Tiga belas

Tidak pernah Roman sangka sebelumnya kalau konsep pernikahan yang Alsava tawarkan kemarin adalah seperti ini. Pernikahan siri dengan kondisi yang sangat sederhana. Tanpa baju yang pantas dan juga dekorasi yang indah.

Keduanya masih mengenakan baju yang sama saat sampai di kampung Alsava, akad nikah diadakan di teras rumah Alsava dengan sisa-sisa dekorasi pernikahan Dea--adik Alsava--yang sudah selesai di gelar siang tadi.

Tidak ada jamuan makan setelah acara akad selesai, semua yang menyaksikan kembali bubar tanpa mengucapkan selamat, benar-benar konsep pernikahan yang aneh menurut Roman.

Dengan gemetar Roman menjabat tangan penghulu dan mengucapkan ijab qabul. Karena gugup, Roman harus mengulangnya sampai tiga kali. Beruntung yang ketiga kali lancar dan mendapat seruan sah dari para tetangga yang kembali berkumpul saat diberi tahu akan ada akad nikah Alsava bersama Roman malan itu juga.

Tanpa ragu dan malu-malu Alsava mencium tangan Roman yang kini sudah menjadi suaminya, tidak ada balasan kecup kening atau kecup yang lain karena Roman sepertinya masih belum percaya kalau kini sudah menjadi suami dari gadis yang baru beberapa jam yang lalu membuat tontonan drama keluarga secara gratis.

"Mulai malam ini, kita akan tinggal di rumah ini Bang," ucap Alsava riang tepat setelah membantu Roman duduk di sebuah kursi yang yang sudah berlubang di beberapa bagian, mereka kini sedang berada di salah satu rumah panggung tak jauh dari rumah yang ditinggali ibu dan kedua adik tirinya Alsava.

Roman mengerutkan dahi lalu mengedarkan pandangan ke sekeliling rumah. Rumah panggung yang lebih kecil dari rumah yang ditinggali ibu dan adik tiri Alsava, dindingnya terbuat dari anyaman bambu dengan lantai dari papan kayu.

Kalau dilihat dari luar, mirip seperti gubuk reyot yang sebentar lagi akan rubuh. Roman jadi khawatir kalau nanti ada angin ****** beliung sudah pasti rumah ini akan ikut terbang.

"Kenapa Bang?" tanya Alsava pura-pura tidak tahu dengan tatapan tidak nyaman Roman pada rumah yang akan mereka tinggali sementara.

Ya sementara, karena sebenarnya Alsava tidak ada rencana tinggal di kampung selamanya, dia hanya akan bertahan beberapa minggu sampai misinya berhasil.

Setelah itu, akan kembali merantau ke kota dan sudah pasti mengembalikan pria yang baru saja resmi jadi suaminya. Entah kehidupan seperti apa yang ditinggalkan pria itu, mungkin keluarganya juga sedang mencari dengan khawatir.

Memikirkan kemungkinan itu, ada rasa bersalah yang mendalam di hati Alsava karena sudah melibatkan pria tidak berdosa dalam permasalahan di hidupnya. Gadis itu menatap sendu pria yang hanya diam tidak menjawab pertanyaannya sejak tadi.

"Abang kurang nyaman dengan rumah ini?" tebak Alsava tepat sasaran.

Roman hanya diam enggan menjawab dan melukai hati istrinya yang sedang menatapnya sendu. Roman menghela napas pelan lalu mengelus lembut pipi Alsava.

"Maaf ya Va, mungkin karena belum terbiasa. Nanti juga abang betah."

Memilih menjawab dengan bijak meski sedikit melenceng dengan kata hati.

Alsava tersenyum mendengar ucapan Roman yang bijak. Dia jadi yakin kalau pria yang ada di hadapannya adalah pria yang baik dan tidak akan mengecewakannya.

Syukurlah aku nggak salah pilih suami.

"Ini sebenarnya rumah Almarhum nenek, ibunya almarhum Bapak. Sudah lama tidak ditinggali tapi masih layak huni."

Alsava bangkit lalu mencari sapu dan mulai membersihkan beberapa bagian rumah. Sementara Roman sejak tadi hanya diam dan memperhatikana gerakan Alsava.

Rumah ini memang nggak seburuk penilaian Roman sebenarnya, betul kata Alsava kalau rumah ini masih layak huni terlihat setelah selesai dibersihkan.

"Kita ke kamar ya Bang, Abang harus banyak istirahat."

Alsava menuntun Roman masuk ke salah satu kamar yang tidak memiliki pintu, hanya tertutup oleh selembar kain berwarna biru yang sudah usang.

Roman hanya menurut tanpa perlawanan. Saat masuk ke dalam kamar pemandangan pertama yang terlihat adalah sebuah kasur tipis yang juga sudah terlihat usang dan sebuah lemari kayu yang tampak tidak terawat.

Alsava mendudukkan Roman di pinggir kasur lalu hendak bangkit berdiri.

"Mau kemana?"

Tangan Roman mencekal pergelangan tangan Alsava dan mencegah gadis itu melangkah. Alsava kembali duduk seraya tersenyum tipis.

"Aku tidur di kamar sebelah ya Bang, takut abang kurang nyaman kalau di sini berdua, kan kasurnya kecil."

Alsava memberikan alasan yang cukup logis, meski sebetulnya dirinya yang takut kalau harus satu kamar dengan Roman.

Roman mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan lalu bulu kuduknya mulai berdiri.

"Kamu tidur di sini saja, kasurnya muat kok," bujuk Roman dengan wajah yang memelas.

Dahi Alsava berkerut samar mendengar bujukan Roman.

Jangan bilang ni laki takut aku tinggal sendiri?

"Kamu di sini aja ya Va," bujuk Roman sekali lagi, kali ini pria itu menggenggam tangan Alsava hingga membuat gadis itu merasa tidak tega.

"Ya sudah kalau begitu aku tidur di sini juga," putus Alsava seraya beringsut naik ke atas kasur.

Roman mengikuti gerakan Alsava dengan hati-hati.

"Maaf ya Va, karena kondisi kaki ku kita belum bisa melakukan malam pertama."

Roman menatap Alsava dengan lekat, Alsava tersenyum tipis sebagai tanggapan.

"Nggak papa Bang, Sava mengerti kok. Abang istirahat ya!"

Alsava menyelimuti setengah tubuh Roman dengan selimut tipis berwarna merah lalu dia pun menutup mata.

Aku yang bersyukur nggak bisa kamu sentuh Bang.

Roman menatap lekat wajah Alsava dengan mata tertutup, terlihat tenang dan lugu. Tangan Roman terulur mengelus lembut pipi Alsava yang dia kira sudah tertidur.

Alsava yang mendapat perlakuan seperti itu sudah berdebar sejak tadi. Degub jantungnya sudah tidak normal sejak Roman menvajaknya tidur satu kamar.

Memang benar mereka sudah menikah sirih tadi, tapi Alsava sadar kalau mereka menikah dengan identitas palsu Roman yang dia karang sendiri.

Dalam hati Alsava meyakini kalau pernikahan mereka tidak sah karena hal itu. Dia melakukan pernikahan tadi hanya sebagai perlindungan agar tidak di usir oleh warga kampung karena harus tinggal serumah dan merawat Roman.

Maaf Bang kalau harus melibatkan kamu dalam masalah di hidupku.

Alsava hanya berani mengucapkan permintaan maaf dalam hati. Dia juga berjanji akan menjaga dan merawat pria itu hingga sembuh. Uang Roman yang Alsava ambil untuk membayar hutang, Alsava akan berusaha keras mengganti secepatnya.

Karena rasa lelah yang mendera, akhirnya mereka tertidur dengan lelap malam itu. Rumah reyot itu menjadi saksi kedua anak manusia yang berjanji dalam hati akan saling menjaga satu sama lain.

***

"Ada kabar apa?"

Pria paruh baya dengan piyama tidur berbahan satin berwarna abu-abu sedang menempelkan ponsel di telinga kanan, salah satu tangan dia masukkan ke dalam saku celana, tatapan mata lurus menatap pemandangan taman di balik jendela kamar pribadinya.

"Lalu?"

Pria itu kembali terdiam dan membiarkan orang di sebrang sana menyelesaikan ucapannya.

"Apa sudah kamu pastikan?" tanya pria itu dengan suara yang penuh penekanan dan wajah yang menegang.

"Baiklah, tolong awasi saja dan lindungi dari jauh. Pastikan dia tidak terluka sedikit pun."

Setelah mengatakan itu, pria paruh baya itu mematikan sambungan telepon lalu menaruh ponsel di nakas kecil yang berada tidak jauh dari tempatnya berdiri. Menghela napas berat lalu memasukkan kedua tangan ke dalam saku celana yang dia kenakan.

Hatinya merasa sangat marah dengan informasi yang baru saja dia terima dari salah satu pegawainya yang bertugas mencari keberadaan keponakannya--Rafan--yang sudah menghilang lebih dari 10 hari.

"Bersembunyilah dengan baik Nak, biar paman yang urus semua hal di sini. Membenahi semuanya agar benar-benar siap kamu tempati." Pria itu menelan ludah dengan berat.

"Maaf Kak, aku belum bisa menjaga anakmu dengan baik." Bergumam sekali lagi dengan mata berkaca-kaca. Hatinya merasa sedih mengingat sang kakak yang sudah tiada. Kakak yang baru dia dapatkan saat berusia 10 tahun.

"Akan aku pastikan Rafan mendapatkan haknya dengan baik. Aku janji Kak."

(bersambung...)

Terpopuler

Comments

Utiira

Utiira

terima kasih sudah mampir dan baca kakak😊

2022-11-16

0

Latifatul Asroriyah

Latifatul Asroriyah

seruuuu... 😍😍

2022-11-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!