Hallow readers
Maap maap ya baru up, aku liburin upnya kalau sabtu minggu
Acara real time lebih padat yaaaa
Gak lama-lama deh....met baca readers
Terus dukung aku ya, like, komen, faforit, vote, kalau mau hadiah juga mau lhoooo....
Di perusahaan Diamond Jewerly sudah
tersebar gossip jika sekretarsi baru Asisten Je adalah seorang wanita yang
berjilbab yang pasti dandanannya membosankan dengan gamis dan jilbab yang
terulur panjang. Pasti tidak akan ada yang menyukai penampilan sekretaris baru
itu, secara baru kali pertama ini pihak perusahaan menerima karyawan yang
memakai baju tertutup dan berjilbab.
“Kalian tahu jika Asisten Je telah
memiliki sekretaris baru, iyuuu, katanya sih pakaiannya kuno pakai gamis dan
berjilbab gitu, aku penasaran sama penampilannya nanti seperti apa” Ucap salah
satu karyawan di bagian pramutamu yang bernama Siwi.
“Benarkah? Wah aku juga penasaran, gimana
jadinya sekretaris itu nanti ya” Sahut Rina karyawan yang lainnya.
“Pastilah dia tidak akan bertahan
selama seminggu, coba aja lihat sikap Asisten Je sama wanita…huh.. pandangannya
menakutkan” Kata Desi karyawan lain di bagian clening servis yang mulutnya
ember banget emang.
“Iya benar, aku sampai bergidik kalau
ketahuan menatapnya saja” Kata Siwi dengan tatapan memuja.
“Hah…sayang sekali … kenapa bukan aku
saja yang jadi sekretarisnya” Kata Siwi dengan membayangkan selalu berdekatan
dengan Asisten Je. Namun khayalannya langsung buyar ketika pundaknya dipukul
dengan keras oleh Desi.
“Jangan halu…jadinya gila ntar”
“pst…pst…mereka datang” Seru Rina
mengingatkan teman-temannya untuk berhenti bergosip dan berbaris rapi menyambut
kedatangan Asisten Je dan Raya yang kebetulan datangnya bersamaan. Raya
berjalan mengikuti di belakang Asisten Je.
Para karyawan yang tadi bergosip
terdiam melihat langkah dua orang yang tampak elegan dan seorang wanita
berhijab yang sangat cantik di belakangnya dengan tampilan yang sangat memukau
berbeda dengan penggambaran yang mereka lakukan tadi. Serentak mereka
menundukkan kepala penuh hormat dan menatap wajah Raya diam-diam. Ada kekaguman
tersembunyi di dalam hati mereka dan mengakui kecantikan dan kemodisan wanita
itu sehingga secara otomatis mereka menerima kehadiran wanita itu sebagai
sekretaris Asisten Je. Bahkan mereka punya persepsi yang sama bahwa Asisten Je
sangat cocok sekali dengan sekretaris barunya.
.
.
Para karyawan kembali berkumpul setelah
dua orang itu hilang di dalam lift.
“Wah…kalian lihat…apa yang dikatakan
Siwi tidak berguna, buktinya sekretaris itu sangat cantik dan modis, bak model
hijab, anggun sekali” Puji Desi dengan semangat.
“Iya benar, aku sih setuju saja kalau
misal Asisten Je jadian sama sekretaris itu, tahu nggak chemistrinya dapet”
Puji Rina antusias.
“Cih, itu kan hanya penampilan saja,
semua orang juga bisa kalau di dandani kayak gitu…” Kata Siwi masih tidak
terima.
“Sudahlah, jangan ngegosip pagi-pagi,
kerja-kerja, ketahuan dipecat mau kamu?” Sergah Rina, membuat para karyawan itu
bergeser kembali ke tempat masing-masing untuk melakukan tugasnya.
Asisten Je langsung masuk ke lift
khusus atasan tanpa memperdulikan keberadaan Raya, sehingga gadis itu langsung
memilih lift khusus karyawan, dan dia berencana menuju ke departemen sekretaris
dulu untuk mengenalkan dirinya.
“Hallo assalamu’alaikum, perkenalkan
saya Raya Septiani yang akan bekerja sebagai sekretaris Asisten Je, mohon
arahannya ya semuanya” Kata Raya begitu sampai di ruangan departemen sekretaris
seraya menangkupkan kedua tangannya. Ada sekitar 5 orang sekretaris di sana
dengan bagian masing-masing, 3 perempuan dan 2 laki-laki.
“Wa’alaikumussalam” Jawab mereka semua.
“Hallo Raya, aku Teja sekretaris bagian
desain perhiasan”
“Hallo Raya, aku Wisnu sekretaris
bagian pelayanan”
“Hallo Raya, aku Weni, sekretaris
bagian urusan umum”
“Hallo Raya, aku Reni, sekretaris
bagian lapangan”
“Hallo Raya, aku Wita sekretaris bagian
humas” Mereka mulai mengenalkan diri mereka masing-masing dan Raya menyalami
satu persatu dari mereka kecuali untuk laki-laki Raya hanya menangkupkan kedua
tangannya di dada.
“Wah-wah ternyata sekretaris yang
dirumorkan berbeda jauh ya” Kata Weni membuat Raya mengernyit heran.
“Maksudnya rumor apa ya?” Tanya Raya
bingung.
“Ya…katanya sekretaris baru Asisten Je
itu wanita berjilbab dengan pakaian kuno, ternyata kamu modis sekali, bahkan
tampak cantik dan anggun” Puji Teja yang memang agak playboy. Raya hanya
tersenyum kikuk, sebelum ia menjawab sudah terdengar dering telepon di meja
kecil yang bertepatan di sebelah Weni.. Wanita itu langsung mengangkatnya dan
seketika menjauhkan benda itu dengan wajah pasi.
“#*#@#$#@#@#@”
“Baik Asisten Je”
Telepon dimatikan sepihak membuat Weni
mengelus dadanya seraya menghela nafas, sabarrr.
“Kenapa Wen?” Tanya Teja agak waspada
melihat perubahan mimik Weni. Weni menatap Raya intens.
“Asisten Je meminta mu naik ke atas,
cepatlah, beliau paling tidak suka kalau ada karyawan yang lambat, apalagi
kalau beliau yang harus menunggu” Kata Weni khawatir seraya memandang Raya.
“Ya sudah saya ke ruangan sekretaris
Asisten Je dulu ya, nanti kita ngobrol lagi”
“Oke Raya….” Jawab mereka serempak.
Raya bergegas menuju ke ruangan Asisten
Je masih dengan membawa tas.
Tok
Tok
“Masuk” Raya membuka pintu perlahan dan
mendapati Asisten Je yang sedang duduk di kursinya. Laki-laki itu melemparkan
dokumen ke arah Raya, untung saja dia reflek bisa menangkap berkas itu dengan
pas. Gerakan itu membuat Asisten Je tampak terkejut, namun ekspresi wajahnya
kembali pada mode datar.
“Kalau gossip pulang saja!” Ketusnya
tajam.
“Maaf Tuan, saya sekedar menyapa”
“Lain kali langsung ke ruanganmu!”
Masih dengan nada datar.
“Baik Tuan”
“Tugasmu hari ini memastikan semua
syuting iklan berjalan lancar” Tegas Asisten Je tanpa memandang ke arah Raya.
“Baik Tuan, saya akan bekerja dengan
semaksimal mungkin, terimakasih” Raya meninggalkan ruangan Asisten Je menuju ke
ruangan di sebelahnya tempat dimana dia bertugas.
“Hm…kupastikan kau akan menyesal dan
meminta mengundurkan diri” Kata Asisten Je sarkas.
Di dalam ruangannya Raya meneliti berkas
yang diterima dari Asisten Je, tertera seorang model lokal yang sudah
meramaikan kancah permodelan di Malang Raya, dan dia dalam masa kontrak untuk
memperkenalkan produk baru dari perhiasan di Diamond Jewerly. Banyak yang
mengatakan bahwa model ini sedang naik daun dengan arogansi dan kepercayaan
diri yang tinggi. Banyak yang merasa tidak cocok dengan kinerja model itu,
sehingga memungkinkan kerja Raya nanti akan ekstra. Dan itu sudah ada dalam
pandangan Asisten Je bahwa Raya tidak akan sanggup menghadapi model itu.
“Hmmm, Nitha Amelia ya, oke semoga bisa
bekerja sama dengan baik” Semangat Raya seraya mengangkat kepalan tangan
kanannya.
Seorang model yang menjadi brand ambassador
untuk iklan perhiasan mewah baru berusia 19 tahun, masih muda dan
kepribadiannya yang masih labil, bahkan dia dikenal dengan temperamen yang
buruk, suka menindas bawahan yang tidak sesuai dengannya, terkenal arogan dan
suka menang sendiri.
Sementara itu Asisten Je di ruangannya,
menanti dengan tenang keluhan yang akan dilontarkan oleh sekretaris baru itu.
“Wanita itu akan segera mengundurkan diri di hari pertamanya bekerja,
baiklah…kita lihat bagaimana model itu menyiksanya” Asisten Je tersenyum smirk
kemudian kembali fokus dengan beberapa berkas yang dilimpahkan atasannya
kepadanya dan mulai mengerjakannya dengan sangat teliti.
“Hah….” Raya mengeluarkan nafas cukup
keras untuk mengurangi kegugupannya. Ini pertama kalinya ia terjun sebagai
sekretaris yang menangani masalah periklanan dengan membawahi seorang model.
“Ayo…semangat Raya, kamu pasti bisa” Semangatnya, kemudian ia berjalan ke arah
pintu dan siap melaksanakan tugasnya. Berkas yang harus dipelajari dan
dilakukan oleh model itu telah diketik dengan rapi dan siap diserahkan nanti
begitu bertemu dengan model itu.
Raya tiba di lobi perusahaan untuk
menyambut kedatangan model bersama asistennya. Mobil mewah berhenti di halaman
perusahaan Diamond Jewerly, tampak seorang pria gemulai turun dari pintu sopir
dan berlari membukakan pintu mobil bagian belakang. Terlihat jelas seorang
gadis yang sangat anggun dan gemulai keluar dari dalam mobil. Ia memandangi
sekitar dengan pandangan angkuhnya, seolah hanya dia yang pantas berdiri dengan
kokoh di sana.
Model itu berjalan diikuti oleh asisten
gemulai tadi yang membawakan semua perlengkapannya, Raya menyambut gadis belia
itu dengan ramah. Sejenak model itu mengangkat alisnya terkesan meremehkan.
“Selamat datang di perusahaan Diamond
Jewerly Nona Nitha, senang bisa bekerjasama dengan anda” Sapa Raya dengan
santun dan sedikit membungkukkan kepalanya sebagai tanda hormat.
Nitha menatap Raya dengan seksama,
sejenak kemudian pandangannya berubah berbinar.
“Mbak Raya kan?” Todongnya antusias
seraya langsung mengambil kedua tangan Raya. Raya hanya terbengong dengan
reaksi gadis belia itu. “Lho…lho…ada apa ini, katanya seorang model yang
arogan, angkuh, suka menindas, lha ini….” Batin Raya bingung.
“Iya? Apa kita pernah bertemu ya,
maaf…” Reaksi gadis itu langsung tampak sedih.
“Memang sih pertemuan kita singkat
banget, bahkan aku belum sempat berterimakasih sama Mbak Raya berkat
pertolongan mbak tempo hari di bandara Abdul Rahman Saleh” Katanya menatap Raya
dengan ekpresi sedih. Raya langsung terbelalak kaget.
Flash back On
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 147 Episodes
Comments