Bab 4 Mual

Samudra melap mulutnya dengan lembaran tisu. Menatap wajahnya di cermin. "Huh ... Si Ubai bawa makanan dari mana sih? rasanya jauh beda dengan yang tadi aku makan."

Samudra berjalan ke ruangannya yang sudah ada Ubai tengah membereskan berkas-berkas, langsung kena semprot dari Samudra. "Kau ini beli dari mana sih makanan Itu? sudah tidak layak makan. Gak enak rasanya?"

Ubai melongo. "Nggak enak? enak kok Bos, buktinya yang lain juga pada makan!"

"Enak apanya? bikin enek! mual, saya muntah, bikin malu saja hidangan meeting seperti itu?" ucapan Samudra dengan nada marah.

"Tapi--"

"Lain kali kalau saya minta kue seperti itu, harus seperti yang tadi siang saya makan. Bukan asal-asalan." Timpal Samudra.

"Bos, itu sama kok. Ya ... mungkin lain pembuatnya kali." Ubai menggoyangkan kedua bahunya.

"Nah, itu yang saya maksudkan. Kau harus membeli dari orang yang sama, pembuat yang sama. Jangan asal beli." Tegas Samudra.

"Iya, Bos." Ubai mengangguk.

Samudra melihat jam yang ada di tangannya. Sudah menunjukan pukul lima sore. "Pulang. Mau lembur lu?"

"Ya, pulang! ngapain saya di sini kalau Bos pulang. Lah saya pulang juga, anda ke kutub, gua turut ha ha ha ...."

"Kau ini, kau pikir kau istri gua." Ketus Samudra sambil menepuk bahu Ubai yang nyengir. Pria itu berkulit hitam manis, dengan tatanan rambut gaya opa Korea.

Ubai berjalan dibelakang Samudra yang berjalan cepat menuju mobilnya.

Kini mereka sudah berada di dalam mobil, Samudra bersandar ke belang jok seraya memejamkan matanya. Ubai menyalakan mesin dan tancap gas.

"Besok cari makanan yang seperti tadi. Saya mau makan kue itu dan jangan salah lagi." Tanpa membuka matanya yang sudah di posisi enak.

"Lah, susah gua kalau harus nyari kaya itu mah. Tapi baiklah besok saya cari wanita itu." Ubai mengangguk dengan mata fokus ke depan.

"Eh barabai. Gua suruh nyari kue, bukan nyari wanita! sembarangan lu ngomong." Samudra menegakkan duduknya sambil memukul paha Ubai.

"Ha?" ckiiiiit ... rem mendadak. "Emang saya ngomong apa barusan?"

Dugh!

Kepala Samudra terbentur ke belakang jok. "Kau sudah gila! mau bikin saya jantungan ha?"

"Sorry Bos sorry?" wajah Ubai tampak panik dan juga mesem-mesem sendiri.

"Kau itu saya suruh cari makanan yang tadi. Bukan cari wanita." Ulang Samudra sambil mengusap kepalanya bagian belakang.

"Oh, lah Iya lah Bos saya cari wanita. Sebab yang jualan itu kan seorang gadis alias wanita. Emangnya harus saya bilang laki-laki apa? atau waria gitu?" Ubai menggeleng sembari mesem.

"Terserahlah. Urip mu."

Ubai tertawa. "Ha ha ha ...."

Kemudian Ubai melanjutkan perjalanannya. Kembali menyetir menuju pulang ke hotel tempat mereka menginap.

Tidak selang lama mereka pun sampai di hotel, Samudra langsung membawa langkah lebarnya menuju lift dan melepas jas nya.

Ubai berlarian mengejar Samudra yang baru melangkah masuk ke dalam lift. Keduanya langsung masuk ke dalam kamar hotel, Samudra menjatuhkan tubuhnya ke atas tempat tidur.

Sementara Ubai membuat kan kopi untuk keduanya. "Kopi Bos?" Setelah berada di kamar Samudra.

Samudra mengangkat kepala melihat secangkir kopi di meja. "Makasih."

Ubai kembali keluar. Lantas membawa kopinya ke balkon, menikmati senja yang tenggelam menyambut gelapnya sang malam.

Samudra setelah meneguk kopinya. Berjalan menuju kamar mandi seraya melepas pakaiannya, mengisi air bathub dan membubuhkan aroma terapi. Kemudian langsung masuk dan berendam di sana.

...---...

Rasya tengah menyiapkan makan malam untuk keluarganya. Ia berkutat sendiri menyediakan dan menata di meja makan sementara yang lain menunggu manis di meja.

"Sudah belum? lapar nih. Lelet amat sih masak, ngapain saja dari tadi? heran." Pekik Murni.

"Iya nih. Kancil kali lemot amat." Sukma menyambung perkataan Murni.

"Bukan. Tapi cicak, tau." Vera nimbrung. "Cepetan ah. Perut sudah keroncongan pengen makan, apa harus saya makan kamu." Ketusnya.

Rasya menyuguhkan wadah nasi di meja dan mengambilkan untuk satu persatu orang yang ada di meja makan. Seraya berusaha menelan saliva nya yang tercekat di tenggorokan sesungguhnya ia pun lapar, namun belum sempat makan sama sekali.

"Silakan makan?" Rasya mundur lalu menuangkan air ke masing-masing gelas.

Karena di meja ayah dan ibunya belum hadir, Rasya memutuskan untuk menjemputnya di kamarnya. Rasya membawa langkahnya menuju kamar pak Muhidin dan bu Karsih.

Setibanya di depan kamar orang tua nya. Rasya bersiap mengetuk daun pintu namun ia urung dan mendengarkan sejenak obrolan mereka di dalam.

"Sebentar lagi kita akan menjadi gembel di jalanan. Kalau kita tidak bisa membayar hutang kita Bu." Suara pak Muhidin.

"Ibu gak mau, bila itu sampai terjadi. Masa kita tak punya tempat tinggal sama sekali." Timpal bu Karsih.

"Toko maupun rumah ini tidak akan mampu melunasi hutang kita yang sudah jatuh tempo, dan kita gak bisa cari pinjaman lagi Bu." Pak Muhidin menatap sang istri.

"Pinjem ke BANK saja Pak. Seperti biasa bayarnya potong gaji Bapak."

"Bu, kalau saja bisa. Bapak pasti sudah dari dulu, gak perlu Ibu suruh. Paling bisa pinjem juga sedikit gak setengah-setengahnya aja." Keluh pak Muhidin.

"Terus gimana dong Pak? masa kita akan menyerahkan semuanya. Dimana kita akan tinggal dan gimana keseharian kita kalau rumah dan toko di sita?" rajuk bu Karsih terdengar sedih.

"Kita harus cari jalan, Bu." Sang suami terdiam. "Akh ... saya punya ide--"

"Apa itu Pak?" selidik bu Karsih antusias dan memotong perkataan dari sang suami.

Pak Muhidin membisikkan sesuatu pada sang istri sehingga bu Karsih menunjukan senyumnya melebar.

"Aku setuju, Pak. Tapi apa mereka mau ya?" bu Karsih melamun.

"Pasti salah satunya mau, siapa yang tidak mau hidup senang?" pak Muhidin menyeringai serasa mendapatkan angin segar.

Rasya yang berada di balik pintu memasang kupingnya sampai rapat ke daun pintu, namun yang katanya ide dari sang ayah sama sekali tak bisa ia dengar. Buru-buru ia pergi menjauhi pintu.

Langkah Rasya kembali ke dapur dengan pikiran melayang tak habis pikir. Orang tua nya punya banyak hutang sampai-sampai rumah yang ia tinggali dan toko ibunya berjualan tak akan mampu menutupi hutangnya. "Hutang bekas apa sebanyak itu?" pikir Rasya.

Rasya duduk dan mengambil piring dan nasi. Mau mengambil ayam atau ikan dicegah sama Murni dan Vera.

"Lauk itu buat ibu dan ayah, belum makan. Kalau mau tuh ada tahu goreng saja." Jari Murni menunjuk piring tahu yang tinggal satu itu.

Mendengar itu, Rasya mematung padahal ayam masih tersisa tiga dan begitupun ikan. Namun ia sendiri tak boleh memakannya. Sedih iya, namun ia berusaha sabar dan mengambil tahu yang tinggal satu. Ketika masuk piringnya langsung raib oleh Sukma dimasukan ke mulutnya sambil pergi.

Rasya bengong. "Mbak, aku makan sama apa?" menatap kedua kakak perempuannya.

Vera sama Murni saling pandang. "Terserah. Garam saja lah. Cepetan makan!"

Tangan Rasya mengambil sambal namun tangannya di depak oleh tangan Vera. "Itu buat ayah dan ibu, percuma kamu makan enak gak akan merubah otak mu, otak udang."

Rasya menelan saliva nya berulang-ulang. Batinnya menangis.

Suara derap langkah kaki terdengar, semakin mendekat menghampiri meja makan ....

Terpopuler

Comments

Yuen

Yuen

Kenapa kok tokohnya dibuat oon dan lemah begini? Kan q jd pengen maki2 si Rasya 😆😂

2023-01-01

2

Ummi Alfa

Ummi Alfa

Wah....kira2 pak Muhidin punya ide apaan tuh buat nutupin hutangnya.

Heran deh, sama kelakuan kakak2nya Rasya mau makan aja ini itu Ndak boleh sedangkan di rumah itu yg paling cape kerja seharian Rasya masa di peras tenaganya doang

2022-10-03

1

manda_

manda_

lanjut thor kenapa pada jahat ya sama raysa

2022-08-27

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Lusuh
2 Bab 2 Terjatuh
3 Bab 3 Kue basah
4 Bab 4 Mual
5 Bab 5 Sebatang kara
6 Bab 6 Dijual
7 Bab 7 Bukan sabun colek
8 Bab 8 Kucing lapar
9 Bab 9 Pengen kabur
10 Bab 10 Putri salju
11 Bab 11 Semanis kue
12 Bab 12 Kebingungan
13 Bab 13 Kembalikan
14 Bab 14 Teriak mulu
15 Bab 15 Komplit lah
16 Bab 16 Ada singa
17 Bab 17 Sopan santun
18 Bab 18 Romantis
19 Bab 19 Apa tuyul
20 Bab 20 Makan enak
21 Bab 21 Sup telor
22 Bab 22 Digulung selimut
23 Bab 23 Pulangkan
24 Bab 24 Lepaskan
25 Bab 25 Tidak perduli
26 Bab 26 Permohonan
27 Bab 27 Nego
28 Bab 28 Drama
29 Bab 29 Ngerem mendadak
30 Bab 30 Menjadi fitnah
31 Bab 31 Kehilangan
32 Bab 32 Angin segar
33 Bab 33 Rebutan
34 Bab 34 Rebutan piring
35 Bab 35 Tanpa canggung
36 Bab 56 Belum siap
37 Bab 37 Mendapat pujian
38 Bab 38 Lapar
39 Bab 39 Kurang bumbu
40 Bab 40 Tamu malam
41 Bab 41 Alasan saja
42 Bab 42 Keributan
43 Bab 43 Baju pengantin
44 Bab 44 Paksaan warga
45 Bab 45 Maskawin
46 Bab 46 Sudah sah
47 Bab 47 Garang, galak
48 Bab 48 Cemburu
49 Bab 49 Sepenuh jiwa
50 Bab 50 Tolong dong
51 Bab 51 Capek
52 Bab 52 Main perintah
53 Bab 53 Kalem
54 Bab 54 Mubazir
55 Bab 55 Pusing tujuh keliling
56 Bab 56 Cantik juga
57 Bab 57 Online
58 Bab 58 Dandan cantik
59 Bab 59 Mendukung
60 Bab 60 Popularitas
61 Bab 61 Ngapain
62 Bab 62 Lupa
63 Bab 63 Siaplah
64 Bab 64 Keluarga
65 Bab 65 Patung
66 Bab 66 Tidak ingat
67 Bab 67 Alergi
68 Bab 68 Asisten
69 Bab 69 Refleks
70 Bab 70 Semalu-malunya
71 Bab 71 Terima kasih
72 Bab 72 Memanjakan
73 Bab 73 Menatap kagum
74 Bab 74 Hati bergetar
75 Bab 75 Cantik sekali
76 Bab 76 Beda jauh
77 Bab 77 Gadis polos
78 Bab 78 Mematung
79 Bab 79 Nempel
80 Bab 80 Sakit gak
81 Bab 81 Petir
82 Bab 82 Dua sisi
83 Bab 83 Bawakan eskrim
84 Bab 84 Nanti menyesal
85 Bab 85 Gak ijinkan
86 Bab 86 Lagi-lagi
87 Bab 87 Putri yang hilang
88 Bab 88 Anak sendiri
89 Bab 89 Ribut
90 Bab 90 Tidak masuk akal
91 Bab 91 Kurang kasih sayang
92 Bab 92 Bukankah
93 Bab 93 Sudah menikah
94 Bab 94 Bukan boneka
95 Bab 95 Urusan laki-laki
96 Bab 96 Dasar kebo
97 Bab 97 Istri gue
98 Bab 98 Kewajiban
99 Bab 99 Hadiah
100 Bab 100 Terong nya besar
101 Bab 101 Belanja
102 Bab 102 Berdebar
103 Bab 103 Mendapatkan
104 Bab 104 Marah
105 Bab 105 Tidak penting
106 Bab 106 Bermain
107 Bab 107 Tidak kesurupan
108 Bab 108 menyangka
109 Bab 109 Demam
110 Bab 110 Mendingan
111 Bab1001 Digigit semut
112 Bab 1012 Sorry pergilah
113 Bab 1013 Setuju
114 Bab 1014 Kebingungan.
115 Bab 1015 Bermuram
116 Bab 16 Marah
117 Bab 1017 Tidur di bathub
118 Bab 1018 Terjerat
119 Bab 1019 Ngegibah
120 Bab 1020 Bagaimana
121 Bab 1021 Putri raja
122 Bab 122 Bertemu pangeran
123 Bab 123 Tunangan
124 Bab 124 Ceraikan aku
125 Bab 125 Bos dan asisten
126 Bab 126 Pulang
127 Bab 127 Berduka
128 Bab 128 Kabur
129 Bab 129 Angin segar
130 Bab 130 Pingsan
131 Bab 131 Melihat semuanya
132 Bab 132 Titik terang
133 Bab 133 Kesiangan
134 Bab 134 Ancaman
135 Bab 135 Memeras tenaganya
136 Bab 136 Jatuh cinta
137 Bab 137 Mustahil
138 Bab 138 Hormati
139 Bab 139 Kubu yang berbeda
140 Bab 140 Sulit di tebak
141 Bab 141 Berkumpul
142 Bab 142 Merindu
143 Bab 143 Jodo-jodoin
144 Bab 144 Pura-pura
145 Bab 145 Pemandangan
146 Bab 146 Ulang tahun
147 Bab 147 Jelaskan
148 Bab 148 Butuh waktu
149 Bab 149 Tidak percaya
150 Bab 150 Buket bunga
151 Bab 151 Menyakitkan
152 Bab 152 Buket bunga
153 Bab 153 Buktinya
154 Bab 154 Hasilnya
155 Bab 155 Dibatalkan
156 Bab 156 Senyum mengembang
157 Bab 157 Khawatir
158 Bab 158 Melanjutkan
159 Bab 159 Tidak setuju
160 Bab 160 Menyusul
161 Bab 161 Di tengah hujan
162 Bab 162 direstu
163 Bab 163
164 Bab 164 Berangkat
165 Bab 165 Suka durian
166 Bab 166 Fitting
167 Bab 167 Sehat
168 Bab 168 Sunset
169 Bab 169 Kesepakatan
170 Bab 170 Luwes
171 Bab 171 Pemgertian
172 Masa harus di grebek lagi
173 Bab 173 Bikin kaget
174 Bab 174 Jangan marah
175 Bab 175 Tumpangan
176 Bab 176 Kasihan
177 Bab 177 prewedding
178 Bab 178 Pemotretan
179 Bab 179 Apa mungkin
180 Bab 180 Balas budi
181 Bab 181 Dikit-dikit
182 Bab 182 Bayarkan
183 Bab 183 Kompromi
184 Bab 184 Bukan yang dulu
185 Bab 185 jadi ilpil
186 Gaun malam
187 Bab 187 Spot jantung
188 Bab 188 Merajuk
189 Bab 189 Lupa
190 Bab 190 Launching
191 Bab 191 Biar kuat
192 Bab 192 Bahagiakah
193 Bab 193 Makanan khas
194 Bab 194 Takut
195 Bab 195 Pusing-pusing
196 Bab 196 Membutuhkan mu
197 Bab 197 Kuda-kudaan
198 Bab 198 Tempe goreng
199 Bab198 Merajuk tidak jelas
200 Bab 200 Keluarga
201 Bab 201 Keluarga besar
202 Bab 202 Teletubbies
203 Bab 203 Mengganggu
204 Bab 204 Ada tanda
205 Bab 205 Mama muda
206 Bab 206 Bahagia
Episodes

Updated 206 Episodes

1
Bab 1 Lusuh
2
Bab 2 Terjatuh
3
Bab 3 Kue basah
4
Bab 4 Mual
5
Bab 5 Sebatang kara
6
Bab 6 Dijual
7
Bab 7 Bukan sabun colek
8
Bab 8 Kucing lapar
9
Bab 9 Pengen kabur
10
Bab 10 Putri salju
11
Bab 11 Semanis kue
12
Bab 12 Kebingungan
13
Bab 13 Kembalikan
14
Bab 14 Teriak mulu
15
Bab 15 Komplit lah
16
Bab 16 Ada singa
17
Bab 17 Sopan santun
18
Bab 18 Romantis
19
Bab 19 Apa tuyul
20
Bab 20 Makan enak
21
Bab 21 Sup telor
22
Bab 22 Digulung selimut
23
Bab 23 Pulangkan
24
Bab 24 Lepaskan
25
Bab 25 Tidak perduli
26
Bab 26 Permohonan
27
Bab 27 Nego
28
Bab 28 Drama
29
Bab 29 Ngerem mendadak
30
Bab 30 Menjadi fitnah
31
Bab 31 Kehilangan
32
Bab 32 Angin segar
33
Bab 33 Rebutan
34
Bab 34 Rebutan piring
35
Bab 35 Tanpa canggung
36
Bab 56 Belum siap
37
Bab 37 Mendapat pujian
38
Bab 38 Lapar
39
Bab 39 Kurang bumbu
40
Bab 40 Tamu malam
41
Bab 41 Alasan saja
42
Bab 42 Keributan
43
Bab 43 Baju pengantin
44
Bab 44 Paksaan warga
45
Bab 45 Maskawin
46
Bab 46 Sudah sah
47
Bab 47 Garang, galak
48
Bab 48 Cemburu
49
Bab 49 Sepenuh jiwa
50
Bab 50 Tolong dong
51
Bab 51 Capek
52
Bab 52 Main perintah
53
Bab 53 Kalem
54
Bab 54 Mubazir
55
Bab 55 Pusing tujuh keliling
56
Bab 56 Cantik juga
57
Bab 57 Online
58
Bab 58 Dandan cantik
59
Bab 59 Mendukung
60
Bab 60 Popularitas
61
Bab 61 Ngapain
62
Bab 62 Lupa
63
Bab 63 Siaplah
64
Bab 64 Keluarga
65
Bab 65 Patung
66
Bab 66 Tidak ingat
67
Bab 67 Alergi
68
Bab 68 Asisten
69
Bab 69 Refleks
70
Bab 70 Semalu-malunya
71
Bab 71 Terima kasih
72
Bab 72 Memanjakan
73
Bab 73 Menatap kagum
74
Bab 74 Hati bergetar
75
Bab 75 Cantik sekali
76
Bab 76 Beda jauh
77
Bab 77 Gadis polos
78
Bab 78 Mematung
79
Bab 79 Nempel
80
Bab 80 Sakit gak
81
Bab 81 Petir
82
Bab 82 Dua sisi
83
Bab 83 Bawakan eskrim
84
Bab 84 Nanti menyesal
85
Bab 85 Gak ijinkan
86
Bab 86 Lagi-lagi
87
Bab 87 Putri yang hilang
88
Bab 88 Anak sendiri
89
Bab 89 Ribut
90
Bab 90 Tidak masuk akal
91
Bab 91 Kurang kasih sayang
92
Bab 92 Bukankah
93
Bab 93 Sudah menikah
94
Bab 94 Bukan boneka
95
Bab 95 Urusan laki-laki
96
Bab 96 Dasar kebo
97
Bab 97 Istri gue
98
Bab 98 Kewajiban
99
Bab 99 Hadiah
100
Bab 100 Terong nya besar
101
Bab 101 Belanja
102
Bab 102 Berdebar
103
Bab 103 Mendapatkan
104
Bab 104 Marah
105
Bab 105 Tidak penting
106
Bab 106 Bermain
107
Bab 107 Tidak kesurupan
108
Bab 108 menyangka
109
Bab 109 Demam
110
Bab 110 Mendingan
111
Bab1001 Digigit semut
112
Bab 1012 Sorry pergilah
113
Bab 1013 Setuju
114
Bab 1014 Kebingungan.
115
Bab 1015 Bermuram
116
Bab 16 Marah
117
Bab 1017 Tidur di bathub
118
Bab 1018 Terjerat
119
Bab 1019 Ngegibah
120
Bab 1020 Bagaimana
121
Bab 1021 Putri raja
122
Bab 122 Bertemu pangeran
123
Bab 123 Tunangan
124
Bab 124 Ceraikan aku
125
Bab 125 Bos dan asisten
126
Bab 126 Pulang
127
Bab 127 Berduka
128
Bab 128 Kabur
129
Bab 129 Angin segar
130
Bab 130 Pingsan
131
Bab 131 Melihat semuanya
132
Bab 132 Titik terang
133
Bab 133 Kesiangan
134
Bab 134 Ancaman
135
Bab 135 Memeras tenaganya
136
Bab 136 Jatuh cinta
137
Bab 137 Mustahil
138
Bab 138 Hormati
139
Bab 139 Kubu yang berbeda
140
Bab 140 Sulit di tebak
141
Bab 141 Berkumpul
142
Bab 142 Merindu
143
Bab 143 Jodo-jodoin
144
Bab 144 Pura-pura
145
Bab 145 Pemandangan
146
Bab 146 Ulang tahun
147
Bab 147 Jelaskan
148
Bab 148 Butuh waktu
149
Bab 149 Tidak percaya
150
Bab 150 Buket bunga
151
Bab 151 Menyakitkan
152
Bab 152 Buket bunga
153
Bab 153 Buktinya
154
Bab 154 Hasilnya
155
Bab 155 Dibatalkan
156
Bab 156 Senyum mengembang
157
Bab 157 Khawatir
158
Bab 158 Melanjutkan
159
Bab 159 Tidak setuju
160
Bab 160 Menyusul
161
Bab 161 Di tengah hujan
162
Bab 162 direstu
163
Bab 163
164
Bab 164 Berangkat
165
Bab 165 Suka durian
166
Bab 166 Fitting
167
Bab 167 Sehat
168
Bab 168 Sunset
169
Bab 169 Kesepakatan
170
Bab 170 Luwes
171
Bab 171 Pemgertian
172
Masa harus di grebek lagi
173
Bab 173 Bikin kaget
174
Bab 174 Jangan marah
175
Bab 175 Tumpangan
176
Bab 176 Kasihan
177
Bab 177 prewedding
178
Bab 178 Pemotretan
179
Bab 179 Apa mungkin
180
Bab 180 Balas budi
181
Bab 181 Dikit-dikit
182
Bab 182 Bayarkan
183
Bab 183 Kompromi
184
Bab 184 Bukan yang dulu
185
Bab 185 jadi ilpil
186
Gaun malam
187
Bab 187 Spot jantung
188
Bab 188 Merajuk
189
Bab 189 Lupa
190
Bab 190 Launching
191
Bab 191 Biar kuat
192
Bab 192 Bahagiakah
193
Bab 193 Makanan khas
194
Bab 194 Takut
195
Bab 195 Pusing-pusing
196
Bab 196 Membutuhkan mu
197
Bab 197 Kuda-kudaan
198
Bab 198 Tempe goreng
199
Bab198 Merajuk tidak jelas
200
Bab 200 Keluarga
201
Bab 201 Keluarga besar
202
Bab 202 Teletubbies
203
Bab 203 Mengganggu
204
Bab 204 Ada tanda
205
Bab 205 Mama muda
206
Bab 206 Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!