BAB 17 Lembur Mendadak

Jam pun terus berputar, hingga tak

terasa waktu sudah menunjukkan pukul 16.00 waktunya pulang pun telah tiba. Raya

membereskan berkas-berkas yang telah diprint untuk di masukkan ke dalam map-map

sesuai judulnya. Besok pagi harus diajukan kepada Asisten Je untuk meminta

tanda tangannya. Ia bersiap pulang, namun dering telepon di mejanya berbunyi

nyaring.

Kringggg

Kringggg

Tidak mau terkena semprot amarah

Asisten Je, Raya segera meraih gagang telepon itu.

“Ya Tuan, ada yang bisa saya bantu?”

“Ke ruangan segera”

“Baik Tuan” Raya menghembuskan nafas

pelan, semoga tidak terjadi apa-apa, doanya dalam hati. Raya keluar dari

ruangannya sudah dengan mencangklong tas di tubuhnya.

Tok

Tok

“Masuk”

Raya membuka pintu perlahan dan

mendapati Asisten Je sedang mengerjakan sesuatu di laptopnya. Cukup lama Raya

hanya berdiri di depan meja Asisten Je tanpa dihiraukan oleh atasannya itu.

Setelah 15 menit berlalu….

“Ehm…” Raya berdehem untuk mengingatkan

atasannya mengenai tujuannnya memanggil kemari. Tapi laki-laki itu tetap pada

posisi semula tanpa merasa terganggu sedikitpun dengan deheman Raya.

“Tuan, maaf ada apa ya Tuan memanggil

saya” Laki-laki itu mendongak sejenak, ada pancaran kebencian dan jijik di mata

itu, membuat bulu kuduk Raya meremang dengan sendirinya.

“Kau terburu?” Tanyanya tajam.

“Tidak Tuan” Jawab Raya cepat.

“Baguslah” Asisten Je kembali fokus

pada laptopnya, tanpa dilihat oleh Raya, bibir laki-laki itu menyeringai puas

membuat wanita di depannya pasti kesal karena menunda untuk menemui kekasihnya.

Ih…sok tahu kamu Asisten Je…

Sudah hampir setengah jam Raya hanya

disuruh menunggu bahkan tanpa disilahkan duduk membuat kaki Raya serasa

kesemutan, pegal sekali. Huh…sabar, jangan sampai terpancing emosi Raya…kamu

baru bekerja sehari, ingat itu. Tapi karena tidak ada pergerakan apapun dan

perintah penting dari Asisten Je membuat Raya memberanikan diri untuk bertanya

lagi.

“Maaf Tuan kalau tidak ada hal yang

penting, bolehkah saya permisi?”

“Aku belum selesai” Jawabnya datar.

Raya menghela nafas pelan, tapi aku sudah, dasar triplek.

“Baiklah, apa yang bisa saya kerjakan

Tuan?” Tanyanya masih dengan mode sabar.

“Tidak ada” Jawab Asisten Je pendek

membuat mata Raya membelalak tak percaya, hampir saja kemarahannya meledak. Ia

mengurut dadanya perlahan.

“Kamu marah padaku?” Tanya Asisten Je

melihat gerakan Raya, sontak wanita itu menurunkan tangannya dan menggeleng.

“Tidak Tuan, tapi…”

“Hmmm, ini kamu atur ulang jadwal untuk

Tuan Muda besok pagi, dan hari ini harus kelar” Kata Asisten Je menyerahkan

berkas yang baru diketiknya dan diprint ke arah Raya. Wanita itu menatap

bingung.

“Kenapa? Tidak mau? Mau kupecat? Baru

sehari sudah mau membangkang?” Tanyanya tajam. Raya menggeleng cepat dan

menerima berkas dari tangan Asisten Je.

“Baik Tuan, akan segera saya kerjakan,

saya permisi dulu” Raya membungkuk hormat dan berlalu keluar dari ruangan

Asisten Je, namun sedetik kemudian ia terheran-heran mendengar tawa Asisten Je

yang menggema di ruangannya.

“Aneh” desis Raya tanpa memperdulikan

bosnya itu. Ia kembali masuk ke ruangannya dan meletakkan tasnya di kursi

kemudian kembali meneliti dan mengatur ulang jadwal Tuan Muda Alvero.

Setidaknya membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam untuk merevisi jadwal tersebut.

“Ah… ternyata tidak sampai satu jam berkas sudah selesai… alhamdulillah” kemudian

Raya segera mengeprintnya dan menata kembali dalam map. Kali ini aku harus

langsung pamit pulang, sepertinya dia sengaja menunda kepulanganku.

Tok

Tok

Tidak ada suara apapun yang menyuruhnya

masuk, sehingga Raya langsung membuka pintu dan ternyata memang benar tidak ada

keberadaan asisten kaku itu. Raya berdecak kesal.

“Huh, rupanya dia sengaja mengerjaiku,

seenaknya saja memberi pekerjaan kemudian pulang tanpa pamit…awas saja kau…”

“Siapa yang kau umpat hah?” Tanya suara

di belakangnya membuat Raya berjengkit kaget.

“Ma sya Allah…” Wanita itu sampai

memegang dadanya yang berdegup kencang, bukan karena berdebar tapi karena

terkejut.

“Tuan…Anda mengagetkan saja…berkasnya

sudah saya taruh di meja Anda Tuan, sekarang saya permisi dulu…” Raya segera

membungkuk dan bergegas keluar sebelum asisten itu berbuat ulah lagi.

Dengan cepat Raya berlari ke arah lift

dan memencet tombolnya, sampai ia keliru menekan lift khusus bos, tapi ia belum

menyadari hal itu. Wanita itu terus berlari keluar dari lift menuju tempat

parkir. Tampak Pak Malik sudah menunggu dengan setia di samping mobil.

“Kenapa lari neng, seperti dikejar

setan aja?” Tanya Pak Malik heran.

“Iya pak setan triplek” Jawab Raya

sekenanya.

“Hah…mana ada neng setan triplek”

“Ada pak, dah ayo pak pulang, saya

sudah rindu sama anak-anak, ternyata tidak bertemu seharian membuat saya sangat

kangen sama mereka” Pak Malik terkekeh dan segera menjalankan mobilnya. Tanpa di

sadari oleh Raya, ternyata ada sepasang mata yang mengawasi pergerakannya

sampai hilang dari parkiran. Tampak senyum menyeringai muncul di bibir

penuhnya.

“Kita lihat seberapa kuat kamu

bertahan, aku akan membuatmu tersiksa sehingga kau akan meminta berhenti dengan

sendirinya.” Kata Asisten Je dengan keyakinan penuh bahwa usahanya akan

membuahkan hasil.

Raya sampai di rumah dengan di sambut

tangisan dari Hanum yang menggelegar memekakkan telinga bagi siapapun yang

mendengarnya. Raya buru-buru menghampiri gadis kecilnya itu.

“Lho sayang…kenapa nangis?” Tanya Raya

seraya menggendong gadis kecil itu.

“Tak Tita oong, mama dak balik”

“Hah…kenapa gitu sayang? Ini buktinya

mama ada di sini?” Raya menggelengkan kepala melihat tingkah lucu Hanum, pasti putri

sulungnya itu menggoda Hanum.

“Udah diem dong…ayo kita masuk dulu

ya?”

“Neng Raya, bapak pamit dulu ya…”

“O iya pak, mobilnya nggak dibawa aja

pak?”

“O ndak usah neng, bapak pakai sepeda

supra ini saja, kenangan ini neng”

“O ya sudah pak, hati-hati ya”

“Dada dedek Hanum…”

“Dada tek” Gadis kecil itu masih

sesenggukan di bahu Raya. Ketika masuk dilihatnya Bu Nanik datang dari dapur

dengan membawa secangkir teh hijau yang masih mengepul asapnya.

“Ayo Hanum turun dulu ya, biar mama

istirahat dulu…yuk sama eyang” Bujuk Bu Nanik tapi gadis kecil itu malah

mengeratkan kedua tangannya di leher Raya.

“Inda mau, anti mama ilang” Raya dan Bu

Nanik tertawa gemas, kemudian Raya duduk di sofa untuk menyegarkan

tenggorokannya dengan teh hijau buatan Bu Nanik.

“Maaf ya bu, tadi ada lembur mendadak

jadinya Bu Nanik lama nungguin Hanum nya”

“Tenang saja nak, Hanum anak yang

cerdas kok, nggak pernah rewel”

“Nggak rewel kok cengeng” Ketus Titania

yang datang dari dalam kamar.

“Huwaaaa Tak Tita atan mama” Jerit

gadis kecil itu dengan tersendat karena tangisannya kembali menggema.

“Kakak….” Raya menatap Titania lembut.

“Habisnya resek ma, masak iya tiap

menit tanya kapan mama pulang?!” Jelas Titania membela diri. Raya hanya

menggeleng.

“Hanum kakak hanya goda-goda, udah

jangan nangis, nanti cantiknya hilang gimana, wajah Hanum nanti jadi kayak

nenek sihir yang semalam” Kata Raya. Gadis kecil itu langsung berhenti menangis

walaupun masih ada isakannya.

“Anium inda mau dadi enek cihil” Ia

ingat semalam mamanya menceritakan dongeng seorang nenek sihir yang jahat

dengan wajah yang menyeramkan, matanya besar dan merah, hidungnya panjang dan

bengkok, bibirnya lebar menyeringai, kadang tertawa kadang menangis, jadi kalau

Hanum suka menangis nanti jadi kayak nenek sihir.

“Ya sudah, yuk mama mandi dulu ya,

setelah itu mainan”

“Hole hole anin anin” Tangisnya sudah

benar-benar berhenti berganti dengan goyangannya di pangkuan Raya. Bu Nanik

hanya tertawa gemas dengan kelakuan lucu Hanum, sedangkan Titania hanya

mendengus kecil. Raya meminum habis teh hijaunya setelah itu beranjak menuju

kamarnya untuk membersihkan diri.

20 menit kemudian ia sudah keluar dari

kamar mandi dengan mengenakan gamis motif bunga dan memakai jilbab terusan.

Wanita itu keluar kamar dan mendapati Hanum sudah menunggunya di sofa ruang

tamu.

“Ayuk mama” Ajak gadis kecil itu seraya

meraih tangan mamanya dan diseretnya keluar rumah.

“Lho kemana sayang?” Tanya Raya heran.

“Anin mama, anji adi” Ucapnya cemberut.

“Eh mama bilang begitu?” Gadis kecil

itu mengangguk, karena melihat binar bahagia di mata anaknya Raya tidak ingin

membuatnya kecewa. Wanita itu melirik jam dinding di ruang tengah, dilihatnya

masih pukul 17.20, cukuplah untuk mengajak Hanum jalan-jalan di sekitar taman

perumahan.

“Baiklah, hayuk kita jalan-jalan sore

di taman di depan perumahan sana saja ya” Ajaknya kemudian disambut jingkrakan

Hanum.

“Holee aciikkk, atak ayuk?” Seru Hanum

memanggil kakaknya yang masih duduk di sofa, sementara Bu Nanik telah siap-siap

pulang.

“Kakak mau ikut?” Tawar Raya melihat

keengganan Titania dan gadis itu menggeleng malas. Raya tersenyum.

“Yuk Hanum, kakak lagi istirahat, kita

berdua aja yang jalan-jalan ya”

“Iyah ayuk mama epet”

Hanum berlari-lari dengan bahagia di

taman itu, sementara Raya hanya mengikuti dari belakang. Perumahan ini memang

difasilitasi dengan playground sehingga anak-anak kecil pada sore hari bisa

bermain-main di playground itu. Seperti sore ini, tampak banyak sekali

anak-anak kecil seumuran Hanum dan yang lebih tua lagi sedang main ayunan di

sana di temani oleh ibu mereka.

Raya tersenyum mengangguk menyapa para

ibu muda yang sedang menunggui anaknya.

“Wah..mbak warga perumahan yang baru

ya, kok baru kelihatan sekarang?” Tanya seorang ibu muda.

“Iya, mohon maaf belum sempat

memperkenalkan diri, saya langsung bekerja” Ucapnya tak enak hati.

“Ooo iya, memang banyak di sini ibu-ibu

yang bekerja, kita-kita aja yang pengangguran ya mbak?” Timpal ibu muda lainnya

seraya tertawa.

“Hmm iya, tapi jangan salah lho mbak

walaupun pengangguran kita banyak duit kok” Sambung ibu muda satunya lagi

dengan tertawa. Raya tersenyum kikuk, ia merasa salah masuk dalam perkumpulan

wanita sosialita yang nyinyir.

“Eh…emang suami mbak kerja apa, kok

mbaknya masih aja kerja?” Ini yang Raya tidak suka dalam perkumpulan wanita

rumpis, selalu yang ditanya hal yang pribadi.

“Maaf saya ke anak saya dulu, marii”

Raya bergegas mendekati anaknya yang sedang main ayunan. Rupanya dia sudah

mendapat teman baru di sini.

Ibu-ibu muda yang suka gossip itu pada

berbisik-bisik.

“Eh, suaminya pengangguran kali…” Kata

ibu pertama.

“Atau kalau nggak suaminya karyawan

biasa yang gajinya pas-pasan” Sela ibu kedua.

“Eh…tapi, selama hampir seminggu di

sini aku kok gak pernah lihat suaminya ya?” Timpal ibu ketiga.

“Ah…masak” Jawab mereka bersamaan.

“Jangan-jangan wanita simpanan” Kata

wanita pertama yang menyapa Hanum tadi. Dan sejak itu isu keberadaan Raya telah

ramai di kalangan ibu-ibu muda dimana ia dikenal sebagai seorang ibu yang tidak

diketahui kemana dan siapa suaminya. Raya sendiri tidak ambil pusing dengan isu

yang beredar, asal tidak mengganggu keluarganya maka ia akan diam saja.

To Be Continued

Episodes
1 BAB 1 Mall dan Meeting
2 BAB 2 Lowongan Pekerjaan
3 BAB 3 Lari Pagi Bersama
4 BAB 4 Mencari Pekerjaan (1)
5 BAB 5 Mencari Pekerjaan (2)
6 BAB 6 Elektronic Shopping
7 BAB 7 Melamar Pekerjaan (1)
8 BAB 8 Melamar Pekerjaan (2)
9 BAB 9 Sahabat Baru
10 BAB 10 Asisten Je
11 BAB 11 Ujian Akhir
12 BAB 12 Keputusan
13 BAB 13 Dia pikir siapa dia?
14 BAB 14 Show Room Mobil
15 BAB 15 Tugas Pertama Sekretaris Raya
16 BAB 16 Masih Flash Back On ya
17 BAB 17 Lembur Mendadak
18 BAB 18 Kedatangan istri bos
19 BAB 19 Welcome To The Lembur…Again
20 BAB 20 Kita di perumahan yang sama?
21 BAB 21 Apa ini artisnya ma??
22 BAB 22 Santai di Hari Minggu
23 BAB 23 Bu Arumi
24 BAB 24 Bertemu Lagi
25 BAB 25 Asisten Jutek
26 BAB 26 Olimpiade Matematika
27 BAB 27 Anda Terpesona Dengan Saya
28 BAB 28 Siap Olimpiade Matematika
29 BAB 29 Kedatangan Keluarga Besar
30 Pengumuman
31 BAB 30 Persaingan Dua Hati
32 BAB 31 MASIH PERSAINGAN DUA HATI
33 BAB 32 Menjemput Raya
34 BAB 33 KASUS KECELAKAAN AMRI
35 BAB 34 Pertemuan Yang Tidak Disengaja
36 BAB 35 PENYAKIT ALERGI YANG ANEH
37 BAB 36 ASISTEN JE BERULAH
38 BAB 37 PERETAS HANDAL
39 Pengumuman (bukan update)
40 BAB 38
41 Isi hati author
42 BAB 39 AYO MENIKAH (Revisi)
43 BAB 40 Tidak Usah Sok Kenal!
44 Selamat berlebaran untuk saudara readers ku yang muslim....
45 BAB 41 WAJIB BERANGKAT PULANG BERSAMA
46 BAB 42 BERI RUANG UNTUK KU
47 BAB 43 KARENA DIA ISTRIKU
48 BAB 44 AKHIRNYA WISUDA
49 BAB 45 LOVELY HUSBAND
50 BAB 46 Terserah, asal jangan yang itu
51 BAB 47 SAYANG! PUAS?
52 BAB 48 Punya Banyak Di Rumah
53 BAB 49 Mama harus jaga jarak sama dia
54 BAB 50 Bersihkan bibir Anda sebelum berangkat
55 CURAHAN HATI AUTHOR
56 BAB 51 Kedatangan Mendadak Asisten Je (REVISI)
57 BAB 52 Sayang, aku duluan yaaa
58 BAB 53 Mainan Menarik
59 BAB 54 Kembalikan Sayang
60 BAB 55 Aku butuh pelampiasan!
61 BAB 56 Kau Harus Memuaskanku (Revisi: Ganti judul yaaa)
62 BAB 57 Hasil Kerja Istriku
63 BAB 58 aku diusir dari rumah
64 BAB 59 Aku Mau Tidur Sampai Pagi
65 BAB 60 Aku Bisa Membuatnya Menjadi Dekat
66 BAB 61 Keluar kalian semua!! (REVISIAN)
67 BAB 62 Karena aku mencintaimu, Raya
68 BAB 63 Aku Tidak Akan Memaksamu Untuk Mencintaiku
69 BAB 64 Aturan Dalam Novel, Author Adalah Penguasanya
70 BAB 65 Kenapa kau sangat menutup rapat hatimu sayang? (Sedikit revisian yee)
71 BAB 66 Aku harap kamu tidak melupakanku
72 BAB 67 amanah yang harus aku jaga
73 BAB 68 apa mereka merestui janda sepertiku?
74 BAB 69 Resepsi Pernikahan
75 BAB 70 Mama ada hubungan apa sama orang itu?
76 BAB 71 aku sangat sangat sangat mencintaimu
77 BAB 72 aku orang yang tidak suka menunggu
78 BAB 73 Enyah dari hadapanku!
79 BAB 74 Kamu mulai nakal ya…sayang
80 BAB 75 Tante, telepon mama…
81 BAB 76 Sesuatu terjadi?
82 BAB 77 jangan-jangan kamu sudah terpesona ya
83 BAB 78 Kenapa kamu begitu baik?
84 BAB 79 Tita hanya ingin mama bahagia
85 BAB 80 Bilang saja takut
86 BAB 81 Aku kan bisa memberi kekuatan padanya
87 BAB 82 Maaf Tuan Muda, anda juga harus keluar
88 BAB 83 Ah…menggemaskan sekali istriku ini…
89 BAB 84 bentar lagi pasti kumat cerewetnya
90 BAB 85 deket-deket, sentuh-sentuh, manja-manja
91 BAB 86 keluarga yang lengkap
92 BAB 87 Dia akan menerima kami kan ma?
93 BAB 88 Keluarga Kecil Yang Bahagia
94 BAB 89 di ruanganku sudah sangat banyak!
95 BAB 90 Teddy
96 BAB 91 kena semprot
97 BAB 92 Bajingan itu mengusir kami dengan kejam
98 BAB 93 Apa dia bukan anakku?
99 BAB 94 Aku ingin meminta restu pada mereka sebagai menantu
100 BAB 95 Rencana di jodohkan
101 BAB 96 Beraninya kamu
102 BAB 97 jangan minta berpisah dariku
103 BAB 98 Siapa Daliya?
104 Pekik Merdeka
105 BAB 99 Mama akan memutuskan pernikahan siri itu
106 Kalimat penyemangat dalam menulis
107 BAB 100 Siap Nyonya
108 BAB 101 Anda tidak diizinkan menyentuh tangan nona muda
109 BAB 102 Jaga pandangan Anda Tuan
110 BAB 103 Besaran, Satuan, dan Dimensi
111 BAB 104 Jangan coba-coba mendekatinya
112 BAB 105 Aku sudah menikah
113 BAB 106 harus tanggung jawab
114 BAB 107 aku masih menjadi istrinya
115 BAB 108 Rarw…Miaw
116 BAB 109 Ntar Si Mylano Bangkit Lagi
117 BAB 110 Om Je orang baik
118 BAB 111 Lu Manut Lu Aman
119 BAB 112 Darah!
120 BAB 113 Masih Tentang Drama Darah
121 BAB 114 Kalau Sakit Katakan Sakit
122 BAB 115 aku sudah merindukan tempat mu
123 BAB 116 Mas Darren datang berkunjung (Hiatus dalam waktu yang tidak bisa ditentukan)
124 Huek
125 Hadiah besar
126 Nero, Aku Masih Mencintaimu
127 Mirip Ngidam
128 Restuku Hanya Berlaku Hari Ini!
129 Kayak Krupuk di Siram Air
130 Akting Yang Jelek
131 Huwek lagi, ngidam kali
132 Ternyata masih berlanjut
133 Konfirmasi Idaman Mengenai Kehamilan
134 CEO Ku Suamiku
135 Pastikan Malam Ini
136 Pertemuan Yang Disengaja
137 Aku Mencintaimu Sayang
138 Bicara Dari Hati Ke Hati
139 Mama ku sayang…papa ku sayang
140 Aku sudah menemukan ibuku
141 Selamat Idul Fitri
142 Nero Ku Sayang
143 aku nggak suka di lihat banyak orang
144 Kalian yang bertanggung jawab
145 Kalau bisa aku ingin seharian aja di kamar
146 Kamu mau mengintip istriku?
147 Aku pergi dulu
Episodes

Updated 147 Episodes

1
BAB 1 Mall dan Meeting
2
BAB 2 Lowongan Pekerjaan
3
BAB 3 Lari Pagi Bersama
4
BAB 4 Mencari Pekerjaan (1)
5
BAB 5 Mencari Pekerjaan (2)
6
BAB 6 Elektronic Shopping
7
BAB 7 Melamar Pekerjaan (1)
8
BAB 8 Melamar Pekerjaan (2)
9
BAB 9 Sahabat Baru
10
BAB 10 Asisten Je
11
BAB 11 Ujian Akhir
12
BAB 12 Keputusan
13
BAB 13 Dia pikir siapa dia?
14
BAB 14 Show Room Mobil
15
BAB 15 Tugas Pertama Sekretaris Raya
16
BAB 16 Masih Flash Back On ya
17
BAB 17 Lembur Mendadak
18
BAB 18 Kedatangan istri bos
19
BAB 19 Welcome To The Lembur…Again
20
BAB 20 Kita di perumahan yang sama?
21
BAB 21 Apa ini artisnya ma??
22
BAB 22 Santai di Hari Minggu
23
BAB 23 Bu Arumi
24
BAB 24 Bertemu Lagi
25
BAB 25 Asisten Jutek
26
BAB 26 Olimpiade Matematika
27
BAB 27 Anda Terpesona Dengan Saya
28
BAB 28 Siap Olimpiade Matematika
29
BAB 29 Kedatangan Keluarga Besar
30
Pengumuman
31
BAB 30 Persaingan Dua Hati
32
BAB 31 MASIH PERSAINGAN DUA HATI
33
BAB 32 Menjemput Raya
34
BAB 33 KASUS KECELAKAAN AMRI
35
BAB 34 Pertemuan Yang Tidak Disengaja
36
BAB 35 PENYAKIT ALERGI YANG ANEH
37
BAB 36 ASISTEN JE BERULAH
38
BAB 37 PERETAS HANDAL
39
Pengumuman (bukan update)
40
BAB 38
41
Isi hati author
42
BAB 39 AYO MENIKAH (Revisi)
43
BAB 40 Tidak Usah Sok Kenal!
44
Selamat berlebaran untuk saudara readers ku yang muslim....
45
BAB 41 WAJIB BERANGKAT PULANG BERSAMA
46
BAB 42 BERI RUANG UNTUK KU
47
BAB 43 KARENA DIA ISTRIKU
48
BAB 44 AKHIRNYA WISUDA
49
BAB 45 LOVELY HUSBAND
50
BAB 46 Terserah, asal jangan yang itu
51
BAB 47 SAYANG! PUAS?
52
BAB 48 Punya Banyak Di Rumah
53
BAB 49 Mama harus jaga jarak sama dia
54
BAB 50 Bersihkan bibir Anda sebelum berangkat
55
CURAHAN HATI AUTHOR
56
BAB 51 Kedatangan Mendadak Asisten Je (REVISI)
57
BAB 52 Sayang, aku duluan yaaa
58
BAB 53 Mainan Menarik
59
BAB 54 Kembalikan Sayang
60
BAB 55 Aku butuh pelampiasan!
61
BAB 56 Kau Harus Memuaskanku (Revisi: Ganti judul yaaa)
62
BAB 57 Hasil Kerja Istriku
63
BAB 58 aku diusir dari rumah
64
BAB 59 Aku Mau Tidur Sampai Pagi
65
BAB 60 Aku Bisa Membuatnya Menjadi Dekat
66
BAB 61 Keluar kalian semua!! (REVISIAN)
67
BAB 62 Karena aku mencintaimu, Raya
68
BAB 63 Aku Tidak Akan Memaksamu Untuk Mencintaiku
69
BAB 64 Aturan Dalam Novel, Author Adalah Penguasanya
70
BAB 65 Kenapa kau sangat menutup rapat hatimu sayang? (Sedikit revisian yee)
71
BAB 66 Aku harap kamu tidak melupakanku
72
BAB 67 amanah yang harus aku jaga
73
BAB 68 apa mereka merestui janda sepertiku?
74
BAB 69 Resepsi Pernikahan
75
BAB 70 Mama ada hubungan apa sama orang itu?
76
BAB 71 aku sangat sangat sangat mencintaimu
77
BAB 72 aku orang yang tidak suka menunggu
78
BAB 73 Enyah dari hadapanku!
79
BAB 74 Kamu mulai nakal ya…sayang
80
BAB 75 Tante, telepon mama…
81
BAB 76 Sesuatu terjadi?
82
BAB 77 jangan-jangan kamu sudah terpesona ya
83
BAB 78 Kenapa kamu begitu baik?
84
BAB 79 Tita hanya ingin mama bahagia
85
BAB 80 Bilang saja takut
86
BAB 81 Aku kan bisa memberi kekuatan padanya
87
BAB 82 Maaf Tuan Muda, anda juga harus keluar
88
BAB 83 Ah…menggemaskan sekali istriku ini…
89
BAB 84 bentar lagi pasti kumat cerewetnya
90
BAB 85 deket-deket, sentuh-sentuh, manja-manja
91
BAB 86 keluarga yang lengkap
92
BAB 87 Dia akan menerima kami kan ma?
93
BAB 88 Keluarga Kecil Yang Bahagia
94
BAB 89 di ruanganku sudah sangat banyak!
95
BAB 90 Teddy
96
BAB 91 kena semprot
97
BAB 92 Bajingan itu mengusir kami dengan kejam
98
BAB 93 Apa dia bukan anakku?
99
BAB 94 Aku ingin meminta restu pada mereka sebagai menantu
100
BAB 95 Rencana di jodohkan
101
BAB 96 Beraninya kamu
102
BAB 97 jangan minta berpisah dariku
103
BAB 98 Siapa Daliya?
104
Pekik Merdeka
105
BAB 99 Mama akan memutuskan pernikahan siri itu
106
Kalimat penyemangat dalam menulis
107
BAB 100 Siap Nyonya
108
BAB 101 Anda tidak diizinkan menyentuh tangan nona muda
109
BAB 102 Jaga pandangan Anda Tuan
110
BAB 103 Besaran, Satuan, dan Dimensi
111
BAB 104 Jangan coba-coba mendekatinya
112
BAB 105 Aku sudah menikah
113
BAB 106 harus tanggung jawab
114
BAB 107 aku masih menjadi istrinya
115
BAB 108 Rarw…Miaw
116
BAB 109 Ntar Si Mylano Bangkit Lagi
117
BAB 110 Om Je orang baik
118
BAB 111 Lu Manut Lu Aman
119
BAB 112 Darah!
120
BAB 113 Masih Tentang Drama Darah
121
BAB 114 Kalau Sakit Katakan Sakit
122
BAB 115 aku sudah merindukan tempat mu
123
BAB 116 Mas Darren datang berkunjung (Hiatus dalam waktu yang tidak bisa ditentukan)
124
Huek
125
Hadiah besar
126
Nero, Aku Masih Mencintaimu
127
Mirip Ngidam
128
Restuku Hanya Berlaku Hari Ini!
129
Kayak Krupuk di Siram Air
130
Akting Yang Jelek
131
Huwek lagi, ngidam kali
132
Ternyata masih berlanjut
133
Konfirmasi Idaman Mengenai Kehamilan
134
CEO Ku Suamiku
135
Pastikan Malam Ini
136
Pertemuan Yang Disengaja
137
Aku Mencintaimu Sayang
138
Bicara Dari Hati Ke Hati
139
Mama ku sayang…papa ku sayang
140
Aku sudah menemukan ibuku
141
Selamat Idul Fitri
142
Nero Ku Sayang
143
aku nggak suka di lihat banyak orang
144
Kalian yang bertanggung jawab
145
Kalau bisa aku ingin seharian aja di kamar
146
Kamu mau mengintip istriku?
147
Aku pergi dulu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!