"Argh! ini orang, polos apa bego sih?" gumamnya wanita tersebut. "Saya minta, kamu jangan mau menikah dengan juragan Kasmin, dia itu suka benget menyiksa istri."
Rasya terdiam menatap kosong ke arah jendela, dalam pikirannya terbayang gimana di siksanya nanti kalau sudah menikah?
"Kamu, jangan coba-coba meracuni gadis ini untuk menentang ku, sebentar lagi dia akan menjadi istri ku yang paling muda dan tentunya paling segar." Secara tiba-tiba juragan Kasmin datang membawa paper bag yang berisi beberapa pakaian buat Rasya.
"Tapi Juragan ... istrimu sudah empat. Buat apa nambah lagi bikin repot, emangnya servis kami tidak memuaskan gitu?" rayu sang istri sembari mendekat dan mengusap tangan sang suami.
"Terserah saya dong. Mau empat atau lima hak saya, kamu itu cukup turuti kemauan saya aja menjadi istri yang baik dan uang akan selalu mengalir padamu," ucap Juragan sambil mencolek dagu sang istri. "Sudah. Kau keluar, saya mau berbicara dengan gadis ini."
Wanita itu tak berkata-kata lagi selain pergi keluar kamar tersebut. Dengan membawa hati yang dongkol dan delikan mata yang jengah.
Setelah sang istri pergi. Juragan Kasmin mengunci pintu dan berjalan menghampiri Rasya yang berdiri di dekat jendela kaca.
"Ja-jangan mendekat Juragan, saya belum mandi eh bukan. Saya takut." Rasya terus menjauh bagai kucing-kucingan.
"Saya cuma mau bilang, itu pakaian kamu buat ganti dan dan pakaian pengantin nya juga." Geph! menangkap tangan Rasya. Dipegang kuat dan sorot matanya begitu tajam menatap intens pada tubuh Rasya.
Membuat gadis itu semakin ketakutan dan tak berhenti membayangkan kalau dia akan disiksa oleh Juragan Kasmin kalau lagi ada maunya. Tapi maunya apa belum Rasya fahami.
Wajah yang berjenggot putih itu semakin mendekat bikin nyali Rasya menciut. Ingin rasanya berubah jadi benda kecil yang tak dapat di sentuh. Belum menikah saja juragan Kasmin sudah menakutkan apalagi sudah menikah? pikirnya.
Juragan Kasmin menyeringai penuh rasa penasaran dengan tubuh gadis ini yang mungil namun berisi. Ingin sekarang juga ia nikmati namun bukan Juragan Kasmin namanya kalau harus meniduri wanitanya tanpa menikah lebih dulu.
"Aduh ... aku harus cari jalan untuk kabur. Sebelum pria tua ini melahap ku, seperti kucing lapar memangsa ikan." Gumamnya dalam hati.
"Ha ha ha ... kamu jangan coba-coba ingin kabur dari sini manis, kecuali ... kamu balikan duit saya yang satu koper itu. Dan duit kemarin pasti sekarang ini sudah habis untuk membayar hutang-hutang orang tua mu."
Rasya bengong dan memutar memorinya mengingat semalam uang satu koper itu dalam pelukan sang ibunda. Dan teganya itu hasil menjual anaknya sendiri, yaitu dirinya.
Tak kuasa manik mata Rasya mengeluarkan buliran air bening. "Saya mohon lepaskan saya, Juragan. Saya janji akan mengembalikan uang itu dengan cara menyicil."
"Ha ha ha ..." Juragan Kasmin tertawa lepas. Merasa lucu, jangankan bayar satu M, orang tuanya itu butuh untuk menyelamatkan rumah tempat tinggal dan usahanya. "Sampai kapanpun kau gak bakalan bisa mengembalikan uang itu gadis ku ... gak akan bisa! dengan cara apa kau membayarnya ha? dengan menjual diri pun tak akan mampu Nona."
"Sa-saya akan mencari kerjaan atau berjualan. Juragan percaya saja kalau saya akan membayarnya." Rasya terus memohon.
"Tidak bisa. Sampai kapan pun tak akan bisa kamu lunasi manis ... seumur hidup gak akan bisa. Sudah, mending kamu di sini layani saya oke? ha ha ha ....''
Setelah itu. Juragan Kasmin keluar kamar tidak lupa menguncinya dari luar. Rasya mengintip dari jendela kalau di luar siap siaga dua bodyguard yang menunggu pintu.
Rasya terus berpikir gimana caranya bisa kabur? ia tak mau menikah dengan juragan Kasmin. Membayangkan nya saja sudah geli apalagi sampai terjadi menikah.
Tangan Rasya mengetuk daun pintu seraya berkata. "Tuan, aku butuh mukena buat salat dari semalam aku gak salat. Kalau aku gak salat siapa yang mau tanggung dosa ku? kalau kalian muslim pasti mengerti dengan maksudku."
Dua bodyguard itu saling lirik kemudian salah satunya pergi entah kemana.
"Semoga aja orang itu membawakan aku mukena," gumam Rasya. Berjalan mendekati paper bag ia buka dan isinya baju ganti, handuk keperluan mandi. Dan baju pengantin.
Tidak lama, daun pintu ada yang mendorong dan ternyata salah satu bodyguard yang membawakan mukena. Belum Rasya berkata-kata apalagi berusaha kabur. Pintu sudah dikunci kembali.
"Huuh ... baru berniat kabur. Sudah dikunci lagi." Gumamnya lesu.
Rasya meraih peralatan mandi dan handuk, dibawanya ke kamar mandi. Ia mau membersihkan diri.
"Wah ... kamar mandinya lebih luas dari dapur ku." Rasya menyalakan air keran dan mengisi bathub namun ketika mau masuk dan berendam takut ada yang mengintip. Akhirnya ia urungkan niatnya kembali mendekati pintu untuk menguncinya.
Sekitar 15 menit kemudian Rasya berendam, dia bergegas memakai pakaiannya takut Juragan Kasmin tiba-tiba masuk.
Rasya dah rapi, rambut di kuncir kuda di atas. Tampak segar nan cantik, lalu menjalankan duha dua rakaat. Selepas itu netra matanya terus menyisir setiap sudut ruangan tersebut. Melihat jendela ia hampiri siapa tahu bisa dibuka tapi hasilnya nihil.
Perut Rasya mulai keroncongan. Cacing di perutnya sudah berdemo meminta makan, dengan cepat menoleh makanan di meja dan segera ia hampiri lantas menyantapnya dengan lahap.
"Hem ... enak sekali masakannya?" gumam Rasya sambil menjilati jari-jarinya itu.
Namun di sela-sela makannya Rasya bengong. Tiba-tiba kepikiran sesuatu.
''Kira-kira ada racunnya gak ya? Tapi gak mungkin ah, kalau iya juga. Paling mati di sini." Terus melanjutkan makannya sampai tak tersisa.
Lantas minum segelas air mineral sampai tandas. "Euuu ..." Rasya bersendawa pertanda kenyang. "Ah ... kenyang juga perutku ini." Mengusap perutnya yang sudah terisi.
"Tapi aku suntuk juga di sini, bosan. Aku tuh hari-harinya tak pernah diam, aku selalu sibuk." Kemudian Rasya mendekati pintu dan teriak-teriak.
"Tuan, jangan kurung aku di sini? aku bosan ... aku sudah terbiasa bekerja, memasak. Mencuci, nyetrika dan bikin kue. Gak berdiam diri seperti ini, Tuan ... keluarkan aku, Juragan ... jangan kurung aku di sini?" Rasya terus berteriak.
"Aduh ... berisik, jangan teriak-teriak nanti dikira orang gila. Berisik," balas bodyguard yang berada di luar itu.
Bukannya membukakan pintu melainkan membalas dengan teriakan. Seperti Rasya yang terus memekik.
"Ayo dong, Tuan ... keluarkan aku. Buka pintunya," pekik Rasya dibarengi, Brug-brug. Brug tangannya menggedor daun pintu.
"Kalau anda mau membukanya. Nanti akan menjadi amal yang baik. Menjadi pahala yang luar biasa, sebab itu suatu kebaikan yang tiada terkira." Pekik Rasya lagi.
Namun sampai tangan Rasya terasa panas dan memerah pun tak juga pintu dibukakan. Tubuh Rasya merosot ke lantai, lelah dengan semua ini belum genap sehari aja dah merasa capek, capek hati, capek pikiran. Ia meniup kedua telapak tangannya yang terasa panas dan sakit.
"Ibu, bapak. Kenapa kalian tega menjual aku? padahal aku sangat menyayangi kalian. Kalian semua tega, jahat padaku! hik hik hik." Rasya menangis tersedu wajahnya dibanjiri dengan air mata ....
****
Siapa yang suka. Beri dukungan ya🙏 like, komen dan berikan juga vote nya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 206 Episodes
Comments
Ummi Alfa
Smoga aja ada keajaiban Rasya bisa kabur dari rumah juragan tua Bangka.
2022-10-03
2
manda_
lanjut thor dasar ya rasya
2022-08-27
1