Rasya yang duduk di lantai memeluk lutut dan menyembunyikan wajahnya di situ, bahunya bergetar akibat sesenggukan, tangisnya terdengar pilu.
"Aku mau pulang, aku gak mau menikah! Aku mau pulang. Ya Allah ... beri aku jalan tuk kabur." lalu mendongak dan menyapu semua ruangan dengan pandangan yang berkaca-kaca dari netra nya.
"Pokonya aku harus bisa kabur dari sini, bagaimanapun! sekalipun aku harus meregang nyawa, iiy tidak-tidak." Rasya bergidik mengingat ucapannya sendiri.
"Pokonya harus kabur, titik." Rasya bermonolog sendiri sambil mengangkat tangan mengepal ke udara tanda semangat.
Jemarinya yang lentik mengusap pipinya yang basah dengan air mata. Ia bangkit dan bertekad untuk semangat dan mencari jalan untuk kabur sebelum hari pernikahan berlangsung, dia tidak mau menikah dengan pria tua itu dan apalagi bila nantinya dijadikan bahan penyiksaan.
Pada sore harinya, datang beberapa wanita yang mengaku asisten Juragan Kasmin dan menyuruh mereka untuk memandikan Rasya biar bersih, namun Rasya malah berontak ngamuk tidak mau mandi sehingga juragan Kasmin turun tangan untuk membujuk Rasya mandi.
Namun hasilnya nihil, Rasya kekeh tidak mau. Dia melempar barang yang ada, seperti bantal, guling. Seprei ia tarik lantas dia lempar ke arah mereka. Para asisten dan juragan Kasmin, membuat tempat tersebut sangatlah berantakan.
Melihat kamar yang seperti kapal pecah, Juragan Kasmin tersulut emosinya. Matanya melotot, rahangnya mengeras dan tangan yang menggantung mengepal. Kemudian menarik lengan Rasya dan Plak! tamparan bersarang di pipinya Rasya.
Membuat Rasya semakin ketakutan dan membenci Juragan Kasmin, semakin ogah untuk menikah dengan pria jahat itu. Rasya memegangi pipinya yang panas dan sakit, manik matanya yang indah berembun menatap ke arah Juragan Kasmin penuh kebencian.
Demi tuhan dia gak mau menikah dengan pria macam itu, yang tidak menghargai seorang wanita. Seumur hidupnya tidak pernah melihat bapaknya memukul sang ibu.
Rasya masuk kamar mandi dan cklek! pintu dikunci dari dalam, namun bukan untuk mandi melainkan berdiam diri di sana sambil menangis.
Di rumah, dia diperlakukan semena-mena oleh keluarganya sendiri, dan kini oleh orang asing yang katanya sudah membeli dirinya satu M. Berasa murahan sampai diperjual belikan.
"Mandi yang bersih manis. Besok kita akan menikah. Dan kita akan bersenang-senang, mau gak kita bulan madu ke Bali?" pekik Juragan Kasmin dari balik pintu.
"Bali? pantai putih itu? aku mau! tapi ... nggak-nggak ini bukan waktu yang tepat untuk itu. Aku jangan mau kena rayuan pria tua itu." Rasya menggeleng dengan hati yang terus meracau.
Juragan Kasmin secepatnya melihat beberapa asisten rumah tangganya, lantas membentak. "Bereskan semuanya, sampai rapi." Dengan langkah yang lebar, dia meninggalkan kamar Rasya.
Tetap dua bodyguard, berjaga di depan pintu. Langkah Juragan Kasmin terhenti dan melihat dengan tatapan tajam ke arah anak buahnya seraya berkata. "Jangan sampai permata ku kabur! jika terjadi kalian lepas gaji bertahun-tahun." Ancam juragan Kasmin.
Kemudian juragan Kasmin melanjutkan langkahnya meninggalkan tempat tersebut. Dua bodyguard saling pandang satu sama lain dengan tatapan yang sulit di artikan.
Setelah asisten yang beberes keluar, pintu segera di kunci lagi. Tinggallah Rasya di dalam sendirian. Kembali meratapi nasibnya di kamar mandi.
Bibir Rasya tersenyum lebar. "Ya Allah ... tolong aku! hem, aku punya ide, semoga ini berhasil. Aku harus nunggu suasana gelap dulu, kalau sudah malam baru bisa menjalankan rencana ku." Rasya mengangguk-anggukan kepalanya.
"Benar kata wanita itu, juragan Kasmin garang apalagi kalau ada maunya pasti akan menyiksaku terus menerus! ih ... aku takut. Jangan sampai aku dijadikan lalapan untuknya."
"Pada malam hari, Rasya mulai menyusun rencana untuk kabur. Sesekali mengintip bodyguard itu yang sedang mengobrol sambil ngopi.
Dia berjalan mondar-mandir. sambil menyangga dagunya, lalu membuka pintu kamar mandi di tatapnya intens. Rupanya rencana Rasya berkaitan dengan kamar mandi.
"Tolong? tolong ... Tuan-Tuan Tolong aku, tolong ...."
Mendengar suara Rasya berteriak meminta tolong, tentunya kedua bodyguard itu panik takut Rasya ke napa-napa. Sebab kalau sampai Rasya celaka pasti mereka berdua harus bertanggung jawab.
Langsung membuka kuncinya. "Kenapa?" tanyanya sambil menghampiri Rasya yang memegangi kepalanya, dia tampak sangat ketakutan.
"Tolong? tolong ..." teriak Rasya sambil berdiri dekat tembok dan bergeser perlahan.
"Kenapa? ada apa?" ulang bodyguard tersebut keduanya gugup.
"I-itu, ada ular di kamar mandi," ucapnya Rasya dengan sangat meyakinkan, menyembunyikan wajahnya yang ketakutan. Namun di balik itu sorot mata Rasya tertuju pada daun pintu utama.
Kedua orang itu bergegas masuk ke kamar mandi, mencari ular seperti yang Rasya bilang. Ketika mereka berdua berada di kamar mandi, Rasya segera membawa langkahnya melintasi pintu ke luar kamar dan berlari secepat mungkin menjauhi tempat tersebut.
Namun dekat gerbang ada anjing yang terus menggonggong. Membuat Rasya ketakutan.
Dua bodyguard yang sedang sibuk mencari ular di kamar mandi. Ketika mendengar suara anjing baru tersadar dan langsung keluar dan mendapati tawanannya hilang.
''Tawanan kita kabur.'' Langsung berlarian mencari keberadaan Rasya.
Rasya bersembunyi di semak-semak. Semua orang pada sibuk mencari Rasya termasuk juragan Kasmin, dia teriak-teriak memanggil nama Rasya.
Melihat anjing hilir mudik membuat Rasya semakin ketakutan namun dalam hati sudah bertekad kalau dia harus kabur dari sana apapun yang terjadi.
Melihat anjing berjalan ke arahnya, Rasya shock menutup mulutnya yang hampir menjerit. Untung saja itu hewan gak mencium keberadaan Rasya. juragan Kasmin ngamuk pada bodyguard nya. Menyuruh mencarinya keluar gerbang.
Orang-orang kembali masuk dan anjing itu pun ikut majikannya entah kemana? Rasya berjalan mengendap-ngendap mendekati pintu gerbang terlihat bodyguard mencari dirinya ke sebelah kanan dan Rasya berlari ke sebelah kiri. Tentunya dengan hati-hati agar tidak sampai ketahuan.
Setelah agak jauh Rasya berlari sepenuh tenaga supaya semakin menjauh dari kediaman juragan Kasmin yang sudah membeli Rasya satu M pada orang tuanya itu. Dan kini Rasya berubah pikiran kalau dia tak ingin pulang ke rumah orang tua. Rasya mau cari kerja saja di kota sampai mendapatkan uang yang banyak untuk bisa membayar uang itu.
Samar-samar terdengar suara gonggongan anjing dan riuh suara orang dari arah kediaman juragan Kasmin. Rasya terus melanjutkan langkahnya yang selamat mungkin agar dapat terhindar sejauh mungkin, lolos dari pernikahan dengan juragan Kasmin tersebut. Pria bandot tua.
"Huuh ... capek, aku berada di mana nih?" gumam Rasya tengok kanan dan kiri mengedarkan penglihatan ke lokasi sekitar yang suasananya sepi hanya ada beberapa saja kendaraan yang lewat.
Rasya kelimpungan tak tau harus kemana dan rasa lapar mengganggu perutnya. "Aduh lapar, aku harus meminta tolong sama siapa? aku gak kenal siapa-siapa dan aku pun gak punya uang sepeser pun untuk membeli makan. Masa harus makan daun sih? aku kan bukan ulat." Rasya bermonolog sendiri.
Ketika langkahnya berada dekat dengan gerobak bakso, Rasya memejamkan matanya menghirup bau nya yang menyengat ke dalam hidung. "Gila, baunya. Bikin cacing dalam perutku terus meronta."
Rasya memberanikan diri untuk duduk di sebuah bangku, bergabung dengan pembeli lainnya. Ketika di tawari, Rasya langsung mengangguk soal bayar? gimana nanti saja setelah kenyang begitu pikirnya Rasya ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 206 Episodes
Comments
Ummi Alfa
Smoga aja dalam pelariannya Rasya bertemu dengan Ubai dan Samudra yang mau pulang ke Jakarta.
2022-10-03
1
manda_
lanjut thor semangat buat up lagi
2022-08-27
1