Chapter 1 : Black Bullet

Pada saat ini, ada sebuah legenda yang terlahir di kekaisaran tentang kelompok pembunuh bayaran yang bernama "The Silence Assassin". Mereka adalah kelompok yang sangat terkenal di dalam kalangan petualang. Mereka tidak hanya terkenal di dalam negeri kekaisaran, bahkan mereka bisa dikenal di negara bagian timur dan barat.

Kelompok mereka hanya terdiri dari 3 orang saja. Mereka bukan tidak mau menambahkan kelompoknya, tetapi bagi mereka 3 orang itu sudah cukup untuk mereka. Meskipun ada yang melamar kepada mereka adalah pembunuh kelas atas, pastinya mereka akan menolaknya. Mereka bilang bahwa mereka tidak membutuhkan anggota baru.

Jika mereka sudah diberi tugas, kelompok itu akan menyelesaikannya dengan waktu hanya beberapa jam saja. Bahkan jika targetnya seorang diri, mereka akan menghabisinya dalam hitungan detik saja. Meskipun itu belum dihitung waktu perjalanannya.

Dari awal mereka sudah membentuk 3 orang sebagai regu.

Roger, pemuda berusia 25 tahun yang memiliki kekuatan tempur yang luar biasa, bahkan dia dijuluki si "Werewolf" oleh para kelompok pembunuh lainnya. Dia memiliki kepribadian yang aneh. Saat dia tidak mendapatkan pekerjaan, dia sering membantu penduduk yang sering mengalami kesulitan. Kemudian saat dia dalam menjalankan misi, orang yang bernama Roger ini akan dapat membunuh musuhnya dengan brutal tergantung situasinya.

Bravo, pemuda berusia 23 tahun ini memiliki sifat perfeksionis. Dia dapat membunuh semulus dan secepat mungkin, bahkan musuhnya tidak akan merasakan sakit saat dibunuhnya. Dia tidak seperti Roger. Jika Roger adalah petarung garis depan, maka si Bravo ini adalah orang yang akan menusuk langsung dari belakang.

Yang terakhir adalah Laven, dan itu aku sendiri. Bisa dibilang aku itu anak bangsawan yang bekerja sebagai pembunuh bayaran, atau lebih tepatnya mantan bangsawan?

Posisiku tidak seperti lainnya yang langsung berhadapan dengan target. Posisiku yaitu memantau pergerakan musuh dengan senjata dan kemampuanku, lalu memberitahu kepada rekanku tentang informasi si target.

Aku juga spesialis jarak jauh yang bertugas sebagai Support rekanku. Meskipun itu tidak perlu, namun berjaga-jaga dari musuh yang kuat, aku akan memberikan dukungan dari belakang. Kalau perlu tidak usah bertanya tentang kepribadianku.

Saat ini aku sedang menceritakan apa yang aku alami saat ini. Yah, karena posisiku sebagai ketua makanya aku harus bertanggung jawab dalam kejadian ini ataupun di masa depan. Kalau begitu aku akan mulai...

Secara berturut-turut, kami memposisikan regu mereka sendiri sebagai Saber, Assassin, dan yang terakhir adalah Archer.

Pada hari ini, regu kami mendapatkan pekerjaan dari salah satu pelanggan. Kami melakukan hal itu karena pada dasarnya kami adalah pembunuh bayaran, jadi kami tidak mempermasalahkan siapa saja pelanggannya. Kami akan menerima pekerjaan hanya karena uang saja, tidak kurang dan tidak lebih.

Si pelanggan telah menemukan bukti tentang budak yang kabur dari istana kekaisaran. Kemudian kami diminta untuk menculiknya dan selebihnya kami diperintahkan untuk menutup jalur pelarian dari budak itu. Bagi kami ini adalah tugas yang mudah, tapi saat mendengar informasi dari si pelanggan bahwa budak itu memiliki kekuatan yang cukup kuat. Maka dari itu regu kami mempersiapkan diri untuk tidak ceroboh.

Namun aku tahu kalau itu hanya alasan dia agar kami menerima permintaannya saja. Yah tapi tidak apa sesekali kita melakukan pekerjaan yang seperti ini. Lagipula akhir-akhir ini kami tidak mendapat pekerjaan. Meskipun kami mendapat pekerjaan, kami malah mendapatkan pekerjaan seperti menghabisi preman jalanan atau bandit malam. Jadi sebenarnya kita pembunuh bayaran atau petualang sih? Pikirku. Lagipula rekan-rekanku juga tidak mempermasalahkannya.

"Aku ingin kalian menculik tahanan kekaisaran yang telah kabur dari istana. Secara pribadi aku tidak ingin meminta kalian untuk melakukannya, tapi apa boleh buat, ini adalah permintaan sponsor untuk turnamen kekaisaran." Adalah permintaan si pelanggan untuk kami bertiga.

Tugas itu terlalu mudah untuk kami bertiga, seolah salah satu dari kami ingin menyelesaikannya dengan sendiri. Sebenarnya aku juga bisa menyelesaikan ini sendiri, tapi apa boleh buat. Jika pekerjaan ini bisa diselesaikan sendiri, kemungkinan besar si pelanggan akan memanggil salah satu dari kami secara pribadi dan bukan seperti ini kan? Sementara aku, sebagai ketua mereka akan memberikan keputusan untuk saat ini, karena dari mereka berdua yang berpikir paling bijak adalah aku seorang. Yah mau bagaiamana lagi, toh rekan-rekanku berpikir seperti anak kecil saja.

Itulah tugas yang diberikan kepadaku sebagai ketua dari kelompok mereka.

aku tidak berpikir akan ada masalah besar, selama mereka menyelesaikan pekerjaan ini dengan teliti.

"Laven, mari kita ambil pekerjaan itu. Bahkan kalau target kita adalah bangsawan atau pengeran sekalipun, kekuatan kita sudah cukup untuk menjatuhkan orang itu dengan mudah."

Roger menyatakan dengan rasa keangkuhan yang kuat.Sejak dia menjadi lebih kuat saat dia bergabung dan berteman dengan kelompokini, kepribadiannya telah berubah, menjadi lebih heroik dengan bercampurkesombongan di dalamnya. Sebenarnya sikapnya ini memiliki baik dan buruknyajuga dalam berbagai hal.

"Selama kita mengerjakannya dengan cepat dan mulus, semua masalah tentang pekerjaan dengan cepat teratasi."

Bravo juga membuka suaranya. Meskipun dia terkenal kelincahan dan kecepatannya, dalam kasus yang seperti ini dia malah menjadi ceroboh, namun bagaimanapun juga dia tampaknya menghormatiku.

Jadi seperti ini, aku masih tidak mengerti mengapa aku dihormati. Padahal mereka berdua memiliki usia yang lebih tua dariku, dan aku itu perempuan dan masih berusia 17 tahun, aku memang cukup muda dalam memiliki bakat yang seperti itu. Jadi kupikir, aku lebih dipercaya oleh mereka dan memimpin strategi untuk mereka kedepannya.

Jadi wajar saja, kata-kataku menjadi faktor penentu kali ini juga.

Cukup dengan seperti itu, tim ini menerima pekerjaan itu dan menuju lokasi yang telah direncanakan.

****

Saat ini, kami berada di posisi masing-masing dan bersiap melumpuhkan target. Roger dan Bravo berada di posisi depan, yaitu saat ini mereka bertugas menculiknya saat target dilumpuhkan. Target kami adalah satu orang yang berkemampuan cukup tinggi, dia bisa memanipulasi semacam energi listrik sebagai kemampuannya.

Prediksiku bahwa kemungkinan besar targetnya dapat bereaksi secara instan saat aku menembak, jadi setidaknya aku akan menjaga jarak sejauh dua ribu meter dan menyerangnya dari titik buta. Sebenarnya rencana ini sedikit merepotkanku.

Posisiku yaitu sebagai Archer, jadi akulah yang akan menjadi poin utama untuk melumpuhkan si target, di sisi lain Roger dan Bravo yang akan menyatu dengan kerumunan penduduk dan yang akan melakukan penyelesaian. Inilah rencana sederhana kami saat ini.

Aku pikir pada saat pekerjaan ini tidak membutuhkan rencana cadangan, jadi aku akan memfokuskan pelumpuhannya melalui kemampuan penembakan sniper-ku.

Kemampuan utama atau skill unik milikku adalah 'Sniper', kemampuan ini memiliki tiga fungsi utama; 'Eagle Snipe' kemampuan luar biasa untuk mengidentifikasi target apapun, 'Pyshical Penetrate' dan 'Black Bullet'.

Dari ketiga kemampuan kombonya, aku dapat melihat musuh maksimal sejauh 5 Kilometer dengan 'Eagle Snipe', lalu ditambah tembakan dengan meniadakan kemampuan pertahanan lawan dengan 'Pysichal Penetrate' dan yang terakhir 'Black Bullet' yang menjadikan peluru yang ku punya dapat mengabaikan hukum fisika dan dapat menembus benda padat.

Dengan kemampuannya ini, aku hampir tidak terkalahkan dalam pertarungan jarak jauh. Bukannya aku ingin sombong atau apa, tapi memang kenyataannya begitu.

Dengan kata lain, jangkauan peluruku dapat menembus benda apapun hingga sampai ke sasaran target yang dituju, bahkan aku dapat mengganti peluru ini dengan peluru yang dapat melumpuhkan sehingga targetnya tidak bisa bergerak.

Faktor-faktor seperti gravitasi dan hambatan udara dapat diabaikan olehku, memungkinkanku untuk melakukan sniping jarak jauh dengan sempurna.

Mari kita bersiap untuk pekerjaan selanjutnya. Pikirku saat ini.

Aku terbiasa dalam keadaan tenang pada saat hal yang seperti ini. Aku berada pada bangunan yang paling tinggi di kekaisaran saat ini.

"15 cm ke kiri. Kecepatan angin, 2 knot. Jarak 2000 meter, 2 milimeter ke kanan. Target berada di daerah pertokoan, jalanan masih ramai tapi tidak masalah." Gumamku saat aku mengunci pandangan ku dengan si target dengan sniper yang kupunya.

Aku memastikan hal itu agar tidak ada kejanggalan dalam informasi yang di dapat.

Aku mengatur nafas, dan tidak mengedipkan mata sedikitpun. Memang begitulah saat profesional bertindak, saat targetnya sudah terlihat, dalam hitungan detik sniper itu akan segera ditembakan.

Ketika pelurunya ditembak, suaranya tidak terdengar sama sekali, seolah itu hanya percikan air. Kemampuan itu didapat setelah aku bergabung dengan kelompok Assassin 'Silencer' sehingga peluru yang ditembakan hanya terdengar seperti kepakan sayap burung hantu.

"Saber, Assassin!"

"Siap, nona."

Aku memanggil mereka dengan kemampuan Telepati yang kupunya

Hanya dengan menyebut posisi mereka, kedua orang itu langsung mengamankan si target. Saat aku memanggil rekanku, mereka dengan cepat menanggapinya, dan langsung membawa targetnya kepada si pelanggan.

つづく

Episodes
1 Prolog
2 Intermission
3 Intermission : Pion yang Terpanggil
4 Chapter 1 : Black Bullet
5 Chapter 2 : Perjalananku
6 Chapter 2.1
7 Chapter 2.2
8 Chapter 2.3
9 Chapter 3 : Pertemuan Yang Saling Membunuh
10 Chapter 3.1
11 Chapter 3.2
12 Chapter 3.3
13 Chapter 3.4
14 Chapter 4 : Kekacauan
15 Chapter 4.1
16 Chapter 4.2
17 Chapter 5 : Kegagalan
18 Chapter 5.1
19 Chapter 5.2
20 Chapter 5.3
21 Interlude Chapter
22 Interlude Chapter 2
23 Chapter 6 : Pendatang Baru
24 Chapter 6.1
25 Chapter 6.2
26 Chapter 6.3
27 Chapter 6.4
28 Chapter 7 : Koordinasi Pelatihan
29 Chapter 7.1
30 Chapter 7.2
31 Chapter 7.3
32 Chapter 7.4
33 Intermission : Mereka menyebutnya Monster Kelas Bencana
34 Chapter 8 : Persiapan
35 Chapter 8.1
36 Chapter 8.2
37 Chapter 8.3 : Regu Astia
38 Chapter 8.4
39 Chapter 9 : Regu Lilia
40 Chapter 9.1
41 Chapter 9.2
42 Chapter 9.3
43 Chapter 9.4
44 Chapter 10 : Persiapan 2
45 Chapter 10.1
46 Chapter 10.2
47 Chapter 10.3
48 Chapter 11 : Kematian? Hanya Satu Langkah Lagi
49 Chapter 11.1
50 Chapter 11.2
51 Chapter 11.3
52 Chapter 12 : Malam harinya...
53 Chapter 12.1
54 Chapter : 12.2
55 Chapter 12.3
56 Chapter 12.4
57 Chapter 13 : Garda Terdepan Pertahanan Umat Manusia
58 Chapter 13.1
59 Chapter 13.2
60 Chapter 14 : Di Titik Timur Laut
61 Chapter 14.1
62 Chapter 14.2
63 Chapter 14.3
64 Chapter 14.4
65 Chapter 15 : Di Titik Timur
66 Chapter 15.1
67 Chapter 15.2
68 Chapter 15.3
69 Chapter 15.4
70 Chapter 16 : Penaklukan yang Terus Berlanjut
71 Chapter 16.1
72 Chapter 16.2 : Bantuan Dari Belakang Layar
73 Chapter 16.3
74 Chapter 16.4
75 Chapter 16.5 : Kemarahan Astia
76 Chapter 17 : Perlawanan Kami
77 Chapter 17.1
78 Chapter 17.2
79 Chapter 18 : Penaklukan Ultimate Hydra, Dimulai
80 Chapter 18.1
81 Chapter 18.2
82 Chapter 18.3
83 Chapter 18.4
84 Chapter 19 : Kegilaan
85 Chapter 19.1
86 Chapter 19.2
87 Chapter 19.3
88 Chapter 19.4
89 Chapter 20 : Tomoe Garden
90 Chapter 20.1
91 Chapter 20.2
92 Chapter 20.3
93 Chapter 21 : Sayonara
94 Chapter 21.1
95 Chapter 21.2
96 Chapter 22 : Awal yang Baru
97 Chapter 22.1
98 Chapter 22.2
99 Chapter 22.3
100 Chapter 22.4
101 Interlude : Mimpi Buruk
102 Interlude 2 : Mimpi Buruk
103 Chapter 23 : Pencarian
104 Chapter 23.1
105 Chapter 23.2
106 Chapter 24 : Kekaisaran Engrayn
107 Chapter 24.1
108 Chapter 24.2
109 Chapter 25 : Pertemuan dengan Rekan Lama
110 Chapter 25.1
111 Chapter 25.2
112 Chapter 25.3
113 Chapter 26 : Annastasia dan Elma
114 Chapter 26.1
115 Chapter 26.2
116 Chapter 26.3
117 Chapter 27 : Perlawanan Tomoe Garden
118 Chapter 27.1
119 Chapter 27.2
120 Chapter 27.3
121 Chapter 28 : Penyusupan
122 Chapter 28.1
123 Chapter 28.2
124 Chapter 28.3
125 Intermission Chapter 28.4
126 Chapter 29 : Operasi Blaue Nacht
127 Chapter 29.1
128 Chapter 29.2
129 Chapter 29.3
130 Chapter 30 : Faker
131 Chapter 30.1
Episodes

Updated 131 Episodes

1
Prolog
2
Intermission
3
Intermission : Pion yang Terpanggil
4
Chapter 1 : Black Bullet
5
Chapter 2 : Perjalananku
6
Chapter 2.1
7
Chapter 2.2
8
Chapter 2.3
9
Chapter 3 : Pertemuan Yang Saling Membunuh
10
Chapter 3.1
11
Chapter 3.2
12
Chapter 3.3
13
Chapter 3.4
14
Chapter 4 : Kekacauan
15
Chapter 4.1
16
Chapter 4.2
17
Chapter 5 : Kegagalan
18
Chapter 5.1
19
Chapter 5.2
20
Chapter 5.3
21
Interlude Chapter
22
Interlude Chapter 2
23
Chapter 6 : Pendatang Baru
24
Chapter 6.1
25
Chapter 6.2
26
Chapter 6.3
27
Chapter 6.4
28
Chapter 7 : Koordinasi Pelatihan
29
Chapter 7.1
30
Chapter 7.2
31
Chapter 7.3
32
Chapter 7.4
33
Intermission : Mereka menyebutnya Monster Kelas Bencana
34
Chapter 8 : Persiapan
35
Chapter 8.1
36
Chapter 8.2
37
Chapter 8.3 : Regu Astia
38
Chapter 8.4
39
Chapter 9 : Regu Lilia
40
Chapter 9.1
41
Chapter 9.2
42
Chapter 9.3
43
Chapter 9.4
44
Chapter 10 : Persiapan 2
45
Chapter 10.1
46
Chapter 10.2
47
Chapter 10.3
48
Chapter 11 : Kematian? Hanya Satu Langkah Lagi
49
Chapter 11.1
50
Chapter 11.2
51
Chapter 11.3
52
Chapter 12 : Malam harinya...
53
Chapter 12.1
54
Chapter : 12.2
55
Chapter 12.3
56
Chapter 12.4
57
Chapter 13 : Garda Terdepan Pertahanan Umat Manusia
58
Chapter 13.1
59
Chapter 13.2
60
Chapter 14 : Di Titik Timur Laut
61
Chapter 14.1
62
Chapter 14.2
63
Chapter 14.3
64
Chapter 14.4
65
Chapter 15 : Di Titik Timur
66
Chapter 15.1
67
Chapter 15.2
68
Chapter 15.3
69
Chapter 15.4
70
Chapter 16 : Penaklukan yang Terus Berlanjut
71
Chapter 16.1
72
Chapter 16.2 : Bantuan Dari Belakang Layar
73
Chapter 16.3
74
Chapter 16.4
75
Chapter 16.5 : Kemarahan Astia
76
Chapter 17 : Perlawanan Kami
77
Chapter 17.1
78
Chapter 17.2
79
Chapter 18 : Penaklukan Ultimate Hydra, Dimulai
80
Chapter 18.1
81
Chapter 18.2
82
Chapter 18.3
83
Chapter 18.4
84
Chapter 19 : Kegilaan
85
Chapter 19.1
86
Chapter 19.2
87
Chapter 19.3
88
Chapter 19.4
89
Chapter 20 : Tomoe Garden
90
Chapter 20.1
91
Chapter 20.2
92
Chapter 20.3
93
Chapter 21 : Sayonara
94
Chapter 21.1
95
Chapter 21.2
96
Chapter 22 : Awal yang Baru
97
Chapter 22.1
98
Chapter 22.2
99
Chapter 22.3
100
Chapter 22.4
101
Interlude : Mimpi Buruk
102
Interlude 2 : Mimpi Buruk
103
Chapter 23 : Pencarian
104
Chapter 23.1
105
Chapter 23.2
106
Chapter 24 : Kekaisaran Engrayn
107
Chapter 24.1
108
Chapter 24.2
109
Chapter 25 : Pertemuan dengan Rekan Lama
110
Chapter 25.1
111
Chapter 25.2
112
Chapter 25.3
113
Chapter 26 : Annastasia dan Elma
114
Chapter 26.1
115
Chapter 26.2
116
Chapter 26.3
117
Chapter 27 : Perlawanan Tomoe Garden
118
Chapter 27.1
119
Chapter 27.2
120
Chapter 27.3
121
Chapter 28 : Penyusupan
122
Chapter 28.1
123
Chapter 28.2
124
Chapter 28.3
125
Intermission Chapter 28.4
126
Chapter 29 : Operasi Blaue Nacht
127
Chapter 29.1
128
Chapter 29.2
129
Chapter 29.3
130
Chapter 30 : Faker
131
Chapter 30.1

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!