MENDAPATKAN TEMAN BARU

Biru melongo melihatku yang baru keluar dari kamar mandi. Matanya tak berkedip menatapku dari atas kebawah. Perasaan tak ada yang salah dengan penampilanku, tapi kenapa tatapannya seperti itu?

Aku memakai baju yang dipinjamkan Biru. Tapi tak semua ku pakai. Aku hanya memakai kaos oblong berwarna merah yang menurutku sudah seperti daster karena panjangnya sampai paha.

"Ada apa?" Tanyaku saking penasarannya dengan ekspresinya yang menurutku berlebihan.

"Ke, kenapa celananya gak kamu pakai?"

Astaga, jadi karena itu. Aku pikir apaan. "Ini udah panjang, jadi menurutku gak usah dipakai celananya."

"Panjang darimananya. Itu jauh diatas lutut." protesnya sambil menunjuk pahaku yang terbuka.

Brakkk

Suara pintu yang dibuka secara kasar mengagetkanku dan juga biru.

"Biru...Biru..." Terdengar teriakan pria yang makin lama terdengar makin dekat. Tak berselang lama, aku lihat seorang pria yang tiba tiba masuk.

"Mana gadis yang_" Pria itu menghentikan ucapannya saat matanya menangkap sosokku. Aku bisa melihat dia meneguk ludah. Jakunnya tampak naik turun. Dan matanya melotot tanpa kedip.

Biru mendesis lalu berdiri tepat didepanku sambil merentangkan kedua tangannya. Jelas sekali kalau dia sedang menutupi tubuhku dari tatapan mesum pria yang baru datang tadi.

"Cepat masuk dalam dan pakai celana." Tekannya tanpa menatapku.

"Heis, apa apaan kamu. Kenapa dia kamu suruh masuk dalam dan pakai celana? Gak adil, kamu boleh lihat dia pakai seperti itu kenapa aku enggak?" Protes pria itu sambil melengak lengokkan kepalanya agar bisa melihatku.

"Cepetan masuk." Tekan Biru sambil menoleh kebelakang dan memelototiku.

Tak mau membuatnya makin marah, aku kembali masuk kedalam kamar mandi dan memakai celana yang tadi aku gantung dibalik pintu.

"Ck, gak seru kamu Ru. Mau lihat yang seger aja gak boleh." Aku bisa dengar gerutuan pria tadi. Siapasih pria itu? kenapa dia main masuk aja kerumah Biru.

"Kalau mau lihat yang seger, ke pantai sana. Airnya seger, bisa buat mandi. Diminum juga boleh kalau mau."

"Ck resek kamu."

Selesai memakai celana kolor dibawah lutut, aku segera keluar. Rasanya penampilanku sungguh membagongkan. Belum pernah seumur hidup aku memakai pakaian seperti ini. Celana kolor tiga perempat dipadukan dengan kaos oblong mirip daster yang warnanya udah pudar. Oh my God, ini adalah style terburukku sepanjang masa.

Pria tadi masih ada disana. Dia berdecak sambil menggeleng gelengkan kepalanya manatapku.

"Ini sih bidadari..bukan manusia." Gumamnya sambil menatapku tanpa kedip.

"Dasar mata keranjang." Cibir Biru sambil geleng geleng.

"Nona amnesia, mending kamu tinggal dirumahku aja. Disini gawat, bisa bisa kamu diperkosah Biru."

"Heisss." Desis Biru sambil menoyor pelan kepala pria itu.

"Sakit anjirr." Protesnya sambil meringis dan mengusap kepala.

"Makanya punya mulut dijaga. Emang kamu pikir aku pria apaan?"

"Ya karena aku menganggap kamu pria sejati makanya aku mikir gitu. Dimana mana, yang namanya kucing dikasih ikan asin ya nyosor. Sama dengan pria, kalau lihat perempuan cantik dan seksi, otomatis naffsu."

"Jangan samakan aku dengan kucing. Aku masih punya otak buat mikir."

"Heleh, kamu pikir kucing gak punya otak. Punya kali, sama aja sama kamu. Sekali dua kali, bisa tahan. Seterusnya, mana tahaaannn."

Bug

"Biru!" Pekik pria itu sambil memelototi Biru. Dia mengusap kepalanya yang habis kena toyor kedua kalinya oleh Biru.

"Kalau kamu mungkin iya. Tapi aku beda." sangkal Biru.

Pria itu mencebikkan bibirnya seakan akan tak mempercayai omongan Biru.

"Oh iya, mana boleh kalian tinggal berdua saja. Laki laki dan perempuan hidup dibawah atap yang sama tanpa status yang jelas tentu dilarang. Kamu tahukan, jika laki laki dan perempuan berduaan, orang ketiganya itu setan."

"Kamulah setannya." celetuk Biru yang seketika membuatku menahan tawa.

"Sialan kamu Ru. Aku kamu samakan dengan setan."

"Udah sana pulang, ntar dicariin Santi." Usir Biru.

"Paan sih, orang aku masih mau kenalan sama nona amnesia." Jawab pria itu sambil berjalan mendekatiku dengan gaya sok cool. Menyunggar rambutnya dengan jari sambil terseyum dan mengedipkan sebelah mata. Ya ampunn , untung aku gak muntah melihat gayanya.

"Gani, ganteng dan seksii." Ucapnya dengan gaya sok ganteng sambil mengulurkan tangan kearahku. Sumpah, gaya bicaranya yang dibuat buat seksii bikin perut aku sakit karena menahan tawa. Gak ada genteng dan sekseh nya sama sekali. Kocak yang iya.

"Ca, Elsa." Hampir saja aku menyebutkan nama asliku. Duh gusti, susah sekali pura pura amnesia itu.

"Kok ingat namanya, kata bapak kamu amnesia?"

Oh...jadi ini anaknya bapak dekil tadi. Pentesan mirip, sama sama dekil.

"Nama baru." Sahut Biru.

"Ooh....."Dia manggut manggut sambil senyum senyum gak jelas.

"Mau gak jadi bini kedua abang?"

Plok plok plok.

Suara tepukan tangan menginterupsi kami semua. Ternyata seorang wanita bertubuh subur yang sedang tepuk tangan dan berjalan mendekati kami. Wajah Gani yang tadinya senyam senyum seketika berubah tegang. Dia juga tampak menelan salivanya dengan susah payah.

"Bagus ya." Geram wanita itu sambil melotot dengan tangan yang seolah olah sedang menumbuk sesuatu.

"Aduhh....sakit dek sakit." Teriak Gani saat wanita itu menjewer telinganya dan menariknya menjauh dariku. Sontak aku dan Biru langsung ketawa melihatnya.

"Mampooos." Cibir Biru sambil tertawa cekikikan.

"Kalau gak mau sakit, jangan coba coba menyakiti hati adek. Hati perempuan itu seperti kaca. Sekali retak, tak bisa kembali utuh. Jadi jangan coba coba bermain dengan hati. Ingat yang selalu adek bilang bang. Pembalasan lebih kejam." Tekan wanita itu sambil melepaskan jewerannya. Terlihat Gani mengusap usap telinganya yang memerah. Wajahnya juga meringis seperti menahan sakit. Gimana gak sakit, orang yang jewer segede gajah.

"Heh kamu!" Aku terkejut saat dia tiba tiba menunjuk kearahku. "Perhatikan muka dia baik baik." Ujarnya sambil menunjuk kearah Gani. "Dia suamiku. Jadi jangan coba coba jadi pelakor kalau gak mau aku uleg." Ancamnya sambil memperaktekkan gaya emak emak yang lagi ngulek sambel. Jangan lupakan matanya. Matanya itu melotot seperti mau keluar dari tempatnya.

"Hehehe...gak minat." Sahutnya sambil tertawa renyah. Sungguh, aku berani bersumpah demi apapun, tak minat sama sekali dengan pria bernama Gani itu. Jangankan merebut dia, dikasih gratis aja bakalan aku tolak.

"Bagus. Dan ingat satu hal. Dikampung sini, anti pelakor pelakor club. Kalau sampai ada pelakor ataukun pebinor, bakalan kita garemin lalu jemur dibawah terik matahari kayak ikan asin noh diluar sana." Ujarnya penuh penekanan sambil menunjuk ke arah luar.

Tadi pas menuju rumah Biru, aku sempat melihat banyak ikan yang dijemur dihalaman rumah. Maklumlah, ini kampung nelayan. Jadi banyak sekali yang mengawetkan ikan dengan cara dikeringkan.

"Gak minat jadi pelakor. Yang single aja secakep ini, ngapain ngelirik laki orang." Ujarku sambil melingkarkan tangan dilengan Biru. Sontak kelakuanku membuat Biru terkejut. Dia seketika menatapku cengo dengen mulut sedikit terbuka. Untung ganteng, jadi meskipun cengo, tetep aja ganteng maksimal.

"Bagus." Wanita itu tersenyum senang. Dia lalu mengulurkan tangan ke arahku. "Santi."

"Elsa." Sahutku sambil melepaskan tangan dari lengan Biru lalu menjabat tangan Santi.

Santi tiba tiba menarik tanganku sedikit agar aku mendekat lalu berbisik.

"Si Biru banyak yang naksir. Saingan kamu banyak."

Wajar sih, orang ganteng ya banyak yang naksir. Kalau gak ada yang naksir malah patut dicurigai. Tapi Calista gak mungkin kalah sama orang kampung. Aku sama sekali tak gentar.

"Tapi tenang aja, aku bakalan dukung kamu. Mulai sekarang kita cs." lanjutnya masih dengan berbisik.

"Tapi ada syaratnya."

"Apaan?" Tanyaku penasaran. Dia yang ngajakin aku jadi cs, tapi ngasih syarat. Gak jelas banget. Tanpa diapun, aku yakin bisa dapetin Biru.

"Kasih tahu rahasianya biar cantik kayak kamu."

Hampir saja tawaku meledak mendengarnya. Aku pikir dia bakalan ngasih syarat macama macam, ternyata oh ternyata. Tapi tak ada salahnya cs an sama dia. Aku suka orang yang blak blakan ngomongnya. Bahkan terkesan galak. Daripada yang sok malu malu kucing. Sok lemah lembut. Tapi aslinya hatinya busuk, munafik. Cuma pencitraan saja.

"Ya, aku setuju." Jawabku dengan yakin. Tak ada salahnya juga membantu dia jadi cantik. Setiap wanita pasti ingin cantik. Aku yakin, aku bisa membuat Santi yang bertubuh subur dengan kukit sawo matang ini menjadi cantik.

Terpopuler

Comments

♥(✿ฺ´∀`✿ฺ)Ukhti fillah (。♥‿♥。)

♥(✿ฺ´∀`✿ฺ)Ukhti fillah (。♥‿♥。)

pergi ke salon lah santi jgn ke laut mulu ini akibat nya sering jemur di bawah matahari jd kusam kan kulit nya 😅😂😆

2023-09-25

0

♥(✿ฺ´∀`✿ฺ)Ukhti fillah (。♥‿♥。)

♥(✿ฺ´∀`✿ฺ)Ukhti fillah (。♥‿♥。)

serem amat ya. klo emk2 lg marah padahal yg bkin ulah kan suami nya lucu aj santi nih 😄😁

2023-09-25

0

♥(✿ฺ´∀`✿ฺ)Ukhti fillah (。♥‿♥。)

♥(✿ฺ´∀`✿ฺ)Ukhti fillah (。♥‿♥。)

rasain tuh ketauan kan sm bni nya 🤣🤣🤣🤣

2023-09-25

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!