BAB 19 Welcome To The Lembur…Again

Raya kembali ke ruangannya setelah

berpisah dengan Meili dan kedua anak kembarnya di lobi perusahaan. Ia menghirup

nafas dengan dalam dan meregangkan otot-otot jari tangannya untuk kembali

memulai bekerja dengan sangat teliti dan cekatan. Sebentar ia melihat jam yang

melingkar di tangan kanannya. “Hm…waktu istirahatku menjadi berlebih deh,

semoga asisten itu tidak marah kalau tahu aku isritahat sangat lama sekali.”

Gumamnya pelan, “Baiklah Raya ayo semangat, selesaikan tugasmu secepatnya” Raya

menyemangati dirinya dengan mengepalkan tangannya ke udara.

Dengan cekatan jari-jari lentiknya

mulai menekan dan mengetik berkas yang ada di sebelahnya. Tidak diragukan lagi

kepiawaiannya dalam mengetik, tanpa melihat ke keyboard, pandangannya hanya

mengarah pada berkas yang perlu diketik. Sesekali tangannya membalik berkas

itu. Dalam waktu 3 jam semua berkas yang menumpuk selesai ia kerjakan, terdapat

8 file yang telah tersimpan dalam laptopnya.

Wanita itu menghela nafas lega, ia menyandarkan

punggungnya di kursi sembari meregangkan otot-otot yang kaku. “Alhamdulillah,

akhirnya pekerjaan yang tertunda telah selesai, aku bisa istirahat dulu sebelum

waktunya pulang” Gumamnya seraya tersenyum. Ia memejamkan mata sejenak untuk

merilekskan pikirannya, takut kebablasan ia membuka matanya dan beranjak ke

kamar mandi.

Setelah ritual umum di kamar mandi

selesai ia kembali ke meja kerjanya. ia bersyukur ruangannya dilengkapi dengan

kamar mandi dalam sehingga ia tidak harus naik turun lift untuk ke kamar mandi.

Sampai di depan mejanya ia membelalak

tak percaya, bayangkan saja berkas yang tadi sudah diketik dan berpindah tempat

kini di atas meja kerjanya kembali ada setumpuk berkas yang lebih tinggi dari

yang tadi.

“Apa maksudnya ini? Bukannya berkas

tadi sudah aku ketik semua? Kenapa ada berkas baru lagi dan lebih banyak?

Astaghfirullah, siapa yang berusaha mencegahku pulang nih? Apa asisten itu?”

Berbagai pertanyaan terlontar dari mulutnya dengan gemas, “Ck…apa maksudnya

coba memberiku berkas lagi segini banyak? Emang dia kuasa sih, tapi kan nggak

harus begini juga dia memanfaatkan jabatannya, huh” Raya menggerutu di dalam

ruangannya seraya tangannya mengepal dengan kesal.

“Kalau bukan atasanku sudah aku….eh”

Umpatannya terhenti karena ada teguran marah di belakangnya, reflek kepalanya

menoleh dan senyum meringis langsung terbit di wajahnya.

“Kau akan apa hah?!” Tampak Asisten Je

berdiri di belakangnya dengan wajah yang ….sungguh menyeramkan, sampai-sampai

Raya sempat bergidik ngeri. Raya hanya tersenyum kikuk.

“Hehe…tidak berani Tuan” Kedua jari

telunjuk dan jari tengah dari kedua tangannya membentuk huruf V. Asisten Je

hanya mendengus kasar walaupun jantungnya berdebar keras melihat ekspresi Raya

yang malah terlihat menggemaskan.

“Itu hukuman sebagai ganti istirahatmu

tadi…” Katanya seraya menunjuk tumpukan berkas di atas meja kerja Raya dengan

dagunya.

“Baik Tuan” Raya tidak mau menambah

kemarahan Asisten Je, lebih baik dikerjakan dengan teliti dan benar biar cepat

selesai, dari pada protes nanti ditambah kerjaan lagi.

“Hari ini harus selesai” Ucap Asisten

Je dengan pandangan tajam seolah menguji kemarahan Raya. Wanita itu hanya

tersenyum mengangguk dan lagi-lagi menjawab…

“Baik Tuan” Asisten Je membalikkan

badannya cepat, apa yang diharapkan dari kemarahan wanita itu tidak terjadi malah

membuat ia marah dan kesal sendiri. Raya menatap kepergian Asisten Je dengan

senyuman tipis di wajahnya, dia kembali menatap tumpukan berkas itu dengan

menghela nafas kasar.

“Tenanglah Raya, kerjakan tugas dengan

sebaik-baiknya, kau pasti bisa…welcome to the lembur…again…hihihi”

Raya menuju kursi kebesarannya…hehe, ia

meraih hp di dalam tasnya dan mengetikkan pesan ke Pak Malik untuk menjemputnya

setelah ia telepon nantinya, setelah itu jari jemarinya kembali berkutat di

atas keyboard dan fokus terhadap berkas yang ada di sampingnya. Semakin cepat

selesai semakin cepat bisa pulang.

Ruangan Raya menjadi sangat hening,

yang terdengar hanya bunyi tuts-tuts keyboard laptop dan kertas yang

terbolak-balik di meja. Tatapannya benar-benar fokus hanya pada berkas,

sesekali ia meneliti kembali file yang sudah diketik sebelum disimpan dalam

bentuk file, kemudian berkas yang sudah diketik ia pindahkan ke rak bagian

belakang tubuhnya hanya dengan menggeser kursinya. Setelah itu ia kembali fokus

terhadap berkas yang baru dengan membuka word kembali dan memindahkan berkas di

meja dengan ketikan di word tersebut.

10 berkas ia kerjakan dengan sangat

teliti, cekatan, bahkan saking seriusnya, ia sampai mengabaikan rasa lapar di

perutnya, sesekali ia hanya meminum dari botol tupperwarenya ketika merasa

haus.

Tanpa Raya sadari ada sepasang mata

yang mengawasinya dari balik kaca, Asisten Je ya laki-laki itu yang telah

mengawasi kinerja Raya. Ia berharap wanita itu akan kewalahan dan menyerah

kemudian memutuskan untuk mengerjakan esok hari. Namun yang ia lihat wanita itu

tetap bisa fokus mengerjakan berkas yang seharusnya dilakukan pada hari senin

lusa. Tangannya sempat terkepal, “Aku menugaskan dia menyelesaikan file itu,

tapi apa ini? Kenapa dia bisa mengerjakan tugas itu dengan baik dan terlihat

masih bisa santai?” Gumam Asisten Je, ia melihat Raya meneguk minuman dari

botol minumnya, kemudian mulai fokus lagi. Sejenak ia merasa bersalah melihat

gurat kelelahan di wajah wanita itu, tapi rasa itu segera ditepisnya jauh-jauh

dengan menghindar dari kaca itu.

Waktu menunjukkan pukul 21.00 malam, beberapa

karyawan yang lembur di lantai bawah ada yang mulai meninggalkan ruangan,

bahkan karyawan bagian toko perhiasan sudah pukul 18.00 tadi pulang. Namun

seorang wanita di lantai 5 masih terus mengetik tanpa lelah. Di meja kerjanya

tinggal satu berkas terakhir, kini ia membalik kertas terakhir dari berkas itu,

kemudian matanya tampak meneliti ketikan di laptop dan sebentar kemudian terdengar

bunyi ‘klik’ file tersimpan.

Senyum lega muncul di bibir wanita itu,

ia meregangkan otot-otot punggungnya yang kaku ke sandaran kursi dan terdengar

bunyi gemeretak dari jari jemarinya yang di satukan.

“Alhamdulillah, akhirnya selesai juga,

hmmm sudah jam 22.00 saja ini, okeh Raya waktunya pulang, mandi trus melihat

anak-anak langsung tidur…” Ia membereskan meja kerjanya dan berkas-berkas yang

telah selesai, kemudian bersiap untuk pulang. Ketika hendak keluar ruangan,

telepon di meja berdering, desisan pelan terdengar dari mulutnya. “Jangan lagi

Ya Allah…saya sudah lelah”

Raya mengangkat gagang telepon, belum

mengeluarkan sepatah katapun lawan bicaranya sudah menyapa dengan ketus.

“Apa menunggu waktu yang lama untuk

mengangkat telepon?” Teriak suara di seberang dengan tajam.

“Maaf Tuan…” Jawabnya mulai jengah,

“tolong jangan cari gara-gara Tuan, aku bisa saja membalas anda” Lirihnya

sangat pelan.

“Apa tugasmu sudah selesai?” Tanya

suara itu lagi dengan tegas.

“Sudah Tuan, mohon jangan memberi tugas

lagi Tuan, saya benar-benar lelah” Kata Raya dengan nada memelas.

“Apa kau melawan atasanmu hah?” Seru

Asisten Je.

“Maaf Tuan, tapi tenaga saya ada

batasannya juga, saya sungguh tidak sanggup untuk bekerja lagi”

“Huh…baru jam 10.00 kamu sudah menyerah,

kau lihat satpam yang berjaga dia siap bekerja 24 jam penuh” Kata Asisten Je

tanpa mengendurkan nada bicaranya.

“Sayangnya saya bukan satpam Tuan…”

Balas Raya berani.

“Berani sekali kau menjawab hah? Apa

kau tidak takut kupecat?” Ancam Asisten Je.

“Maaf Tuan, saya sudah menyelesaikan

tugas saya dengan sangat baik, bahkan dua kali lipat untuk hari ini, kalau Anda

masih belum puas juga, silahkan Anda pecat saya toh dari awal Anda yang

memanggil saya” Jelas Raya semakin berani, ia sudah jengah dengan aturan yang

dibuat Asisten Je yang terkesan tidak masuk akal dan ia siap jika harus

berhenti bekerja.

“Kau…!” Asisten Je kehabisan kata-kata

untuk membalas Raya.

“Maaf Tuan, kalau tidak ada hal yang

penting lagi saya akan menutup telepon dan permisi pulang duluan” Terdengar

geraman di ujung teleponnya dan sejenak kemudian ia mendengar klek tanda

hubungan telepon diputus sepihak. Raya hanya menghela nafas panjang kemudian

meletakkan telepon dan meraih tasnya. Apapun perintah selanjutnya ia akan tetap

memilih pulang, ia bukan robot yang harus bekerja 24 jam tanpa lelah.

Raya keluar dari ruangannya bertepatan

dengan Alvero yang keluar juga dari ruangan CEO, sedetik kemudian tampak

Asisten Je membuka pintu ruangannya.

“Lho Raya, kamu lembur juga? Sepertinya

hari ini tidak ada jatah lembur?” Tanya Alvero heran menatap Raya. Wanita itu

membungkuk hormat. Hmm, kenapa CEO nya malah lebih ramah dari asistennya,

harusnya kan CEO nya yang cuek dan dingin, ini malah asistennya.

“Iya Tuan Muda, ada yang memberi tugas

tambahan sebagai hukuman karena saya terlalu lama istirahatnya” Kata Raya

dengan nada menyindir seraya melirik ke arah Asisten Je.

“Kau yang memberi tugas Je?” Tanya

Alvero menatap Asisten Je, laki-laki itu mengangguk mengiyakan.

“Benar Tuan Muda, itu sebagai…”

“Meili yang mengajaknya, bukannya

harusnya Meili juga kena hukuman?” Tanya Alvero tajam, ia seorang CEO yang

selalu menerapkan aturan kerja sesuai dengan aturan yang berlaku, kalau tidak

ada tugas mendadak maka lembur juga tidak ada. Asisten Je gugup sejenak namun

ia cepat mengalihkan mode wajahnya kembali datar.

“Maaf Tuan Muda, tugasnya saya lihat

belum selesai…” Elaknya.

“Benar begitu Raya?” Tanya Alvero

menegaskan membuat Raya menghela napas pelan, ia tidak mau ada keributan

gara-gara dia.

“Benar Tuan Muda, maafkan saya…” Raya

menunduk.

“Hmm, lain kali kau bisa menolak ajakan

Meili kalau tugasmu belum selesai”

“Baik Tuan Muda, terimakasih atas kemurahan

hati Anda” Kata Raya seraya melirik tajam ke arah Asisten Je, seakan ia

berkata, “Aku sudah menolongmu di hadapan Tuan Mudamu, jadi jangan macam-macam”

Tapi laki-laki yang dilirik tetap dalam mode datar.

Raya hendak menekan lift khusus

karyawan namun langsung di cegah oleh Alvero.

“Bareng di sini saja Raya, lebih cepat

turunnya”

“Ah…baik Tuan Muda, terimakasih” Dan

Raya masuk terakhir setelah Asisten Je masuk, ia memilih berdiri di belakang

para pria penguasa itu dengan sesekali tangannya mengepal dan mengarahkan ke

punggung Asisten Je. Ia tidak sadar bahwa dinding lift itu berkaca hingga apa

yang dia lakukan tidak luput dari pandangan Tuan Muda Alvero dan Asisten Je.

“Kenapa tanganmu Raya?” Tanya Alvero

dengan menahan tawanya, Wanita itu terkesiap dan langsung menyembunyikan

tangannya di belakang punggungnya.

“Tidak Tuan Muda, saya hanya pegal

saja” Bohongnya.

Mereka sampai di lantai dasar dan

langsung menuju ke tempat parkir. Raya lupa tidak langsung menghubungi Pak

Malik, ia melihat jam tangannya sudah menunjukkan pukul 10 malam lebih, ia

merasa kasihan kalau harus menelepon Pak Malik jadi ia memutuskan pulang naik

taksi saja.

“Kau dijemput?” Tanya Alvero yang

melihat Raya akan berjalan ke jalan raya.

“Tidak Tuan Muda, saya akan naik taksi

saja…” Raya membungkuk sopan dan hendak berlalu.

“Je…” Tegur Alvero.

“Ikutlah bersama kami…”

“Tidak usah Tuan…saya naik taksi saja…”

“Malam-malam begini?” Asisten Je

menaikkan kedua alisnya.

“Iya…gak papa Tuan”

“Masuklah…tidak ada penolakan” Perintah

Asisten Je, sementara Alvero sudah masuk lebih dulu di kursi penumpang yang

tengah. Raya yang hendak menolak akhirnya mengiyakan ajakan Asisten Je,

otomatis ia masuk ke kursi depan. Tidak mungkinkan ia duduk bersebelahan dengan

Tuan Muda?

Asisten Je mengendarai mobilnya

membelah jalan raya yang mulai sepi dari kendaraan yang lalu lalang.

“Saya mengantar Tuan Muda dulu baru

setelah itu mengantarmu” Kata Asisten Je memecah kebisuan dalam mobil.

“Baik Tuan…” Raya mengarahkan

pandangannya ke luar jendela, ia sudah tidak sabar ingin segera tiba di rumah,

rasanya kangen sekali tidak mendengar celotehan Hanum. Apakah ia sudah tidur,

kasihan sekali gadis kecilku, apa Bu Nanik masih di rumah? Mengetahui itu, Raya

segera mengambil hpnya dan mencari kontak Bu Nanik.

Tut

Tut

Deringan itupun langsung di angkat…

“…..”

“Wa’alaikumussalam…kok belum tidur

sayang?”

“…..”

“Hmm, iya maaf ya…ini tadi lembur

mendadak lagi”

“…..”

“Iya, ini masih di jalan, sabar yah”

“…..”

“Waalaikumussalam”

Raya memasukkan hpnya kemudian menghela

nafas pelan.

“Kalau terburu naik pesawat saja!”

Ketus Asisten Je. Raya menoleh heran.

“Di rumah saya tidak ada landasan

pesawat Tuan” Jawabnya cuek, membuat Alvero menahan tawanya.

“Kenapa juga telepon kalau sudah tahu

lembur”

“Tuan sudah menikah?” Tanya Raya

membuat Alvero tertawa lepas. Asisten Je hanya mendengus keras.

“Belum ya, apalagi punya anak? Kalau

Anda punya anak dan menanyakan kenapa tidak pulang-pulang bagaimana perasaan

Anda? Sementara Anda harus mendadak lembur?” Tanya Raya lagi membuat Asisten Je

hanya terdiam, “Anda bisa bertanya kepada Tuan Muda tentang hal ketidaktahuan

Anda itu!” Lanjutnya dengan ketus. Asisten Je terdiam tidak mampu membalas

perkataan Raya, sementara Alvero semakin tak bisa menahan tertawa.

“Je…kau kalah telak” Kata Alvero

setelah berhasil berhenti dari tertawanya. Ia sebenarnya heran dengan sikap

asistennya yang sepertinya bertanya terlalu banyak dengan orang yang tidak

terlalu dekat dengannya.

“Maaf Tuan Muda…” Asisten Je hanya bisa

menjawab dengan sopan di depan Alvero.

“Satu lagi Tuan…kalau Anda terlalu

mengurusi urusan saya, saya takut nanti…” Raya menjeda kalimatnya dengan

sengaja karena ingin membuat asisten itu penasaran dan ternyata memang benar.

“Kenapa memang?” Tanyanya penasaran.

“Anda suka sama saya, tapi maaf Anda

bukan tipe saya Tuan…” Jawab Raya semakin telak membuat Asisten Je menggeram

marah. Sekali lagi Alvero tertawa di belakangnya.

“Je…hati-hati lho…aku takut hal itu

akan mempengaruhimu…” Goda Alvero.

“Tidak akan Tuan Muda…”

“Huh, percaya diri sekali…” Sinis Raya.

“Diamlah…!” Sentak Asisten Je.

Asisten membuka pintu belakang dan

mengantarkan Alvero sampai ke depan pintu.

“Sudah kau antar saja sekretaris itu,

tapi ingat pegang kata-katanya tadi…”

“Apa Tuan Muda?”

“Huh, ingatanmu ternyata buruk sekali.

Kau bilang tidak akan tertarik pada sekretaris itu kan? Pergilah”

“Baik Tuan Muda, saya permisi dulu”

“Hmmm….”

.

.

Mobil yang ditumpangi Asisten Je dan

Raya kembali memecah kesunyian malam, waktu sudah menunjukkan pukul 22.15

malam.

“Sebutkan alamat rumahmu biar cepat”

“Perumahan xxx Blok B no 25”

“Apa?” Asisten Je menoleh kepada Raya

seakan tak percaya.

“Kenapa? Apa saya juga tidak pantas

untuk menempati perumahan elit itu?” Tanya Raya seraya menatap tidak suka

kepada Asisten Je.

“Bukan begitu” Kata Asisten Je pelan.

Laki-laki itu mengeratkan pegangan

tangannya pada setir, ia merasa terkejut dengan kenyataan bahwa mereka tinggal

di dalam kompleks perumahan yang sama. Kenapa selama ini ia tidak tahu

keberadaan Raya? Mereka tinggal dalam satu blok yang sama hanya beda nomor

rumah dan lokasi tapi Asisten Je tidak pernah melihat sekalipun Raya maupun

keluarganya.

“Terus kenapa Anda seperti tidak

percaya saya tinggal di perumahan tersebut?” Tanya Raya setelah mereka berada

di jalan. Laki-laki itu hanya diam.

“Tidak ada” Jawabnya singkat kembali

pada mode datar. Terdengar decakan kesal di sampingnya.

“Anda harusnya berterima kasih kan ke

saya?” Tanya Raya berusaha mengingatkan Asisten Je.

“Untuk?” Bukannya menjawab malah

Asisten Je bertanya tanpa menoleh ke arah Raya.

“Bukannya tadi saya telah menyelamatkan

Anda dari kemarahan Tuan Muda Alvero? Jangan bilang Anda lupa”

“Hmmm” Jawab Asisten Je datar.

“Hmm…hmm, itu untuk iya atau tidak?

Saya kan bukan pembaca pikiran yang akan mengerti Anda dengan hanya jawaban

hmm” Kata Raya kesal seraya menatap Asisten Je.

“Cerewet!” Dengusnya tajam

“Apa!!!” Raya melotot tak percaya

mendengar satu kata yang keluar dari mulut Asisten Je sampai wanita itu tidak

mampu berucap apa-apa. Ia hanya bisa menggeram dalam hati.

Asisten Je langsung menghentikan

mobilnya tepat di depan rumah Raya. Sejenak wanita itu mengernyit heran,

bagaimana dia langsung tahu posisi rumahnya tanpa harus mencari atau bertanya

dulu.

“Kenapa? Tidak mau turun? Kau mau ikut

ke rumahku?” Tanya Asisten Je sinis melihat Raya tidak segera turun dari

mobilnya.

“Huh…bisa pingsan di jalan saya…” Kata

Raya cuek.

“Apa maksudmu?!” Tanya Asisten Je

tajam.

“Hmmm, badanku bisa membeku karena di dalam mobil es

batunya terlalu dingin, tapi terima kasih Tuan Anda bersedia mengantar saya…”

Kata Raya seraya turun dari mobil kemudian menutup pintu dengan sedikit keras

dan berlalu masuk ke dalam rumah. Asisten Je hanya berdecak kesal kemudian

melajukan mobilnya menuju ke blok B no 12.

Episodes
1 BAB 1 Mall dan Meeting
2 BAB 2 Lowongan Pekerjaan
3 BAB 3 Lari Pagi Bersama
4 BAB 4 Mencari Pekerjaan (1)
5 BAB 5 Mencari Pekerjaan (2)
6 BAB 6 Elektronic Shopping
7 BAB 7 Melamar Pekerjaan (1)
8 BAB 8 Melamar Pekerjaan (2)
9 BAB 9 Sahabat Baru
10 BAB 10 Asisten Je
11 BAB 11 Ujian Akhir
12 BAB 12 Keputusan
13 BAB 13 Dia pikir siapa dia?
14 BAB 14 Show Room Mobil
15 BAB 15 Tugas Pertama Sekretaris Raya
16 BAB 16 Masih Flash Back On ya
17 BAB 17 Lembur Mendadak
18 BAB 18 Kedatangan istri bos
19 BAB 19 Welcome To The Lembur…Again
20 BAB 20 Kita di perumahan yang sama?
21 BAB 21 Apa ini artisnya ma??
22 BAB 22 Santai di Hari Minggu
23 BAB 23 Bu Arumi
24 BAB 24 Bertemu Lagi
25 BAB 25 Asisten Jutek
26 BAB 26 Olimpiade Matematika
27 BAB 27 Anda Terpesona Dengan Saya
28 BAB 28 Siap Olimpiade Matematika
29 BAB 29 Kedatangan Keluarga Besar
30 Pengumuman
31 BAB 30 Persaingan Dua Hati
32 BAB 31 MASIH PERSAINGAN DUA HATI
33 BAB 32 Menjemput Raya
34 BAB 33 KASUS KECELAKAAN AMRI
35 BAB 34 Pertemuan Yang Tidak Disengaja
36 BAB 35 PENYAKIT ALERGI YANG ANEH
37 BAB 36 ASISTEN JE BERULAH
38 BAB 37 PERETAS HANDAL
39 Pengumuman (bukan update)
40 BAB 38
41 Isi hati author
42 BAB 39 AYO MENIKAH (Revisi)
43 BAB 40 Tidak Usah Sok Kenal!
44 Selamat berlebaran untuk saudara readers ku yang muslim....
45 BAB 41 WAJIB BERANGKAT PULANG BERSAMA
46 BAB 42 BERI RUANG UNTUK KU
47 BAB 43 KARENA DIA ISTRIKU
48 BAB 44 AKHIRNYA WISUDA
49 BAB 45 LOVELY HUSBAND
50 BAB 46 Terserah, asal jangan yang itu
51 BAB 47 SAYANG! PUAS?
52 BAB 48 Punya Banyak Di Rumah
53 BAB 49 Mama harus jaga jarak sama dia
54 BAB 50 Bersihkan bibir Anda sebelum berangkat
55 CURAHAN HATI AUTHOR
56 BAB 51 Kedatangan Mendadak Asisten Je (REVISI)
57 BAB 52 Sayang, aku duluan yaaa
58 BAB 53 Mainan Menarik
59 BAB 54 Kembalikan Sayang
60 BAB 55 Aku butuh pelampiasan!
61 BAB 56 Kau Harus Memuaskanku (Revisi: Ganti judul yaaa)
62 BAB 57 Hasil Kerja Istriku
63 BAB 58 aku diusir dari rumah
64 BAB 59 Aku Mau Tidur Sampai Pagi
65 BAB 60 Aku Bisa Membuatnya Menjadi Dekat
66 BAB 61 Keluar kalian semua!! (REVISIAN)
67 BAB 62 Karena aku mencintaimu, Raya
68 BAB 63 Aku Tidak Akan Memaksamu Untuk Mencintaiku
69 BAB 64 Aturan Dalam Novel, Author Adalah Penguasanya
70 BAB 65 Kenapa kau sangat menutup rapat hatimu sayang? (Sedikit revisian yee)
71 BAB 66 Aku harap kamu tidak melupakanku
72 BAB 67 amanah yang harus aku jaga
73 BAB 68 apa mereka merestui janda sepertiku?
74 BAB 69 Resepsi Pernikahan
75 BAB 70 Mama ada hubungan apa sama orang itu?
76 BAB 71 aku sangat sangat sangat mencintaimu
77 BAB 72 aku orang yang tidak suka menunggu
78 BAB 73 Enyah dari hadapanku!
79 BAB 74 Kamu mulai nakal ya…sayang
80 BAB 75 Tante, telepon mama…
81 BAB 76 Sesuatu terjadi?
82 BAB 77 jangan-jangan kamu sudah terpesona ya
83 BAB 78 Kenapa kamu begitu baik?
84 BAB 79 Tita hanya ingin mama bahagia
85 BAB 80 Bilang saja takut
86 BAB 81 Aku kan bisa memberi kekuatan padanya
87 BAB 82 Maaf Tuan Muda, anda juga harus keluar
88 BAB 83 Ah…menggemaskan sekali istriku ini…
89 BAB 84 bentar lagi pasti kumat cerewetnya
90 BAB 85 deket-deket, sentuh-sentuh, manja-manja
91 BAB 86 keluarga yang lengkap
92 BAB 87 Dia akan menerima kami kan ma?
93 BAB 88 Keluarga Kecil Yang Bahagia
94 BAB 89 di ruanganku sudah sangat banyak!
95 BAB 90 Teddy
96 BAB 91 kena semprot
97 BAB 92 Bajingan itu mengusir kami dengan kejam
98 BAB 93 Apa dia bukan anakku?
99 BAB 94 Aku ingin meminta restu pada mereka sebagai menantu
100 BAB 95 Rencana di jodohkan
101 BAB 96 Beraninya kamu
102 BAB 97 jangan minta berpisah dariku
103 BAB 98 Siapa Daliya?
104 Pekik Merdeka
105 BAB 99 Mama akan memutuskan pernikahan siri itu
106 Kalimat penyemangat dalam menulis
107 BAB 100 Siap Nyonya
108 BAB 101 Anda tidak diizinkan menyentuh tangan nona muda
109 BAB 102 Jaga pandangan Anda Tuan
110 BAB 103 Besaran, Satuan, dan Dimensi
111 BAB 104 Jangan coba-coba mendekatinya
112 BAB 105 Aku sudah menikah
113 BAB 106 harus tanggung jawab
114 BAB 107 aku masih menjadi istrinya
115 BAB 108 Rarw…Miaw
116 BAB 109 Ntar Si Mylano Bangkit Lagi
117 BAB 110 Om Je orang baik
118 BAB 111 Lu Manut Lu Aman
119 BAB 112 Darah!
120 BAB 113 Masih Tentang Drama Darah
121 BAB 114 Kalau Sakit Katakan Sakit
122 BAB 115 aku sudah merindukan tempat mu
123 BAB 116 Mas Darren datang berkunjung (Hiatus dalam waktu yang tidak bisa ditentukan)
124 Huek
125 Hadiah besar
126 Nero, Aku Masih Mencintaimu
127 Mirip Ngidam
128 Restuku Hanya Berlaku Hari Ini!
129 Kayak Krupuk di Siram Air
130 Akting Yang Jelek
131 Huwek lagi, ngidam kali
132 Ternyata masih berlanjut
133 Konfirmasi Idaman Mengenai Kehamilan
134 CEO Ku Suamiku
135 Pastikan Malam Ini
136 Pertemuan Yang Disengaja
137 Aku Mencintaimu Sayang
138 Bicara Dari Hati Ke Hati
139 Mama ku sayang…papa ku sayang
140 Aku sudah menemukan ibuku
141 Selamat Idul Fitri
142 Nero Ku Sayang
143 aku nggak suka di lihat banyak orang
144 Kalian yang bertanggung jawab
145 Kalau bisa aku ingin seharian aja di kamar
146 Kamu mau mengintip istriku?
147 Aku pergi dulu
Episodes

Updated 147 Episodes

1
BAB 1 Mall dan Meeting
2
BAB 2 Lowongan Pekerjaan
3
BAB 3 Lari Pagi Bersama
4
BAB 4 Mencari Pekerjaan (1)
5
BAB 5 Mencari Pekerjaan (2)
6
BAB 6 Elektronic Shopping
7
BAB 7 Melamar Pekerjaan (1)
8
BAB 8 Melamar Pekerjaan (2)
9
BAB 9 Sahabat Baru
10
BAB 10 Asisten Je
11
BAB 11 Ujian Akhir
12
BAB 12 Keputusan
13
BAB 13 Dia pikir siapa dia?
14
BAB 14 Show Room Mobil
15
BAB 15 Tugas Pertama Sekretaris Raya
16
BAB 16 Masih Flash Back On ya
17
BAB 17 Lembur Mendadak
18
BAB 18 Kedatangan istri bos
19
BAB 19 Welcome To The Lembur…Again
20
BAB 20 Kita di perumahan yang sama?
21
BAB 21 Apa ini artisnya ma??
22
BAB 22 Santai di Hari Minggu
23
BAB 23 Bu Arumi
24
BAB 24 Bertemu Lagi
25
BAB 25 Asisten Jutek
26
BAB 26 Olimpiade Matematika
27
BAB 27 Anda Terpesona Dengan Saya
28
BAB 28 Siap Olimpiade Matematika
29
BAB 29 Kedatangan Keluarga Besar
30
Pengumuman
31
BAB 30 Persaingan Dua Hati
32
BAB 31 MASIH PERSAINGAN DUA HATI
33
BAB 32 Menjemput Raya
34
BAB 33 KASUS KECELAKAAN AMRI
35
BAB 34 Pertemuan Yang Tidak Disengaja
36
BAB 35 PENYAKIT ALERGI YANG ANEH
37
BAB 36 ASISTEN JE BERULAH
38
BAB 37 PERETAS HANDAL
39
Pengumuman (bukan update)
40
BAB 38
41
Isi hati author
42
BAB 39 AYO MENIKAH (Revisi)
43
BAB 40 Tidak Usah Sok Kenal!
44
Selamat berlebaran untuk saudara readers ku yang muslim....
45
BAB 41 WAJIB BERANGKAT PULANG BERSAMA
46
BAB 42 BERI RUANG UNTUK KU
47
BAB 43 KARENA DIA ISTRIKU
48
BAB 44 AKHIRNYA WISUDA
49
BAB 45 LOVELY HUSBAND
50
BAB 46 Terserah, asal jangan yang itu
51
BAB 47 SAYANG! PUAS?
52
BAB 48 Punya Banyak Di Rumah
53
BAB 49 Mama harus jaga jarak sama dia
54
BAB 50 Bersihkan bibir Anda sebelum berangkat
55
CURAHAN HATI AUTHOR
56
BAB 51 Kedatangan Mendadak Asisten Je (REVISI)
57
BAB 52 Sayang, aku duluan yaaa
58
BAB 53 Mainan Menarik
59
BAB 54 Kembalikan Sayang
60
BAB 55 Aku butuh pelampiasan!
61
BAB 56 Kau Harus Memuaskanku (Revisi: Ganti judul yaaa)
62
BAB 57 Hasil Kerja Istriku
63
BAB 58 aku diusir dari rumah
64
BAB 59 Aku Mau Tidur Sampai Pagi
65
BAB 60 Aku Bisa Membuatnya Menjadi Dekat
66
BAB 61 Keluar kalian semua!! (REVISIAN)
67
BAB 62 Karena aku mencintaimu, Raya
68
BAB 63 Aku Tidak Akan Memaksamu Untuk Mencintaiku
69
BAB 64 Aturan Dalam Novel, Author Adalah Penguasanya
70
BAB 65 Kenapa kau sangat menutup rapat hatimu sayang? (Sedikit revisian yee)
71
BAB 66 Aku harap kamu tidak melupakanku
72
BAB 67 amanah yang harus aku jaga
73
BAB 68 apa mereka merestui janda sepertiku?
74
BAB 69 Resepsi Pernikahan
75
BAB 70 Mama ada hubungan apa sama orang itu?
76
BAB 71 aku sangat sangat sangat mencintaimu
77
BAB 72 aku orang yang tidak suka menunggu
78
BAB 73 Enyah dari hadapanku!
79
BAB 74 Kamu mulai nakal ya…sayang
80
BAB 75 Tante, telepon mama…
81
BAB 76 Sesuatu terjadi?
82
BAB 77 jangan-jangan kamu sudah terpesona ya
83
BAB 78 Kenapa kamu begitu baik?
84
BAB 79 Tita hanya ingin mama bahagia
85
BAB 80 Bilang saja takut
86
BAB 81 Aku kan bisa memberi kekuatan padanya
87
BAB 82 Maaf Tuan Muda, anda juga harus keluar
88
BAB 83 Ah…menggemaskan sekali istriku ini…
89
BAB 84 bentar lagi pasti kumat cerewetnya
90
BAB 85 deket-deket, sentuh-sentuh, manja-manja
91
BAB 86 keluarga yang lengkap
92
BAB 87 Dia akan menerima kami kan ma?
93
BAB 88 Keluarga Kecil Yang Bahagia
94
BAB 89 di ruanganku sudah sangat banyak!
95
BAB 90 Teddy
96
BAB 91 kena semprot
97
BAB 92 Bajingan itu mengusir kami dengan kejam
98
BAB 93 Apa dia bukan anakku?
99
BAB 94 Aku ingin meminta restu pada mereka sebagai menantu
100
BAB 95 Rencana di jodohkan
101
BAB 96 Beraninya kamu
102
BAB 97 jangan minta berpisah dariku
103
BAB 98 Siapa Daliya?
104
Pekik Merdeka
105
BAB 99 Mama akan memutuskan pernikahan siri itu
106
Kalimat penyemangat dalam menulis
107
BAB 100 Siap Nyonya
108
BAB 101 Anda tidak diizinkan menyentuh tangan nona muda
109
BAB 102 Jaga pandangan Anda Tuan
110
BAB 103 Besaran, Satuan, dan Dimensi
111
BAB 104 Jangan coba-coba mendekatinya
112
BAB 105 Aku sudah menikah
113
BAB 106 harus tanggung jawab
114
BAB 107 aku masih menjadi istrinya
115
BAB 108 Rarw…Miaw
116
BAB 109 Ntar Si Mylano Bangkit Lagi
117
BAB 110 Om Je orang baik
118
BAB 111 Lu Manut Lu Aman
119
BAB 112 Darah!
120
BAB 113 Masih Tentang Drama Darah
121
BAB 114 Kalau Sakit Katakan Sakit
122
BAB 115 aku sudah merindukan tempat mu
123
BAB 116 Mas Darren datang berkunjung (Hiatus dalam waktu yang tidak bisa ditentukan)
124
Huek
125
Hadiah besar
126
Nero, Aku Masih Mencintaimu
127
Mirip Ngidam
128
Restuku Hanya Berlaku Hari Ini!
129
Kayak Krupuk di Siram Air
130
Akting Yang Jelek
131
Huwek lagi, ngidam kali
132
Ternyata masih berlanjut
133
Konfirmasi Idaman Mengenai Kehamilan
134
CEO Ku Suamiku
135
Pastikan Malam Ini
136
Pertemuan Yang Disengaja
137
Aku Mencintaimu Sayang
138
Bicara Dari Hati Ke Hati
139
Mama ku sayang…papa ku sayang
140
Aku sudah menemukan ibuku
141
Selamat Idul Fitri
142
Nero Ku Sayang
143
aku nggak suka di lihat banyak orang
144
Kalian yang bertanggung jawab
145
Kalau bisa aku ingin seharian aja di kamar
146
Kamu mau mengintip istriku?
147
Aku pergi dulu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!