Warna Senada tanpa Sengaja

Mereka sampai di rumah Wulan, bibi Nadia. Wulan segera mendatangi mereka.

"Sudah sampai San?" tanya Wulan. "Gak ada kendala?"

"Alhamdulillah Lan gak ada kendala," ucap Santi.

"Kamu ikut Na?" tanya Wulan menatap Santi yang menggandeng Ay. Di belakang mereka Doni mengikuti.

"Hehehe..." ucap Nadia. "Iya Bi, Na ke dalam dulu yah Bi. Ayo anak Ibu." Ay dan Nadia bersenandung ke dalam rumahnya. Sementara Doni menatap punggung mereka berdua.

"Makin ganteng kamu yah Nak," ucap Wulan pada Doni.

Doni tersenyum simpul kemudian menyalam Wulan. Mereka masuk ke dalam rumah. Orang-orang sudah banyak berkumpul. Doni bergabung dengan yang lain. Sementara itu Nadia dan Ay asyik bersenda gurau sambil Nadia menyajikan makanan.

"Ay, di sini aja yah, gak boleh kemana-mana. Ibu anterin makanan dulu untuk para tamu.

Saat Nadia mengantarkan untuk tamu yang berada di dekat Doni. Semua orang menatap kagum ke arah Nadia. Termasuk teman bicara Doni. Gak heran dia cantik. Batin Doni. Tapi kenapa hati ini gak siap yah dia dilirik orang lain. Piuh. Saat Nadia berada di depan Doni dan temannya sambil menyerahkan makanan, Nadia merasa gugup. Doni yang menyadari itu membantu Nadia agar Nadia rileks. Namun karena Doni mendekati Nadia justru membuat Nadia makin berdebar.

"Kalau gitu untuk tamu pria biar Bapak aja yang hidangkan yah. Terima kasih," ucap Nadia tersenyum berlalu.

Doni menatap Nadia gemas. Yah... setidaknya dia aman dari pandangan orang-orang. Batin Doni.

Saat acara selesai tamu satu per satu pun pulang. Nadia pulang bersama Doni, Santi, dan Ay. Nadia tidak ingin menginap. Saat di perjalanan Santi dan Ay tertidur karena kelelahan. Nadia juga sebenarnya mengantuk, namun Nadia lebih memilih untuk terjaga. Beberapa kali Nadia menahan untuk menguap. Membuat Doni tersenyum menatap Nadia dari spionnya. Doni dengan sengaja menghidupkan musik tidur agar Nadia juga merasa rileks. Tak lama Nadia pun tertidur. Doni sudah memarkirkan mobilnya di depan kos Nadia. Semua belum ada yang bangun. Doni bingung harus bagaimana membangunkan Nadia. Saat Doni menatap Nadia secara langsung, Nadia pun terbangun dan kaget melihat Doni yang tengah menatapnya. Nadia segera menguasai diri dan melihat ke sekeliling.

"Sudah sampai yah Pak? Maaf saya ketiduran," ucap Nadia sambil menatap Santi yang masih terlelap. Kemudian beralih ke Ay di depan. "Anak Ibu lucu banget sih tidurnya." Nadia mengelus kepala dan pipi Ay. "Terima kasih yah Pak."

"Iya Ibu, sama-sama," ucap Doni tanpa melihat ke arah Nadia.

Doni memastikan Nadia sudah masuk ke kosannya lalu melajukan mobilnya.

***

Keesokan harinya Nadia datang lebih lama dari biasanya. Nadia bermalas-malasan di ayunan. Saat murid sudah baris, Nadia ingin menutup gerbang ternyata mobil putih itu parkir di depan. Nadia mendekati dan dengan beraninya membuka pintu samping.

"Ba..." ucap Nadia spontan sambil tersenyum. Terlihat Doni yang sudah mengambil tas Ay dari belakang jok dengan mode cool nya. Lagi-lagi warna baju Doni dan jilbab Nadia senada. Ay tersenyum menatap Nadia dan segera turun. Doni pun menyerahkan tasnya. "Assalamu'alaikum cantik."

"Wa'alaikum salam Ibu," ucap Doni.

"Salam ayah Nak," ucap Doni dan Nadia bersamaan. Ay pun menyalam Doni.

"Dadah Nak, ayah pergi kerja dulu yah," ucap Doni memegang handel pintu dari dalam tanpa turun.

"Iya ayah, dadah ayah," ucap Nadia mengajak Ay dan murid lainnya yang ternyata juga menyambut Ay.

"Terima kasih yah Ibu," ucap Doni.

"Iya Pak," ucap Nadia. Pintu mobil pun ditutup. Doni pun melaju dengan kecepatan sedang.

***

Pagi ini Nadia berangkat ke sekolah lebih cepat. Nadia mengajarkan anak-anak mengaji. Seorang guru meminta Nadia memvideokan dirinya saat menyambut siswa. Nadia pun memvideokan nya. Saat Sebuah mobil hitam melintas, Nadia mengerutkan keningnya. Siapa yah itu? Batinnya. Tak lama sosok jangkung ganteng itu turun dari sana dengan baju yang senada dengan warna jilbab Nadia. Sehingga mereka tampak serasi. Lagi-lagi tanpa sengaja.

"Biar aku saja yang nyambut, ibu video kan," ucap guru tersebut. Aku pun dengan senang hati memvideokan mereka.

Doni membuka pintu depan, keluarlah Aysila. Kemudian Doni menyerahkan tas kepada guru tersebut. Ay menyalam guru tersebut, kemudian menyalam Doni. Nadia tersenyum memvideokan mereka. Saat selesai, Doni tersenyum menatap Nadia, begitupun Nadia. Keduanya saling melempar senyum manis. Kemudian, Doni pun berlalu. Video pun berakhir.

"Ay, salam Ibu," ucap Nadia. Ay pun menyalam Nadia kemudian Nadia mencium Ay dengan gemas. "Ih... lipstiknya nempel." Nadia pun menghapus bekas lipstik di pipi Ay begitu juga dengan Ay.

"Ay, mobil baru yah?" tanya Nadia penasaran.

"Nggak Ibu, itu mobil temen ayah. Temen ayah jemput pacarnya di bandara pakai mobil ayah," ucap Ay.

"Oh... gitu... jadi itu mobil temen ayah?" ucap Nadia.

"Iya ibu," ucap Ay. Kemudian Ay memegang lipstik yang ada di bibir Nadia kemudian menempelkan di pipi Nadia. Mereka pun tertawa sambil bercanda.

Hari ini ada murid yang berulang tahun. Pelajaran telah usai. Kado Ay belum ada jadi Ay mengirimkan Rekaman suaranya dari ponsel Nadia agar ayahnya mengantar amplop nya.

Saat Nadia menemui wali murid yang lain, sosok jangkung itu datang. Ternyata Ay mengikuti Nadia dari belakang.

"Ayah..." ucap Ay menyambut Nadia. Kemudian Doni menyerahkan amplopnya pada Ay. Lalu Ay menyerahkannya pada Nadia. "Gak usah lah Ibu, biar Ay aja yang pegang."

"Kasih Ibu aja Nak," ucap Doni.

"Iya biar Ibu aja yang pegang yah nanti ilang," ucap Doni.

"Ayo Nak! Acaranya udah mau mulai," ucap Nadia. Kemudian Ay menyalam ayahnya.

"Lho kok ayah disalam?" tanya Doni.

Nadia pun tertawa, begitu juga dengan Doni.

"Mau pulang sekarang Ay?" tanya Nadia.

"Ga mau Ibu, Ay mau ikut acara ulang tahunnya," ucap Ay.

"Ya udah ayo," ucapku pada Ay. Kemudian Ay kembali menyalam ayahnya. Nadia tersenyum melihatnya.

"Nanti eyang yang jemput yah Nak. Ay denger nanti Ay yang jemput," ucap Doni.

"Iya ayah," ucap Nadia.

"Makasih yah Ibu," ucap Doni.

"Iya Pak," ucap Nadia.

Orang tua murid yang melihat keakraban mereka saling berbisik satu sama lain menggunjingkan Nadia. Nadia sama sekali tidak peduli. Nadia memilih untuk mengabaikan mereka dan mengurus keperluan anak-anak didiknya.

Ulang tahun pun berjalan dengan meriah. Mereka semua berpesta. Banyak yang memberi kado dan amplop untuk yang berulang tahun. Tak lama eyang Ay datang menjemput Ay. Nadia mengantarkan Ay kepada eyangnya. Kemudian Nadia mengambil tas Ay.

"Ibu," ucap Nadia menyalam eyangnya Ay. Kembali orang tua murid di sana saling berbisik satu sama lain. Nadia acuh tak acuh. "Ini makanannya taruh di tas yah Nak."

"Iya Ibu," ucap Ay.

"Salam Ibu nya Nak," ucap eyang Ay. Ay pun menyalam Nadia kemudian Nadia mencium Ay dengan gemas.

"Yah... Lipstiknya nempel," ucap Nadia menghapus lipstik di pipi Ay. Kemudian Ay memegang bibir Nadia dan menempelkannya di pipi Nadia.

"Hei... Ay. Gak sopan," ucap eyangnya.

Kemudian, Nadia menangkap Ay, memeluk dan menciumnya dengan gemas. Mereka saling tertawa begitu juga dengan eyangnya. Para orang tua murid masih saling berbisik satu sama lain.

"Dadah Ibu," ucap Ay.

"Dadah Ay," ucap Nadia.

"Ibu, Sonia mau pulang," ucap Sonia.

Nadia pun menyalam, mencium dan memeluknya. Ternyata Ay ikut memeluk Nadia dari belakang. Mereka saling berpelukan.

"Dadah..." ucap Ay pada Sonia.

"Dadah..." ucap Sonia pada Ay.

Orang tua murid di sana masih saling berbisik satu sama lain.

Tak lama masuk video di grup. Nadia melihat Video kedatangan Ay dan ayahnya tadi pagi. Nadia memutar berulangkali video itu sambil tersenyum. Tampak pria jangkung itu tersenyum manis padanya. Entah karena apa Nadia men-screen shoot saat Doni yang tersenyum manis padanya. Ganteng. Batinnya. ☺️

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!