Rasya dibawa ke Villanya juragan Kasmin. Dengan mobil, duduknya dihimpit juragan dan satu bodyguard nya. Rasya planga-plongo sambil berusaha melepaskan tangan juragan Kasmin yang kuat.
"Aduh ... saya mau dibawa kemana juragan? saya mau pulang, kasian ibu saya tak ada yang membantu pekerjaan rumah." Rasya memohon.
"Kamu, mulai sekarang ikut saya. Kamu akan jadi istri saya yang ke lima ha ha ha ... dan tentunya kamu lah paling muda manis." Juragan Kasmin tertawa seraya mencolek dagu Rasya.
Rasya tidak suka di colek-colek. "Jangan colek-colek Juragan, saya bukan sabun colek ataupun makanan yang bisa anda colek," ucap Rasya dengan nada marah.
"Ha ha ha ... kamu memang tercipta buat dicolek manis. Saya suka sama kamu yang manis." Tatapan juragan Kasmin intens pada Rasya yang tampak geli mendengar ucapan dirinya.
Rasya memang merasa geli dan jijik mendengar ucapan bandot tua itu, apalagi katanya kalau dia akan dijadikan istri ke lima. Itu istri atau anak? itu perempuan atau banci?
"Saya mohon juragan, pulangkan saya! saya kasihan sama ibu saya tidak ada yang bantu. Kalau saya tidak ada, siapa yang akan membantunya juragan?"
"Mana saya tahu, emangnya saya bapak mu yang tahu semuanya. Terserah, yang penting saya sudah bayar kamu 1 M. Dan kamu adalah milik saya. Mengerti?" suara juragan Kasmin menggelegar di dalam mobil tersebut.
Rasya melipatkan kedua tangannya di depan dagu, "Tidak, itu tidak benar. Saya akan bayar semuanya Juragan, asalkan lepaskan saya. Aku mohon Juragan ...."
"Sudah, jangan banyak bicara kamu. Kalau tidak mau saya paksa malam ini juga!" sergah Juragan Kasmin dengan mata yang melotot. Memperlihatkan wajah yang semakin menakutkan di mata Rasya.
Rasya ketakutan. Ia tidak tahu harus memohon seperti apa lagi. Otaknya bleng, kosong.
"Besok lusa, kamu harus kawin dengan saya!" sambung Juragan Kasmin yang wajahnya mendekat pada wajah Rasya, bibirnya mut-mutan.
"Iiiy ... iiy ..." Rasya bergidik dan memajukan kepalanya ke depan sehingga Juragan Kasmin menabrak alias mencium pipi bodyguard nya.
Membuat bodyguard nya melonjak dan dengan refleks menampar pipi juragan Kasmin.
"Kau, sudah gila ha? menamparku? dasar kurang ajar," teriak juragan Kasmin sambil memegangi pipinya yang terasa panas.
"Maaf Juragan, habis anda mau mencium saya. Saya kan ngeri." jawaban bodyguard-nya juragan Kasmin.
"Siapa yang mau mencium kamu brengsek. Ini lagi bisa diam gak?" bentak juragan Kasmin pada Rasya setelah melotot pada bodyguardnya itu.
Nyali Rasya menciut, apalagi Juragan Kasmin mencengkram tangan bagian atas nya. "Sa-sakit Ju-juragan."
"Makanya jangan berontak, ingat kamu itu milik saya sebab kamu sudah saya bayar." Bentaknya lagi.
"I-iya Juragan." Kepala Rasya menunduk. "Mi ... lik? baju ... kali ah milik dia! gumamnya nyaris tak terdengar.
"Ngomong apa kamu?" Juragan Kasmin melotot dan suaranya keras di depan kuping Rasya.
"Ti-tidak Juragan. Suaranya keras amat sedari tadi, bagaikan menggunakan toa masjid saja. Sakit nih kuping." Rasya mengusap kupingnya yang bersebelahan dengan Juragan Kasmin.
"Argh ... kamu itu dari tadi ngomel saja bagai burung beo." Juragan Kasmin memekik kesal yang tertahankan.
Akhirnya mobil yang dikendarai Juragan Kasmin sampai juga di sebuah rumah mewah namun karena keadaan sudah malam, jadi Rasya tak bisa melihat suasana sekitar.
Rasya dibawa jalan samping sehingga tidak mengganggu penghuni yang berada di dalam rumah tersebut.
Rasya dimasukan ke sebuah kamar yang lumayan besar dan isinya juga lengkap. Mata Rasya planga-plongo. "Wah ... kamarnya bagus tidak seperti kamar ku! tapi aku gak mau tinggal di sini. Aku mau pulang, Tuan-Tuan." Memelas.
Tanpa berkata-kata. Bodyguard mengunci pintu dari luar.
Rasya berbalik badan setelah mendengar pintu terkunci, lantas dia menggedor daun pintu tersebut dengan kuat.
Dug, dug, dug ....
Dug, dug, dug ....
"Keluarkan aku? aku gak mau dikurung di sini, aku gak mau! aku bukan seekor burung." Pekik Rasya sambil terus menggedor daun pintu tersebut dengan kuatnya.
Sampai tangan Rasya merasa sakit dan perih. Namun tak sedikitpun ada tanda-tanda di Bukakan.
Akhirnya Rasya mengacak rambutnya sampai kusut dan tampak frustasi, netra matanya memperhatikan isi kamar itu. Lalu berjalan mendekati tidur yang besar itu, mendudukkan dirinya di tepi tempat tidur tersebut.
"Eempuk banget kasurnya, jauh dari tempat tidur ku yang keras bagai bata." Gumamnya seraya tersenyum tipis.
Naik meringsut ke dekat bantal, memeluk kedua lututnya, menenggelamkan wajahnya di sana seraya bergumam. "Pengen pulang!"
Air bening tak terasa keluar dari sudut matanya yang bulat itu, kemudian turun, berjalan mondar-mandir.
"Aku pengen pulang. Keluarkan aku dari sini Juragan!" gumamnya Rasya. "Sial banget ya aku! di sana tersiksa. Di sini. nggak tau akan gimana nasibku?"
Rasya duduk kembali memeluk lututnya di atas tempat tidur tersebut, sampai matanya dihinggapi rasa kantuk yang teramat. Sehingga sepanjang malam Rasya tertidur begitu nyenyak walau tanpa selimut dan bantal. Gimana gak nyenyak, biasa tidur di tempat yang keras dan kini di tempat yang empuk.
Pagi-pagi Rasya sudah bangun dan merasa bingung harus berbuat apa? yang dia kerjakan hanya bengong dan bengong. Duduk di dekat jendela, menghadap pohon-pohon palem. Kemudian suara pintu yang dibuka kuncinya. Rasya langsung beranjak dan menatap ke arah pintu tersebut.
Masuklah seorang wanita yang setengah tua dengan penampilan yang lumayan menarik. Dipersilakan oleh bodyguard, wanita tersebut membawakan sarapan.
Rasya langsung menghampiri ke dekat pintu. "Tu-Tuan, aku mau pulang. Jangan di kurung di sini aku Tuan. Aku pengen pulang, Tuan ...."
"Apa istimewanya gadis ini? justru seperti gadis stres atau memang dari kalangan orang kismin?" batin wanita itu. Melihat penampilan Rasya yang kumel dan rambut acak-acakan.
Namun pintu langsung di kunci lagi, tinggallah Rasya dan wanita itu berada. Dengan nampan di tangannya.
"Kenapa mau pulang Nona? bukankah kamu akan kawin dengan suami ku?" ucap wanita itu sambil menyimpan nampan di meja.
"Ha, aku mau pulang. Aku gak mau kawin sama Juragan, bukannya istrinya sudah empat?" Rasya menggeleng dan menatap penasaran.
"Iya, saya istrinya yang ke tiga. Emangnya kamu mau menikah dengan bandot tua, kamu masih muda perjalanan mu masih panjang." Wanita itu menatap sinis.
Namun Rasya hanya terdiam dan menggeleng. Hatinya memang menolak untuk kawin dengan juragan Kasmin.
"Kamu harus tahu ya? juragan itu. Kalau ada maunya suka kasar, kamu bisa saja di siksa habis-habisan sampai dia puas!" wanita itu menakut-nakuti Rasya. Senyumnya yang licik terlihat jelas dari wajahnya.
Rasya bengong, membayangkan kawinnya antara monyet dan bebek, bebek yang bisa berlari justru tidak berdaya menghadapi sang monyet yang buas dan terus mencumbu sang bebek, akhirnya Rasya bergidik kedua bahunya bergoyang. Dengan pikirannya yang traveling ke mana-mana.
"Saya harap, kamu jangan buang waktu mu dengan pria tua itu, apalagi sudah beristri empat nanti yang ada kamu dijadikan pemuas nafsunya saja. Dia itu psikopat yang suka menyiksa wanitanya." Wanita itu terus meracuni pikiran gadis yang masih polos tersebut.
"Siapa yang mau kawin sama dia? emang maunya apa? mau makan atau mau minum? masa menyiksa orang dulu, emangnya gak di masakin apa!" Menatap polos.
Wanita itu tampak kesal dengan pertanyaan Rasya yang sok polos gitu dan gak nyambung ....
****
Kisah yang sama namun sedikit diperbarui.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 206 Episodes
Comments
Ummi Alfa
Smoga aja istrinya juragan mau bantu Rasya kabur dari rumah itu.
2022-10-03
1
manda_
😂😂😂🤣🤣
2022-08-27
1