Kelas Baru

Nadia memasuki kelas baru yang terpisah dari kelas Mala. Nadia tengah mempersiapkan pelajaran yang akan diajarkannya nanti. Nadia juga mengajarkan mengaji kepada anak-anak di kelas itu. Nadia ingin anak-anak merasa nyaman di kelas yang baru. Satu per satu anak-anak hadir di kelas.

Doni dan Ay baru datang. Doni menatap ke segala penjuru namun tidak menemukan keberadaan Nadia. Guru yang lain yang menyambut Ay. Doni merasa kecewa tidak melihat keberadaan Nadia di mana pun.

Ay memasuki kelas diantar guru lain. Nadia merasa senang menyalam, mencium dan memeluk Ay.

"Siapa yang antar Ay?" tanya Nadia.

"Ayah ganteng," ucap Ay.

"Ayah ganteng? Ayah gantengnya mana?" tanya Nadia.

"Sudah pergi kerja Ibu," ucap Ay.

"Gak ketemu Ibu dulu?" tanya Nadia. Ay tersenyum memperlihatkan gigi susunya yang rata.

Nadia begitu bersemangat mengajar anak-anak. Saat Nisa datang, Nisa menangis. Nadia pun menenangkannya.

"Ibu... Nanti kita di kelas mana?" tanya Nisa.

"Di kelas baru," ucap Nadia tersenyum menunjuk kelasnya.

"Iya... Nanti kita sekelas. Asyiik..." ucap Ay dan Nisa saling berpelukan. Nisa pun sudah berhenti menangis.

Hari ini mereka membuat kepala kucing dari kertas origami. Anak-anak merasa semangat. Nadia pun mem-foto mereka kemudian mengirimkannya melalui grup. Para orang tua merasa senang.

Saat jam makan Ay tidak mau memakan bekalnya. Kemudian Nadia menawarkan bekalnya kepada Ay. Ay pun memakannya dengan lahap. Maka mereka pun barter makanan.

Saat jam pulang Nadia bersama guru yang lain menunggu orang tua murid menjemput anaknya. Tak lama Doni datang dengan seragamnya. Doni tersenyum senang menatap Nadia. Nadia juga tersenyum menatap Doni. Nadia segera mengambil tas Ay dan menyerahkannya pada Doni. Ay mendatangi ayahnya dan meminta gendong. Nadia menyalam Ay. Kemudian, Nadia mencium Ay yang berada di gendongan Doni. Jarak mereka begitu dekat membuat Nadia mencium parfum yang dipakai Doni.

"Tadi Ay gak mau makan bekalnya," ucap Nadia memulai ceritanya. Doni mendengarkan. "Terus, Ay makan bekalnya Ibu. Banyak lho Ay makan. Bekal Ibu itu nasi putih sama ikan. Jadinya kami barter makanan. Nasi goreng Ay habis Ibu makan. Ibu laper." Doni tertawa mendengar penuturan Nadia. Orang tua yang lain tengah menatap keakraban mereka.

"Iya Ibu, ini Ay memang gitu. Nanti kalau dibuatkan nasi putih sama ikan..."

"Dia gak mau makan," sambung Nadia.

"Iya bener," ucap Nadia.

"Iya Ay nya mungkin bosen dan lebih selera liat makanan yang lain," ucap Nadia gemas mengelus pipi Ay.

"Oiya ibu, topi Ay mana yah?" tanya Doni.

"Oiya bentar yah," ucap Nadia segera menuju kelasnya. Doni menatap punggung Nadia. Ay mengikutinya dari belakang. Kemudian Nadia tersenyum mengenakan topinya di atas kepala Ay.

"Pulang yah Ibu," ucap Doni.

"Iya," ucap Nadia. "Itu ibu Mala."

Ay pun menyalam ibu Mala dan mereka berlalu dari sana.

***

Keesokan harinya Nadia datang lebih cepat. Nadia gelisah menunggu kedatangan Ay yang tidak kunjung datang. Nadia mengirim pesan ke Doni namun ponselnya tidak aktif. Nadia merasa gelisah.

Hari ini Nadia mengajarkan anak-anak mewarnai paus. Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu di luar.

"Assalamu'alaikum," sapa sebuah suara yang Nadia kenal.

Deg!

"Wa'alaikum salam," ucap Nadia.

Nadia segera membuka pintunya dan mendapati Ay yang tengah tersenyum dengan Doni yang menjulang di belakangnya. Nadia segera memeluk Ay.

"Aduh sayang," ucap Nadia mencium Ay. "Kenapa telat?"

"Iya Ibu, maaf yah Ibu," ucap Nadia menatap Nadia.

Nadia meraih tas dan bekal Ay dari tangan Doni. Kemudian Nadia segera menutup pintunya. Doni tampak kebingungan kemudian segera beranjak dari situ. Nadia lupa kalau tidak memfoto kofi punya Ay makan Nadia pun segera keluar dan memfoto kofi.

"Dadah Ayah," teriak Ay membuat Doni menggeleng karena Ay keluar kelas.

Saat makan, Ay tidak mau memakan bekalnya padahal ada nasi putih dan ikan.

"Ikannya asin Ibu," ucap Ay. Nadia mencicipinya. Benar saja rasanya asin. Nadia menghela nafas dan memberikan donat miliknya untuk Ay dan Ay melahap habis Donatnya.

Selesai makan, Nadia menceritakan kancil dan buaya. Anak-anak mendengar dengan antusias. Kemudian, Nadia menyuruh anak-anak menceritakan kembali kisah yang Nadia ceritakan. Anak-anak antusias sekali maka Nadia mem-video mereka satu per satu kemudian dikirimkan ke orang tua masing-masing. Orang tua merasa senang karena anak-anak diasah bakatnya untuk bercerita.

Nadia dan guru lainnya menunggu anak-anak dijemput orang tuanya. Sonia dan Ay tampak berdebat namun Nadia bisa mendamaikan keduanya. Mereka pun berbaikan dan bermain bersama. Saat Nadia ingin beranjak dari kursi bajunya tersangkut di paku dan koyak. Kak Mala menelfon menyuruh anaknya membawakan bajunya untuk dipakai Nadia. Bener-bener baik hati kakak yang satu ini. Sebelum baju ganti datang Doni datang menjemput Ay. Nadia memakai maskernya karena bapil. Doni juga memakai masker. Doni menatap Nadia yang memakai masker. Nadia meraih tas Ay di dekatnya dan menyerahkannya pada Doni. Doni mengambilnya dan lagi-lagi tangan mereka saling bersentuhan namun Doni memang sengaja ingin menggenggam tangan Nadia. Namun Nadia merasa gugup dan menarik tangannya.

Ay datang kepada ayahnya. Namun Nadia memilih memeluk Ay duluan dan memangkunya. Doni tersenyum menatap kebersamaan mereka. Kemudian Nadia menurunkan Ay dan menyalam guru lainnya. Doni mengikuti Ay dari belakang saat melalui Nadia. Nadia kembali merentangkan tangannya. Ay pun datang ke pelukan Nadia.

"Ay gak boleh pulang," ucap Nadia gemas. Doni, guru, dan orang tua murid yang melihat itu tertawa melihat kebersamaan mereka.

"Iya Ay, kata Ibu Ay gak boleh pulang, Ay di sekolah aja yah, Ayah pulang yah," ucap Doni.

"Gak mau ayah," ucap Ay. Nadia tertawa dan melepas Ay.

"Tadi Ay gak mau makan nasinya. Katanya ikannya asin," ucap Nadia.

"Haaahhh..." Doni mendesah. "Kan Ay gitukan Ibu. Ya iyalah ikan gembung pasti asin. Tadi dia minta ikan sama nasi putih, dibuatin kan gak mau juga dia. Nanti minta nasi goreng gak mau juga makan. Jadi bingung saya."

"Iya tadi Ay makan Donat saya," ucap Nadia. "Ya udah Pak! Biar besok untuk bekal Ay saya yang masak. Tapi bayar," ucap Nadia. Doni tertawa menanggapi komentar Nadia yang blak-blakan.

Jadi istri saya saja, biar setiap hari ibu masak untuk saya dan anak saya. Batin Doni menatap Nadia.

"Ayo Ayah! Kita pulang," ucap Ay menarik ayahnya.

"Iya bentar Nak! Nanti saya pertimbangkan yah ibu," ucap Doni. "Makasih yah Ibu. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikum salam," ucap Nadia tersenyum di balik maskernya menatap mereka berdua yang berlalu dari sana.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!