Chapter 2.2

"Hey Ellena! Kau yakin mengambil keputusan yang seperti itu?"

"Tentu saja! Aku sudah menunggu momen ini. Apa kau ingin menghentikanku, Astia?"

"Hmm tidak juga. Lagipula kalau kau tidak ada aku tidak punya halangan untuk mendekati Tuan Yuuki."

Bukannya takut tapi aku malah senang dengan perkataanku sendiri. Aku penasaran apa yang dirasakan Ellena, pasti dia kesal.

"Cih." Ellena mendecak

"Sudahi percakapan terakhir kalian. aku pasti akan membuatmu menyesal nona karena tidak menuruti kemauanku. Tapi tenang saja rasa sakitnya hanya sebentar, nona." お嬢ちゃん。

Pengunjung restoran lain mulai menyingkir dari sini, mereka menjauh dan hanya menonton dari sisi lain restoran. Aku perlahan mundur ke belakang, tapi sepertinya aku terpojok.

"Kenapa, apa kau sekarang takut, nona? Wajahmu semakin cantik kalau kau takut, nona.

"Berisik!"

Aku semakin terpojoki, merasakan dinding yang kusentuh di belakangku berarti ini adalah saatnya melakukannya ya? Sebenarnya aku bisa saja merusak dinding ini lalu melarikan diri, tapi aku tidak bisa membuat keributan menjadi lebih besar. Jadi tidak ada pilihan lain.

"Kau tidak bisa mundur lagi, nona. Kalau kau memohon padaku sambil berlutut mungkin aku akan memaafkanmu."

"Oh hey, kau itu ngelantur ya ? Dan juga apa kau tidak malu memojokkan seorang gadis dengan tiga orang sekaligus? Oh iya aku lupa... hanya sekelompok parasit yang bisa melakukan hal yang sangat menjijikan seperti ini."

"Apa?!"

Ekspresi pria itu yang santai dan seolah meremehkanku menjadi kacau dan penuh kemarahan.

"Nona, kau sudah membuat kesalahan besar. Padahal kau akan menjadi favoritku, tapi semua itu sudah terlambat. Dee lakukan!"

Wanita yang bernama Dee itu tersenyum setelah mendengar perintah dari pria menjijikan itu.

"Ah, akhirnya. Nona, aku sudah lama ingin mencabik-cabik wajah cantikmu itu."

Heh kau itu cuman iri doang kan.

"Sudahlah, aku sebenarnya tidak ada ingin ada keributan. Kalau ada masalah kita bisa bicarakan baik-baik. Mungkin kalau ada barang yang kau inginkan aku akan berusaha membantumu. K-kau ingat kan kalau aku itu pedagang?"

Nada bicaraku menjadi terbata-bata.

"Nona. Aku tidak tahu siapa atau apa yang kau tunggu. Kau itu dari tadi hanya mengulur waktu kan?" Kata pria itu.

"Eh? N-nggak kok!"

"Jangan menipuku, aku tahu itu! Aku bisa tahu dari nada bicaramu yang berubah tiba-tiba. Tapi tenang saja, tidak akan ada yang bisa menolongmu karena aku sudah membuat penghalang di sekitar restoran, jadi tidak ada yang bisa keluar atau masuk tanpa seizinku."

Ah begitu ya, jadi aku tidak bisa kabur, dan meskipun Tuan Yuuki menyadarinya dia tidak akan bisa masuk dan menolongku. Itupun kalau Tuan Yuuki menyadari kalau aku di tempat ini, lagipula Tuan Yuuki sedang melakukan pekerjaannya, jadi dia tidak sadar kalau aku diperlakukan seperti ini.

Huh padahal aku hanya ingin makan dengan santai.

Aku ketakutan dengan situasi ini.

"Aku kasihan padamu karena kau sampai ketakutan, sampai sini saja karirmu sebagai pedagang."

Kata pria itu sembari wanita itu melesat untuk menyerangku.

.....

.....

Tapi aku bohong.

Aku tersenyum, menghindar, lalu menjegal wanita itu. Aku mencengkeram lehernya lalu membantingnya ke lantai.

Semoga wajahnya tidak hancur.

Sepertinya dia sudah pingsan. Huh~

"Oh benarkah begitu?"

"Apa?"

Seisi ruangan terkejut dan hanya ada keheningan yang kami rasakan setelah bunyi keras yang disebabkan benturan wajah wanita yang tersungkur ini.

"Mundur Ellena, aku akan menghabisi pedagang gadungan itu."

"Oke."

Sekarang pemimpin dari kelompok najis ini yang akan berhadapan denganku.

"Nah sekarang, kau tidak akan mendapatkan keberuntunganmu lagi, nona..."

Tapi permainannya sudah berakhir.

"Eh... Apa ini... Kenapa... kenapa tubuhku tidak bisa digerakkan?! Ree habisi dia."

Aku tidak tahu kenapa dia bilang kalau tubuhnya tidak bisa digerakkan, tapi wajahnya menjadi panik dan memutuskan untuk memerintah rekannya untuk menghabisiku.

Aku tidak yakin dengannya, itu karena kerjaannya hanya menggoda Ellena dari tadi. Tapi aku tidak bisa meremehkannya, situasiku saat ini masih belum menguntungkan.

"B-boss! Aku juga sama, tu-tubuhku tidak bisa digerakkan."

"Akh! Padahal kemampuanmu sangat dibutuhkan saat ini tapi kau malah..! Ellena bantu a—"

Banyak omong sekali.

Tubuhnya terlempar membentur meja konter.

Karena mereka sedang lengah, aku dengan cepat menendang tepat di uluh hari pria menjijikan itu, hasilnya dia membentur meja konter dan kepalanya menunjukan pendarahan.

"Boss!"

Pria yang bernama Ree itu panik karena pemimpinnya tiba-tiba terlempar seperti itu. Kupikir keras ternyata hanya pecundang biasa yang juga tidak bisa menggerakkan tubuhnya.

"H-hey Ellena bantu aku!"

Pria itu perlahan bangkit, dan tetap memerintah dengan keegoisannya.

Tapi yang dijawab Ellena membuatnya heran.

"Buat apa aku melakukan itu?"

"Hah?! Kan sudah kubilang aku akan membayarmu sepuluh kali lipat dari dia!"

"Aku sudah mendapatkan bayaranku." Kata Ellena.

"Hah?!"

Raut wajah dari pria menjijikan itu semakin bingung karena perkataan Ellena, tapi yang hanya bisa dia lakukan hanyalah memerintah dan membentak. Lalu perkataan Ellena selanjutnya membuat seisi ruangan ini terkejut tidak percaya.

"Mendapatkan kesenangan karena hal ini dan mendapati wajahmu menjadi sangat memalukan, dan yang utama adalah kelompokmu menjadi babak belur adalah bayaran yang sudah kuterima. Kau juga bilang akan membayarku dengan apapun yang ku mau, dan inilah bayaranmu. Karena sudah mengganggu makan siangku yang tenang dan berani memegangku adalah kesalahan terbesarmu! Itu adalah harga yang harus kau bayar, bodoh!"

Ah, Ellena hebat banget dalam membuat orang menjadi memalukan seperti ini

"Bangsat! Kau mengkhianatiku! AH, berarti kau yang membuat tubuh ku dan rekanku tidak bisa bergerak kan?!"

"Bingo!" Jawab Ellena dengan ekspresi diimut-imutkan sambil menutup sebelah matanya.

"Hey Ellena, kau kejam sekali ya dalam membuat orang menjadi seperti ini?" Kataku.

"Ah ini dia pemeran utama kita, Nona Astia. Dari kapan kamu menyadari sandiwarahebatku?" アスティアお嬢ちゃん。

Ah dia bahkan ikut-ikutan memanggilku nona. Tapi dia hebat juga sih dalam sandiwara, aku bahkan hampir tertipu.

"Dari awal."

"Hah dari awal?! Hebatnya Yuuki versi gadis. Gimana caramu mengetahuinya?"

"Yah mudah saja. Semua kata-katamu terlalu aneh, apalagi saat kau membuat kesepakatan dengannya. Sepanjang percakapanmu kau selalu ingin memberitahuku kalau ini adalah sandiwara. Aku tadinya tidak yakin dengan rencanamu makanya aku bertanya padamu bahkan sampai dua kali dan pria ini dan rekannya yang menjijikan tidak menyadarinya sedikitpun."

"Hebat sekali Astia. Emm tapi kau tidak serius tentang Yuuki, kan?"

"Dalam situasi ini memang aku sering membuat kebohongan, tapi kalau itu aku serius. Kau tidak bisa menghalangiku."

"Aa jangan gitu dong Astia, aku tadi hanya—"

"Sialan! Berarti kalian berdua sudah menipuku dari awal?!"

Huh aku kaget, tiba-tiba dia marah seperti itu.

Dia sudah babak belur, darah sudah membasahi kepalanya. Mungkin beberapa saat lagi dia akan pingsan karena kekurangan darah, tapi sedikit saja kalau Ellena memprovokasinya itu akan menjadi menyenangkan.

"Ya itu salahmu sendiri karena mengganggu kami."

"Cih, tapi tidak apa-apa, karena semua petualang yang ada di sini adalah teman-temanku. Mereka pasti akan membuat kalian seperti anjing penurut hahaha—"

Pria ini tertawa yang membuatku bertanya-tanya kenapa dia melakukan itu tanpa menyadari situasinya.

"Siapa bilang? Aku sudah membuat seisi ruangan ini kecuali Astia terkena efek Hipnotyzed milikku. Kau dari tadi tidak sadar? Bodohnya."

"Apa?"

Pria itu melihat di sekelilingnya. Mereka semua pingsan tak sadarkan diri. Ruangan yang berantakan dan seisi ruangan pingsan kecuali aku, Ellena, dan pria menjijikan itu, menjadikan situasi ini seperti pembantaian dalam satu ruangan.

Setelah menyadari situasinya, pria itu menunjukkan ekspresi yang putus asa. Aku sudah melihat kehebatan Ellena, dia benar-benar diluar ekspetasiku.

"Nah sekarang siapa yang akan berlutut?"

"Berani-beraninya kau! Apa yang kau lakukan dengan semua orang? Hey Ree bangun!"

Dia memanggil rekannya, tapi dia sudah terkena efek skill Hipnotyzed milik Ellena dari tadi. Jadi aku tidak tahu apakah panggilan itu berefek padanya.

"Temanmu itu tidak akan bangun tanpa keinginanku untuk bangun. Jadi ruangan ini sudah menjadi wilayahku. Aku bahkan bisa memerintahkanmu untuk membunuh dirimu sendiri kalau aku mau."

"Silahkan saja! Kalau kau membunuhku kau juga tidak bisa keluar dari tempat ini! Penghalang ini hanya bisa hilang kalau aku yang menginginkannya. Jadi kau tidak bisa membunuhku."

"Cih." Ellena mendecak lagi.

Jadi begitu ya cara kerjanya dari penghalang ini. Penghalang ini memang sangat sulit ditembus, mungkin Ellena juga sudah mencobanya sehingga dia mendecak seperti itu. Masalah terakhir yang harus dicari jalan keluarnya adalah keluar dari penghalang seperti ini.

Pria ini mungkin akan kehabisan darah lalu mati, kalau seperti itu kita akan terjebak selamanya di tempat ini, dan itu gawat.

"Ellena kau sudah mencobanya?"

"Penghalang ini memang sangat sulit ditembus, masalahnya aku tidak mempunyai serangan frontal yang cukup menembus penghalang seperti ini."

Apa yang harus kami lakukan? Aku juga tidak mempunyai kekuatan seperti itu. Aku hanya mempelajari bela diri yang diajarkan Tuan Yuuki kepadaku, dan hanya sihir dasar. Tentunya sihir dasar tidak akan menggores penghalang ini.

"Hey kau, hilangkan penghalang ini, kalau tidak—"

"Kalau tidak kenapa? Kau akan membunuhku? Aku tidak peduli dengan itu!"

Dia sudah gila. Bahkan dia sudah tidak takut kematian yang ada di depan matanya. Kalau begini caranya disiksa pun dia tidak akan takut.

Krraaack!!

"Apa itu?"

Suara retakan terdengar berada di luar restoran. Aku tidak tahu apa itu, yang kurasa ada yang mencoba masuk.

"Tidak! Tidak! Tidaaak!"

"Kenapa kau berteriak, bodoh?!"

Pria ini tiba-tiba berteriak, dia mengagetkanku. Karena suara retakan itu dia tiba-tiba gelisah dan panik. Kalau seperti ini dia benar-benar bisa gila.

"Tidak mungkin! Tidak mungkin ada yang bisa menembus penghalangku!"

Dia meronta-ronta, dia menarik-narik rambutnya sendiri, bahkan dia mencakar lehernya sendiri. Dia melakukan itu berulang kali, suara retakannya juga semakin keras dan cepat. Aku rasa orang ini sudah 'sakit'.

Yang ada di luar penghalang ini terus mencoba menembus penghalang ini, dia bahkan dapat meretakkan penghalang ini yang tidak bisa dilakukan oleh Ellena.

"Ellena, orang ini sudah sakit, buat saja pingsan, kalau tidak kita tidak akan bisa mendapatkan informasi penting dari dia."

"Oh iya!"

Setelah itu, pria ini pingsan dan terbaring di lantai restoran.

"Oh iya aku lupa memberitahumu, kalau orang ini adalah salah satu orang penting yang menyelengarakan turnamen kekaisaran."

"Ha itu benar?"

Kalau seperti itu pekerjaan kita akan lebih cepat, kita sangat beruntung dapat datang ke tempat ini. Kebetulan itu sangat menakutkan.

"Ya, aku mengetahuinya saat dia menarik daguku, diam-diam aku memegang plat logam milikku."

"Aku tidak habis pikir kau bisa-bisanya memikirkan rencana yang sangat sempurna ini."

"Puji aku terus."

"Nyesal aku."

BOOOMM!

Penghalangnya sudah ditembus. Aku ingin tahu siapa itu, apa dia musuh atau bukan aku tidak tahu. Karena itu kami memasang posisi waspada.

Aku dengan siap akan menghunuskan pedangku dan Ellena memasang posisi kuda-kudanya.

"Dia datang!"

"Aku tahu."

つづく

Episodes
1 Prolog
2 Intermission
3 Intermission : Pion yang Terpanggil
4 Chapter 1 : Black Bullet
5 Chapter 2 : Perjalananku
6 Chapter 2.1
7 Chapter 2.2
8 Chapter 2.3
9 Chapter 3 : Pertemuan Yang Saling Membunuh
10 Chapter 3.1
11 Chapter 3.2
12 Chapter 3.3
13 Chapter 3.4
14 Chapter 4 : Kekacauan
15 Chapter 4.1
16 Chapter 4.2
17 Chapter 5 : Kegagalan
18 Chapter 5.1
19 Chapter 5.2
20 Chapter 5.3
21 Interlude Chapter
22 Interlude Chapter 2
23 Chapter 6 : Pendatang Baru
24 Chapter 6.1
25 Chapter 6.2
26 Chapter 6.3
27 Chapter 6.4
28 Chapter 7 : Koordinasi Pelatihan
29 Chapter 7.1
30 Chapter 7.2
31 Chapter 7.3
32 Chapter 7.4
33 Intermission : Mereka menyebutnya Monster Kelas Bencana
34 Chapter 8 : Persiapan
35 Chapter 8.1
36 Chapter 8.2
37 Chapter 8.3 : Regu Astia
38 Chapter 8.4
39 Chapter 9 : Regu Lilia
40 Chapter 9.1
41 Chapter 9.2
42 Chapter 9.3
43 Chapter 9.4
44 Chapter 10 : Persiapan 2
45 Chapter 10.1
46 Chapter 10.2
47 Chapter 10.3
48 Chapter 11 : Kematian? Hanya Satu Langkah Lagi
49 Chapter 11.1
50 Chapter 11.2
51 Chapter 11.3
52 Chapter 12 : Malam harinya...
53 Chapter 12.1
54 Chapter : 12.2
55 Chapter 12.3
56 Chapter 12.4
57 Chapter 13 : Garda Terdepan Pertahanan Umat Manusia
58 Chapter 13.1
59 Chapter 13.2
60 Chapter 14 : Di Titik Timur Laut
61 Chapter 14.1
62 Chapter 14.2
63 Chapter 14.3
64 Chapter 14.4
65 Chapter 15 : Di Titik Timur
66 Chapter 15.1
67 Chapter 15.2
68 Chapter 15.3
69 Chapter 15.4
70 Chapter 16 : Penaklukan yang Terus Berlanjut
71 Chapter 16.1
72 Chapter 16.2 : Bantuan Dari Belakang Layar
73 Chapter 16.3
74 Chapter 16.4
75 Chapter 16.5 : Kemarahan Astia
76 Chapter 17 : Perlawanan Kami
77 Chapter 17.1
78 Chapter 17.2
79 Chapter 18 : Penaklukan Ultimate Hydra, Dimulai
80 Chapter 18.1
81 Chapter 18.2
82 Chapter 18.3
83 Chapter 18.4
84 Chapter 19 : Kegilaan
85 Chapter 19.1
86 Chapter 19.2
87 Chapter 19.3
88 Chapter 19.4
89 Chapter 20 : Tomoe Garden
90 Chapter 20.1
91 Chapter 20.2
92 Chapter 20.3
93 Chapter 21 : Sayonara
94 Chapter 21.1
95 Chapter 21.2
96 Chapter 22 : Awal yang Baru
97 Chapter 22.1
98 Chapter 22.2
99 Chapter 22.3
100 Chapter 22.4
101 Interlude : Mimpi Buruk
102 Interlude 2 : Mimpi Buruk
103 Chapter 23 : Pencarian
104 Chapter 23.1
105 Chapter 23.2
106 Chapter 24 : Kekaisaran Engrayn
107 Chapter 24.1
108 Chapter 24.2
109 Chapter 25 : Pertemuan dengan Rekan Lama
110 Chapter 25.1
111 Chapter 25.2
112 Chapter 25.3
113 Chapter 26 : Annastasia dan Elma
114 Chapter 26.1
115 Chapter 26.2
116 Chapter 26.3
117 Chapter 27 : Perlawanan Tomoe Garden
118 Chapter 27.1
119 Chapter 27.2
120 Chapter 27.3
121 Chapter 28 : Penyusupan
122 Chapter 28.1
123 Chapter 28.2
124 Chapter 28.3
125 Intermission Chapter 28.4
126 Chapter 29 : Operasi Blaue Nacht
127 Chapter 29.1
128 Chapter 29.2
129 Chapter 29.3
130 Chapter 30 : Faker
131 Chapter 30.1
Episodes

Updated 131 Episodes

1
Prolog
2
Intermission
3
Intermission : Pion yang Terpanggil
4
Chapter 1 : Black Bullet
5
Chapter 2 : Perjalananku
6
Chapter 2.1
7
Chapter 2.2
8
Chapter 2.3
9
Chapter 3 : Pertemuan Yang Saling Membunuh
10
Chapter 3.1
11
Chapter 3.2
12
Chapter 3.3
13
Chapter 3.4
14
Chapter 4 : Kekacauan
15
Chapter 4.1
16
Chapter 4.2
17
Chapter 5 : Kegagalan
18
Chapter 5.1
19
Chapter 5.2
20
Chapter 5.3
21
Interlude Chapter
22
Interlude Chapter 2
23
Chapter 6 : Pendatang Baru
24
Chapter 6.1
25
Chapter 6.2
26
Chapter 6.3
27
Chapter 6.4
28
Chapter 7 : Koordinasi Pelatihan
29
Chapter 7.1
30
Chapter 7.2
31
Chapter 7.3
32
Chapter 7.4
33
Intermission : Mereka menyebutnya Monster Kelas Bencana
34
Chapter 8 : Persiapan
35
Chapter 8.1
36
Chapter 8.2
37
Chapter 8.3 : Regu Astia
38
Chapter 8.4
39
Chapter 9 : Regu Lilia
40
Chapter 9.1
41
Chapter 9.2
42
Chapter 9.3
43
Chapter 9.4
44
Chapter 10 : Persiapan 2
45
Chapter 10.1
46
Chapter 10.2
47
Chapter 10.3
48
Chapter 11 : Kematian? Hanya Satu Langkah Lagi
49
Chapter 11.1
50
Chapter 11.2
51
Chapter 11.3
52
Chapter 12 : Malam harinya...
53
Chapter 12.1
54
Chapter : 12.2
55
Chapter 12.3
56
Chapter 12.4
57
Chapter 13 : Garda Terdepan Pertahanan Umat Manusia
58
Chapter 13.1
59
Chapter 13.2
60
Chapter 14 : Di Titik Timur Laut
61
Chapter 14.1
62
Chapter 14.2
63
Chapter 14.3
64
Chapter 14.4
65
Chapter 15 : Di Titik Timur
66
Chapter 15.1
67
Chapter 15.2
68
Chapter 15.3
69
Chapter 15.4
70
Chapter 16 : Penaklukan yang Terus Berlanjut
71
Chapter 16.1
72
Chapter 16.2 : Bantuan Dari Belakang Layar
73
Chapter 16.3
74
Chapter 16.4
75
Chapter 16.5 : Kemarahan Astia
76
Chapter 17 : Perlawanan Kami
77
Chapter 17.1
78
Chapter 17.2
79
Chapter 18 : Penaklukan Ultimate Hydra, Dimulai
80
Chapter 18.1
81
Chapter 18.2
82
Chapter 18.3
83
Chapter 18.4
84
Chapter 19 : Kegilaan
85
Chapter 19.1
86
Chapter 19.2
87
Chapter 19.3
88
Chapter 19.4
89
Chapter 20 : Tomoe Garden
90
Chapter 20.1
91
Chapter 20.2
92
Chapter 20.3
93
Chapter 21 : Sayonara
94
Chapter 21.1
95
Chapter 21.2
96
Chapter 22 : Awal yang Baru
97
Chapter 22.1
98
Chapter 22.2
99
Chapter 22.3
100
Chapter 22.4
101
Interlude : Mimpi Buruk
102
Interlude 2 : Mimpi Buruk
103
Chapter 23 : Pencarian
104
Chapter 23.1
105
Chapter 23.2
106
Chapter 24 : Kekaisaran Engrayn
107
Chapter 24.1
108
Chapter 24.2
109
Chapter 25 : Pertemuan dengan Rekan Lama
110
Chapter 25.1
111
Chapter 25.2
112
Chapter 25.3
113
Chapter 26 : Annastasia dan Elma
114
Chapter 26.1
115
Chapter 26.2
116
Chapter 26.3
117
Chapter 27 : Perlawanan Tomoe Garden
118
Chapter 27.1
119
Chapter 27.2
120
Chapter 27.3
121
Chapter 28 : Penyusupan
122
Chapter 28.1
123
Chapter 28.2
124
Chapter 28.3
125
Intermission Chapter 28.4
126
Chapter 29 : Operasi Blaue Nacht
127
Chapter 29.1
128
Chapter 29.2
129
Chapter 29.3
130
Chapter 30 : Faker
131
Chapter 30.1

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!