Chapter 4.1

Di sisi lain, di sebuah kastil yang besar dan luas, mereka telah memanipulasi kontrol diri atau yang biasa disebut hipnotis.

Mereka berhasil memasuki kastil yang besar dan luas itu dengan cara menghipnotis para penjaga kastil itu. Ini mudah bagi mereka melakukan itu, karena mereka pernah mengalami situasi yang mirip seperti yang sekarang mereka lakukan. Itu adalah kerja sama kelompok yang sudah terlatih bertahun-tahun.

Mereka adalah Ellena dan Gorou.

Kelompok Ellena dan kelompok Yuuki telah membagi tugas untuk mencari informasi tentang kekaisaran.

Pada awalnya Yuuki menyuruh Ellena untuk pergi ke kastil kekaisaran. Ellena menyetujui hal itu, karena pada awalnya dia pikir dengan adanya turnamen kekaisaran maka penjagaan akan lebih ketat di arena, yang artinya penjagaan di kastil kekaisaran akan berkurang.

Skenario awalnya dibuat Ellena seharusnya seperti itu, tapi yang dia lihat tadi adalah penjagaan tidak berkurang sama sekali. Karena itu Ellena sempat kerepotan untuk membuat mantra hipnotis untuk radius yang luas.

Masalah itu sudah teratasi.

Dalam situasi ini Gorou tidak akan berguna, karena kemampuannya adalah melakukan penyerangan atau pertahanan, ini sama saja Gorou adalah pengawal pribadi Ellena.

Dia memastikan untuk tidak ada yang menjebak atau mengikuti mereka.

Ellena bersinar terang dalam situasi ini, itu adalah keahliannya dalam hal yang berhubungan dengan mengendap-endap dan memanipulasi pikiran, tapi dia juga hebat dalam pertarungan langsung. Karena itu ini adalah tim yang cukup mumpuni dalam situasi seperti ini.

Untuk mengantisipasi kalau kelompok Ellena akan ketahuan, dia memasang di setiap pilar kastil yang dia kira untuk menopang kastil ini dengan mantra peledak. Meskipun jika nanti kalau mereka tidak mendapatkan informasi apapun, setidaknya mereka bisa melarikan diri.

Setelah melancarkan rencananya, mereka sampai pada suatu ruangan yang tertutup.

Ruangan itu cukup menarik perhatiannya

Ruangan itu cukup besar untuk menampung banyak orang, atau sepertinya itu adalah ruangan untuk rapat.

Ellena yang berada beberapa meter dari ruangan itu. Intuisinya mengatakan untuk tidak mendekat pada ruangan itu. Sesuatu yang sangat gila menakutkannya berada di dalamnya.

Tapi rasa penasaran menghantui dirinya. Dia tidak bisa menahannya. Apapun yang terjadi dia ingin tahu siapa yang di balik ruangan itu.

"Rasa penasaran bisa membunuhmu." Bisik Gorou dari belakang.

"Aku tahu itu, tapi tidak ada pilihan lain."

Jantungnya berdetak sangat cepat, keringat mulai membanjiri punggungnya. Sejujurnya Ellena takut karena ruangan itu, tidak, Ellena tidak takut dengan ruangan itu tapi dia menakuti apa yang ada di dalamnya.

Ellena sudah berada di depan pintu ruangan itu, tapi itu sudah cukup. Rasa sesak yang luar biasa dirasakan Ellena, Ellena tahu apa yang menyebabkan dia bisa seperti ini.

"Ini... Ini aura iblis?"

"Ya, kau benar."

Dugaannya ternyata terbukti.

Di dalam ruangan itu ada iblis yang secara terang-terangan mengeluarkan auranya. Tidak hanya satu, setidaknya ada beberapa iblis tingkat tinggi yang ada di dalamnya.

Kalau mereka tertangkap hanya akan ada pembantaian secara sepihak. Makanya Ellena sangat berhati-hati dalam situasi ini.

Mulai sekarang Ellena akan menggunakan kekuatannya.

Sejak kecil dia berusaha mengontrol kemampuanya ini untuk kepentingannya sendiri. Karena saat dia tidak bisa mengontrol kekuatannnya, semua perkataan orang-orang dapat didengar olehnya, bahkan dia tidak tahu batasan pendengarannya seluas apa.

Tapi saat ini dia sudah menguasainya. Sekarang dia mencoba kensentrasi untuk pendengarannya fokus pada satu titik. Dia mencoba mengeliminasi suara-suara di arena, lalu di luar istana, dan akhirnya Ellena memokuskan pendengarannya pada ruangan itu.

....

Seseorang muncul dari balik bayangan, dia berlutut menemui tuannya dengan rasa bersalah.

"Tuan Sailor."

"Oh, Hit, kau hidup kembali?"

Pada dasarnya Hit tidak bisa mati karena dia adalah iblis tingkat bangsawan.

"Ya tuanku. Aku merasa bersalah karena membiarkan gadis itu pergi. Aku akan menerima hukumanku."

Hit tidak bisa menatap tuannya karena rasa bersalah yang tinggi. Bukan karena takut, tapi karena dia merasa bersalah, dan kesalahan itu tidak dapat ditolerir.

"Tidak perlu."

Ketika tuannya berkata hal demikian, Hit diam-diam terkejut. Dia tidak tahu apa yang dipikirkan tuannya. Seharusnya kesalahan dan kegagalan adalah hal yang tidak dapat dimaafkan, tapi momen ini adalah hal yang tidak bisa dipercaya Hit sendiri.

"Bolehkah aku menanyakan alasannya, Tuan Sailor?"

"Kau tidak akan mendapatkan hukuman, tapi kau harus memperbaiki kesalahanmu. Kau harus tahu apa yang harus kau lakukan."

"Baik, tuanku."

Iblis yang bernama Hit ini mempunyai kekuatan yang sangat tinggi karena dia berada di tingkat bangsawan. Lain hal dengan tuannya, langit dan bumi adalah perbedaan kekuatannya.

"Kalau aku tidak mempunyai urusan penting di sini, aku sekali-kali yang akan turun tangan."

"Itu tidak perlu tuanku. Tuanku tidak perlu repot-repot mengotorkan tangannya hanya karena kebodohanku."

"Ya... Kami sudah selesai rapat tentang menginvasi Kerajaan Fioresd. Salah satu pion kami adalah gadis dari dunia lain itu, enam iblis lain sudah memiliki pionnya masing-masing."

Semua Seventh Deadly Demons telah memiliki pion untuk menghancurkan kerajaan Fioresd, tapi pion-pion itu tidak ada yang saling mengetahui tentang identitasnya ataupun asalnya.

Mereka semua saling merahasiakannya. Masing-masing anggota Seventh Deadly Demons saling tidak mencampuri urusannya. Itulah kebijakannya.

"Apa pion-pion itu juga berasal dari dunia lain?" Kata Hit yang penuh hormat.

"Tidak ada yang tahu. Aku rasa kita adalah yang pertama... Gadis itu, apa kau tahu dimana?"

"Ya. Setelah gadis itu kabur dariku, dia diculik oleh antek-antek Abyysal Freedom. Mereka menjadikan gadis itu menjadi hadiah turnamen. Mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan itu adalah membuat kuburan mereka sendiri."

Lalu Sailor, matanya menatap ke arah Hit seolah memberi tahu sesuatu.

"Kau tahu apa yang harus kau lakukan sekarang, kan?"

"Baik tuanku."

Aura hitam yang mengerikan keluar dari tangan Hit, lalu dia menghempaskannya ke arah pintu masuk.

Pintu besar itu hancur dalam sekejap menjadi abu. Pintu itu terbuat dari material paling keras pun tidak dapat menahan serangan paling kecil dari hit sekalipun.

"Mereka para belatung itu sudah pergi."

"Pergilah! Tuntaskan tugasmu."

"Serahkan padaku Tuanku."

Lalu dengan sekejap Hit ditelan oleh bayangan, pergi entah kemana.

....

Tidak, ini tidak boleh terjadi. Tempat itu akan menjadi targetnya... dan Yuuki juga berada di tempat itu. Aku harus memberitahunya!

Saat ini Ellena sangat panik karena telah mengerti keadaannya. Setelah dia mengetahui kalau iblis itu mengetahui kalau Ellena sedang menguping, dia langsung kabur. Tapi itu sedikit terlambat, Gorou terkena serangannya.

Luka bakar mengenai punggung Gorou, dia dibantu melarikan diri oleh Ellena.

"Apa kau baik-baik saja Gorou?! Aku akan memulihkanmu sebentar."

"Ya, ini bukan apa-apa. Kau pergi saja ke tempat Yuuki. Aku akan menunggumu di luar ibukota."

"O-oke, aku akan pergi sekarang juga."

Setelah Ellena pergi meninggalkannya, Gorou berusaha tenang, mengatur napasnya, dan berusaha memulihkan dirinya sendiri. Meskipun merasa kesakitan dia berusaha jalan menuju ke tempat kereta kudanya.

Ellena kemudian pergi ke tempat Yuuki berada, yaitu arena turnamen. Dia berlari secepat yang ia bisa.

Ada yang harus dia beritahu tentang informasi ini. Tentang orang dari dunia lain, tentang penyerangan kekaisaran dan informasi lainnya.

Ketika dia berlari dengan sekuat tenaga, Ellena berusaha menghubungi Yuuki melalui alat gelombang sihir yang diberi raja.

*****

Pengunjung turnamen sudah memenuhi arena ini. Mereka berisik karena tidak sabar untuk menikmati pertandingannya.

Sebelah kananku ada Laven yang sedang menunggu pertandingannya. Lalu di sebelah kiriku ada Astia yang sedang mengawasi keadaan sekitar. Lalu aku...?

Aku sedang menutup mataku, mencoba untuk fokus agar tidak terganggu dengan suasana yang cukup berisik ini.

Aku juga membuat spekulasi tentang pertandingannya, lalu juga tentang gadis yang menjadi "hadiah" itu.

Kalau aku menikmati pertandingannya, aku mungkin akan memerhatikan batas kekuatan orang-orang yang ada di dunia ini. Aku juga tidak lupa dengan kehadiran iblisnya.

Tentang gadis itu... Emm... tentang ciri-cirinya sepertinya aku pernah mengenalnya, tapi entah dari mana.

Ah yasudahlah...

"Hadirin sekalian! Terima kasih telah datang ke turnamen yang megah ini..."

Pembawa acara itu melakukan pembukaannya, tapi aku tidak peduli.

"Laven, kenapa kau bekerja sebagai pembunuh bayaran? Ini pertanyaanku pribadi, kalau kau tidak mau menjawabnya juga tidak apa-apa." Aku memulai pembicaraan.

"Apa-apaan itu..."

"Itu pertanyaanku. Kalau kau tidak mau, aku tidak masalah."

Laven acuh tak acuh kepadaku. Kurasa dia tidak ingin menjawabnya.

Setelah beberapa saat keheningan di antara kami, Laven berbicara tentang sesuatu.

"Aku dulunya adalah bangsawan di suatu kerajaan. Orang tuaku sangat otoriter terhadap anak-anaknya. Mereka memberlakukan peraturan yang ketat di dalam rumah besarnya sehingga kami tidak mendapatkan kebebasan sedikitpun. Sebenarnya aku sedikit menentang dalam hal itu, tapi itu bukan masalahnya. Pada waktu aku kecil aku mempunyai teman, dia termasuk ke dalam darah bangsawan keluargaku. Tapi ketika temanku diusir bersama keluarganya, karena alasannya mereka bukan termasuk dari bagian keluarga besarku lagi, aku sangat kecewa dengan keluargaku. Padahal aku tahu mereka yang membuat temanku pergi."

"Apa kau ingat dengan temanmu?"

"Tidak, itu sudah lama sekali. Aku hanya tahu dia anak yang sangat cantik, sangat baik, dan periang."

Aku mengerti garis besarnya. Ada beberapa keluarga yang melakukan pola asuh yang buruk seperti itu.

Dalam beberapa momen kau tidak bisa melihat kehidupan luar karena keadaan seperti itu. Kau hanya bisa terkekang dalam kehidupanmu, tidak bisa mengekspresikan apapun dan sebagainya. Dan akhirnya hanya akan ada pemberontakan di masa depan.

"Dalam beberapa tahun terakhir, orang tuaku memutuskan pertunanganku, yang bahkan aku tidak diberitahu apa-apa tentang hal ini, aku juga tidak menginginkannya. Bahkan tunanganku adalah orang asing yang tidak kukenal wajahnya. Aku sudah muak dengan mereka! Karena itu aku kabur dari rumah dan akhirnya beberapa saat setelah momen itu aku memutuskan dengan pekerjaan kotor ini."

"Itu sebabnya kau meninggalkan mereka?"

"Ya..."

"Kalau begitu kenapa kau tidak berusaha mencari temanmu itu? Kenapa kau menyerahkan hidupmu untuk pekerjaan busuk ini?"

"Itu..."

Mulutnya bergetar. Itu sebabnya dia kesulitan menjawab pertanyaanku. Dia ragu tentang pilihannya, aku tahu dia terpaksa melakukan semua ini. Tapi dengan usianya masih muda, dia masih bisa mendapatkan pekerjaan selain pekerjaannya saat ini. Tapi itu bukan satu-satunya masalahnya...

Aku sudah mengerti situasinya, jadi aku ingin menawarinya sesuatu.

"Laven, berhentilah jadi pembunuh bayaran. Kau tidak cocok dengan itu."

"Kau itu tipe orang yang menggali informasi dari seseorang lalu membuangnya dengan mentah-mentah ya? Tidak, aku tidak ada niat untuk melepaskan pekerjaanku saat ini."

"Begitu ya, maaf aku menanyakan hal aneh."

Lalu tiba-tiba Ellena menghubungiku.

"Yu-Yuuki!! Cepat keluar dari tempat itu!"

"Tiba-tiba kau teriak, telingaku sakit tahu. Kau tenang dulu, ada apa?"

Suara Ellena terengah-engah, sepertinya dia sedang lari.

"Tidak ada waktu! Iblis itu... mereka akan menghancurkan tempat itu!"

"Kalau kau tidak menjelaskan situasinya aku tidak akan mengerti."

"Ah! Oke. Tempat itu akan menjadi sasaran iblis...!"

"Tunggu, kenapa?"

"Mereka telah mengusik harimau yang sedang tidur!"

"Mereka? Maksudmu penyelanggara tempat ini?"

"YA!"

Laven dan Astia yang sedang menatapku, bingung seolah bertanya-tanya apa yang terjadi.

"Astia bersiaplah dengan apapun yang terjadi sebentar lagi."

Astia mengangguk sebagai jawabannya.

"Hey, Ryuuji apa yang terjadi."

"Aku tidak tahu, sepertinya sebentar lagi tempat ini akan menjadi pusat kekacauan."

Setelah memberitahu kepada dua orang ini, aku kembali berbicara dengan Ellena.

"Ellena dimana kau?"

"Sebentar lagi aku sampai, sekitar satu kilometer lagi. Tentang gadis itu... "

Ketika Ellena berkata tentang itu, pembawa acara juga berbicara tentang gadis itu.

"Yang kalian tunggu-tunggu adalah hadiah utama kita! Ini dia!!" Kata si pembawa acara.

Sejak awal karena aku penasaran dengan gadis itu, inilah yang ditunggu semua orang.

Semua mata tertuju ke arah gadis itu. Termasuk aku, tapi aku...

"Yuuki, gadis itu adalah... Pengunjung**dunia lain!**"

"Sheyta...?"

Mataku menjadi kosong, jantungku secara intens menjadi sangat cepat.

Apa aku salah lihat?

Pertanyaan yang pertama kali terlintas di kepalaku adalah...

"Kenapa dia ada di sini?"

"Yuuki! Apa yang terjadi di sana? Yuuki! Hey!"

"Ryuuji, ada apa denganmu? Hey!"

"Tuan Yuuki, mohon tenanglah! Ini pasti ada alasannya."

Ketiga orang ini memanggilku secara bersamaan, tapi aku tidak dapat menyadarinya.

Hanya kemarahan intens yang berada di dalam diriku.

Dan juga... aku juga sudah tidak bisa mengontrol diriku lagi.

つづく

Semoga kalian yang membaca novel ini terus tertarik membacanya. Jangan lupa klik tombol like dan favorit, dan jangan lupa komen ya untuk masukannya! Terima kasih!!!

Episodes
1 Prolog
2 Intermission
3 Intermission : Pion yang Terpanggil
4 Chapter 1 : Black Bullet
5 Chapter 2 : Perjalananku
6 Chapter 2.1
7 Chapter 2.2
8 Chapter 2.3
9 Chapter 3 : Pertemuan Yang Saling Membunuh
10 Chapter 3.1
11 Chapter 3.2
12 Chapter 3.3
13 Chapter 3.4
14 Chapter 4 : Kekacauan
15 Chapter 4.1
16 Chapter 4.2
17 Chapter 5 : Kegagalan
18 Chapter 5.1
19 Chapter 5.2
20 Chapter 5.3
21 Interlude Chapter
22 Interlude Chapter 2
23 Chapter 6 : Pendatang Baru
24 Chapter 6.1
25 Chapter 6.2
26 Chapter 6.3
27 Chapter 6.4
28 Chapter 7 : Koordinasi Pelatihan
29 Chapter 7.1
30 Chapter 7.2
31 Chapter 7.3
32 Chapter 7.4
33 Intermission : Mereka menyebutnya Monster Kelas Bencana
34 Chapter 8 : Persiapan
35 Chapter 8.1
36 Chapter 8.2
37 Chapter 8.3 : Regu Astia
38 Chapter 8.4
39 Chapter 9 : Regu Lilia
40 Chapter 9.1
41 Chapter 9.2
42 Chapter 9.3
43 Chapter 9.4
44 Chapter 10 : Persiapan 2
45 Chapter 10.1
46 Chapter 10.2
47 Chapter 10.3
48 Chapter 11 : Kematian? Hanya Satu Langkah Lagi
49 Chapter 11.1
50 Chapter 11.2
51 Chapter 11.3
52 Chapter 12 : Malam harinya...
53 Chapter 12.1
54 Chapter : 12.2
55 Chapter 12.3
56 Chapter 12.4
57 Chapter 13 : Garda Terdepan Pertahanan Umat Manusia
58 Chapter 13.1
59 Chapter 13.2
60 Chapter 14 : Di Titik Timur Laut
61 Chapter 14.1
62 Chapter 14.2
63 Chapter 14.3
64 Chapter 14.4
65 Chapter 15 : Di Titik Timur
66 Chapter 15.1
67 Chapter 15.2
68 Chapter 15.3
69 Chapter 15.4
70 Chapter 16 : Penaklukan yang Terus Berlanjut
71 Chapter 16.1
72 Chapter 16.2 : Bantuan Dari Belakang Layar
73 Chapter 16.3
74 Chapter 16.4
75 Chapter 16.5 : Kemarahan Astia
76 Chapter 17 : Perlawanan Kami
77 Chapter 17.1
78 Chapter 17.2
79 Chapter 18 : Penaklukan Ultimate Hydra, Dimulai
80 Chapter 18.1
81 Chapter 18.2
82 Chapter 18.3
83 Chapter 18.4
84 Chapter 19 : Kegilaan
85 Chapter 19.1
86 Chapter 19.2
87 Chapter 19.3
88 Chapter 19.4
89 Chapter 20 : Tomoe Garden
90 Chapter 20.1
91 Chapter 20.2
92 Chapter 20.3
93 Chapter 21 : Sayonara
94 Chapter 21.1
95 Chapter 21.2
96 Chapter 22 : Awal yang Baru
97 Chapter 22.1
98 Chapter 22.2
99 Chapter 22.3
100 Chapter 22.4
101 Interlude : Mimpi Buruk
102 Interlude 2 : Mimpi Buruk
103 Chapter 23 : Pencarian
104 Chapter 23.1
105 Chapter 23.2
106 Chapter 24 : Kekaisaran Engrayn
107 Chapter 24.1
108 Chapter 24.2
109 Chapter 25 : Pertemuan dengan Rekan Lama
110 Chapter 25.1
111 Chapter 25.2
112 Chapter 25.3
113 Chapter 26 : Annastasia dan Elma
114 Chapter 26.1
115 Chapter 26.2
116 Chapter 26.3
117 Chapter 27 : Perlawanan Tomoe Garden
118 Chapter 27.1
119 Chapter 27.2
120 Chapter 27.3
121 Chapter 28 : Penyusupan
122 Chapter 28.1
123 Chapter 28.2
124 Chapter 28.3
125 Intermission Chapter 28.4
126 Chapter 29 : Operasi Blaue Nacht
127 Chapter 29.1
128 Chapter 29.2
129 Chapter 29.3
130 Chapter 30 : Faker
131 Chapter 30.1
Episodes

Updated 131 Episodes

1
Prolog
2
Intermission
3
Intermission : Pion yang Terpanggil
4
Chapter 1 : Black Bullet
5
Chapter 2 : Perjalananku
6
Chapter 2.1
7
Chapter 2.2
8
Chapter 2.3
9
Chapter 3 : Pertemuan Yang Saling Membunuh
10
Chapter 3.1
11
Chapter 3.2
12
Chapter 3.3
13
Chapter 3.4
14
Chapter 4 : Kekacauan
15
Chapter 4.1
16
Chapter 4.2
17
Chapter 5 : Kegagalan
18
Chapter 5.1
19
Chapter 5.2
20
Chapter 5.3
21
Interlude Chapter
22
Interlude Chapter 2
23
Chapter 6 : Pendatang Baru
24
Chapter 6.1
25
Chapter 6.2
26
Chapter 6.3
27
Chapter 6.4
28
Chapter 7 : Koordinasi Pelatihan
29
Chapter 7.1
30
Chapter 7.2
31
Chapter 7.3
32
Chapter 7.4
33
Intermission : Mereka menyebutnya Monster Kelas Bencana
34
Chapter 8 : Persiapan
35
Chapter 8.1
36
Chapter 8.2
37
Chapter 8.3 : Regu Astia
38
Chapter 8.4
39
Chapter 9 : Regu Lilia
40
Chapter 9.1
41
Chapter 9.2
42
Chapter 9.3
43
Chapter 9.4
44
Chapter 10 : Persiapan 2
45
Chapter 10.1
46
Chapter 10.2
47
Chapter 10.3
48
Chapter 11 : Kematian? Hanya Satu Langkah Lagi
49
Chapter 11.1
50
Chapter 11.2
51
Chapter 11.3
52
Chapter 12 : Malam harinya...
53
Chapter 12.1
54
Chapter : 12.2
55
Chapter 12.3
56
Chapter 12.4
57
Chapter 13 : Garda Terdepan Pertahanan Umat Manusia
58
Chapter 13.1
59
Chapter 13.2
60
Chapter 14 : Di Titik Timur Laut
61
Chapter 14.1
62
Chapter 14.2
63
Chapter 14.3
64
Chapter 14.4
65
Chapter 15 : Di Titik Timur
66
Chapter 15.1
67
Chapter 15.2
68
Chapter 15.3
69
Chapter 15.4
70
Chapter 16 : Penaklukan yang Terus Berlanjut
71
Chapter 16.1
72
Chapter 16.2 : Bantuan Dari Belakang Layar
73
Chapter 16.3
74
Chapter 16.4
75
Chapter 16.5 : Kemarahan Astia
76
Chapter 17 : Perlawanan Kami
77
Chapter 17.1
78
Chapter 17.2
79
Chapter 18 : Penaklukan Ultimate Hydra, Dimulai
80
Chapter 18.1
81
Chapter 18.2
82
Chapter 18.3
83
Chapter 18.4
84
Chapter 19 : Kegilaan
85
Chapter 19.1
86
Chapter 19.2
87
Chapter 19.3
88
Chapter 19.4
89
Chapter 20 : Tomoe Garden
90
Chapter 20.1
91
Chapter 20.2
92
Chapter 20.3
93
Chapter 21 : Sayonara
94
Chapter 21.1
95
Chapter 21.2
96
Chapter 22 : Awal yang Baru
97
Chapter 22.1
98
Chapter 22.2
99
Chapter 22.3
100
Chapter 22.4
101
Interlude : Mimpi Buruk
102
Interlude 2 : Mimpi Buruk
103
Chapter 23 : Pencarian
104
Chapter 23.1
105
Chapter 23.2
106
Chapter 24 : Kekaisaran Engrayn
107
Chapter 24.1
108
Chapter 24.2
109
Chapter 25 : Pertemuan dengan Rekan Lama
110
Chapter 25.1
111
Chapter 25.2
112
Chapter 25.3
113
Chapter 26 : Annastasia dan Elma
114
Chapter 26.1
115
Chapter 26.2
116
Chapter 26.3
117
Chapter 27 : Perlawanan Tomoe Garden
118
Chapter 27.1
119
Chapter 27.2
120
Chapter 27.3
121
Chapter 28 : Penyusupan
122
Chapter 28.1
123
Chapter 28.2
124
Chapter 28.3
125
Intermission Chapter 28.4
126
Chapter 29 : Operasi Blaue Nacht
127
Chapter 29.1
128
Chapter 29.2
129
Chapter 29.3
130
Chapter 30 : Faker
131
Chapter 30.1

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!