Chapter 2.3

......

Semua persiapanku seharusnya sudah siap, kalau itu musuh setidaknya kita harus membungkamnya.

"Huuh~ capek juga menembusnya. Siapa sih yang memasang penghalang depan restoran, dah tau lagi laper... Oh kalian?"

"Tuan Yuuki?!"

"Yuuki?!"

Aku kaget dan senang sampai di titik aku ingin memeluknya.

Aku sebenarnya masih tidak nyaman dengan situasi seperti ini, dan ini membuatku kelelahan. Tapi masih ada tugas yang harus kukerjai, kalau semua ini sudah selesai kerja kerasku akan membuahkan hasil dan aku akan diberi hadiah!!

"Kalian kenapa di sini? Dan sebenarnya apa yang terjadi?"

"Alasan kita di sini sepertinya sama dengan alasanmu datang ke sini." Kata Ellena.

"Begitu ya, aku masih punya banyak pertanyaan tentang semua ini."

"Aku akan menjelaskannya. Jadi begini..."

Aku menjelaskan semuanya kepada Tuan Yuuki. Secara garis besarnya dia mengerti, tapi ada satu hal yang tidak di mengerti Tuan Yuuki.

"Begitu ya, kalau kita sudah siap, saat dia bangun hipnotis lagi dia dan kita akan menggali informasi sebanyak mungkin."

Aku dan Ellena mengangguk sebagai jawaban.

"Oke... Jadi kenapa banyak sekali yang pingsan, ini ulah siapa?"

"Dia." Aku menunjuk ke arah Ellena.

"Kalau begitu kenapa aku juga tidak pingsan?"

"Dengan skillku aku bisa mengatur siapa saja yang akan terkena dalam pengaruh hipnotis. Aku tidak menggunakannya untuk Astia, tapi dalam kasusmu aku tidak mengerti." Kata Ellena

Aku tidak mengerti.

"Bukannya kau juga mengaturnya agar Tuan Yuuki tidak terkena pengaruh hipnotis?"

"Tidak, itu tidak bisa. Sebelum menggunakan Hipnotyzed jangkauan yang luas, aku terlebih dahulu mengatur siapa saja yang tidak terkena efek hipnotis, lalu sisanya pasti akan terkena hipnotis. Yang anehnya Yuuki yang tidak kuatur masih dalam keadaan normal meskipun efek hipnotis di dalam ruangan restoran ini masih berlangsung."

"Jadi maksudmu kau tidak bisa mengatur siapapun lagi setelah efek hipnotisnya berlangsung?"

"Tepat sekali, Astia."

"Lalu kenapa...?"

Aku dan Ellena berbarengan menatap Tuan Yuuki.

"Kau pasti bercanda kan, Ellena?" Kata Tuan Yuuki.

"Aku serius. Aku ahli memanipulasi orang, hipnotis dan aku ahli dalam segala bidang yang sejenisnya, tapi aku tidak bisa menghipnotismu. Yah kalau aku bisa, dari dulu aku juga sudah memanfaatkanmu."

"Ellena, aku tidak akan memaafkanmu kalau kau berbuat seperti itu."

"Tenang saja Astia, seratus persen aku pasti akan gagal."

"Oke baiklah, aku mengerti dengan keanehanku."

Nah,sekarang adalah waktunya mengintrogasi pria ini. Dengan adanya Tuan Yuuki, pasti akan membuat kami mendapatkan banyak informasi yang dibutuhkan. Ellena juga sudah membangunkannya dalam keadaan terhipnotis.

"Nah waktunya dimulai, ayo Yuuki!"

"Apa, aku? Itu kan pekerjaan kalian berdua, aku ke sini cuman ingin makan. Mumpung semuanya dalam keadaan pingsan inilah waktunya aku akan membuat makan. Dah aku ke dapur dulu ya."

Eh?

Beneran hanya kami berdua?

Tuan Yuuki melambaikan tangan sambil dia mencari dapur, dan aku tidak bisa melihatnya lagi. Tapi masalahnya kalau tiba-tiba ada masalah gimana? Atau penyakit mental pria ini kambuh kembali?

"Berarti sekarang kita mulai saja?"

"Ya."

Kami mulai mengintrogasi pria ini dengan hipnotis. Setidaknya tidak ada masalah, dia tidak mengigau atau menunjukan reaksi penolakan. Ini semua karena efek hipnotis Ellena yang kuat.

Saat mengintrogasi aku juga mendengar bunyi peralatan memasak di dapur. Sepertinya Tuan Yuuki sedang membuat makanan yang enak, baunya saja sampai ke sini.

Kami mendapatkan beberapa informasi penting. Pria ini adalah salah satu pengawal dari penyelenggara turnamen kekaisaran, jadi kami juga mengetahui ciri ciri gadis yang dijadikan hadiah di dalam turnamen itu. Kami mendapatkan informasi tentang orang-orang penting yang menyelengarakan turnamen itu. Kami juga mendapatkan rumor kalau Giorgino akan menghadiri turnamen tapi hanya sebagai penonton penting.

Dan yang terakhir adalah tentang rumor pembunuh bayaran kelas kakap yang sudah disebut legenda di negara ini, mereka dirumorkan bekerja dibalik penyelengara turnamen ini. Jadi kami harus sangat berhati-hati. Bisa saja mereka berada di sini atau memantau kami dari kejauhan. Aku tidak tahu bagaimana mereka dengan cara apa membunuh targetnya, siapa tahu saat kita keluar dari tempat ini, jantung kami sudah berlubang atau kepala kami sudah terlepas dari badan kami.

Memikirkan itu saja sudah membuatku ingin menangis di pojokan.

"Kamu kenapa Astia?"

Tuan Yuuki datang yang sedang membawa piring yang beraroma enak, dan itu membuatku lebih tenang.

"Tidak apa- apa."

"Oh baiklah. Jadi apa yang kalian dapat?"

Ellena dan aku menjelaskan semuanya tentang apa yang telah kami dapat. Tuan Yuuki saat ini sedang makan sambil mendengarkan penjelasan kami di tempat makan.

"Hmm oke terima kasih. Legenda pembunuh bayaran ya? Kita akan membahas kasus itu nanti karena kita masih sangat kekurangan informasi tentang pembunuh bayaran itu. Jadi ciri-ciri gadis itu seperti apa? Meskipun ini tidak terlalu penting, aku hanya ingin tahu."

Tuan Yuuki bertanya tentang gadis yang menjadi hadiah dari turnamen yang tidak masuk akal itu. Yang kubingung kenapa mereka tidak menawarkan hadiah seperti jabatan atau kenaikan kedudukan? Dalam jangka panjang itu kan lebih menguntungkan daripada hanya mendapatkan seorang gadis.

"Mmm kata pria ini ciri-cirinya itu berambut coklat pendek dan bermata hijau. Hanya sesimpel itu, banyak orang yang seperti itu diluar sana. Jadi kita tidak bisa mengenalinya." Kata Ellena.

"Begitu ya..."

Tuan Yuuki menjawabnya seperti biasa, tapi ekspresinya agak terganggu saat ciri-ciri gadis yang disebutkan tadi.

"Ada apa dengamu Tuan Yuuki? Apa kamu mengenalnya?"

"Tidak, aku tidak tahu."

Walaupun dia menjawabnya seperti itu, aku tahu dia agak sedikit terganggu. Sepertinya ada sesuatu yang Tuan Yuuki sembunyikan, tapi itu hanya intuisiku yang tidak beralasan.

"Kalau begitu bangunkan dia Ellena."

"Apa kau yakin Yuuki? Sepertinya saat kau mencoba masuk tadi, dia sudah sedikit gila."

"Tidak apa-apa. Aku hanya ingin melihat reaksinya. Untuk berjaga-jaga ikat dia di bangku."

"Oh yasudah."

Setelah berkata demikian beberapa detik kemudian, pria yang kusebutkan menjijikan ini Ellena ikat dalam keadaan tangan diikat ke belakang bangku, lalu dia berhadapan dengan Tuan Yuuki.

"Aduh pusingnya."

Ah dia sudah bangun. Kami berjaga-jaga di samping Tuan Yuuki yang sedang duduk sambil menatapnya.

"Oh kau sudah bangun? Selamat pagi, apa tidurmu nyenyak?"

Pfft.

Aku menahan tawa dengan tanganku. Baru kali ini aku melihat Tuan Yuuki berkata seperti itu.

"Ah siapa kau?! Dimana? Ree! Dee!"

Pria ini mencari kedua rekannya yang tergeletak pingsan. Apa orang ini lupa ingatan karena kegilaannya tadi ya?

"Kau tidak bisa membangunkan temanmu, kau tahu?"

"Tidak mungkin! Siapa kau bangsat? Berani-beraninya kau melakukan ini! Apa kau ingin mati hah? Kau akan tunduk padaku kalau kau tahu siapa aku sebenarnya!"

Dia membuatku marah. Berani-beraninya dia berteriak kepada Tuan Yuuki. Dia benar-benar sangat bodoh, seharusnya dia mengerti tentang situasinya, tapi dia malah berteriak memprovokasi Tuan Yuuki. Parasit ini sangatlah bodoh, karena itu aku menghampirinya.

"Astia, ada apa?"

Aku mendekati pria itu, lalu menaruh jariku di bibirku. Kemudian aku bicara dengan suara pelan...

"Kalau kau berteriak lagi aku akan meyakinkanmu kalau kau tidak akan keluar dari sini hidup-hidup."

Setelah berbicara dengan pria itu aku mundur perlahan, lalu Tuan Yuuki menatapku.

"Aku terkejut kalau kamu bicara seperti itu."

"Tidak, itu bukan apa-apa."

"Begitu ya, baiklah."

"Astia, yang tadi itu kau seram sekali lho."

Ellena juga memberikan reaksinya terhadap perkataanku tadi.

"Aku anggap itu sebagai pujian."

Setelah itu aku melihat perubahan ekspresi yang dirasakan pria itu. Aku sudah meluapkan amarahku tadi, dengan tekanan psikologis aku membuat keadaan mental pria itu menyusut. Setidaknya dia akan tenang.

"Jadi, apa kau sudah tenang?"

"Sepertinya begitu, beberapa saat tadi aku sudah sadar sepenuhnya. Sepertinya aku sudah dikalahkan oleh dua gadis yang ada disamping kau. Saat ini aku masih mengingat rasa kesal karena dimanipulasi oleh gadis yang bernama Ellena itu."

Pria itu sudah sedikit tenang meskipun dari tadi dia sering menggertakkan giginya karena kesal dengan kami.

"Baiklah. Siapa namamu?"

"Anderson."

Anderson ya... Kupikir mereka adalah nama yang berakhiran 'e' ternyata bukan. Ree, Dee, Anderson. Apa nama bawahannya yang dia panggil itu nama samaran atau nama petualang saja?

"Anderson ya? Lain kali kau harus lebih hati-hati terhadap wanita, ya?"

"Aku akan memikirkan itu. Kau sudah menembus penghalang ini, siapa kau?"

"Aku? Aku adalah pedagang seperti mereka."

Pria itu melihat kesana kemari. Aku tidak tahu apa yang dipikirkan pastinya. Yang kupikirkan adalah dia sedang mencari sesuatu atau sedang mencari orang selain kami di sini.

"Kau pedagang? Tidak mungkin! Seharusnya tidak ada yang bisa menembus penghalang ini selain Seventh Deadly Demons."

"Oh? Seventh Deadly Demons? Mari kita bicarakan itu."

Tanpa sadar dia sudah masuk jebakan Tuan Yuuki. Tidak, bahkan sebelum Tuan Yuuki memasang jebakan, dia sudah terperangkap terlebih dahulu.

"Tidak, tidak itu bukan apa-apa."

Setelah mengatakan itu, pria itu sangat berkeringat. Aku yakin apa yang selama ini dia tutupi dengan mudahnya terbongkar di hadapan kami bertiga. Permainan yang dimainkannya telah berakhir.

つづく

Episodes
1 Prolog
2 Intermission
3 Intermission : Pion yang Terpanggil
4 Chapter 1 : Black Bullet
5 Chapter 2 : Perjalananku
6 Chapter 2.1
7 Chapter 2.2
8 Chapter 2.3
9 Chapter 3 : Pertemuan Yang Saling Membunuh
10 Chapter 3.1
11 Chapter 3.2
12 Chapter 3.3
13 Chapter 3.4
14 Chapter 4 : Kekacauan
15 Chapter 4.1
16 Chapter 4.2
17 Chapter 5 : Kegagalan
18 Chapter 5.1
19 Chapter 5.2
20 Chapter 5.3
21 Interlude Chapter
22 Interlude Chapter 2
23 Chapter 6 : Pendatang Baru
24 Chapter 6.1
25 Chapter 6.2
26 Chapter 6.3
27 Chapter 6.4
28 Chapter 7 : Koordinasi Pelatihan
29 Chapter 7.1
30 Chapter 7.2
31 Chapter 7.3
32 Chapter 7.4
33 Intermission : Mereka menyebutnya Monster Kelas Bencana
34 Chapter 8 : Persiapan
35 Chapter 8.1
36 Chapter 8.2
37 Chapter 8.3 : Regu Astia
38 Chapter 8.4
39 Chapter 9 : Regu Lilia
40 Chapter 9.1
41 Chapter 9.2
42 Chapter 9.3
43 Chapter 9.4
44 Chapter 10 : Persiapan 2
45 Chapter 10.1
46 Chapter 10.2
47 Chapter 10.3
48 Chapter 11 : Kematian? Hanya Satu Langkah Lagi
49 Chapter 11.1
50 Chapter 11.2
51 Chapter 11.3
52 Chapter 12 : Malam harinya...
53 Chapter 12.1
54 Chapter : 12.2
55 Chapter 12.3
56 Chapter 12.4
57 Chapter 13 : Garda Terdepan Pertahanan Umat Manusia
58 Chapter 13.1
59 Chapter 13.2
60 Chapter 14 : Di Titik Timur Laut
61 Chapter 14.1
62 Chapter 14.2
63 Chapter 14.3
64 Chapter 14.4
65 Chapter 15 : Di Titik Timur
66 Chapter 15.1
67 Chapter 15.2
68 Chapter 15.3
69 Chapter 15.4
70 Chapter 16 : Penaklukan yang Terus Berlanjut
71 Chapter 16.1
72 Chapter 16.2 : Bantuan Dari Belakang Layar
73 Chapter 16.3
74 Chapter 16.4
75 Chapter 16.5 : Kemarahan Astia
76 Chapter 17 : Perlawanan Kami
77 Chapter 17.1
78 Chapter 17.2
79 Chapter 18 : Penaklukan Ultimate Hydra, Dimulai
80 Chapter 18.1
81 Chapter 18.2
82 Chapter 18.3
83 Chapter 18.4
84 Chapter 19 : Kegilaan
85 Chapter 19.1
86 Chapter 19.2
87 Chapter 19.3
88 Chapter 19.4
89 Chapter 20 : Tomoe Garden
90 Chapter 20.1
91 Chapter 20.2
92 Chapter 20.3
93 Chapter 21 : Sayonara
94 Chapter 21.1
95 Chapter 21.2
96 Chapter 22 : Awal yang Baru
97 Chapter 22.1
98 Chapter 22.2
99 Chapter 22.3
100 Chapter 22.4
101 Interlude : Mimpi Buruk
102 Interlude 2 : Mimpi Buruk
103 Chapter 23 : Pencarian
104 Chapter 23.1
105 Chapter 23.2
106 Chapter 24 : Kekaisaran Engrayn
107 Chapter 24.1
108 Chapter 24.2
109 Chapter 25 : Pertemuan dengan Rekan Lama
110 Chapter 25.1
111 Chapter 25.2
112 Chapter 25.3
113 Chapter 26 : Annastasia dan Elma
114 Chapter 26.1
115 Chapter 26.2
116 Chapter 26.3
117 Chapter 27 : Perlawanan Tomoe Garden
118 Chapter 27.1
119 Chapter 27.2
120 Chapter 27.3
121 Chapter 28 : Penyusupan
122 Chapter 28.1
123 Chapter 28.2
124 Chapter 28.3
125 Intermission Chapter 28.4
126 Chapter 29 : Operasi Blaue Nacht
127 Chapter 29.1
128 Chapter 29.2
129 Chapter 29.3
130 Chapter 30 : Faker
131 Chapter 30.1
Episodes

Updated 131 Episodes

1
Prolog
2
Intermission
3
Intermission : Pion yang Terpanggil
4
Chapter 1 : Black Bullet
5
Chapter 2 : Perjalananku
6
Chapter 2.1
7
Chapter 2.2
8
Chapter 2.3
9
Chapter 3 : Pertemuan Yang Saling Membunuh
10
Chapter 3.1
11
Chapter 3.2
12
Chapter 3.3
13
Chapter 3.4
14
Chapter 4 : Kekacauan
15
Chapter 4.1
16
Chapter 4.2
17
Chapter 5 : Kegagalan
18
Chapter 5.1
19
Chapter 5.2
20
Chapter 5.3
21
Interlude Chapter
22
Interlude Chapter 2
23
Chapter 6 : Pendatang Baru
24
Chapter 6.1
25
Chapter 6.2
26
Chapter 6.3
27
Chapter 6.4
28
Chapter 7 : Koordinasi Pelatihan
29
Chapter 7.1
30
Chapter 7.2
31
Chapter 7.3
32
Chapter 7.4
33
Intermission : Mereka menyebutnya Monster Kelas Bencana
34
Chapter 8 : Persiapan
35
Chapter 8.1
36
Chapter 8.2
37
Chapter 8.3 : Regu Astia
38
Chapter 8.4
39
Chapter 9 : Regu Lilia
40
Chapter 9.1
41
Chapter 9.2
42
Chapter 9.3
43
Chapter 9.4
44
Chapter 10 : Persiapan 2
45
Chapter 10.1
46
Chapter 10.2
47
Chapter 10.3
48
Chapter 11 : Kematian? Hanya Satu Langkah Lagi
49
Chapter 11.1
50
Chapter 11.2
51
Chapter 11.3
52
Chapter 12 : Malam harinya...
53
Chapter 12.1
54
Chapter : 12.2
55
Chapter 12.3
56
Chapter 12.4
57
Chapter 13 : Garda Terdepan Pertahanan Umat Manusia
58
Chapter 13.1
59
Chapter 13.2
60
Chapter 14 : Di Titik Timur Laut
61
Chapter 14.1
62
Chapter 14.2
63
Chapter 14.3
64
Chapter 14.4
65
Chapter 15 : Di Titik Timur
66
Chapter 15.1
67
Chapter 15.2
68
Chapter 15.3
69
Chapter 15.4
70
Chapter 16 : Penaklukan yang Terus Berlanjut
71
Chapter 16.1
72
Chapter 16.2 : Bantuan Dari Belakang Layar
73
Chapter 16.3
74
Chapter 16.4
75
Chapter 16.5 : Kemarahan Astia
76
Chapter 17 : Perlawanan Kami
77
Chapter 17.1
78
Chapter 17.2
79
Chapter 18 : Penaklukan Ultimate Hydra, Dimulai
80
Chapter 18.1
81
Chapter 18.2
82
Chapter 18.3
83
Chapter 18.4
84
Chapter 19 : Kegilaan
85
Chapter 19.1
86
Chapter 19.2
87
Chapter 19.3
88
Chapter 19.4
89
Chapter 20 : Tomoe Garden
90
Chapter 20.1
91
Chapter 20.2
92
Chapter 20.3
93
Chapter 21 : Sayonara
94
Chapter 21.1
95
Chapter 21.2
96
Chapter 22 : Awal yang Baru
97
Chapter 22.1
98
Chapter 22.2
99
Chapter 22.3
100
Chapter 22.4
101
Interlude : Mimpi Buruk
102
Interlude 2 : Mimpi Buruk
103
Chapter 23 : Pencarian
104
Chapter 23.1
105
Chapter 23.2
106
Chapter 24 : Kekaisaran Engrayn
107
Chapter 24.1
108
Chapter 24.2
109
Chapter 25 : Pertemuan dengan Rekan Lama
110
Chapter 25.1
111
Chapter 25.2
112
Chapter 25.3
113
Chapter 26 : Annastasia dan Elma
114
Chapter 26.1
115
Chapter 26.2
116
Chapter 26.3
117
Chapter 27 : Perlawanan Tomoe Garden
118
Chapter 27.1
119
Chapter 27.2
120
Chapter 27.3
121
Chapter 28 : Penyusupan
122
Chapter 28.1
123
Chapter 28.2
124
Chapter 28.3
125
Intermission Chapter 28.4
126
Chapter 29 : Operasi Blaue Nacht
127
Chapter 29.1
128
Chapter 29.2
129
Chapter 29.3
130
Chapter 30 : Faker
131
Chapter 30.1

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!