"Tuan ramah, gak ikut sama tuan muda?" tanya Rasya sambil melanjutkan masaknya.
"Nggak, dia mau senang-senang sama kekasihnya." Kata Ubai dengan nada dingin.
Rasya sesaat bengong. "Kekasih, apa itu kekasih, Tuan?" Rasya menoleh sebentar.
"Kau tidak tahu kekasih? pacar-pacar. Tambatan hati." Jawab Ubai sambil menggerakkan tangannya membentuk hati.
"Ooh. Pacar ..." Rasya mengangguk. Lalu melanjutkan masaknya.
"Emang Nona tidak punya pacar kah?" selidik Ubai sembari memicingkan sebelah matanya.
"Tidak, keseharian ku di rumah saja dengan segala kerjaan. Lagipula mana ada yang mau sama saya? yang ada pada kabur hi hi hi ..."
"Masa sih? Nona itu cantik! cuma kurang perawatan saja, kalau Nona rajin perawatan! pasti akan tampak lebih cantik," ucap Ubai memuji.
"Ah, Tuan bisa aja bilang seperti itu. Sudah jelas-jelas saya ini gadis kampung nan buruk rupa," ungkap Rasya sambil menyajikan masakannya di meja.
"Tidak percaya? besok ku ajak Nona ke salon kecantikan yang ada di apartemen ini lah jangan jauh-jauh dulu." Ubai lalu menyantap makanan yang Rasya suguhkan dengan sangat lahap.
"Salon kecantikan?" Rasya bengong dan mengarahkan pandangannya pada Ubai.
"Iya, tempat merawat kecantikan." Ubai sembari mengangguk.
"Bayar gak? mahal gak? aku tidak punya uang sama sekali." Rasya langsung tertarik walau baru mendengarnya saja.
"Bayar, lumayan. Tapi urusan bayar membayar gak usah khawatir, ada aku dan Tuan. Nona tidak perlu memikirkan nya," sambung Ubai.
"Terima kasih, Tuan." Rasya tampak senang dan langsung melahap makannya. Pikirannya sudah melayang membayangkan gimana yang namanya salon.
"Anda harus makan banyak, supaya tubuhmu berisi. Seperti kata tuan muda, kau terlalu kurus dan kurang makan." Ubai melirik ke arah Rasya yang terlihat kurus.
"He he he ... tahu aja kalian berdua ini, kalau saya kurang makan." Rasya malu-malu.
"Nah, itu. Makan yang banyak ya?" ucap Ubai sembari menunjuk ke arah meja.
...---...
"Sayang. Lama amat sih? katanya sudah di jalan, tapi aku tunggu lama sekali?" ucap Karin dengan nada kesal. Namun segera memeluk Sam dan mencium pipi kanan dan kiri.
Sam melepas pelukan Karin dan menjauh dua langkah. Lalu
Sam menatap intens wajah wanita cantik itu yang mengenakan dress pendek Sabrina tersebut.
"Sekarang aku sudah di sini sayang. Apa lagi? mau pergi gak?" tanya Samudra dengan sabar sembari membukakan pintu mobil.
"Ya mau lah." Balas Karin sembari masuk dan mendudukkan bokongnya ke jok yang berada di depan.
Sam mengitari mobilnya dan bergegas masuk, duduk di belakang kemudi. Bersiap untuk melajukan mobilnya kembali.
Karin mendekat lalu bergelayut mesra di tangan Sam yang bergerak memegang kemudi.
"Sayang, aku kangen ... banget sama kamu, jangan pergi-pergi lagi ya? please.'' Mencium pipi Sam yang langsung berontak dengan alasan sedang mengemudi.
"Aduh sayang, aku tuh lagi nyetir jangan macam-macam deh. Nanti kena insiden gimana?" ucap Sam sembari tetap fokus menyetir.
Karin mengerucutkan bibirnya. Lalu menempelkan punggung ke kursi, melepas pandangan keluar jendela. Memandang roda dua dan empat yang berlalu-lalang.
Kepala Sam menoleh sebentar, kemudian fokus lagi ke depan. Dan tersenyum melihat ekspresi wajah Karin yang di tekuk masam.
Sam tahu betul watak Karin yang mudah marah dan merajuk. Namun hatinya tetap baik kok dan Sam sangat sayang padanya.
Setibanya di sebuah restoran besar dan terkenal. Sam menghentikan mobilnya lalu memberikan kunci pada bagian parkir.
Sam turun duluan dan mengitari mobilnya untuk menjangkau dan membukakan pintu buat Karin. Sang kekasih tercinta, lalu tangan mereka bergandengan lantas berjalan memasuki restoran tersebut, menuju tempat yang sudah Sam boking. Jauh-jauh waktu.
Tempat yang tampak sangat romantis. Lampu yang temaram berhias bunga-bunga, ada balon dan lilin yang menyala di meja. Sajian menu pembuka, makanan utama dan penutup sudah tersedia di meja.
Karin antusias sekali melihatnya senyum di bibirnya terus mengembang, kemudian mencium pipi Sam sebagai tanda terima kasih.
"Wah ... kamu tau aja yang aku suka." Gumamnya Karin lalu duduk di meja yang Sam sediakan dan setelah Karin duduk, barulah Sam yang duduk berhadapan dengan Karin.
"Tentu dong ... apapun akan aku lakukan demi kekasih ku bahagia." Sam tersenyum menggoda.
"Em ... kamu bikin aku terharu. Aku sangat mencintai mu." Suara Karin dengan nada manja.
"Apa kamu bahagia?" tanya Sam menatap lekat ke arah Karin yang tidak sedikitpun memudarkan senyumnya.
"Bahagia banget sayang, aku bahagia." Jawab Karin dengan wajah yang sumringah.
"Baguslah. Yu, makan?" Sam bersiap mulai menyantap makanannya.
Begitupun Karin begitu menikmati hidangan dan suasananya yang di tempat tersebut.
"Kira-kira Ubai dan gadis kampung itu lagi apa ya sekarang?" batin Sam sambil menyuapkan makanan ke mulutnya.
Lalu diam-diam Sam menyalakan handphone nya. Dan menyambungkan dengan cctv yang berada di dalam unit apartemen, melacak keadaan di sana.
Terlihat Ubai dan Rasya sedang berbincang dibarengi dengan tertawa renyah. Tampak dekat bagaikan sudah lama saling mengenal saja, terlihat sangat akrab sekali.
"Ketawa-ketawa. Oo! itu bekas makan belum di bereskan! enak saja main ketawa saja, sementara di meja masih berantakan." Sam terus bermonolog dengan bola mata tertuju pada layar handphone.
"Sayang ada apa?" Karin menatap heran melihat Sam yang terlihat sangat serius.
"Akh, nggak. Biasa aja Yo makan?" seraya menunjuk piring Karin dengan dagunya. Mematikan ponsel, ia masukan kembali ke saku celananya.
"Awas ya? nanti ku pulang masih berantakan? aku hukum kalian." Gumamnya dalam hati.
Selesai makan, mereka berdansa di iringi dengan musik yang sangat romantis. Sam dan Karin keduanya saling menatap lekat, tangan Sam di pinggang Karin yang ramping. Dan tangan Karin melingkar di leher Sam.
Pandangan keduanya sama-sama terkunci satu sama lain. Musik yang romantis dan suasana nan syahdu menambah kemesraan di antara mereka berdua.
"Kamu sangat cantik malam ini," gumamnya Samudra memuji penampilan Karin di malam ini.
"Terima kasih? kamu suka kan?" balas Karin sembari terus menatap wajah sang kekasih yang sangat tampan.
"Aku suka. Suka sekali, dan apapun yang kamu pakai aku suka sebab cocok buat kamu cinta!" suaranya pelan dan nyaris tak terdengar.
"Ooh ... bikin hati ku meleleh dengan pujian mu. Kalau aku jadi malam kamu akan menjadi apa?" tanya Karin.
"Tentunya akan menjadi sang bayu yang akan selalu menemani mu setiap waktu, bulan terkadang enggan menerangi malam. Bintang juga kadang sudi menjadi keindahan malam dan sang bayu lah yang tetap setia walaupun hembusannya tidak ketara," ungkap Samudra dengan tatapan yang sangat lekat.
"Em ... puitis sekali." Cuph! Karin mencium pipi Samudra kanan dan kiri.
"Aku menyayangi mu, dan tidak akan aku biarkan kamu menangis. Atau ada yang melukai hatimu!" lanjut Sam yang teramat sayang dengan Karin.
"Aku juga sangat mencintai mu pujaan ku! aku sangat menyayangi mu." Karin memeluk Sam sangat erat dan seakan tak ingin terpisahkan.
Keduanya terhanyut dengan suasana, beberapa kali kecupan kecil mendarat di pipi keduanya dan berakhir di bibir yang haus akan sentuhan, tidak perduli dengan adanya orang-orang yang berada di sana ....
.
.
Mohon dukungan nya ya🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 206 Episodes
Comments
Nyoman Wirati
kalo emang Karin orangnya baik ya janganlah dibuat berpaling lagi ke Rasya Thor...biar Rasya sama yg lain misal Ubai gitu...
2023-08-23
1
Ummi Alfa
Sam sama Karin ndak apa2lah Rasya sama Ubai juga.
Ubai tuh orangnya Friendly makanya dia mudah akrab dengan Rasya dan Ndak memandang status.
2022-10-03
1
manda_
lanjut thor semangat buat up lagi ya ditunggu thor aku suka yang banyak thor up nya
2022-09-01
1