan Aku
24 Bab 24. Anak Haram
25 Bab 25. Kemarahan Mama
26 Bab 26. Tersenyumlah!
27 Bab 27. Belanja
28 Bab 28. Gadis Kecil Itu
29 Bab 29. Om yang Sombong
30 Bab 30. Hati yang Salah
31 Bab 31. Arti Genggaman Tangan
32 Bab 32. Ketahuan
33 Bab 33. Terlalu Naif
34 Bab 34. Menggantung
35 Bab 35. Sebuah Rahasia
36 Bab 36. Terlambat
37 Bab 37. Rasa Syukur
38 Bab 38. Kabur
39 Bab 39. Memilih Siapa?
40 Bab 40. Marah
41 Bab 41.
42 Bab 42. Jangan Kabur Lagi!
43 Bab 43. Konseling
44 Bab 44. Listrik Padam
45 Bab 45. Kecewa
46 Bab 46. Hati ke Hati
47 Bab 47. Perubahan Sikap
48 Bab 48. Pertengkaran
49 Bab 49. Cerai
50 Bab 50. Ke Suatu Tempat
51 Bab 51. Mama
52 Bab 52. Pertemuan
53 Bab 53. Tidak Mau Mengalah
54 Bab 54. Rasa Nyaman
55 Bab 55. Menurut
56 DINIKAHI TUAN ARTHUR
57 Bab 56. Video
58 Bab 57. Memasak
59 Bab 58. Kado Misteri
60 Bab 59. Percintaan
61 Bab 60. Mama
62 Bab 61. Hampir Sembuh
63 Bab 62. Rahasia Mama
64 Bab 63. Sidang Perceraian
65 Bab 64. Malaikat Kecil
66 Bab 65. Ketemu Kakek dan Nenek
67 Bab 67. Kedatangan Kak Rena
68 Bab 68. Untuk Pertama Kalinya
69 Bab 69. Mama Pulang
70 Bab 70. Panik
71 Bab 71. Trenyuh
72 Bab 72. Sudah Memutuskan
73 Bab 73. Menuntut Hak
74 Bab 74. Tidak Rela
75 Bab 75. Kak Rena Sadar
76 Bab 76. Perpisahan
77 Bab 77. Pemesan Kue
78 Bab 78. Papa Siapa?
79 Bab 79. Air Mata Kedua Anakku
80 Bab 80. Hari Pernikahan
81 Bab 81. Pesta Pernikahan
82 Bab 82. Malam yang Indah
83 Bab 83. Bonus Chapter (TAMAT)
84 Senja di Ujung Istanbul
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Bab 01. Ternoda
2
Bab 02. Rencana Tuhan
3
Bab 03. Mengapa Dia Datang?
4
Bab 04. Egois
5
Bab 05. Curiga
6
Bab 06. Dugaan
7
Bab 07. Kesucian
8
Bab 08. Sosok itu ...
9
Bab 09. Rasa Lapar
10
Bab 10. Mencari Rindi
11
Bab 11. Terselamatkan
12
Bab 12. Sebuah Kesepakatan
13
Bab 13. Dibayar Tunai
14
Bab 14. Berserah pada Takdir
15
Bab 15. Di Ruang Perawatan
16
Bab 16. Rencana Pernikahan
17
Bab 17. Mempelai yang Menyebalkan
18
Bab 18. Dipecat
19
Bab 19. Membawaku Pergi
20
Bab 20. Gugup
21
Bab 21. Hadiah Pernikahan
22
Bab 22. Apa yang Dia Inginkan?
23
Bab 23. Maafkan Aku
24
Bab 24. Anak Haram
25
Bab 25. Kemarahan Mama
26
Bab 26. Tersenyumlah!
27
Bab 27. Belanja
28
Bab 28. Gadis Kecil Itu
29
Bab 29. Om yang Sombong
30
Bab 30. Hati yang Salah
31
Bab 31. Arti Genggaman Tangan
32
Bab 32. Ketahuan
33
Bab 33. Terlalu Naif
34
Bab 34. Menggantung
35
Bab 35. Sebuah Rahasia
36
Bab 36. Terlambat
37
Bab 37. Rasa Syukur
38
Bab 38. Kabur
39
Bab 39. Memilih Siapa?
40
Bab 40. Marah
41
Bab 41.
42
Bab 42. Jangan Kabur Lagi!
43
Bab 43. Konseling
44
Bab 44. Listrik Padam
45
Bab 45. Kecewa
46
Bab 46. Hati ke Hati
47
Bab 47. Perubahan Sikap
48
Bab 48. Pertengkaran
49
Bab 49. Cerai
50
Bab 50. Ke Suatu Tempat
51
Bab 51. Mama
52
Bab 52. Pertemuan
53
Bab 53. Tidak Mau Mengalah
54
Bab 54. Rasa Nyaman
55
Bab 55. Menurut
56
DINIKAHI TUAN ARTHUR
57
Bab 56. Video
58
Bab 57. Memasak
59
Bab 58. Kado Misteri
60
Bab 59. Percintaan
61
Bab 60. Mama
62
Bab 61. Hampir Sembuh
63
Bab 62. Rahasia Mama
64
Bab 63. Sidang Perceraian
65
Bab 64. Malaikat Kecil
66
Bab 65. Ketemu Kakek dan Nenek
67
Bab 67. Kedatangan Kak Rena
68
Bab 68. Untuk Pertama Kalinya
69
Bab 69. Mama Pulang
70
Bab 70. Panik
71
Bab 71. Trenyuh
72
Bab 72. Sudah Memutuskan
73
Bab 73. Menuntut Hak
74
Bab 74. Tidak Rela
75
Bab 75. Kak Rena Sadar
76
Bab 76. Perpisahan
77
Bab 77. Pemesan Kue
78
Bab 78. Papa Siapa?
79
Bab 79. Air Mata Kedua Anakku
80
Bab 80. Hari Pernikahan
81
Bab 81. Pesta Pernikahan
82
Bab 82. Malam yang Indah
83
Bab 83. Bonus Chapter (TAMAT)
84
Senja di Ujung Istanbul

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!