“Asisten Je…apa Anda yakin dengan
pilihan pertama, karena pilihan kedua juga bagus walaupun sedikit…” Kata Antoni
di ruangan Asisten Je.
“Terserah saja…pada akhirnya mereka
hanyalah wanita yang merepotkan” Ucapnya malas.
“Apa perlu saya langsung mengambil
keputusan saja?” Tanya Antoni lagi.
“Biarkan saja, aku ingin melihat
bagaimana perangai dan kepribadian mereka jika sudah berhadapan denganku”
Jawabnya tegas.
“Baik Asisten Je”
“Kau tahu Toni, kalau Tuan Muda tidak
meminta ku mencari sekretaris, cukup dengan kemampuanku bisa melayani kerja
Tuan Muda” Keluhnya pelan. Ia memang sudah biasa curhat dengan Antoni,
laki-laki itu selain bawahannya juga termasuk sahabatnya sejak SMA dulu, tapi walaupun
begitu Antoni bisa menempatkan diri ketika di dalam masa bekerja. Dia akan
memanggil dan berbicara formal dengan atasannya di kantor itu, tapi ketika
sudah di luar pekerjaan maka mereka akan berubah menjadi sahabat tanpa ada
batasan formal lagi. Bahkan ada yang menyebarkan rumor bahwa mereka adalah
pasangan gay, tapi mereka tidak memperdulikan rumor tersebut.
Antoni menghela nafas pelan, sebenarnya
ia sendiri juga kasihan dengan Asisten Je, usia matang, kedudukan mapan,
penghasilan mantab, bahkan ia memiliki usaha kafe yang tersebar di beberapa
kota, tapi sampai saat ini ia masih tetap membujang.
“Asisten Je harus sabar menghadapi Tuan
Muda dan Nona Muda, saya yakin keputusan itu adalah yang terbaik”
“Hah…terbaik ya…, bagiku wanita itu
menyusahkan saja, buat apa coba kalau kita merasa mampu tanpa bantuan mereka?”
Antoni menggeleng.
“Tidak semua wanita menyusahkan Asisten
Je, Nona Muda Meili dan kekasih saya contohnya”
“Huh, kau mau pamer kalau memiliki
kekasih begitu” Cibirnya, “Bagiku wanita itu akan menggangguku bekerja,
merepotkan, manja, pengkhianat…”
“Maaf Asisten Je…” Antoni ingin
menyela.
“Iya aku tahu selain Nona Meili dan
kekasihmu.” Sergahnya sinis. Antoni hanya tersenyum kecut seraya menggaruk
tengkuknya yang tidak gatal. “Kau atur semuanya, jika pilihanmu salah, jangan
lupa pintu terbuka lebar untuk menendangmu keluar” Lanjutnya dengan kesal.
“Baik Asisten Je, saya permisi” Kata
Antoni seraya membungkukkan badan dan berlalu keluar.
.
.
.
Pagi ini dengan sangat menyesal, Raya
tidak bisa melakukan lari pagi, karena sebelum jam 07.00 ia sudah harus di
perusahaan Diamond Jewerly untuk melakukan tahap akhir seleksi. Jadinya ia
menyerahkan semua keperluan Titania dan Hanum kepada Bu Nanik, ia juga lupa
untuk menanyakan kepada Pak Malik, tentang prt yang bisa membantunya.
“Pak Malik, nunggu saya hubungi ya,
kalau nanti diterima dan langsung harus bekerja di tinggal aja untuk cari
penumpang…”
“Baik neng”
“O ya pak, apa bapak punya kenalan
seseorang untuk bisa membantu saya di rumah?”
“Membantu gimana neng?”
“Bantu-bantu beres rumah sama cuci
setrika pak”
“Oooo, ada neng, kebetulan tetangga
bapak baru pulang dari Saudi, katanya pingin di Indonesia saja neng, orangnya
cekatan kok usianya kira-kira seusia bapaklah neng”
“Iya deh pak Raya setuju, nanti suruh
ke rumah aja ya pak”
“Baik neng siap aja mah bapak” Raya
tertawa mendengar jawaban Pak Malik. Ingin sekali ia bisa mengunjungi keluarga
Pak Malik, ia merasa orang yang baik padanya begitu peduli padanya, jadi ia
ingin membalas kebaikan mereka dengan menganggap mereka keluarganya.
Mereka sampai di perusahaan 15 menit
sebelum waktu yang ditentukan, Raya langsung memasuki loby perusahaan dan
menemui resepsionis.
“Selamat pagi mbak, ada yang bisa saya
bantu?” Tanya resepsionis itu ramah. Di perusahaan ini memang sudah ditekankan
dari awal, bahwa semua pegawai harus bisa bersikap netral dan ramah terhadap
semua pengunjung.
“Saya peserta yang lolos seleksi
kemaren mbak…”
“O…baik, atas nama Mbak Raya ya?”
Tanyanya membuat Raya heran. Resepsionis itu mengerti keheranan Raya.
“Mbak sudah di tunggu di ruangan
Asisten Je, mari saya antar.” Raya mengikuti resepsionis tersebut menuju ke
lift karyawan, ia melihat gadis itu menekan tombol angka 5. Keluar dari lift
nampak ada 3 ruangan saja di sana, Pintu yang terlihat megah bertuliskan CEO
Room, pintu kedua bertuliskan Asisten Room, dan pintu ketiga dan kelihatan
dengan ruang yang lebih kecil karena terdapat kaca besar yang langsung tembus
pandang ke ruangan itu bertuliskan secretary Room.
“Silahkan ditunggu sebentar mbak, di
dalam masih ada peserta lainnya”
“Terimakasih” Raya menunggu di depan
ruangan Asisten dengan duduk di sofa, belum lama menunggu pintu sudah terbuka
dan keluarlah seorang wanita dengan pakaian yang seksi sekali sambil menangis.
Raya mengenalnya sebagai kandidat kedua.
“Erika…ada apa? Mengapa kau menangis?”
Tanya Raya bingung, namun gadis itu hanya berlari tak menghiraukan pertanyaan
Raya.
Pintu kembali terbuka lebar dan
laki-laki selaku HRD itu keluar dengan aura yang tidak bisa di gambarkan
seperti apa. Nampak seorang laki-laki di dalam sedang sangat marah.
“Nona Raya? Anda sudah siap? Jangan
hiraukan gadis itu” Seakan tahu keheranan Raya.
“Boleh saya bertanya Tuan?”
“Kau ingin bertanya kenapa gadis itu
keluar dengan menangis?” Raya mengangguk mengiyakan.
“Asal kau tidak membuat kesalahan, maka
kau aman” Kata Antoni tegas, ia mempersilahkan Raya masuk dan pandangannya langsung
bertabrakan dengan sepasang mata tajam di depannya. Sepertinya aku pernah
melihatnya…tapi di mana ya? Raya membungkuk sopan. Laki-laki itu hanya berdehem
namun sedikit gelagapan karena sempat memandangi wanita tersebut tanpa
berkedip.
“Selamat pagi Tuan, perkenalkan nama
saya Raya Septiani Sudjana” Ucap Raya sopan, laki-laki itu hanya diam tanpa
ekspresi.
“Silahkan duduk Raya” Ucap Antoni,
kemudian laki-laki itu memberikan salinan kontrak kerja yang akan langsung di
tanda tanganinya. Ia mengernyit heran, apa ia langsung diterima?
“Ya Raya, kau kandidat terakhir, jadi
karena Erika gagal maka secara otomatis kamu yang terpilih sebagai sekretaris
Asisten Je” Jelas Antoni seperti mengerti isi pikiran Raya.
“Aku tidak suka cewek manja, centil dan
semacamnya” Tegas suara di depannya membuat Raya mendongak menatap dan mengernyit
heran. Ia mulai bisa mengambil kesimpulan kenapa Erika tadi menangis. Hmmm,
asisten yang aneh.
“Satu lagi…jangan suka menyentuh
sembarangan” Tegasnya lagi, kali ini dengan nada yang sangat tajam membuat Raya
bergidik ngeri. Benar kata Pak Malik, atasannya aneh dan kejam, ucapnya dalam
hati.
“Kau baca kontraknya dulu, setelah kau
setuju kau bisa tanda tangan” Kata Antoni.
Raya membaca kontrak kerja sekaligus
peraturan aneh itu dengan teliti, tak lama matanya membulat sambil melihat ke
arah Antoni dengan tatapan protes.
“Apa maksudnya saya harus tinggal di
apartemen bersama asisten?” Tanyanya.
“Ya…maksudnya seperti yang tertulis,
kau akan menjalani training dengan tinggal bersama Asisten Je selama sebulan,
untuk melihat apakah kau sudah pantas menjadi sekretaris pribadi Asisten Je apa
tidak, kau paham tugas sekretaris pribadi kan?” Raya diam sebentar, ya dia
sangat paham betul beda sekretaris kantor dengan sekretaris pribadi. Kalau
sekretaris pribadi fungsinya hampir sama dengan seorang istri, yang harus
menyiapkan segala kebutuhan atasannya, terkecuali kebutuhan ranjang tentunya.
“Ini lagi? Ketika bertemu dengan klien
wanita, maka saya bertugas sebagai kekasihnya?” Tanyanya lebih gusar.
“Begini Raya, Asisten Je sering menggantikan
agenda Tuan Muda untuk meeting dan tak jarang klien yang datang adalah wanita
yang sudah pasti hasil akhirnya mereka akan menggoda Asisten Je” Jelas Antoni
panjang lebar.
“Apa urusannya dengan saya? Bukankah
Anda tinggal menjaga Tuan dengan baik? Dan Saya bukan wanita murahan” Marahnya.
Antoni menghela nafas bingung seraya mengusap tengkuknya. Yang satu kecentilan,
yang satu memegang teguh prinsip. Ia setuju dengan pemikiran Raya tapi bagaimana
lagi kalau Asisten Je sudah memutuskan.
Tinggal selama sebulan di apartemen
bersama laki-laki yang tidak dia kenal, mana ada aturan sekretaris pribadi
harus bertugas layaknya istri. Dia pernah jadi sekretaris pribadi suaminya dulu
sebelum menikah tapi tidak harus menginap juga. Lagi pula bagaimana dengan
Titania dan Hanum? Dia tidak akan tega menyerahkan pengasuhan mereka hanya
kepada Bu Nanik. Satu bulan lho ini, itu sesuatu yang sangat mustahil.
Sepertinya ia harus mencari pekerjaan lain atau kalau tidak menuruti perkataan
Titania membuka kafe.
“Bagaimana apa kau bersedia?” Tanya
Antoni penuh harap. Raya menghela nafas panjang, ia sudah mengambil keputusan.
“Baiklah…” Sebelum ia menyelesaikan
kalimatnya sudah dipotong oleh Asisten Je dengan sinis.
“Huh, wanita sama saja!” Dengusnya
tajam. Ia memandang rendah terhadap Raya, karena setuju dengan keputusan
menginap selama sebulan, sebenarnya itu hanya pancingan saja, ternyata semua wanita
sama saja, penggoda, berpura-pura sopan dan baik tapi ujung-ujungnya penggoda
juga.
“Segeralah tanda tangan” Ucap Asisten
Je dengan tajam.
“Maaf Tuan…tapi saya bukan bermaksud
setuju tadi, saya lebih baik mengundurkan diri sebelum saya tanda tangan” Ucap
Raya tegas kemudian berdiri dari duduknya, membungkuk sopan dan keluar.
“Permisi Tuan”
“Huh, kita lihat saja, kau akan kembali
memohon padaku!” Serunya marah. Raya tidak peduli, ia terus melangkah dan
keluar dari pintu. Antoni memijit pelipisnya, mulai merasa pusing dengan
Asisten Je. Sudah diberi sekretaris yang cerdas, handal, dan cekatan, masih
juga membuat kesalahan.
2 menit
5 menit
10 menit
Pintu itu masih tertutup rapat, “wanita
itu benar-benar tidak kembali?” Desisnya pelan tak percaya.
“Asisten Je, maaf, yang saya lihat
selama seleksi, dia memang wanita yang berbeda dengan yang lain, dia tidak
pernah kecentilan dan berbuat yang aneh, saya rasa dia benar-benar bersih… sayang…”
“Kau menyalahkanku begitu?” Teriak
Asisten Je marah membuat bulu kuduk Antoni merinding.
“Maafkan saya Asisten Je”
“Keluarlah, sudah aku bilang aku tidak
butuh sekretaris!” Sinisnya. Baru saja selesai bicara telepon di mejanya
berdering.
“Ya Tuan Muda?”
“Bawa sekretaris barumu ke ruanganku,
Meili ingin bertemu dengannya” Perintah Alvero langsung menutup teleponnya
tanpa memberi kesempatan Asisten Je untuk menjawab. Asisten Je tercengang, ia
menatap Antoni bingung.
“Gawat”
“Kenapa?”
“Nona Muda ingin bertemu dengan
sekretaris baruku” Katanya frustasi. Kali ini Antoni hanya angkat bahu.
“Bukan urusan saya Asisten Je, saya
permisi” Katanya berani seraya meninggalkan ruangan asisten aneh itu. Asisten
Je melempar bolpoint ke arah Antoni dengan marah tapi laki-laki itu keburu menutup
pintu dengan tertawa sehingga bolpoint itu hanya mengenai daun pintu.
To Be Continued
Hei-hei hallow readers
Jumpa lagi sama othor nih, met nikmati ya
dukung terus yah
met baca aja deh dan semoga syukaaaa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 147 Episodes
Comments
Soraya
smgt thor
2023-10-24
0