Intermission : Pion yang Terpanggil

"Heh, sepertinya aku telah meremehkanmu. Para bawahanku juga sepertinya sangat meremehkanmu."

"Cih, siapa di sana?!"

Sheyta yang kesal, dengan cepat membalikkan badannya.

"Namaku Hit, Tuan Sailor adalah tuanku yang agung." Katanya yang membungkuk sambil menampilkan senyum sombong.

Sheyta terkejut dengan kehadirannya yang tidak bisa dideteksi oleh 'Electromagnetic Sensor' miliknya. Tapi dia menyadari sesuatu kalau dia tidak menanyakan namanya. Jadi Hit ini adalah orang yang pertama kali yang menamparnya dalam keadaan lemah. Hit ini masih memakai jubah penyihir yang gelap sehingga tidak pernah sedikitpun Sheyta melihat wajahnya.

Kemampuan macam apa itu yang bisa menghindari kemampuanku?!

Sheyta berbicara dalam hatinya sambil menunjukkan kekesalannya. Padahal tujuan Sheyta untuk keluar dari tempat itu hampir tercapai.

Mungkin dengan segala pengalaman, seseorang yang bernama Hit ini akan lebih kuat daripada Sheyta. Jika itu masalahnya, semua yang tersisa dan pilihan satu-satunya adalah melarikan diri.

Dengan skenario terburuk adalah penangkapannya. Jika dia sudah sejauh ini dan berbuat kesalahan, Sheyta mungkin tidak akan melihat kakaknya untuk selamanya. Dia akan disegel dan dijadikan pion oleh orang-orang yang mengendalikan semuanya dari balik layar.

Dalam beberapa pengetahuan Sheyta, dia mengetahui rahasia kejam dibalik semua ini, selama dia ingin memberitahu kepada orang yang ditujunya, maka keselamatan dunia akan terjaga. Namun, itu akan berhasil jika dia sampai ke dalam tujuannya.

Melarikan diri adalah prioritas utama Sheyta saat ini. Namun, Sheyta tahu kalau musuh tidak akan membiarkannya pergi.

Setelah mengambil keputusan, dia akan melakukan perlawanan terhadap musuhnya.

"Kau tahu tentang rencana kami?"

"Aku tahu kalau kau sudah tahu, tapi kau masih meremehkanku, ya?"

"Yah, kalau itu... Sebaiknya kau lebih baik dikendalikan lebih dulu!"

Musuhnya yang pertama kali menyerang saat dia menyelesaikan kalimatnya.

Dia melakukan serangan menggunakan tangannya dengan menusuk ke bagian tubuh Sheyta.

Mata Sheyta membulat, namun serangannya tidak berhasil terhadap Sheyta. penghalangnya bekerja pasif saat dia diserang.

Saat Sheyta membuat jarak, dia mengeluarkan belatinya. Itu mulus dan cepat.

Sheyta melapisi belati itu dengan energi transformasi elektromagnetik. Ada keanggunan dalam serangan ganasnya saat Sheyta menebas Hit. Lalu Hit itu menghindari serangan dengan gerakan minimal, Sheyta sedikit menaikkan sudut bibirnya karena itu.

Sheyta harus cepat dalam menyelesaikan pertarungannya. Jika tidak, musuhnya akan mendapatkan bantuan. Dan akhirnya Sheyta yang akan kalah.

Dalam memasuki pertarungan ini, Sheyta memasuki mode 'Balance' karena dia masih belum mahir dalam pertarungan yang sesungguhnya. Belati itu dilapisi oleh energi elektromagnetik, semakin dia memperkuatnya maka semakin panjang belatinya dalam bentuk energi listrik.

Selain itu, Sheyta telah melihat preferensi Hit dalam pertempuran. Orang ini sangat mudah terpancing dan terlalu mudah marah. Jika itu masalahnya, Sheyta akan berusaha menipu dengan serangan sederhana seperti ini.

Saat dia berpikir, Sheyta melanjutkan serangannya. Tangan kanannya memegang belati sementara tangan kirinya dialiri energi elektromagnetik. Dia tidak ragu untuk melakukannya saat menyerang ketika dia mengamati reaksi Hit.

Tapi reaksi dan tubuh Hit terlalu cepat. Mungkin itu adalah kemampuan sebenarnya. Ketika Sheyta mendaratkan serangan kombonya, Hit langsung berada di belakang Sheyta dan memberikan serangan balasan.

Serangan Hit tidak bisa diremehkan. Tusukan tangannya benar-benar dapat menembus penghalang mode Balance milik Sheyta.

Jika Sheyta tidak memasuki mode Defensive secara instan, dia mungkin sudah mendapatkan luka fatal. Tapi Hit ini tidak menjadi ceroboh, dia masih berhati-hati dengan kedua tangan Sheyta.

Sheyta masih mempunyai beberapa kemampuan yang belum dia coba sebelumnya, karena dia masih belum bisa mengendalikannya. Tapi dia tidak ada pilihan lain untuk mencobanya dalam situasi yang darurat ini.

Meskipun berpikir seperti itu, Sheyta masih tidak mengerti kalau Hit lebih cepat menghindari tangan kirinya Sheyta. Apakah dia akan dapat dilumpuhkan dengan serangan itu secara langsung? Sheyta mungkin akan mencobanya. Di pertempuran yang seperti ini, Sheyta harus bertarung dengan kecepatan, karena Hit juga memiliki kecepatan bayangan yang sangat sulit dilihat.

"Kau hebat juga ya, manusia rendahan."

"Heh, aku tidak peduli omong kosongmu."

Hit membuat jarak saat berbicara. Dia mengatakan hal itu dan membuat Sheyta bingung.

Saat dia bertukar pandangan, Sheyta berlari dan membuat kemenangan pada dirinya. Disaat yang sama Hit juga melesat dengan kecepatan bayangan.

Sheyta melempar belatinya ke arah Hit, lalu dengan mudah Hit menghindarinya dan Hit tersenyum kalau trik semacam itu tidak bisa melukainya.

"Kau pikir serangan itu bisa melukaiku?

Setelah Hit berkata seperti itu, beberapa mili detik kemudian, dia tidak percaya apa yang dilihat matanya.

"Kena kau..."

"Apa!"

Disaat yang sama, saat belati itu meleset dari musuhnya, Sheyta dengan gerakan cepat yang merobek udara, berada di titik yang sama saat belati itu masih melayang di udara.

Sheyta berada tepat di belakang Hit dan melancarkan serangan dengan belatinya lagi... Menusuk bagian belakang Hit dengan belati yang memiliki kekuatan satu juta volt energi transformasi elektromagnetik.

Ketika dia melakukan serangan instan seperti itu, reaksi Hit seakan tidak mempercayai kecepatan yang dimiliki Sheyta. Serangan itu bahkan menggetarkan tanah ruangan istana itu. Dengan sekejap orang yang bernama Hit ini tidak sadarkan diri, mungkin orang ini telah mati.

Tanpa berpikir panjang, Sheyta melarikan diri dari tempat itu.

****

Saat ini, setelah beberapa jam dia melarikan diri dari kastil istana, Sheyta sedang berjalan-jalan santai di pusat perbelanjaan di Kekaisaran Engrayn. Akhirnya dia benar-benar mengetahui kalau dia sudah terpanggil ke dunia yang berbeda ini.

Terkadang dia melihat demi-human yang sedang berlalu-lalang dan tidak sedikit juga mereka yang berdagang di tempat ini. Mereka juga menawarkan produk lokal kepada penduduk. Dan kadang-kadang dia juga melihat beberapa orang menjadi budak yang sedang ditarik oleh majikannya.

Dalam beberapa kasus, Sheyta melihat orang-orang yang berpakaian penyihir. Saat dia melihat mereka, Sheyta langsung bersembunyi dan menyembunyikan keberadaanya. Ini adalah salah satu keuntungan yang telah ia dapat dalam pelatihannya.

Meskipun pakaiannya saat ini tidak terlalu bagus, Sheyta tetap tidak mempermasalahkan hal itu. Saat dia melihat pakaian yang bagus dalam lemari kaca, mata Sheyta terlihat bersinar saat menatapnya. Beberapa orang melihat Sheyta dan barang-barangnya saat mereka berjalan melewatinya.

Itu adalah bukti beberapa modisnya ibukota Engrayn saat itu. Semua jendela itu sangat mahal. Meskipun barang kaca menjadi barang biasa di pasaran, membeli satu panel kaca dengan ukuran yang besar ini akan membuat seseorang membeli perhiasan yang sangat langka.

Itu adalah salah satu pemandangan yang menarik perhatian Sheyta saat di dunia ini. Tapi saat dia memikirkan hal itu, Sheyta kembali lagi berpikir bagaimana caranya dia mengevaluasi situasinya dari awal.

Bagaimana caranya aku mencari kakak dalam situasi yang rumit ini?

Sheyta berpikir apakah ada kemampuan pendeteksi keberadaan orang lain di dunia ini. Jika ada, maka tidak akan sulit untuk mencari kakaknya di dalam dunia yang berbeda.

Saat Sheyta berpikir, waktu tetap berjalan. Sore hari yang menghembuskan angin, membuat dia lelah. Lalu...

"Apa yang terjadi..."

Kesadarannya perlahan mulai menghilang.

Dia melihat dua orang mendekat, dan membawanya pergi.

Dia tidak bisa menggunakan kemampuannya, Sheyta memikirkan bagaimana caranya mereka dapat menghentikan kekuatannya. Apakah ada orang yang dapat menghentikan saraf di dalam tubuh Sheyta? Tapi kemampuan macam apa yang bisa menembus dengan mudah kemampuan Defensive yang masih bekerja aktif milik Sheyta?

Lalu, Sheyta tiba-tiba ingat kalau ada kemampuan yang dapat mengabaikan pertahanan lawan secara absolut, menargetkannya lalu melumpuhkannya. Meskipun dia tidak mengetahui kemampuan apa itu, tapi yang dia tahu bahwa kemampuan itu banyak dimiliki oleh Assassin. Dengan kata lain, Sheyta diserang oleh penembak jitu dari jauh.

Seberapa jauh dia menyerang, seribu meter? Tidak. Dua ribu meter jauhnya.

Kemampuan Elektromagnetik sensor-nya dapat mencakup luas sekitar 500 meter. Jika penembak jitu itu menyerangnya lebih dari 500 meter dari sensor milik Sheyta, yang dapat ia ketahui bahwa serangan dari penembak jitu itu kemungkinan besar dapat mengabaikan hukum fisika. Karena seorang profesional pun akan kesulitan dalam hambatan udara dan gravitasi saat pelurunya ditembakkan.

Kesadarannya perlahan menghilang saat ia ingin mengetahui hal itu lebih jauh, dan setiap inci tubuhnya perlahan tidak bisa di gerakan.

つづく

Terpopuler

Comments

Dewi

Dewi

Tinggal memikirkan rencana dan skenario mencari keberadaan kakaknya

2022-10-23

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Intermission
3 Intermission : Pion yang Terpanggil
4 Chapter 1 : Black Bullet
5 Chapter 2 : Perjalananku
6 Chapter 2.1
7 Chapter 2.2
8 Chapter 2.3
9 Chapter 3 : Pertemuan Yang Saling Membunuh
10 Chapter 3.1
11 Chapter 3.2
12 Chapter 3.3
13 Chapter 3.4
14 Chapter 4 : Kekacauan
15 Chapter 4.1
16 Chapter 4.2
17 Chapter 5 : Kegagalan
18 Chapter 5.1
19 Chapter 5.2
20 Chapter 5.3
21 Interlude Chapter
22 Interlude Chapter 2
23 Chapter 6 : Pendatang Baru
24 Chapter 6.1
25 Chapter 6.2
26 Chapter 6.3
27 Chapter 6.4
28 Chapter 7 : Koordinasi Pelatihan
29 Chapter 7.1
30 Chapter 7.2
31 Chapter 7.3
32 Chapter 7.4
33 Intermission : Mereka menyebutnya Monster Kelas Bencana
34 Chapter 8 : Persiapan
35 Chapter 8.1
36 Chapter 8.2
37 Chapter 8.3 : Regu Astia
38 Chapter 8.4
39 Chapter 9 : Regu Lilia
40 Chapter 9.1
41 Chapter 9.2
42 Chapter 9.3
43 Chapter 9.4
44 Chapter 10 : Persiapan 2
45 Chapter 10.1
46 Chapter 10.2
47 Chapter 10.3
48 Chapter 11 : Kematian? Hanya Satu Langkah Lagi
49 Chapter 11.1
50 Chapter 11.2
51 Chapter 11.3
52 Chapter 12 : Malam harinya...
53 Chapter 12.1
54 Chapter : 12.2
55 Chapter 12.3
56 Chapter 12.4
57 Chapter 13 : Garda Terdepan Pertahanan Umat Manusia
58 Chapter 13.1
59 Chapter 13.2
60 Chapter 14 : Di Titik Timur Laut
61 Chapter 14.1
62 Chapter 14.2
63 Chapter 14.3
64 Chapter 14.4
65 Chapter 15 : Di Titik Timur
66 Chapter 15.1
67 Chapter 15.2
68 Chapter 15.3
69 Chapter 15.4
70 Chapter 16 : Penaklukan yang Terus Berlanjut
71 Chapter 16.1
72 Chapter 16.2 : Bantuan Dari Belakang Layar
73 Chapter 16.3
74 Chapter 16.4
75 Chapter 16.5 : Kemarahan Astia
76 Chapter 17 : Perlawanan Kami
77 Chapter 17.1
78 Chapter 17.2
79 Chapter 18 : Penaklukan Ultimate Hydra, Dimulai
80 Chapter 18.1
81 Chapter 18.2
82 Chapter 18.3
83 Chapter 18.4
84 Chapter 19 : Kegilaan
85 Chapter 19.1
86 Chapter 19.2
87 Chapter 19.3
88 Chapter 19.4
89 Chapter 20 : Tomoe Garden
90 Chapter 20.1
91 Chapter 20.2
92 Chapter 20.3
93 Chapter 21 : Sayonara
94 Chapter 21.1
95 Chapter 21.2
96 Chapter 22 : Awal yang Baru
97 Chapter 22.1
98 Chapter 22.2
99 Chapter 22.3
100 Chapter 22.4
101 Interlude : Mimpi Buruk
102 Interlude 2 : Mimpi Buruk
103 Chapter 23 : Pencarian
104 Chapter 23.1
105 Chapter 23.2
106 Chapter 24 : Kekaisaran Engrayn
107 Chapter 24.1
108 Chapter 24.2
109 Chapter 25 : Pertemuan dengan Rekan Lama
110 Chapter 25.1
111 Chapter 25.2
112 Chapter 25.3
113 Chapter 26 : Annastasia dan Elma
114 Chapter 26.1
115 Chapter 26.2
116 Chapter 26.3
117 Chapter 27 : Perlawanan Tomoe Garden
118 Chapter 27.1
119 Chapter 27.2
120 Chapter 27.3
121 Chapter 28 : Penyusupan
122 Chapter 28.1
123 Chapter 28.2
124 Chapter 28.3
125 Intermission Chapter 28.4
126 Chapter 29 : Operasi Blaue Nacht
127 Chapter 29.1
128 Chapter 29.2
129 Chapter 29.3
130 Chapter 30 : Faker
131 Chapter 30.1
Episodes

Updated 131 Episodes

1
Prolog
2
Intermission
3
Intermission : Pion yang Terpanggil
4
Chapter 1 : Black Bullet
5
Chapter 2 : Perjalananku
6
Chapter 2.1
7
Chapter 2.2
8
Chapter 2.3
9
Chapter 3 : Pertemuan Yang Saling Membunuh
10
Chapter 3.1
11
Chapter 3.2
12
Chapter 3.3
13
Chapter 3.4
14
Chapter 4 : Kekacauan
15
Chapter 4.1
16
Chapter 4.2
17
Chapter 5 : Kegagalan
18
Chapter 5.1
19
Chapter 5.2
20
Chapter 5.3
21
Interlude Chapter
22
Interlude Chapter 2
23
Chapter 6 : Pendatang Baru
24
Chapter 6.1
25
Chapter 6.2
26
Chapter 6.3
27
Chapter 6.4
28
Chapter 7 : Koordinasi Pelatihan
29
Chapter 7.1
30
Chapter 7.2
31
Chapter 7.3
32
Chapter 7.4
33
Intermission : Mereka menyebutnya Monster Kelas Bencana
34
Chapter 8 : Persiapan
35
Chapter 8.1
36
Chapter 8.2
37
Chapter 8.3 : Regu Astia
38
Chapter 8.4
39
Chapter 9 : Regu Lilia
40
Chapter 9.1
41
Chapter 9.2
42
Chapter 9.3
43
Chapter 9.4
44
Chapter 10 : Persiapan 2
45
Chapter 10.1
46
Chapter 10.2
47
Chapter 10.3
48
Chapter 11 : Kematian? Hanya Satu Langkah Lagi
49
Chapter 11.1
50
Chapter 11.2
51
Chapter 11.3
52
Chapter 12 : Malam harinya...
53
Chapter 12.1
54
Chapter : 12.2
55
Chapter 12.3
56
Chapter 12.4
57
Chapter 13 : Garda Terdepan Pertahanan Umat Manusia
58
Chapter 13.1
59
Chapter 13.2
60
Chapter 14 : Di Titik Timur Laut
61
Chapter 14.1
62
Chapter 14.2
63
Chapter 14.3
64
Chapter 14.4
65
Chapter 15 : Di Titik Timur
66
Chapter 15.1
67
Chapter 15.2
68
Chapter 15.3
69
Chapter 15.4
70
Chapter 16 : Penaklukan yang Terus Berlanjut
71
Chapter 16.1
72
Chapter 16.2 : Bantuan Dari Belakang Layar
73
Chapter 16.3
74
Chapter 16.4
75
Chapter 16.5 : Kemarahan Astia
76
Chapter 17 : Perlawanan Kami
77
Chapter 17.1
78
Chapter 17.2
79
Chapter 18 : Penaklukan Ultimate Hydra, Dimulai
80
Chapter 18.1
81
Chapter 18.2
82
Chapter 18.3
83
Chapter 18.4
84
Chapter 19 : Kegilaan
85
Chapter 19.1
86
Chapter 19.2
87
Chapter 19.3
88
Chapter 19.4
89
Chapter 20 : Tomoe Garden
90
Chapter 20.1
91
Chapter 20.2
92
Chapter 20.3
93
Chapter 21 : Sayonara
94
Chapter 21.1
95
Chapter 21.2
96
Chapter 22 : Awal yang Baru
97
Chapter 22.1
98
Chapter 22.2
99
Chapter 22.3
100
Chapter 22.4
101
Interlude : Mimpi Buruk
102
Interlude 2 : Mimpi Buruk
103
Chapter 23 : Pencarian
104
Chapter 23.1
105
Chapter 23.2
106
Chapter 24 : Kekaisaran Engrayn
107
Chapter 24.1
108
Chapter 24.2
109
Chapter 25 : Pertemuan dengan Rekan Lama
110
Chapter 25.1
111
Chapter 25.2
112
Chapter 25.3
113
Chapter 26 : Annastasia dan Elma
114
Chapter 26.1
115
Chapter 26.2
116
Chapter 26.3
117
Chapter 27 : Perlawanan Tomoe Garden
118
Chapter 27.1
119
Chapter 27.2
120
Chapter 27.3
121
Chapter 28 : Penyusupan
122
Chapter 28.1
123
Chapter 28.2
124
Chapter 28.3
125
Intermission Chapter 28.4
126
Chapter 29 : Operasi Blaue Nacht
127
Chapter 29.1
128
Chapter 29.2
129
Chapter 29.3
130
Chapter 30 : Faker
131
Chapter 30.1

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!