Setelah semangkok bakso terhidang di depannya, Rasya langsung menyantap tanpa perduli masih mengepul panas. Saking sudah tidak kuat menahan lapar.
Dia pun tidak memperdulikan orang-orang heran melihatnya yang makan sangat terburu-buru, bahkan tidak perduli dengan suhu yang panas.
"Hah ... panas, pedas." Rasya mengibaskan tangannya ke mulut yang merasa sangat terbakar itu.
Dalam waktu singkat, semangkok bakso panas pun habis beserta kuah-kuahnya. Tak tersisa sedikitpun. Rasya meneguk minumnya sampai tandas.
Kini Rasya berpikir, gimana caranya membayar semangkok bakso dan sebotol teh gelas yang sudah tandas tersebut?
Kepala Rasya celingukan melihat si abang bakso yang sedang sibuk melayani para pembeli. ''Aduh gimana nih, bayar pake apa?" Rasya amat kebingungan dengan tidaknya mengantongi duit sepeserpun.
Perlahan Rasya merosot dari duduknya, dengan mata yang terus celingukan. Berjalan sembari berjongkok dan kira-kira sudah beberapa meter dari tempat semula. Rasya berdiri dan berlari sekencangnya menjauhi gerobak Abang bakso.
"Hei, kamu belum bayar. Jangan lari kamu bayar dulu." Teriak si Abang sambil mengejar Rasya.
Rasya semakin panik melihat si Abang dan beberapa orang mengejarnya, Rasya pun mempercepat larinya dan mencari tempat yang aman untuk bersembunyi.
"Woi! jangan lari, berhenti bayar dulu?" teriak si Abang bakso.
Dada Rasya naik turun, napas ngos-ngosan. Matanya menemukan pintu bagasi sebuah mobil yang terbuka. Dengan mata waspada dari si Abang tukang bakso, Rasya naik dan masuk. Lantas menutupi pintunya.
"Kemana sih orangnya? kok menghilang begitu saja." Suara orang yang terdengar dari dalam bagasi oleh Rasya, mereka tidak tahu kalau Rasya masuk ke dalam bagasi tersebut.
Samar-samar terdengar suara langkah kaki mereka menjauh, namun justru Rasya merasakan kalau mobil tersebut bergerak merayap.
"Ya, ampun ... mobilnya maju, gimana nasib ku?" Rasya semakin panik, berusaha membuka bagasi yang dengan otomatis terkunci.
Tangan Rasya bergerak menggubrag-gubrak pintu bagasi. Dengan posisi Rasya yang meringkuk di sana, tidak bisa banyak bergerak.
Sampai lelah pun, pintu tak ada yang membukakan juga. Rasya sudah mulai merasa pengap dan kekurangan oksigen.
Mobil terus meluncur menuju kota Jakarta, dan tujuannya sebuah apartemen yang berada dikawasan elit di kota tersebut.
Selang beberapa jam kemudian mobil berhenti di dalam parkiran, yang nyaman dan kendaraannya tertata dengan rapi. Mobil-mobil mewah ABG kualitasnya tidak diragukan lagi.
Keluarlah seorang pemuda tampan mengitari mobil tersebut, dan hendak membuka bagasi yang tadi dia dengar ada suara dak dik duk.
"Paling kucing yang masuk, atau tikus kali," dugaan dari salah satu pemuda putih, tampan dan berwajah blasteran tersebut. Siapa lagi kalau bukan Samudra dan Ubai yang baru sampai di Jakarta, mereka memilih jalan darat biar bisa bawa mobil kesayangan nya ini.
"Kali aja putri salju," celetuk Ubai menatap ke arah Samudra, yang berdiri bersandar di samping mobil dengan menyilang kan kedua tangannya.
"Mimpi, mana ada putri salju di Negara ini? ngarang." Sam menggeleng.
"Walau, bukan putri salju, kan bisa saja seorang gadis cantik terdampar di dalam bagasi mobil ini. Sebentar! kalau saja iya di sana seorang gadis cantik, kamu berani apa?" tanya Ubai kembali melirik ke arah Samudra yang melepas pandangan ke sembarang tempat.
"Kalau benar. Aku akan menjadikannya istri!" ucap Sam sekenanya karena itu tidak mungkin baginya.
"Yakin, kau akan menikahinya?" selidik Ubai sambil memicingkan matanya ke arah Sam.
"Yakinlah, sebab itu tidak mungkin. Paling itu tikus atau hewan apa lah." Sam yakin kalau yang berada di dalam sana cuma binatang kecil, atau hewan yang kebetulan masuk tanpa sepengatahuan keduanya.
"Oke," Ubai perlahan membuka pintu bagasi mobil yang mereka kendarai. Namun alangkah terkejutnya Ubai ketika pintu itu terbuka.
Ubai berjalan mundur. Terkejut dengan tangkapan manik matanya, berkali-kali Ubai menggosok kedua kelopak matanya untuk meyakinkan penglihatan netra nya. Namun apa yang dia lihat tetap sama, dimana seorang gadis meringkuk di sana.
Sam penasaran dengan yang Ubai lihat. "Apaan. Tikus?" namun Ubai menggeleng. "Kucing? atau kecoa? jangan pura-pura dramatis deh. Gak lucu tahu."
"Sini, makanya lihat. Bos, lihat." Ubai melambaikan tangannya agar Sam mendekat jangan ngomong doang.
Sam mendekat dan sungguh terkejut dengan penglihatannya. Sam memejamkan mata sesaat lalu membuka lagi dan hasilnya sama aja, lalu menunjuk hidung Ubai. "Ini pasti ulah kamu kan? ngaku?"
"Ups! mana ada Bos? gak ada. ini bukan akal-akalan ku. Aku gak tahu sama sekali." Elak Ubai yang sama sekali tidak tahu apa-apa.
"Alah, ngaku saja! bangunkan?" pekik Sam. Menatap tajam ke arah gadis itu.
Ubai bergidik. "Jangan-jangan dia hantu Bos. Iiy ..." Ubai menggoyangkan kedua bahunya.
"Jangan gila! mana ada hantu yang bisa kau sentuh? lagian ngapain hantu sembunyi di dalam mobil! bukannya dia bisa menghilang? pake otak kalau ngomong." Sam melotot ke arah Ubai yang tampak ketakutan.
Kemudian Ubai mendekat dan menggoyang bahu si gadis yang tampak nyenyak itu, namun setelah beberapa kali pun si gadis yang tiada lain adalah Rasya tidak bangun-bangun. Membuat Ubai makin penasaran, lalu menempelkan punggung jarinya di depan hidung Rasya. "Pingsan Bos."
"Ha? yang benar?" Sam panik. Jangan-jangan! dia kekurangan oksigen. Buruan keluarkan dan bawa ke rumah sakit, eh jangan. Eh iya bawa. Ta-tapi, bawa saja ke apartemen. Biar dokter yang datang, bisa-bisa kita kena tuduhan pembunuhan. Kalau sampai dia mati."
"Aduh ... yang bener mau dibawa kemana? jangan bikin saya bingung napa?" Ubai kesal.
"Sudah, bawa ke apartemen. Buruan nanti dia keburu mati, Ubai ..." Bentak Sam yang begitu panik.
Akhirnya Ubai menggendong Rasya ke dalam unit apartemen Sam yang berada di lantai 15 itu. Kini keduanya berada di dalam lift.
"Aduh, sadar dong Nona? kalau kau mati Bos saya tentunya akan mengingkari janji. Dia sudah janji kalau yang ada di dalam bagasi seorang gadis, akan menjadikannya istri dan sekarang terbukti yang ada dalam bagasi itu dirimu Nona. Jangan mati dulu."
Bugh!
Tangan Sam memukul bahu Ubai yang bermonolog sendiri. "Orang setengah mati diajak ngobrol. Lagian aku tuh bercanda, tidak sungguh-sungguh. Apa kata dunia aku menikahi gadis itu? jauh bumi dan langit dibandingkan Karin."
Setibanya di unit apartemen, Rasya dibaringkan di atas tempat tidur yang luas dan rapi, bersih. Dan dokter pun segera datang untuk memberi pertolongan pada Rasya yang pingsan dan diakibatkan kekurangan oksigen tersebut.
"Gimana dok keadaan gadis itu?" tanya Ubai yang tampak cemas.
"Tidak mati kan, dok? jangan sampai dia mati! bisa-bisa saya kena denda atau tuduhan sebab sudah menghilangkan nyawa seseorang di dalam mobil." Tambah Samudra ikut panik.
"Iya dok, selamatkan dia dok kasihan, mungkin saja dia belum puas menikmati hidup dok," sambung Ubai menambahkan omongan Sam.
Dokter menoleh. "Siapa wanita ini emangnya?"
"Ti-tidak tau dok, tau-tau sudah berada di dalam bagasi mobil ku," jawab Sam dengan wajahnya yang terlihat cemas. "Mungkin ulah dia kali." Menunjuk ke arah Ubai.
"Enak saja. Saya tidak tahu apa-apa Bos, kan tahu sendiri! saya gak bawa apa-apa ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 206 Episodes
Comments
Ummi Alfa
Tuh.... kan bener akhirnya ketemu juga sama Ubai dan Sam.
Ayo ... Sam laki2 itu yg di pegang omongannya lho!
2022-10-03
1
manda_
lanjut thor semangat buat up ya
2022-08-27
1
Tutiks
lanjut lagi up nya
2022-08-27
1