"Nggak di kampung, gak di sini sama aja ya Allah ... ada aja orang sukanya marah-marah? tapi masih mending di sini sih. Cuma satu orang ketimbang di kampung, semuanya malah." Rasya bermonolog sendiri.
Ketika sore hari, Sam pulang sendiri ke apartemen. "Kemana gadis itu?" gumam Sam seraya mengedarkan pandangan ke setiap sudut ruangan yang ada di unit tersebut.
Berjalan ke dapur kosong ke kamar mandi kosong, ruang televisi apa lagi. Rupanya Rasya sedang nyetrika di pojokan. Sambil benyanyi riang dan lunggak-lenggok.
Setelah melihat keberadaan Rasya dari belakang. Sam memutuskan langsung memasuki kamarnya dan berbaring tanpa membuka sepatu atau pun bajunya.
"La-la-la-la ..." nyanyian Rasya sembari masuk kamar Sam hendak menyimpan pakaian yang sudah disetrika.
Namun setelah melihat Sam berada di kamarnya berbaring membuat ia ragu untuk masuk, namun tanggung sehingga ia memutuskan untuk tetap masuk dan menyimpan pakaian tersebut di lemari Sam.
Mata Sam terbuka melihat punggung Rasya yang sedang membereskan pakaian miliknya. Kemudian di tatapnya dengan intens namun gegas pura-pura tidur lagi ketika Rasya membalikan badannya.
Rasya membalikan badan melihat ke arah Sam yang terpejam. "Ini orang, jangankan berganti baju. Sepatu saja tidak dia buka, kebiasaan apa?"
Lalu Rasya berjongkok lantas mengulurkan kedua tangannya untuk membuka sepatu Sam yang tampak sangat lelah. Kemudian ia simpan di tempatnya.
Sam yang pura-pura tidur mesem-mesem sendiri. ''Dasar gadis kampung. Saya belum tidur nih!"
Rasya berdiri, sejenak menatap ke arah Sam yang tampak tidur nyenyak. Lalu Rasya melangkahkan kedua kakinya keluar dari kamar tersebut.
Melanjutkan aktivitasnya yang mau memasak untuk makan malam. Rasya sedang berjongkok di depan lemari pendingin untuk menyiapkan bahan buat menu masakannya.
"Lagi apa Nona?" suara bariton itu tiba-tiba berada di sana mengagetkan Rasya.
Prek! telor yang ada di tangan Rasya terjatuh saking kagetnya, Baru saja dia lihat orang itu tertidur, dan tiba-tiba kini berada di belakangnya.
Sam langsung memandang kesal pada tingkah Rasya yang memecahkan telor hingga mengotori lantai dapur kesayangannya itu.
"Kau, sudah mengotori lantai dapur ku! tidak mau tahu kamu bersihkan dan jangan sampai ada jejak lagi apalagi bau amisnya." Sam menunjuk ke arah telor yang pecah tersebut.
"Ma-maaf, Tu-tuan. Saya tidak sengaja. Lagian anda sendiri yang sudah mengagetkan ku, baru saja aku lihat anda tertidur nyenyak namun sekarang anda di sini," ucap Rasya sambil celingukan heran.
"Maaf-maaf. Suka-suka saya dong mau berada di mana saja!" timpal Sam dengan tatapan yang tajam.
"Apa-apa, Tuan ini ada dua? atau jin gitu yang menjelma Tuan muda?" Rasya menggaruk tengkuknya terheran-heran. Sebab ia pikir Sam sedang tidur sangat lelap.
"Ck! saya asli. Di sini, mana ada jin di sini! ada-ada saja kau ini. Dengar ya? malam ini saya mau makan di luar dengan kekasih saya. Jadi tidak perlu masak banyak-banyak dan cukup buat kamu seorang saja. Ingat! kamu harus makan yang banyak, sebab mata saya sakit melihat tubuh mu yang kurus kurang makan itu," ujar Sam.
"He he he ... Tuan tahu saja kalau saya kurang makan? tapi saya sehat kok." Timpal Rasya tersipu malu.
"Nggak usah senyum-senyum, gak lucu. Sekarang sebelum masak, siapkan pakaian ku yang paling bagus dan rapi. Saya mau mandi." Sam membalikkan badan berjalan menuju kamarnya.
"Ha? siapkan pakaian, Tuan. Aku gak tahu baju apa yang anda maksud itu," ucap Rasya kebingungan.
Sam yang hampir masuk, berbalik melihat ke arah Rasya. "Kan saya sudah bilang baju buat makan malam, yang bagus dan rapi."
"Pa-pake dasi tidak?" tanya Rasya sambil melangkahkan kakinya pelan.
"Dasi itu buat kerja, tidak usah." Sam masuk ke dalam kamarnya. Di susul oleh Rasya dari belakang.
Sam membuka pakaiannya sambil jalan dan sengaja membiarkan pakaiannya berceceran di lantai. Untuk mengerjai Rasya yang bengong melihat tingkah Sam yang cuma menyisakan ****** ***** dan masuk ke dalam kamar mandi.
"Tu-Tuan ini seperti anak kecil saja, lempar baju sembarang tempat. Aneh ini orang gak di ajarin sopan santun apa?" gerutu Rasya sambil memungut semua pakaian Sam di lantai ia simpan di atas sofa untuk sementara.
Sesaat kemudian Rasya membuka lemari besar Sam dan mencari baju yang dia minta. Walau kebingungan rasa tetap mencoba memilihkan. "Yang mana sih? aku bingung."
Tangan Rasya mengambil kaos dan blazer dengan warna senada dengan celananya. "Ini aja kali ya?" Lalu mengambil pakaian dalam, sabuk. Jam tangan juga sebagai asesorisnya lantas ia simpan di atas tempat tidur.
Kakinya bersiap keluar memeluk Pakaian kotor sambil bernyanyi. Namun merasa ada sesuatu yang mengganjal di celananya Sam, setelah Rasya telisik ternyata dompet milik Sam yang langsung Rasya simpan di jajaran baju di atas tempat tidur Sam.
Rasya melenggang keluar dari kamar Sam dan melanjutkan aktivitasnya.
Kemudian Rasya membersihkan lantai yang ada pecahan telor tersebut sampai bersih, kenclong dan wangi.
"Em ... sekarang aku mau masak apa ya?" menatap isi dalam kulkas.
Setelah dua puluh menit kemudian, Sam baru keluar dari kamar mandi, dengan handuk melilit di pinggang. Tangannya mengusap-usap rambut yang basah dengan handuk kecil.
Membawa langkahnya dan berdiri dekat tempat tidur yang ada bajunya. "Hem, pintar juga. Semua komplit." Mengambil pakaian dalam miliknya. Sorot matanya mengarah ke arah pakaian yang ia rasa cocok untuk ia kenakan malam ini ngedate dengan Karin.
Setelah mengenakan semuanya dan sudah memakai parfum, body lotion. Minyak rambut dan pencerah muka, merapikan rambut. Tersenyum melihat ke cermin pantulan dirinya yang nampak jelas ketampanannya.
Kemudian Sam, mengayunkan kakinya keluar kamar dan menghampiri Rasya yang sedang berkutat di dapur sedang memasak untuknya sendiri. Sam memilih berdiri di belakang Rasya yang tidak tahu Sam berada di sana.
"Kau belum berangkat?" tanya Ubai, mengagetkan Sam yang sedang memperhatikan Rasya.
"Ha, ngapain kau datang?" tanya Sam dengan nada dingin.
"Aku mau temenin Nona Rasya. Biar dia tidak kesepian, sementara kamu sedang berkencan dengan kekasih mu itu," ungkap Ubai.
Rasya menoleh ke arah kedua pria tersebut. "Eeh, Tuan ramah. datang lagi, apa mau makan di sini?"
"Boleh, masakan buat ku juga ya, Nona." Ubai menarik kursi lalu duduk dekat meja makan.
"Kau ini. Datang hanya untuk minta makan saja--"
Dering telepon ponsel Sam berbunyi. Benar saja Karin telepon Sam, menanyakan sudah sampai mana?
"Aku sudah di perjalanan," ucap Sam sambil jalan kemudian menutup telepon. Berjalan menenteng blazer meninggalkan unitnya.
Ubai menatap kepergian Sam dari belakang. "Hati-hati Bos? selamat bersenang-senang."
Rasya menoleh ke arah Ubai yang menunggui, menatap kepergian tuan mudanya yang berlalu begitu saja ia tatap sampai menghilang ....
.
.
Rasya kembali untuk menyapa kalian semua, apa kabar reader ku semua?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 206 Episodes
Comments
Ummi Alfa
Wah..... Ubai dah ketagihan masakan Rasya nih, kalau dia sih terang2an muji masakan Rasya beda sama Sam yg gengsinya setinggi langit
2022-10-03
1
manda_
lanjut thor semangat buat up lagi ya ditunggu
2022-08-31
1