Burger

Keesokan harinya Nadia piket di TK itu. Maka Nadia bertugas menyambut anak-anak di gerbang serta membariskan anak-anak. Saat jam dinding menunjukkan pukul 08.00 Nadia ingin menutup pintu gerbangnya. Nadia terkejut saat Ay dan Doni muncul dengan septornya.

"Assalamu'alaikum sayang Ibu, Ay cantik," ucap Nadia mendatangi mereka dengan senyumannya.

"Salim Ibunya Nak," ucap Doni. Ay pun menyalam Nadia disambut Nadia dengan senyuman. Tangan Doni gemetar berada sedekat itu dengan Nadia. Doni menyerahkan tas Ay pada Nadia dengan menahan debaran di dadanya. Begitu juga dengan Nadia yang salting.

"Salam ayahnya Nak," ucap Nadia. Ay pun menyalam ayahnya.

"Bagus-bagus sekolahnya yah Nak, nanti makannya dihabiskan yah," ucap Doni. Ay mengangguk.

"Iya ayah," ucap Nadia.

"Terima kasih yah Ibu," ucap Doni menatap Nadia senyum dibalik maskernya.

"I...Iya Pak," ucap Nadia gugup.

Kenapa aku jadi gugup, bodoh. Batin Nadia. Doni tersenyum menatap punggung keduanya. Dia lebih cocok menjadi ibu dari anakku. Batin Doni. Lucu kalau lagi gugup terlihat menggemaskan.

Setelah baris-berbaris, semua masuk ke kelas. Nadia curhat pada Mala tentang apa yang dialaminya.

"Hati-hati lho dek, nanti jatuh cinta," ucap Mala. Nadia hanya tersenyum.

"Nggak ah kak, gak mau sama suami orang, kecuali..."

"Kecuali apa? Kalo duda gimana dek?" tanya Mala.

Deg. Nadia merasa berdebar dan menatap Ay yang lucu dan menggemaskan.

Saat jam makan, Nadia memberitahu Ay agar menghabiskan makanannya dan mengingatkan pesan ayahnya tadi. Ay pun berhasil mengabiskan makanannya.

Saat jam pulang anak-anak sudah bermain di luar.

"Ibu... Ay mau pipis," ucap Ay pada Nadia. Nadia pun mengajak Ay ke kamar mandi dan melaksanakan hajatnya.

Saat keluar dari kamar mandi. Ay segera berlari dan bermain bersama teman-temannya. Sementara Nadia duduk di ayunan membaca buku. Tak lama sosok jangkung itu datang. Doni melihat Nadia di ayunan yang sedang membaca. Wajahnya saat serius cantik juga. Batinnya. Doni mengedarkan pandangan mencari keberadaan putrinya yang sedang bermain bola perosotan.

"Ay..." panggil Doni.

Nadia mencari sumber suara itu dan berdebar melihat sosok jangkung itu. Nadia menutup bukunya dan mendekat ke arah Doni, mengambil tas dan menyerahkannya pada Doni sambil tersenyum manis.

"Ay... salam Ibu Nak," ucap Nadia. "Ibu yang lain juga salam yah Nak." Ay menuruti.

"Aduh Ay cantik," ucap Mala.

"Udah cantik, pinter lagi," ucap Nadia. Doni merasa bangga.

"Iya, Ay cantik pinter, ayahnya ganteng," ucap Mala. Doni tersenyum di balik maskernya menatap Nadia. Nadia pun menatap Doni dan tersenyum.

"Dadah Ay sayang," ucap Nadia dan Mala sampai gerbang.

Untuk pertama kalinya Doni melepas maskernya. Kemudian memakai helm nya. Nadia terpesona melihat ketampanan Doni. Mereka saling melempar senyum.

"Dadah sayang, ummuach," ucap Nadia dan Mala pada Ay.

"Makasih yah Ibu," ucap Doni.

"Iya Pak," ucap Nadia dan Mala.

Mala senyum ke arah Nadia dan meledeknya.

"Awas jatuh cinta," bisik Mala. Nadia pun merasa berdebar. Apalagi saat melihat wajah Doni untuk pertama kalinya.

***

Saat sampai di rumah, eyang tidak di rumah. Doni mengantar Ay ke kamarnya.

"Ay, capek ayah," ucap Ay manja.

"Tadi di sekolah ngapain aja?" tanya ayahnya.

"Menggambar mangga, terus bu guru cerita," celoteh Ay.

"Cerita apa?" tanya Doni penasaran.

"Cerita anak yang gak mau sekolah, nanti ditakuti setan," ucap Ay polos. Doni terkikik geli.

"Ibu Mala dan Ibu Nadia," ucap Ay.

"Ibu Mala yang mana? Ibu Nadia yang mana?" tanya Doni penasaran.

"Yang mana yah?" ucap Ay berfikir serius.

"Ya udah, ganti baju sana. Mandi biar harum," ucap Doni.

"Siap ayah," ucap Ay.

***

Nadia merasa uring-uringan di kamarnya. Ya Allah kenapa aku jadi berdebar pada suami orang? Ya Allah hilangkan lah rasa suka ku ini. Batinnya. Nadia tinggal di kos-kosan dekat sekolah itu. Sebenarnya banyak keluarganya di kota itu. Tapi dia lebih nyaman tinggal sendiri nge-kos dan dekat juga ke tempat dia mengajar. Nadia mengutak-atik ponselnya.

Kring... Kring...

"Assalamu'alaikum, iya Bi," sapa Nadia.

"Na... besok datang ke rumah Bibi yah," ucap bibinya di seberang.

"Kenapa Bi?" tanya Nadia.

"Besok Bibi ada wirid keluarga, datang yah!" ucap Bibi.

"Siap Bibi ku sayang," ucap Nadia. "Pulang sekolah Nadia ke sana yah?"

"Iya Nak, acaranya mulai jam 2," ucap bibi.

"Oke bibi ku sayang," ucap Nadia.

***

Keesokan harinya.

Nadia sudah berada di sekolah. Hari sudah mulai mendung. Mungkin banyak anak-anak yang gak hadir nanti. Batin Nadia. Ntah kenapa Nadia mengharap Ay datang. Sadarlah Nadia.

"Kak Mala, nanti aku mau ke rumah bibi aku, mau ikut?" tanya Nadia pada Mala.

"Ngapain dek?" tanya Mala.

"Ada hajatan kak di rumah bibi, mau ikut kan?" tanya Nadia. "Ada kegiatan kakak hari ini?"

"Nggak ada. Oke deh nanti kita bareng yah, lumayan makan gratis," ucap Mala. Nadia pun tersenyum.

Nadia mengajak Mala karena Mala punya septor. Nadia merasa nyaman dari pada naik ojek online. Soal uang minyak bisa diaturlah nanti.

Jam sudah menunjukkan pukul 08.00. Waktunya anak-anak berbaris, senam, menghafal suroh-suroh pendek, dan do'a sehari-hari. Saat di pertengahan lintas mobil di depan gerbang. Mala memberi kode yang datang adalah Ay. Nadia dengan semangat menyambut Ay.

"Ay Cantik," ucap Mala.

"Ay sayang," ucap Nadia saat Doni sudah membuka pintu Ay.

Doni mengulurkan tangannya pada Ay untuk disalam. Kemudian Doni mendaratkan ciuman di pipi Ay. Nadia mengulurkan tangannya pada Ay.

"Salim Ibu, Nak," ucap Doni. Ay menyalam tangan Nadia. Kemudian, spontan Nadia juga mencium Ay dengan gemas.

Doni merasa berdebar melihat keakraban mereka. Ay tersenyum senang. Kemudian menyalam Mala. Nadia menerima tas Ay dari tangan Doni. Nadia merasa berdebar sehingga tidak berani menatap ke arah Doni.

"Terima kasih yah Ibu," ucap Doni tersenyum.

"Iya ayah," ucap Nadia tidak berani menatap Doni. Nadia hanya menatap putri kecilnya.

Doni menatap mereka dengan senyuman di balik maskernya.

"Ay sudah sarapan?" tanya Nadia.

"Sudah ibu, tadi Ay sarapan burger sama ayah," ucap Ay senang.

"Ay sarapan burger? Enaknya," ucap Nadia memeluk Ay.

"Hm... Anak kandung," ucap Mala.

"Apa sih kak," ucap Nadia malu.

"Memang Ay cantik kan yah?" ucap Nadia pada Ay. Ay tersenyum menunjukkan giginya yang tersusun rapi.

"Ibu ini burger untuk ibu," ucap Ay memberikan pada Nadia.

"Untuk Ibu mana?" tanya Mala.

"Hm... ayah cuma kasih satu untuk Ibu Nadia," ucap Ay polos.

Mala tertawa lepas. Nadia merasa malu.

"Makasih yah sayang, bilang sama ayah makasih yah," ucap Nadia memeluk Ay. Nadia membagi burgernya kepada Mala dengan berbagai ledekan dari Mala.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!