Sepuluh

Pernikahan adalah hal besar yang juga penting dalam hidup seseorang. Roman merasa tidak siap kalau harus menikah dengan orang yang baru dikenalnya atau lebih tepat merasa baru dia kenal karena kehilangan seluruh memori masa lalu dan tidak tahu identitasnya sendiri.

Alsava memang sudah menjelaskan tentang identitasnya secara detail, tapi entah kenapa ada yang mengganjal dalam hatinya. Dia seperti tidak bisa percaya sepenuhnya kalau Alsava memang benar orang terdekat sekaligus calon istri yang sangat dia cintai.

"Nikah?"

Alsava mengangguk lucu dengan senyuman yang mengembang.

"Tapi,-" Roman menggantung kalimatnya, bingung harus menjawab apa.

Senyum di wajah Alsava surut saat melihat keraguan dalam ucapan Roman.

"Abang nggak mau nikah sama Sava?" tanya Alsava sendu.

Roman jadi merasa serba salah melihat wajah sedih Alsava. Tapi, untuk masalah pernikahan jujur saja dia tidak siap untuk sekarang atau paling tidak sampai dia sembuh.

"Abang kan lagi sakit Va, kalau nunggu Abang sembuh dan ingatan Abang pulih gimana?" tanya Roman dengan hati-hati. Dia merasa jadi pria tidak bertanggung jawab sekarang, karena sudah menolak ajakan menikah dari calon istrinya sendiri.

Kalau kamu sembuh mana mau nikah sama aku yang gembel begini.

"Abang berubah pikiran?" tanya Alsava lagi masih dengan wajah sendu.

"Bukan begitu Va, tapi... "

Kali ini Roman menunduk tidak mau melontarkan alasan lagi selain ingin sembuh dan pulih sebelum memutuskan pernikahan.

"Abang udah nggak cinta lagi ya sama Sava? Kok gitu sih Bang sama aku, Abang raguin Sava? Kalau Sava nggak cinta sama Abang, buat apa coba Sava rela bulak balik dan nungguin Abang di rumah sakit." Alsava menangis terisak untuk membuat Roman percaya padanya.

Pepet terus Va, jangan kasih kendor bestie!

"Eh... Eh.. Ssttt, udah cup cup jangan nangis," ucap Roman panik seraya berusaha menenangkan. Tangannya terulur menepuk pelan pundak Alsava yang sedang naik turun.

"Ya udah kita nikah ya," putus Roman pada akhirnya.

"Serius?" Wajah sedih Alsava seketika berubah sumringah. Roman mengerjap berkali-kali, merasa bingung sendiri.

Ekspresinya bisa berubah dengan cepat gitu ya.

***

Beberapa hari ini Alsava memenuhi janjinya pada Roman, merawat dengan telaten tanpa keluhan sedikit pun. Bersikap layaknya calon istri yang sangat tulus mencintai Roman.

Melihat ketulusan Alsava dalam merawatnya membuat Roman luluh juga, merasa kalau keputusan menikah tidaklah buruk. Mungkin setelah menikah dia akan mencoba menumbuhkan kembali perasaan cinta pada gadis belia yang sedang tidur terduduk di hadapannya.

"Va," panggil Roman lembut seraya mengelus lembut pipi Alsava. Alsava hanya menggeliat dan berguman.

"Va," panggil Roma lagi, masih dengan nada suara dan gerakan yang sama.

"Hmm.. Iya Bang, lima menit lagi ya." Alsava menjawab tanpa membuka mata. Roman tersenyum tipis melihatnya.

"Ajarin Abang wudhu dan sholat Va," pinta Roman dengan suara lirih namun masih tertangkap jelas oleh pendengaran Alsava.

Gadis itu menegakkan duduknya, membuka mata dengan lebar dan menatap heran pria berpakaian pasien di depannya. Matanya mengerjap berkali-kali memastikan kesadarannya sudah pulih sempurna.

"Wudhu? Sholat?" tanya Alsava memastikan. Roman mengangguk dan tersenyum tipis.

"Kegiatan yang suka kamu lakuin di depan abang, kata perawat namanya wudhu dan sholat."

"Hmm.. Gimana ya Bang." Alsava menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Kalau dia bukan muslim gimana? Boleh nggak sih diajarin sholat dan wudhu? Tapi kita kan mau nikah, masa iya nikah beda agama. Gimana ceritanya coba nikah beda agama di kampung? Ini gimana sih kok makin ribeut urusannya.

"Va?" panggil Roman berkali-kali tapi Alsava hanya diam tanpa merespon. Roman tidak tahu saja Alsava sedang sibuk berdiskusi dengan dirinya sendiri. Mencari solusi terbaik yang akan dia lakukan tentang permintaan Roman barusan.

"Va, sayang." Roman menggoyangkan pelan pundak Alsava dan berhasil membuat gadis itu menatapnya.

"Iya Bang?" jawab Alsava linglung. Roman hanya tersenyum saja melihat tingkah Alsava.

"Jadi mau ajarin Abang?" tanya Roman memastikan.

"Nanti di kampung aja ya Bang, biar di ajarin sama yang ahli di bidangnya," jawab Alsava diplomatis.

"Ya sudah."

***

Setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit melalui proses observasi pasca operasi, akhirnya Roman diperbolehkan pulang oleh dokter, dengan catatan harus rajin kontrol atau berobat jalan sampai kakinya benar-benar bisa berjalan normal kembali.

"Dengan pasien atas nama siapa?" Petugas Administrasi rumah sakit dengan rambut pendek berponi sebahu bertanya dengan ramah.

"Roman Pamungkas," jawab Alsava singkat.

"Ini total tagihannya Mbak."

Petugas administrasi bernama Annisa itu menyodorkan sebuah kertas yang baru dia print, kertas berisi rincian biaya rumah sakit Roman. Alsava menatapnya dengan datar tanpa keluhan. Gadis itu mengambil dompet lalu mengeluarkan kartu Atm milknya.

"Bisa debit kan Mbak?" Meletakkan kartu Atm di depan petugas administrasi.

"Bisa." Petugas administrasi itu mengambil kartu Atm Alsava lalu melakukan proses pembayaran.

Setelah melakukan pembayaran biaya rumah sakit sampai lunas, Alsava menemui dokter yang selama ini merawat Roman untuk meminta rujukan agar bisa berobat jalan di rumah sakit umum di kampung halaman Alsava nanti.

Karena kondisi Roman yang cukup stabil dan memperlihatkan perkembangan yang signifikan, dokter pun memberikan surat rujukan itu dengan mudah.

"Sudah beres semua Va?" tanya Roman saat melihat Alsava masuk ke dalam ruang perawatannya.

"Ha? Oh iya udah beres semua kok Bang," kaget Alsava berusaha memaksakan senyum. Tadi dia sedang melamun memikirkan caranya pulang kampung bersama Roman saat pria itu bertanya.

"Kenapa melamun? Biaya rumah sakitnya besar ya? Nanti Abang ganti ya kalau sudah sembuh dan dapat kerja," ucap Roman merasa tidak enak karena sudah membebani calon istrinya itu.

"Nggak papa Bang, jangan terlalu dipikirkan juga. Toh uang aku ya... Uang kamu juga." Senyuman Alsava lebar sekali saat mengatakannya membuat hati Roman berdesir seketika.

Uang kamu juga kok yang aku pake.

"Udah siap-siap nya?" tanya Alsava mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Sudah."

Yang Alsava lihat Roman memang sudah rapih menggunakan baju switer polos berwarna tosca dan celana chino berwarna krem--pakaian yang Alsava belikan di toko pakaian bekas dekat rumah sakit beberapa hari lalu.

Pria itu kini berdiri dengan menggunakan tongkat dengan kaki sebelah kiri masih menggunakan gips, juga ada perban kecil di kening sebelah kanan.

"Ya udah ayo," ajak Alsava seraya mengiringi langkah Roman--yang masih cukup kesulitan--keluar dari ruang perawatan. Tangan kiri Alsava menenteng tas trevel berwarna abu-abu yang tidak terlalu penuh.

Sepanjang perjalanan dari ruang perawatan menuju parkiran rumah sakit, Alsava mengutak-atik ponselnya berkomunikasi dengan seorang supir mobil rental yang akan mengantarkan mereka pulang ke kampung Alsava.

"Kita naik mobil rental ya Bang pulang kampungnya," sahut Alsava saat berada di lobi rumah sakit, Roman menghentikan langkah lalu menoleh ke arah Alsava.

"Bukannya lebih hemat kalau pakai bus dan kendaraan umum saja?" tanya Roman dengan dahi berkerut.

"Aku nggak mau bikin Abang nggak nyaman, apalagi kondisi Abang yang belum pulih betul." Ucapan Alsava yang terdengar tulus sangat memikirkannya membuat Roman semakin yakin kalau Alsava sangat mencintainya.

"Ya udah terserah kamu aja."

Alsava dan Roman kembali berjalan menuju parkiran rumah sakit, ternyata di sana sudah ada mobil Avanza berwarna hitam dengan seseorang yang sedang berdiri di depannya.

Bapak itu mengangguk ke arah Alsava memberi isyarat kalau dia yang akan mengantar mereka. Alsava ikut mengangguk seraya tersenyum tipis.

"Ayo masuk Bang, awas... Hati-hati."

Alsava membantu Roman masuk ke dalam mobil dengan hati-hati.

"Alsava!"

Belum sempat Alsava menutup pintu samping Roman--setelah membantu pria itu masuk--ada suara familiar yang membuatnya berhenti dan menoleh ke sumber suara

(bersambung...)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!