Dengan perlahan Rasya memulai memijit kedua kaki Samudra yang berbulu halus itu, kemudian lanjut ke punggung mengunakan body lotioan.
Sampai Samudra merem melek, keenakan merasakan pijitan dari Rasya yang lembut namun berasa.
"Nih, yang ini nih? yang kuat dong ... kaya kurang makan saja," pinta Sam menunjukan bahunya.
Lalu Rasya menuruti perintah Sam. Memijat dengan sekuat tenaganya.
"Jangan kencang-kencang dong. Kau pikir saya tidak sakit apa?" protes Samdra menggoyangkan bahunya.
"Aih ... katanya yang kuat-kuat. Gimana sih? aku jadi bingung deh?" Rasya hentikan massege nya sambil menatap punggung Samudra.
"Tidak boleh berhenti. Sebelum saya tertidur." Jelas Sam sembari memejamkan matanya.
''Baik, tuan. He ... h, kalau saya lelah gimana? emangnya tangan ini terbuat dari robot apa?" ucap Rasya menggerutu sendiri.
"Jangan menggerutu? suaramu sangat mengganggu ku tidur." Gumamnya Samudra sembari memejamkan matanya.
Rasya hanya mencibirkan bibirnya, dan terus melanjutkan massege. Setelah beberapa saat, sepertinya Sam sudah lelap dan terbukti tidak ada pergerakan lagi. Membuat bibir Rasya menyungging, lantas menghentikan aktivitasnya.
Perlahan Rasya turun, menapakkan kakinya di lantai lalu mengambil pakaian kotor Samudra yang tadi dilempar ke sembarang tempat.
"Dasar orang kaya, berlaku semaunya aja. Huuh ... main perintah seenaknya." Lagi-lagi Rasya menggerutu sambil keluar dari kamar Samudra.
...--...
Suatu hari, Rasya dibawa Ubai ke salon kecantikan yang ada di apartemen tersebut. Rambut pun di buat bergelombang permanen, entah kenapa author suka aja dengan rambut wanita yang bergelombang, he he he ....
Setelah beberapa jam kemudian, Rasya melalui proses demi proses. Akhirnya selesai juga. Rasya tampak cantik, kulitnya kenclong, bersih. Pipi merona, bulu mata yang aslinya panjang semakin dibuat lentik. Menambah indah matanya.
Jangankan orang lain, dirinya sendiri pun Rasya merasa pangling. Dengan perubahan yang sudah terjadi.
"Tuan ramah, kok wajahku berbeda ya? masa wajah ku jadi begini sih?" tanya Rasya pada Ubai sembari memperhatikan wajahnya di cermin. Di raba-rabanya lembut.
Beberapa pelayan salon cuma tersenyum melihat tingkah Rasya yang tampak lugu dan polos tersebut.
Ubai yang terpesona dengan kecantikan Rasya terbengong-bengong, tidak menyangka kalau gadis ini kalau terawat sangatlah cantik.
"Sungguh cantik!" gumamnya Ubai dalam hati. Memuji kecantikan Rasya yang alami.
"Kalau wajahku begini, bisa-bisa keluarga ku tidak mengenali ku? mereka kan tahunya aku kucel. Kumel, hitam, rambut acak-acakkan." Rasya akhirnya merasa senang dengan perubahan dirinya.
"Intinya, anda harus rajin merawat diri, Nona." Kata salah satu pelayan salon dengan ramah.
Rasya menoleh, menatap penasaran. "Caranya?"
"Iya, dengan cara perawatan di sini maupun sendiri di rumah. Seperti creambath, luluran dll. Itu bisa juga dilakukan sendri, Nona." Tambah pelayan satunya.
Rasya mengangguk. "Tapi, di sana tidak ada buat itunya!" ucap Rasya.
"Ooh, peralatannya bisa di beli, Nona. Mudah saja kok untuk mendapatkannya." Timpal yang satu lagi dengan ramah.
"Bagaimana aku bisa membelinya? sepeser uang pun tidak punya." Sambil menghela napas dengan sangat panjang.
Para pelayan saling melempar senyuman, lalu melirik pada Ubai yang berpenampilan rapi dan tampak banyak uang.
"Oke, kita berangkat sekarang?" Ubai lalu membayar jasa salon kecantikan tersebut.
"Kemana lagi, Tuan? Anda gak akan menjual ku kan? he he he ... canda, Tuan!" Rasya nyengir sembari menepuk dada sebelah kiri Ubai yang kini menatapnya tanpa ekspresi.
Ubai menggeleng, lalu meraih tangan Rasya di tuntun nya. Ke konter pakaian yang masih berada di gedung apartemen tersebut.
Di ajak belanja pakaian yang bagus-bagus juga sepatu, tas. Peralatan merawat tubuh dengan komplit.
Ketika di tempat pakaian dalam, mata Rasya planga-plongo, sesekali melirik ke arah Ubai. Rasanya dia ingin bilang kalau dia butuh CD dan bra, namun bibirnya kelu dan malu untuk mengatakannya.
Ubai memperhatikan Rasya yang tampak ingin sesuatu. "Kau inginkan apa?"
Rasya menoleh sambil menunjukan senyum terpaksa nya. Tangannya dengan ragu mengambil CD lalu ia simpan kembali. "Hi hi hi."
"Kau butuh itu? ambil saja yang kau perlukan." Ubai menyilakan Rasya mengambilnya.
Rasya mengambil satu, dilihat harganya. Rasya melotot dengan sangat sempurna ketika melihat nominalnya. "Ha? 75. Di kampung cuma sepuluh ribu, mahal sekali?"
Ubai menghampiri Rasya yang menyimpan kembali barang yang sudah di tangan. "Kenapa?"
"Mahal banget, Tuan ramah. Di kampung ku cuman sepuluh ribu, gak semahal ini!" Rasya menggeleng.
"Ha ha ha ... itu kan di kampung mu, Nona. Di sini itu kota! kota besar, bahkan ini masih termasuk murah. Banyak yang lebih mahal dari ini." Kata Ubai tergelak tawa.
"Serius? ada yang lebih mahal?" tanya Rasya penasaran.
"Banyak. Yang harga puluhan juta juga banyak, 50 juta juga ada!" jawab Ubai meyakinkan.
Rasya tercengang. "Apa? jutaan, 50 juta? Seratus, dua ratus 3 4 5 6 7 8 9. Akh, pusing hitungnya." Rasya menghitung dengan jarinya, diakhiri dengan gelengan pelan merasa pusing bila harus menghitung.
"Ha ha ha ... saya tidak menyuruh mu menghitung, ambil saja yang Nona butuhkan?" Lagi-lagi Ubai merasa lucu pada Rasya.
"Tuan, semua yang mahal itu terbuat dari apa? mahal banget," tanya Rasya kembali.
Ubai terdiam sejenak. "Entah, saya, kan belum pernah memakai pakaian dalam wanita." Kata Ubai sambil berjalan menghampiri pelayan konter.
Mendengar jawaban dari Ubai seperti itu, Rasya menggoyangkan kedua bahunya. "Emang siapa yang nyuruh Tuan memakai pakaian dalam wanita? ada-ada saja." Gumamnya Rasya sembari mengambil sepasang pakaian dalam wanita.
Setelah selesai berbelanja, Ubai mengajak Rasya makan di sebuah restoran dan menyuruh Rasya memilih yang dia suka.
Kepala Rasya celingukan. "Tuan, ini restoran ya?"
"Iya, pilih saja yang kamu suka sesuai gambar," ucap Ubai seraya membuka buku menu.
Rasya pun mengikuti gerak Ubai, membuka dan melihat-lihat daftar menu. Rasya merasa pusing dengan banyaknya gambar menu dan harga yang tertera di sana.
"Tuan? Tuan ramah?" panggil Rasya pelan pada Ubai.
Ubai menoleh dan menggerakkan alisnya seakan bertanya, apa?
"Tuan, kita makan di warung saja yu? lebih murah, di sini mahal-mahal. Dan di warung pinggir jalan saja lebih murah," ungkap Rasya pelan.
Ubai melihat kanan dan kiri, melihat tempat sekitar. Khawatir ada yang mendengar suara Rasya yang bisa bikin ia malu.
"Sett ... Nona jangan khawatir dengan harga, yang penting saya bisa bayar. Sudah, jangan banyak bicara. Pilih saja yang Nona suka!" balas Ubai dengan sangat pelan.
Rasya mengerucutkan bibirnya seraya berkata. "Ya ... sudah, aku sih cuma tidak ingin kau membayar mahal bekas makan ku! aku kan belum memiliki uang sebanyak itu."
"Sudah, pilih saja! jangan banyak bicara lagi. Malu, sekarang pikirkan saja perut mu. Bukankah kau tidak pernah bisa makan enak di rumah? sebab keluarga mu pelit? Sudah pesan dan nikmati saja," ujar Ubai sembari menutup daftar menu.
Kemudian memanggil pelayan restoran. Memesan makanan kesukaannya, dan juga pesanan Rasya serta minuman nya.
Tidak lama pesanan pun datang, tertata di meja. Rasya bengong dengan banyaknya makanan, makanan pembuka dan penutupnya sekalian.
"Tuan, banyak banget? siapa yang akan memakan ini semua?" Rasya bengong menatap makanan di meja.
"Kita berdua lah, ayo makan?" ajak Ubai.
Walau kebingungan. Akhirnya Rasya mulai menyantap makanan yang ada di hadapannya dengan lahap ....
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 206 Episodes
Comments
Ummi Alfa
Sam pasti terpesona liat penamilan Rasya saat ini, tapi yaitu lah pasti seperti biasa gengsinya tinggi malu buat mengakuinya.
2022-10-03
1
manda_
lanjut thor semangat buat up lagi ya ditunggu thor rasya pasti tambah cantik ubai aja kagum nanti sam kaget nih liat rasya 🤣🤣😂😂
2022-09-02
1