BAB 20 Kita di perumahan yang sama?

Hari Sabtu merupakan hari santai bagi

Raya, karena ia bisa kembali melakukan rutinitas lari paginya bersama kedua

anaknya. Di hari biasa ia diharuskan berada di kantor sebelum asisten itu

datang, sehingga rutinitas pagi itu tidak bisa dilakukannya.

Titania dan Hanum bersiap di teras

menunggu mamanya yang masih berada di dalam rumah. Hanum terlihat menoleh ke

kanan dan ke kiri, dari arah kanan ia melihat seorang laki-laki yang tengah

berlari dan akan melewati rumah mereka. Tampak laki-laki itu memakai trining

abu-abu dan kaos kasual lengan pendek yang menampilkan otot lengannya yang

tampak bagus. Gadis kecil itu berdiri di depan halaman rumahnya dan tampak

tersenyum genit seraya menggerakkan tubuhnya seperti malu-malu kucing.

“Monin om danten” Sapanya malu-malu.

Laki-laki itu menoleh sekilas, namun langsung mengalihkan pandangannya kembali ke

arah depan tanpa memperdulikan binar malu pada wajah mungil itu.

“Hanum, apaan sih, masih kecil juga!”

Ketus Titania seraya menepuk pelan lengan adiknya membuat gadis kecil itu

langsung menangis. Hal itu sempat di dengar juga oleh Asisten Je, namun ia tetap

berlari menjauh. Raya langsung menghampiri Hanum yang menangis.

“Huaaa mama” Tangisnya semakin keras

melihat Raya mengampirinya.

“Ada apa sayang?” Raya menghapus air

mata di pipi anak gadisnya.

“Tak Tita ahat, ubit Anium” Ceritanya

sambil menangis. Raya menatap Titania meminta penjelasan.

“Hanum genit ma, masak ada om-om lewat

disapa dengan centil”

“Eh…apa benar Hanum?” Raya tidak habis pikir

dengan tingkah menggemaskan Hanum ini. Gadis kecil itu memainkan dua ujung jari

telunjuk nya merasa bersalah.

“Aap” Ucapnya sambil menunduk, Raya

menghela nafas pelan kemudian tersenyum seraya mengelus kepala putrinya.

“Iya mama maafin, lain kali kalau

menyapa yang sopan ya…”

“Leh capa?” Raya mengangguk tersenyum,

membuat gadis kecil itu kembali ceria.

“Yuk jalan, keburu panas nanti” Mereka

bertiga memulai acara lari paginya dengan suasana yang ceria.

Titania berlari terlebih dahulu

meninggalkan Raya dan Hanum, karena tahu pastilah langkah Hanum yang pendek dan

kadang meminta berhenti dengan alasan capek. Setelah kurang lebih 30 menit

mereka berlari, Hanum minta istirahat lagi di pasar dadakan yang menyediakan

aneka jajanan, Raya tahu pasti anaknya itu meminta sesuatu nantinya.

“Mama, mau itu” Tunjuk Hanum ke arah

gerobak yang menjual kue dorayaki nya doraemon.

“Hanum mau kue itu? Mama buatin aja

yah?” Tawar Raya, bukan berarti takut higienisnya tapi Raya takut anaknya akan

keterusan meminta.

“Mau itu…hiks hiks” Raya menghela nafas

pelan, kalau sudah acting nangis gini, Raya pun tidak tega.

“Sekali aja ya, kalau Hanum nanti

pingin biar mama buatin”

“Iyah” Kata Hanum ceria, tuh kan cepet

bener perubahan wajahnya.

“Hmmm, Kak Tita ada yang dibeli juga?”

Tawar Raya namun gadis itu menggeleng.

“Tolong jaga adeknya ya” Titania hanya

mengangguk seraya cemberut.

“Lain kali tuh gak usah repotin mama

kayak gitu, masih enak kue buatan mama” Kata Titania dengan nada ketus.

“Tapi Anium pinin” Ekspresi wajah gadis

cilik itu sudah memelas dengan berkaca-kaca.

“Huh, gak usah cengeng napa” Hanum

sudah menampilkan mimik muka yang mau nangis, membuat Titania berdecak sebal.

Ia akhirnya merayu Hanum agar tidak menangis.

“Iya deh kakak minta maaf, aku beliin

es krim mau?” Bujuk Titania membuat mata Hanum langsung berbinar cerah dan aura

tangisnya langsung hilang. Wah…bener-bener, kecil-kecil sudah pandai drama

rupanya dia. Hehehe.

“Mau-mau, yan totat ya” Titania

mengangguk.

“Hanum jangan kemana-mana, duduk diem

sini”

“Iyah” Angguk Hanum patuh. ia

mengayunkan kedua kakinya di kursi taman sambil melihat ke arah kakaknya yang berjalan

membeli es krim. Pandangannya memutar melihat mamanya mengantri di tukang jual

dorayaki dan ia melambai saat mamanya menoleh. Pandangannya beralih menoleh ke

sebelah kiri, ia melihat seseorang yang dikenalnya sedang berjalan santai

seorang diri. Bibir gadis kecil itu tersenyum kemudian berdiri, lupa sudah

peringatan dari kakaknya dan berlari menghampiri seseorang itu, namun tanpa di

duga Hanum tersandung paving yang agak rusak di taman membuat gadis kecil itu

terjatuh dan menangis.

Asisten Je yang melewati taman untuk

kembali pulang melihatnya jatuh dan reflek membantu Hanum dengan mengangkat

badannya dan membersihkan lututnya yang berdarah dengan mengusap-usap lututnya

dari tanah yang menempel. Dia lupa tidak memakai sarung tangan tapi reaksi yang

ia dapat sangat mengejutkan dirinya, karena tidak ada rasa gatal dan jijik. Apa

karena gadis yang ditolongnya masih kecil?

“Om danten…acih” Asisten Je yang entah

mengapa ia mengerti bahasa gadis kecil itu tersenyum singkat. Ia mengingat

gadis kecil itu yang menyapanya tadi pagi, ia langsung berpikir apa dia anak

dari Raya?

“Kenapa sendirian di sini? Mana

mamanya?”

“Mama li tue, Tak Tita li ekim”

“Hah?”

“Ih…Mama li tue, Tak Tita li ekim”

“Kue? Es krim?” Hanum mengangguk.

“Lukanya gimana? Pasti sakit…“ Hanum

hanya meringis sedikit.

“Ti obat mama”

“Ayo aku antar ke mamamu” Hanum dengan

antusias  menggandeng tangan Asisten Je

yang membuat Asisten Je semakin terkejut, ia terdiam sebentar menunggu reaksi

gatal-gatal dan kemerahan di kulitnya. Ia menunduk mengamati tangannya yang di

genggam oleh Hanum, ia sampai tidak percaya, tangannya benar-benar tidak ada

efek gatal dan bintik kemerahan. Apakah ia sudah sembuh atau karena gadis ini

masih kecil dan belum mengenal kejamnya dunia? Asisten Je hanya menggeleng-geleng

tak percaya.

“Napa Om?” Hanum memandang heran.

“Ah…itu…” Belum selesai Asisten Je menjawab

ada suara bentakan di belakangnya.

“Hei lepasin tangan adikku!” Seru

Titania seraya berlari. Reflek dia menggeplak tangan Asisten Je keras seraya

memisahkan genggaman laki-laki dan adiknya hingga laki-laki itu melepas

tangannya. Kembali ia diam menunduk memandang ke arah tangan kanannya menunggu

reaksi selanjutnya tapi yang ia juga heran kali ini sentuhan keras itupun tidak

menimbulkan reaksi apa-apa. Asisten Je memandang gadis yang membentaknya tadi

dengan takjub sekaligus tajam.

“Apa maksud Anda mau membawa adikku? Om

penculik ya?” Tanya Titania dengan tatapan curiga dan menyembunyikan Hanum di

belakang tubuhnya. Gadis kecil itu terus menarik ujung bajunya.

“Diamlah!” Hanum langsung berkaca-kaca

karena dibentak Titania.

“Eh…jangan salah ya!” Balas Asisten Je

tak kalah sengit. Ia sungguh tak terima dikatai penculik oleh gadis yang jauh

sekali usianya di bawahnya.

“Huh, penampilan aja keren, tapi sayang

tampang penculik!” Kata Titania pedas membuat Asisten Je membelalak tak

percaya. Ia dikatakan penculik oleh anak kecil.

“Hei kau…”

“Apa?! Aku akan teriak kalau Anda mau

macam-macam.” Peringat Titania dengan mode galak.

“Hei, adikmu jatuh, aku hanya menolongnya,

emang dari mana tampang penculik hah?!” Sergah Asisten Je, ia merasa heran juga

kenapa ia begitu meladeni tingkah bocah itu bahkan berdebat dengan kalimat

panjang. Titania mengawasi lutut Hanum dan memang benar lutut Hanum tergores

dan mengeluarkan darah.

“Dasar ceroboh, kakak kan sudah suruh

tunggu!” Marah Titania, ia mendudukkan Hanum di kursi taman dan menyerahkan es

krim coklat ke Hanum. Gadis kecil itu menerima dengan ekspresi bersalah dan

mata yang berkaca-kaca.

“lutut adikmu perlu segera di beri obat

nanti infeksi” Kata Asisten Je merasa kasihan juga.

“Sudah tahu!” Jawab Titania ketus

membuat Asisten Je melotot. Gadis ini mulutnya kenapa pedas sekali…

“Hei…!”

“Lho…Kak Tita kenapa dengan Hanum?”

Tanya Raya yang telah kembali dari membeli kue dorayaki, melihat lutut Hanum

berdarah sontak tas plastik berisi kue dorayaki langsung ia jatuhkan begitu

saja, namun belum sampai jatuh ke tanah ada tangan yang langsung menangkap tas

plastik itu.

“Mama…Huaaa” Hanum menodongkan kedua

tangannya minta digendong Raya.

“Hmm cup-cup…sudah-sudah jangan nangis,

kita obati di rumah ya…” Hanum mengangguk kemudian Raya menggendong Hanum untuk

dibawa pulang namun langkahnya langsung terhenti karena melihat atasannya

berdiri di depannya.

“Astaghfirullah…Tuan?” Asisten Je hanya

mendengus.

“Jangan suka ninggalin anak sendiri,

nih!” Asisten Je menyerahkan tas plastik yang tadi dilempar Raya, kemudian

berlalu dari sana.

“Kenapa Tuan bisa ada di sini?” Tanya

Raya curiga, Asisten Je yang baru mau melangkah menatap jengah.

“Aku tinggal di perumahan xxx”

Jawabnya.

“Hah? Kita tinggal di perumahan yang

sama? Bagaimana bisa? Tuan bukan memata-matai saya kan?” Tanya Raya kaget

sekaligus mencurigai Asisten Je.

“Memang kamu orang penting hah?” Marah

Asisten Je membuat Raya terdiam cukup lama.

“Obati segera anakmu…” Kata laki-laki

itu kemudian pergi meninggalkan mereka bertiga.

“Ayo mama…” Hanum sudah meringis

merasakan luka di lututnya.

“Ah…iya, ayo kita pulang” Raya bersama

Titania berjalan beriringan menuju ke rumah dengan pikiran yang masih bingung.

To Be Continued

Episodes
1 BAB 1 Mall dan Meeting
2 BAB 2 Lowongan Pekerjaan
3 BAB 3 Lari Pagi Bersama
4 BAB 4 Mencari Pekerjaan (1)
5 BAB 5 Mencari Pekerjaan (2)
6 BAB 6 Elektronic Shopping
7 BAB 7 Melamar Pekerjaan (1)
8 BAB 8 Melamar Pekerjaan (2)
9 BAB 9 Sahabat Baru
10 BAB 10 Asisten Je
11 BAB 11 Ujian Akhir
12 BAB 12 Keputusan
13 BAB 13 Dia pikir siapa dia?
14 BAB 14 Show Room Mobil
15 BAB 15 Tugas Pertama Sekretaris Raya
16 BAB 16 Masih Flash Back On ya
17 BAB 17 Lembur Mendadak
18 BAB 18 Kedatangan istri bos
19 BAB 19 Welcome To The Lembur…Again
20 BAB 20 Kita di perumahan yang sama?
21 BAB 21 Apa ini artisnya ma??
22 BAB 22 Santai di Hari Minggu
23 BAB 23 Bu Arumi
24 BAB 24 Bertemu Lagi
25 BAB 25 Asisten Jutek
26 BAB 26 Olimpiade Matematika
27 BAB 27 Anda Terpesona Dengan Saya
28 BAB 28 Siap Olimpiade Matematika
29 BAB 29 Kedatangan Keluarga Besar
30 Pengumuman
31 BAB 30 Persaingan Dua Hati
32 BAB 31 MASIH PERSAINGAN DUA HATI
33 BAB 32 Menjemput Raya
34 BAB 33 KASUS KECELAKAAN AMRI
35 BAB 34 Pertemuan Yang Tidak Disengaja
36 BAB 35 PENYAKIT ALERGI YANG ANEH
37 BAB 36 ASISTEN JE BERULAH
38 BAB 37 PERETAS HANDAL
39 Pengumuman (bukan update)
40 BAB 38
41 Isi hati author
42 BAB 39 AYO MENIKAH (Revisi)
43 BAB 40 Tidak Usah Sok Kenal!
44 Selamat berlebaran untuk saudara readers ku yang muslim....
45 BAB 41 WAJIB BERANGKAT PULANG BERSAMA
46 BAB 42 BERI RUANG UNTUK KU
47 BAB 43 KARENA DIA ISTRIKU
48 BAB 44 AKHIRNYA WISUDA
49 BAB 45 LOVELY HUSBAND
50 BAB 46 Terserah, asal jangan yang itu
51 BAB 47 SAYANG! PUAS?
52 BAB 48 Punya Banyak Di Rumah
53 BAB 49 Mama harus jaga jarak sama dia
54 BAB 50 Bersihkan bibir Anda sebelum berangkat
55 CURAHAN HATI AUTHOR
56 BAB 51 Kedatangan Mendadak Asisten Je (REVISI)
57 BAB 52 Sayang, aku duluan yaaa
58 BAB 53 Mainan Menarik
59 BAB 54 Kembalikan Sayang
60 BAB 55 Aku butuh pelampiasan!
61 BAB 56 Kau Harus Memuaskanku (Revisi: Ganti judul yaaa)
62 BAB 57 Hasil Kerja Istriku
63 BAB 58 aku diusir dari rumah
64 BAB 59 Aku Mau Tidur Sampai Pagi
65 BAB 60 Aku Bisa Membuatnya Menjadi Dekat
66 BAB 61 Keluar kalian semua!! (REVISIAN)
67 BAB 62 Karena aku mencintaimu, Raya
68 BAB 63 Aku Tidak Akan Memaksamu Untuk Mencintaiku
69 BAB 64 Aturan Dalam Novel, Author Adalah Penguasanya
70 BAB 65 Kenapa kau sangat menutup rapat hatimu sayang? (Sedikit revisian yee)
71 BAB 66 Aku harap kamu tidak melupakanku
72 BAB 67 amanah yang harus aku jaga
73 BAB 68 apa mereka merestui janda sepertiku?
74 BAB 69 Resepsi Pernikahan
75 BAB 70 Mama ada hubungan apa sama orang itu?
76 BAB 71 aku sangat sangat sangat mencintaimu
77 BAB 72 aku orang yang tidak suka menunggu
78 BAB 73 Enyah dari hadapanku!
79 BAB 74 Kamu mulai nakal ya…sayang
80 BAB 75 Tante, telepon mama…
81 BAB 76 Sesuatu terjadi?
82 BAB 77 jangan-jangan kamu sudah terpesona ya
83 BAB 78 Kenapa kamu begitu baik?
84 BAB 79 Tita hanya ingin mama bahagia
85 BAB 80 Bilang saja takut
86 BAB 81 Aku kan bisa memberi kekuatan padanya
87 BAB 82 Maaf Tuan Muda, anda juga harus keluar
88 BAB 83 Ah…menggemaskan sekali istriku ini…
89 BAB 84 bentar lagi pasti kumat cerewetnya
90 BAB 85 deket-deket, sentuh-sentuh, manja-manja
91 BAB 86 keluarga yang lengkap
92 BAB 87 Dia akan menerima kami kan ma?
93 BAB 88 Keluarga Kecil Yang Bahagia
94 BAB 89 di ruanganku sudah sangat banyak!
95 BAB 90 Teddy
96 BAB 91 kena semprot
97 BAB 92 Bajingan itu mengusir kami dengan kejam
98 BAB 93 Apa dia bukan anakku?
99 BAB 94 Aku ingin meminta restu pada mereka sebagai menantu
100 BAB 95 Rencana di jodohkan
101 BAB 96 Beraninya kamu
102 BAB 97 jangan minta berpisah dariku
103 BAB 98 Siapa Daliya?
104 Pekik Merdeka
105 BAB 99 Mama akan memutuskan pernikahan siri itu
106 Kalimat penyemangat dalam menulis
107 BAB 100 Siap Nyonya
108 BAB 101 Anda tidak diizinkan menyentuh tangan nona muda
109 BAB 102 Jaga pandangan Anda Tuan
110 BAB 103 Besaran, Satuan, dan Dimensi
111 BAB 104 Jangan coba-coba mendekatinya
112 BAB 105 Aku sudah menikah
113 BAB 106 harus tanggung jawab
114 BAB 107 aku masih menjadi istrinya
115 BAB 108 Rarw…Miaw
116 BAB 109 Ntar Si Mylano Bangkit Lagi
117 BAB 110 Om Je orang baik
118 BAB 111 Lu Manut Lu Aman
119 BAB 112 Darah!
120 BAB 113 Masih Tentang Drama Darah
121 BAB 114 Kalau Sakit Katakan Sakit
122 BAB 115 aku sudah merindukan tempat mu
123 BAB 116 Mas Darren datang berkunjung (Hiatus dalam waktu yang tidak bisa ditentukan)
124 Huek
125 Hadiah besar
126 Nero, Aku Masih Mencintaimu
127 Mirip Ngidam
128 Restuku Hanya Berlaku Hari Ini!
129 Kayak Krupuk di Siram Air
130 Akting Yang Jelek
131 Huwek lagi, ngidam kali
132 Ternyata masih berlanjut
133 Konfirmasi Idaman Mengenai Kehamilan
134 CEO Ku Suamiku
135 Pastikan Malam Ini
136 Pertemuan Yang Disengaja
137 Aku Mencintaimu Sayang
138 Bicara Dari Hati Ke Hati
139 Mama ku sayang…papa ku sayang
140 Aku sudah menemukan ibuku
141 Selamat Idul Fitri
142 Nero Ku Sayang
143 aku nggak suka di lihat banyak orang
144 Kalian yang bertanggung jawab
145 Kalau bisa aku ingin seharian aja di kamar
146 Kamu mau mengintip istriku?
147 Aku pergi dulu
Episodes

Updated 147 Episodes

1
BAB 1 Mall dan Meeting
2
BAB 2 Lowongan Pekerjaan
3
BAB 3 Lari Pagi Bersama
4
BAB 4 Mencari Pekerjaan (1)
5
BAB 5 Mencari Pekerjaan (2)
6
BAB 6 Elektronic Shopping
7
BAB 7 Melamar Pekerjaan (1)
8
BAB 8 Melamar Pekerjaan (2)
9
BAB 9 Sahabat Baru
10
BAB 10 Asisten Je
11
BAB 11 Ujian Akhir
12
BAB 12 Keputusan
13
BAB 13 Dia pikir siapa dia?
14
BAB 14 Show Room Mobil
15
BAB 15 Tugas Pertama Sekretaris Raya
16
BAB 16 Masih Flash Back On ya
17
BAB 17 Lembur Mendadak
18
BAB 18 Kedatangan istri bos
19
BAB 19 Welcome To The Lembur…Again
20
BAB 20 Kita di perumahan yang sama?
21
BAB 21 Apa ini artisnya ma??
22
BAB 22 Santai di Hari Minggu
23
BAB 23 Bu Arumi
24
BAB 24 Bertemu Lagi
25
BAB 25 Asisten Jutek
26
BAB 26 Olimpiade Matematika
27
BAB 27 Anda Terpesona Dengan Saya
28
BAB 28 Siap Olimpiade Matematika
29
BAB 29 Kedatangan Keluarga Besar
30
Pengumuman
31
BAB 30 Persaingan Dua Hati
32
BAB 31 MASIH PERSAINGAN DUA HATI
33
BAB 32 Menjemput Raya
34
BAB 33 KASUS KECELAKAAN AMRI
35
BAB 34 Pertemuan Yang Tidak Disengaja
36
BAB 35 PENYAKIT ALERGI YANG ANEH
37
BAB 36 ASISTEN JE BERULAH
38
BAB 37 PERETAS HANDAL
39
Pengumuman (bukan update)
40
BAB 38
41
Isi hati author
42
BAB 39 AYO MENIKAH (Revisi)
43
BAB 40 Tidak Usah Sok Kenal!
44
Selamat berlebaran untuk saudara readers ku yang muslim....
45
BAB 41 WAJIB BERANGKAT PULANG BERSAMA
46
BAB 42 BERI RUANG UNTUK KU
47
BAB 43 KARENA DIA ISTRIKU
48
BAB 44 AKHIRNYA WISUDA
49
BAB 45 LOVELY HUSBAND
50
BAB 46 Terserah, asal jangan yang itu
51
BAB 47 SAYANG! PUAS?
52
BAB 48 Punya Banyak Di Rumah
53
BAB 49 Mama harus jaga jarak sama dia
54
BAB 50 Bersihkan bibir Anda sebelum berangkat
55
CURAHAN HATI AUTHOR
56
BAB 51 Kedatangan Mendadak Asisten Je (REVISI)
57
BAB 52 Sayang, aku duluan yaaa
58
BAB 53 Mainan Menarik
59
BAB 54 Kembalikan Sayang
60
BAB 55 Aku butuh pelampiasan!
61
BAB 56 Kau Harus Memuaskanku (Revisi: Ganti judul yaaa)
62
BAB 57 Hasil Kerja Istriku
63
BAB 58 aku diusir dari rumah
64
BAB 59 Aku Mau Tidur Sampai Pagi
65
BAB 60 Aku Bisa Membuatnya Menjadi Dekat
66
BAB 61 Keluar kalian semua!! (REVISIAN)
67
BAB 62 Karena aku mencintaimu, Raya
68
BAB 63 Aku Tidak Akan Memaksamu Untuk Mencintaiku
69
BAB 64 Aturan Dalam Novel, Author Adalah Penguasanya
70
BAB 65 Kenapa kau sangat menutup rapat hatimu sayang? (Sedikit revisian yee)
71
BAB 66 Aku harap kamu tidak melupakanku
72
BAB 67 amanah yang harus aku jaga
73
BAB 68 apa mereka merestui janda sepertiku?
74
BAB 69 Resepsi Pernikahan
75
BAB 70 Mama ada hubungan apa sama orang itu?
76
BAB 71 aku sangat sangat sangat mencintaimu
77
BAB 72 aku orang yang tidak suka menunggu
78
BAB 73 Enyah dari hadapanku!
79
BAB 74 Kamu mulai nakal ya…sayang
80
BAB 75 Tante, telepon mama…
81
BAB 76 Sesuatu terjadi?
82
BAB 77 jangan-jangan kamu sudah terpesona ya
83
BAB 78 Kenapa kamu begitu baik?
84
BAB 79 Tita hanya ingin mama bahagia
85
BAB 80 Bilang saja takut
86
BAB 81 Aku kan bisa memberi kekuatan padanya
87
BAB 82 Maaf Tuan Muda, anda juga harus keluar
88
BAB 83 Ah…menggemaskan sekali istriku ini…
89
BAB 84 bentar lagi pasti kumat cerewetnya
90
BAB 85 deket-deket, sentuh-sentuh, manja-manja
91
BAB 86 keluarga yang lengkap
92
BAB 87 Dia akan menerima kami kan ma?
93
BAB 88 Keluarga Kecil Yang Bahagia
94
BAB 89 di ruanganku sudah sangat banyak!
95
BAB 90 Teddy
96
BAB 91 kena semprot
97
BAB 92 Bajingan itu mengusir kami dengan kejam
98
BAB 93 Apa dia bukan anakku?
99
BAB 94 Aku ingin meminta restu pada mereka sebagai menantu
100
BAB 95 Rencana di jodohkan
101
BAB 96 Beraninya kamu
102
BAB 97 jangan minta berpisah dariku
103
BAB 98 Siapa Daliya?
104
Pekik Merdeka
105
BAB 99 Mama akan memutuskan pernikahan siri itu
106
Kalimat penyemangat dalam menulis
107
BAB 100 Siap Nyonya
108
BAB 101 Anda tidak diizinkan menyentuh tangan nona muda
109
BAB 102 Jaga pandangan Anda Tuan
110
BAB 103 Besaran, Satuan, dan Dimensi
111
BAB 104 Jangan coba-coba mendekatinya
112
BAB 105 Aku sudah menikah
113
BAB 106 harus tanggung jawab
114
BAB 107 aku masih menjadi istrinya
115
BAB 108 Rarw…Miaw
116
BAB 109 Ntar Si Mylano Bangkit Lagi
117
BAB 110 Om Je orang baik
118
BAB 111 Lu Manut Lu Aman
119
BAB 112 Darah!
120
BAB 113 Masih Tentang Drama Darah
121
BAB 114 Kalau Sakit Katakan Sakit
122
BAB 115 aku sudah merindukan tempat mu
123
BAB 116 Mas Darren datang berkunjung (Hiatus dalam waktu yang tidak bisa ditentukan)
124
Huek
125
Hadiah besar
126
Nero, Aku Masih Mencintaimu
127
Mirip Ngidam
128
Restuku Hanya Berlaku Hari Ini!
129
Kayak Krupuk di Siram Air
130
Akting Yang Jelek
131
Huwek lagi, ngidam kali
132
Ternyata masih berlanjut
133
Konfirmasi Idaman Mengenai Kehamilan
134
CEO Ku Suamiku
135
Pastikan Malam Ini
136
Pertemuan Yang Disengaja
137
Aku Mencintaimu Sayang
138
Bicara Dari Hati Ke Hati
139
Mama ku sayang…papa ku sayang
140
Aku sudah menemukan ibuku
141
Selamat Idul Fitri
142
Nero Ku Sayang
143
aku nggak suka di lihat banyak orang
144
Kalian yang bertanggung jawab
145
Kalau bisa aku ingin seharian aja di kamar
146
Kamu mau mengintip istriku?
147
Aku pergi dulu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!