BAB 16 Masih Flash Back On ya

Seorang wanita menyeret koper cukup

besar sambil berjalan keluar dengan menuntun seorang gadis kecil dan gadis

remaja berjalan di sebelahnya. Wanita itu hanya memakai baju casual berwarna

krem dipadu celana kulot warna senada serta jilbab warna coksu dengan sepatu

kets warna hitam. Di sebelahnya gadis muda itu memakai kaus polos berwarna navi

serta celana jeans ketat dengan sepatu snikers warna hitam dan seorang gadis

kecil yang memakai kaus bergambar my little pony dipadu celana legging warna

hitam dengan sepatu vantovel lucu warna pink.

Mereka berjalan santai sambil

melihat-lihat suasana baru Kota Malang, yang baru turun saja sudah disajikan

dengan udara yang sejuk. Namun baru beberapa langkah mereka keluar dari bandara

tampak 3 orang laki-laki yang cukup kekar sedang menghadang laju seorang gadis

dengan seorang pemuda yang terlihat tidak berdaya. Hmm, ternyata di kota

seperti ini juga masih saja ada kekerasan, padahal tempat ini juga cukup ramai.

“Kakak Tita bisa jaga adek bentar, mama

mau bantu kakak itu”

“Tapi ma…” Titania agak ragu, ini bukan

Jakarta pikirnya, maka mamanya tidak bisa seenaknya berbuat kekerasan.

Raya berjalan ke arah sekumpulan preman

yang menghadang dua orang yang tak berdaya. Mereka sudah dalam kondisi

ketakutan.

“Ayo cepat, serahkan semua benda

berharga yang kamu miliki, sebelum kami bertindak lebih jauh!” Sentak seorang

laki-laki yang sepertinya pemimpin preman itu.

“Maaf bang, kita gak bawa apa-apa”

Jawab pemuda itu dengan suara ketakutan, lebih mirip suara cewek yang menghiba

sih.

“Ahh, bacot..” Pemimpin preman itu

merampas tas yang dipegang pemuda itu.

“Lepasin mereka!” Seru suara di

belakang mereka. Para preman itu menoleh serempak kemudian tertawa

terbahak-bahak melihat siapa yang menegur mereka tadi.

“Huh, hanya seorang wanita lemah, dah

neng, jangan ikut campur, menyingkir aja cari tempat aman” Ejek pemimpin

preman.

“Maaf bang, saya tidak bisa melihat ada

orang tertindas di depan mata saya” Elak Raya tenang.

“Hahahaha, rupanya ada yang sengaja

menyerahkan diri brow, tangkap Jhon”

“Siap boss” Laki-laki yang diperintah

berjalan mendekati Raya dan tangannya terulur hendak meraih tangan Raya namun

sedetik kemudian….

“Aaarrgggghhhh” Teriak laki-laki itu

kesakitan dan sebentar kemudian terdengan bunyi krek dari pergelangan

tangannya. Laki-laki itu mundur sambil memeluk pergelangan tangannya yang

sepertinya patah.

“Sialan…boss, wanita itu rupanya kuat

juga boss” Kata laki-laki di sebelah pemimpin preman.

“Halah…bilang aja kamu takut, dasar

pengecut!” Sentak pemimpin preman itu. “Ayo kita serang berdua” Mereka

merangsek maju dan melayangkan tinjunya ke arah Raya, namun mereka terjungkal

dengan keras karena secara tiba-tiba Raya menghindari pukulan itu.

“Kurang ajar! Sialan! ##@@@” Berbagai

umpatan dan nama binatang di keluarkan semua oleh pemimpin preman itu.

Bagi Raya hal itu hanya membuang waktu,

sehingga wanita itu dengan cepat menyarangkan pukulan dan tendangan telak ke

arah tubuh keduanya membuat mereka terjungkal berdarah-darah dan tidak mampu

bangkit lagi untuk melawan.

“Lain kali cari lawan yang kuat,

dasar..” Mereka hanya mendesis kesakitan seraya memohon ampun untuk dilepaskan

dan meminta untuk tidak dilaporkan ke pihak kepolisian, namun terlambat aksi

mereka telah diketahui oleh petugas keamanan bandara sehingga ketiganya

langsung diamankan di ruang security menunggu kedatangan polisi yang lebih

berhak memproses mereka.

“Wah…, kau hebat sekali nek…” Pemuda

itu bertepuk tangan gembira dan menghampiri Raya. Wanita itu hanya tersenyum,

ia melihat penampilan seorang gadis yang memang tampil sangat wah sehingga

pasti akan mengundang siapapun untuk berbuat jahat.

“Lain kali berpenampilan biasa saja

kalau bepergian, sayang kan kalau perhiasan mahal tersebut berpindah tangan,

dengan kasar lagi…” Nasehat Raya.

“Eh siapa nama you?” Tanyanya lagi

dengan nada yang mulai gemulai.

“Hmm, Raya, saya permisi dulu, anak

saya sudah menunggu”

“Eh..tunggu…” Seru gadis yang dari tadi

diam, ia rupanya masih shock dengan kejadian barusan tapi Raya sudah keburu

pergi.

Flashback Off.

“Sudah ingatkan mbak?” Tanya Nitha

dengan mata berbinar, tampak indah sekali mata itu.

“Iya maaf, waktu itu aku terburu-buru,

aku baru datang dan anak-anakku menunggu”

“Ah iya, aku sempat lihat 2 gadis

cantik berdiri agak jauh di belakang mbak. Oke mbak, ayo aku siap melakukan

syuting kalau mbak yang memandu” Katanya ceria seraya bergelayut manja di

lengan Raya. Hah…benar juga, gadis muda yang masih labil, ternyata gadis muda

yang juga manja.

Raya tersenyum dan membawa mereka

berdua ke ruang yang digunakan untuk syuting iklan. Tampak para fotografer dan

cameramen telah siap di ruang itu bersama serangkaian peralatan yang

mendampinginya.

“Baik semuanya, mohon kerjasamanya,

kita akan melakukan pengambilan gambar pertama, silahkan nona Nitha untuk

bersiap terlebih dahulu”

“Baik, tapi mbak boleh nggak jangan

panggil nona, anggaplah aku adek ya..ya..” Mohonnya dengan puppy eyesnya.

“Ya baiklah” Raya tersenyum sabar

menghadapi gadis muda yang tampak manja itu. Hilang sudah rumor model yang

katanya angkuh, arogan, galak, suka menindas, tapi tidak berlaku bagi seorang

Raya.

Raya menjelaskan secara rinci apa saja

yang akan dilakukan oleh Nitha, dan mulai mengatur seluruh kebutuhan Nitha saat

memulai pengambilan gambar.

“Jika ada kesulitan kamu tinggal

tanyakan padaku ya Nit”

“Baik mbak, aku rasa semua sudah Mbak

Raya jelaskan dan aku sangat paham”

“Apa bisa kita mulai?”

“Siap mbak” Raya mengangguk kepada

wakil sutradara untuk memulai sesi pemotretannya. Berbagai arahan yang dijelaskan

Raya benar-benar dilaksanakan dengan sempurna oleh Nitha sehingga sesi apapun

berjalan dengan lancar.

Semua sesi foto telah dilakukan dengan

hasil yang memuaskan, mereka para kru fotografer tidak percaya kali ini hasil

foto Nitha sangat bagus bahkan tanpa adegan penindasan dan marah-marah. Model

itu benar-benar menurut dengan arahan sang sekretaris baru.

Selesai pemotretan, Nitha berjalan

mendekati Raya yang sedang membereskan berkas dan beberapa property perhiasan

yang dipakai.

“Mbak Raya, bolehkah aku mengajakmu

makan siang sebagai rasa terimakasihku?” Tanya Nitha.

“Hmm boleh saja Nit, tapi sepertinya

tidak bisa sekarang, aku harus melaporkan secara langsung kepada atasanku

kegiatan hari ini”

“Hmm..baiklah, bagaimana kalau hari

Sabtu kita janjian di mall” Katanya lagi antusias.

“Sabtu ya, aku libur sih, tapi aku bawa

anak-anakku boleh kan?”

“Tentu saja mbak, baiklah kita ketemu

hari Sabtu di mall xxx ya, aku tunggu lho” Kata Nitha ceria seraya mengerling

manja, dan tanpa di duga gadis itu memeluk Raya dan mencium pipinya.

Hal itu pun tidak lepas dari pandangan

semua kru syuting, karena moment sangat langka sekali bagi mereka menyaksikan

keramahan sang model itu. Mereka memuji Raya yang bisa menaklukkan hati dan

keras kepala model itu tanpa tahu bahwa keduanya pernah bertemu secara

kebetulan.

Raya kembali menuju ke ruangannya untuk

membuat laporan dari kegiatan hari ini kemudian segera membawanya ke ruangan

Asisten Je untuk meminta tanda tangan.

Tok

Tok

“Masuk” Raya membuka pintu dan memasuki

ruangan dengan aura tenang. Asisten Je mengamati perubahan wajah wanita itu,

tidak ada kepanikan atau putus asa di sana.

“Tuan…!” Panggil Raya dengan suara

keras untuk ketiga kalinya karena laki-laki itu tetap bergeming.

“Tidak usah berteriak, aku tidak tuli!”

Sentaknya.

“Tapi panggilan saya sudah ketiga

kalinya Tuan…”

“Kau….” Asisten Je menghentikan

ucapannya, ia serasa mati gaya di hadapan Raya “Ada apa?!” Masih dengan suara

ngegas.

“Hmm gak usah ngegas kali bos” Gumam

Raya pelan.

“Apa kau bilang?!” Teriak Asisten Je

marah.

“Ah…tidak Tuan, ini saya mau meminta

tanda tangan berkas pemotretan pagi ini” Kata Raya mengalihkan kepanikannya.

“Hmm, taruh di meja dan keluarlah!”

Katanya ketus kembali fokus pada laptopnya. Padahal hatinya sudah penasaran, bertanya-tanya

kenapa tidak ada kata protes dari mulut wanita itu.

“Baik Tuan” Raya meletakkan berkas di

atas meja dan segera berlalu ke luar.

“Permisi Tuan” Raya menutup pintu

dengan pelan dan berlalu masuk ke ruangannya.

Kringgg

Dering telepon di meja Raya berdering

dengan nyaring, wanita yang sedang fokus mengetik di layar laptop menghentikan

kegiatannya sebentar kemudian mengangkat telepon.

“Raya…ayo ke kantin” Seru Weni di

seberang telepon membuat Raya menjauhkan telepon.

“Sudah istirahatkah?”

“Ya Allah Raya, bekerja boleh tapi

perut juga harus di isi, ayo turunlah, kami sudah menunggumu di bawah ini”

“Baiklah, aku turun…” Raya menyimpan

file yang diketiknya tadi kemudian bergegas meraih tas cangklongnya dan berlari

keluar ruangan. Ia menekan lift karyawan berbarengan juga sang CEO Alvero dan

Asisten Je keluar dari ruangan  CEO. Raya

membungkukkan badan dan begitu lift terbuka ia bergegas masuk.

“Kenapa dia terlihat terburu-buru?”

Tanya Alvero dengan heran.

“Tidak tahu Tuan Muda”

“Huh…apa yang kau tahu…tidak ada”

Sergah Alvero sinis seraya masuk ke lift khusus CEO. Asisten Je hanya menghela

nafas pelan, ia sebenarnya juga penasaran kenapa wanita itu yang seperti

terburu-buru.

Keluar dari lift bertepatan mereka

berada di belakang Raya yang sedang menerima telepon, sehingga mereka bisa

mendengarkan Raya berbicara dengan mesra. Entah mengapa membuat raut wajah

Asisten Je berubah mengeras dengan mengepalkan tangannya.

“Iya sayang, ini masih mau makan…jangan

lupa makan juga ya, nanti sakit lho…”

“………”

“Iya…jam 4 deh kayaknya”

“………”

“Hmmm, udah kangen yaaa hehe”

“………”

“Baiklah, selamat makan sayang….” Raya

mematikan hpnya dan melihat teman-temannya telah menunggunya di pintu keluar

perusahaan. Weni tampak melambai, wanita itu segera melangkah dengan cepat

tanpa menyadari bahwa di belakangnya ada bos besar mengikuti langkahnya.

“Ray..kamu gak sadar apa bos

dibelakangmu?” Tanya Wita terkekeh melihat ekspresi Raya yang terkejut.

“Hah? Bos siapa?” Tanyanya masih

bingung seraya celingukan kesana kemari.

“Siapa lagi kalau bukan Bos Alvero dan

Asisten Je, uh…kalau kau lihat aura Asisten Je…hiii serem” Timpal Weni.

“Kenapa emang auranya?” Tanya Raya

polos.

“Tampangnya tadi seperti menahan marah,

geram kali karena keberadaan mereka malah di belakangmu dan kamu nggak tahu

mereka berjalan mengikutimu.” Timpal Teja.

“Alamak…gawat ini, beneran aku nggak

tahu, tadi aku sedang menelepon anakku”

“Hah anak? Kau sudah punya anak Ray?”

Tanya Teja tak percaya. Mereka telah tiba di kantin perusahaan dan duduk

melingkar serta memesan makanan.

“Kalian belum tahu ya, hehe…”

“Ah…kamu Ray, masak masih muda udah

punya anak saja”

“Hei siapa yang muda kali, umurku sudah

32 tahun tahu” Kata Raya membenarkan perkataan Wisnu.

“Hah 32 tahun, jangan bercanda Ray”

Kata Teja.

“Duh…kalau gini aku serasa tua saja,

usiaku baru 26 tahun tapi kenapa wajahku kusam…” Keluh Wita dengan ekspresi

sedih.

“Beneran Ray? Aku kira umurmu masih 25

tahunan lho, beneran, duh aku juga malu ini…” Keluh Reni.

“Hei, apaan sih, kenapa malah ngomongin

masalah umur, dah yuk makan, makanan dah siap ini, nanti keburu dingin lho.”

Potong Raya.

“Hmm…berarti mulai sekarang kita semua

harus memanggil Mbak Raya lho ya, jangan salah lagi” Ingat Weni membuat Raya

tersenyum kecut.

“Aku jadi serasa tua nih….” Selorohnya

membuat semua yang hadir tertawa bersama.

Episodes
1 BAB 1 Mall dan Meeting
2 BAB 2 Lowongan Pekerjaan
3 BAB 3 Lari Pagi Bersama
4 BAB 4 Mencari Pekerjaan (1)
5 BAB 5 Mencari Pekerjaan (2)
6 BAB 6 Elektronic Shopping
7 BAB 7 Melamar Pekerjaan (1)
8 BAB 8 Melamar Pekerjaan (2)
9 BAB 9 Sahabat Baru
10 BAB 10 Asisten Je
11 BAB 11 Ujian Akhir
12 BAB 12 Keputusan
13 BAB 13 Dia pikir siapa dia?
14 BAB 14 Show Room Mobil
15 BAB 15 Tugas Pertama Sekretaris Raya
16 BAB 16 Masih Flash Back On ya
17 BAB 17 Lembur Mendadak
18 BAB 18 Kedatangan istri bos
19 BAB 19 Welcome To The Lembur…Again
20 BAB 20 Kita di perumahan yang sama?
21 BAB 21 Apa ini artisnya ma??
22 BAB 22 Santai di Hari Minggu
23 BAB 23 Bu Arumi
24 BAB 24 Bertemu Lagi
25 BAB 25 Asisten Jutek
26 BAB 26 Olimpiade Matematika
27 BAB 27 Anda Terpesona Dengan Saya
28 BAB 28 Siap Olimpiade Matematika
29 BAB 29 Kedatangan Keluarga Besar
30 Pengumuman
31 BAB 30 Persaingan Dua Hati
32 BAB 31 MASIH PERSAINGAN DUA HATI
33 BAB 32 Menjemput Raya
34 BAB 33 KASUS KECELAKAAN AMRI
35 BAB 34 Pertemuan Yang Tidak Disengaja
36 BAB 35 PENYAKIT ALERGI YANG ANEH
37 BAB 36 ASISTEN JE BERULAH
38 BAB 37 PERETAS HANDAL
39 Pengumuman (bukan update)
40 BAB 38
41 Isi hati author
42 BAB 39 AYO MENIKAH (Revisi)
43 BAB 40 Tidak Usah Sok Kenal!
44 Selamat berlebaran untuk saudara readers ku yang muslim....
45 BAB 41 WAJIB BERANGKAT PULANG BERSAMA
46 BAB 42 BERI RUANG UNTUK KU
47 BAB 43 KARENA DIA ISTRIKU
48 BAB 44 AKHIRNYA WISUDA
49 BAB 45 LOVELY HUSBAND
50 BAB 46 Terserah, asal jangan yang itu
51 BAB 47 SAYANG! PUAS?
52 BAB 48 Punya Banyak Di Rumah
53 BAB 49 Mama harus jaga jarak sama dia
54 BAB 50 Bersihkan bibir Anda sebelum berangkat
55 CURAHAN HATI AUTHOR
56 BAB 51 Kedatangan Mendadak Asisten Je (REVISI)
57 BAB 52 Sayang, aku duluan yaaa
58 BAB 53 Mainan Menarik
59 BAB 54 Kembalikan Sayang
60 BAB 55 Aku butuh pelampiasan!
61 BAB 56 Kau Harus Memuaskanku (Revisi: Ganti judul yaaa)
62 BAB 57 Hasil Kerja Istriku
63 BAB 58 aku diusir dari rumah
64 BAB 59 Aku Mau Tidur Sampai Pagi
65 BAB 60 Aku Bisa Membuatnya Menjadi Dekat
66 BAB 61 Keluar kalian semua!! (REVISIAN)
67 BAB 62 Karena aku mencintaimu, Raya
68 BAB 63 Aku Tidak Akan Memaksamu Untuk Mencintaiku
69 BAB 64 Aturan Dalam Novel, Author Adalah Penguasanya
70 BAB 65 Kenapa kau sangat menutup rapat hatimu sayang? (Sedikit revisian yee)
71 BAB 66 Aku harap kamu tidak melupakanku
72 BAB 67 amanah yang harus aku jaga
73 BAB 68 apa mereka merestui janda sepertiku?
74 BAB 69 Resepsi Pernikahan
75 BAB 70 Mama ada hubungan apa sama orang itu?
76 BAB 71 aku sangat sangat sangat mencintaimu
77 BAB 72 aku orang yang tidak suka menunggu
78 BAB 73 Enyah dari hadapanku!
79 BAB 74 Kamu mulai nakal ya…sayang
80 BAB 75 Tante, telepon mama…
81 BAB 76 Sesuatu terjadi?
82 BAB 77 jangan-jangan kamu sudah terpesona ya
83 BAB 78 Kenapa kamu begitu baik?
84 BAB 79 Tita hanya ingin mama bahagia
85 BAB 80 Bilang saja takut
86 BAB 81 Aku kan bisa memberi kekuatan padanya
87 BAB 82 Maaf Tuan Muda, anda juga harus keluar
88 BAB 83 Ah…menggemaskan sekali istriku ini…
89 BAB 84 bentar lagi pasti kumat cerewetnya
90 BAB 85 deket-deket, sentuh-sentuh, manja-manja
91 BAB 86 keluarga yang lengkap
92 BAB 87 Dia akan menerima kami kan ma?
93 BAB 88 Keluarga Kecil Yang Bahagia
94 BAB 89 di ruanganku sudah sangat banyak!
95 BAB 90 Teddy
96 BAB 91 kena semprot
97 BAB 92 Bajingan itu mengusir kami dengan kejam
98 BAB 93 Apa dia bukan anakku?
99 BAB 94 Aku ingin meminta restu pada mereka sebagai menantu
100 BAB 95 Rencana di jodohkan
101 BAB 96 Beraninya kamu
102 BAB 97 jangan minta berpisah dariku
103 BAB 98 Siapa Daliya?
104 Pekik Merdeka
105 BAB 99 Mama akan memutuskan pernikahan siri itu
106 Kalimat penyemangat dalam menulis
107 BAB 100 Siap Nyonya
108 BAB 101 Anda tidak diizinkan menyentuh tangan nona muda
109 BAB 102 Jaga pandangan Anda Tuan
110 BAB 103 Besaran, Satuan, dan Dimensi
111 BAB 104 Jangan coba-coba mendekatinya
112 BAB 105 Aku sudah menikah
113 BAB 106 harus tanggung jawab
114 BAB 107 aku masih menjadi istrinya
115 BAB 108 Rarw…Miaw
116 BAB 109 Ntar Si Mylano Bangkit Lagi
117 BAB 110 Om Je orang baik
118 BAB 111 Lu Manut Lu Aman
119 BAB 112 Darah!
120 BAB 113 Masih Tentang Drama Darah
121 BAB 114 Kalau Sakit Katakan Sakit
122 BAB 115 aku sudah merindukan tempat mu
123 BAB 116 Mas Darren datang berkunjung (Hiatus dalam waktu yang tidak bisa ditentukan)
124 Huek
125 Hadiah besar
126 Nero, Aku Masih Mencintaimu
127 Mirip Ngidam
128 Restuku Hanya Berlaku Hari Ini!
129 Kayak Krupuk di Siram Air
130 Akting Yang Jelek
131 Huwek lagi, ngidam kali
132 Ternyata masih berlanjut
133 Konfirmasi Idaman Mengenai Kehamilan
134 CEO Ku Suamiku
135 Pastikan Malam Ini
136 Pertemuan Yang Disengaja
137 Aku Mencintaimu Sayang
138 Bicara Dari Hati Ke Hati
139 Mama ku sayang…papa ku sayang
140 Aku sudah menemukan ibuku
141 Selamat Idul Fitri
142 Nero Ku Sayang
143 aku nggak suka di lihat banyak orang
144 Kalian yang bertanggung jawab
145 Kalau bisa aku ingin seharian aja di kamar
146 Kamu mau mengintip istriku?
147 Aku pergi dulu
Episodes

Updated 147 Episodes

1
BAB 1 Mall dan Meeting
2
BAB 2 Lowongan Pekerjaan
3
BAB 3 Lari Pagi Bersama
4
BAB 4 Mencari Pekerjaan (1)
5
BAB 5 Mencari Pekerjaan (2)
6
BAB 6 Elektronic Shopping
7
BAB 7 Melamar Pekerjaan (1)
8
BAB 8 Melamar Pekerjaan (2)
9
BAB 9 Sahabat Baru
10
BAB 10 Asisten Je
11
BAB 11 Ujian Akhir
12
BAB 12 Keputusan
13
BAB 13 Dia pikir siapa dia?
14
BAB 14 Show Room Mobil
15
BAB 15 Tugas Pertama Sekretaris Raya
16
BAB 16 Masih Flash Back On ya
17
BAB 17 Lembur Mendadak
18
BAB 18 Kedatangan istri bos
19
BAB 19 Welcome To The Lembur…Again
20
BAB 20 Kita di perumahan yang sama?
21
BAB 21 Apa ini artisnya ma??
22
BAB 22 Santai di Hari Minggu
23
BAB 23 Bu Arumi
24
BAB 24 Bertemu Lagi
25
BAB 25 Asisten Jutek
26
BAB 26 Olimpiade Matematika
27
BAB 27 Anda Terpesona Dengan Saya
28
BAB 28 Siap Olimpiade Matematika
29
BAB 29 Kedatangan Keluarga Besar
30
Pengumuman
31
BAB 30 Persaingan Dua Hati
32
BAB 31 MASIH PERSAINGAN DUA HATI
33
BAB 32 Menjemput Raya
34
BAB 33 KASUS KECELAKAAN AMRI
35
BAB 34 Pertemuan Yang Tidak Disengaja
36
BAB 35 PENYAKIT ALERGI YANG ANEH
37
BAB 36 ASISTEN JE BERULAH
38
BAB 37 PERETAS HANDAL
39
Pengumuman (bukan update)
40
BAB 38
41
Isi hati author
42
BAB 39 AYO MENIKAH (Revisi)
43
BAB 40 Tidak Usah Sok Kenal!
44
Selamat berlebaran untuk saudara readers ku yang muslim....
45
BAB 41 WAJIB BERANGKAT PULANG BERSAMA
46
BAB 42 BERI RUANG UNTUK KU
47
BAB 43 KARENA DIA ISTRIKU
48
BAB 44 AKHIRNYA WISUDA
49
BAB 45 LOVELY HUSBAND
50
BAB 46 Terserah, asal jangan yang itu
51
BAB 47 SAYANG! PUAS?
52
BAB 48 Punya Banyak Di Rumah
53
BAB 49 Mama harus jaga jarak sama dia
54
BAB 50 Bersihkan bibir Anda sebelum berangkat
55
CURAHAN HATI AUTHOR
56
BAB 51 Kedatangan Mendadak Asisten Je (REVISI)
57
BAB 52 Sayang, aku duluan yaaa
58
BAB 53 Mainan Menarik
59
BAB 54 Kembalikan Sayang
60
BAB 55 Aku butuh pelampiasan!
61
BAB 56 Kau Harus Memuaskanku (Revisi: Ganti judul yaaa)
62
BAB 57 Hasil Kerja Istriku
63
BAB 58 aku diusir dari rumah
64
BAB 59 Aku Mau Tidur Sampai Pagi
65
BAB 60 Aku Bisa Membuatnya Menjadi Dekat
66
BAB 61 Keluar kalian semua!! (REVISIAN)
67
BAB 62 Karena aku mencintaimu, Raya
68
BAB 63 Aku Tidak Akan Memaksamu Untuk Mencintaiku
69
BAB 64 Aturan Dalam Novel, Author Adalah Penguasanya
70
BAB 65 Kenapa kau sangat menutup rapat hatimu sayang? (Sedikit revisian yee)
71
BAB 66 Aku harap kamu tidak melupakanku
72
BAB 67 amanah yang harus aku jaga
73
BAB 68 apa mereka merestui janda sepertiku?
74
BAB 69 Resepsi Pernikahan
75
BAB 70 Mama ada hubungan apa sama orang itu?
76
BAB 71 aku sangat sangat sangat mencintaimu
77
BAB 72 aku orang yang tidak suka menunggu
78
BAB 73 Enyah dari hadapanku!
79
BAB 74 Kamu mulai nakal ya…sayang
80
BAB 75 Tante, telepon mama…
81
BAB 76 Sesuatu terjadi?
82
BAB 77 jangan-jangan kamu sudah terpesona ya
83
BAB 78 Kenapa kamu begitu baik?
84
BAB 79 Tita hanya ingin mama bahagia
85
BAB 80 Bilang saja takut
86
BAB 81 Aku kan bisa memberi kekuatan padanya
87
BAB 82 Maaf Tuan Muda, anda juga harus keluar
88
BAB 83 Ah…menggemaskan sekali istriku ini…
89
BAB 84 bentar lagi pasti kumat cerewetnya
90
BAB 85 deket-deket, sentuh-sentuh, manja-manja
91
BAB 86 keluarga yang lengkap
92
BAB 87 Dia akan menerima kami kan ma?
93
BAB 88 Keluarga Kecil Yang Bahagia
94
BAB 89 di ruanganku sudah sangat banyak!
95
BAB 90 Teddy
96
BAB 91 kena semprot
97
BAB 92 Bajingan itu mengusir kami dengan kejam
98
BAB 93 Apa dia bukan anakku?
99
BAB 94 Aku ingin meminta restu pada mereka sebagai menantu
100
BAB 95 Rencana di jodohkan
101
BAB 96 Beraninya kamu
102
BAB 97 jangan minta berpisah dariku
103
BAB 98 Siapa Daliya?
104
Pekik Merdeka
105
BAB 99 Mama akan memutuskan pernikahan siri itu
106
Kalimat penyemangat dalam menulis
107
BAB 100 Siap Nyonya
108
BAB 101 Anda tidak diizinkan menyentuh tangan nona muda
109
BAB 102 Jaga pandangan Anda Tuan
110
BAB 103 Besaran, Satuan, dan Dimensi
111
BAB 104 Jangan coba-coba mendekatinya
112
BAB 105 Aku sudah menikah
113
BAB 106 harus tanggung jawab
114
BAB 107 aku masih menjadi istrinya
115
BAB 108 Rarw…Miaw
116
BAB 109 Ntar Si Mylano Bangkit Lagi
117
BAB 110 Om Je orang baik
118
BAB 111 Lu Manut Lu Aman
119
BAB 112 Darah!
120
BAB 113 Masih Tentang Drama Darah
121
BAB 114 Kalau Sakit Katakan Sakit
122
BAB 115 aku sudah merindukan tempat mu
123
BAB 116 Mas Darren datang berkunjung (Hiatus dalam waktu yang tidak bisa ditentukan)
124
Huek
125
Hadiah besar
126
Nero, Aku Masih Mencintaimu
127
Mirip Ngidam
128
Restuku Hanya Berlaku Hari Ini!
129
Kayak Krupuk di Siram Air
130
Akting Yang Jelek
131
Huwek lagi, ngidam kali
132
Ternyata masih berlanjut
133
Konfirmasi Idaman Mengenai Kehamilan
134
CEO Ku Suamiku
135
Pastikan Malam Ini
136
Pertemuan Yang Disengaja
137
Aku Mencintaimu Sayang
138
Bicara Dari Hati Ke Hati
139
Mama ku sayang…papa ku sayang
140
Aku sudah menemukan ibuku
141
Selamat Idul Fitri
142
Nero Ku Sayang
143
aku nggak suka di lihat banyak orang
144
Kalian yang bertanggung jawab
145
Kalau bisa aku ingin seharian aja di kamar
146
Kamu mau mengintip istriku?
147
Aku pergi dulu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!