Setelah pulang dari kediaman keluarga Agrawihana. Maya memutuskan untuk pergi ke kantor. Tapi begitu sampai di perusahaan Cristopher Maya dihadapkan oleh gosip miring tentang Katerina.
"Kasian ya, Katerina dipecat dari perusahaan ayahnya sendiri."
"Iya, tapi itukan salah dia sendiri kenapa harus melawan ayahnya."
"Olivia putri yang baik, harusnya Katerina belajar bersikap dari Olivia."
"Nggak heran sih kalau Olivia jadi anak kesayangan, dia aja lemah lembut beda sama Katerina yang kasar."
Langkah Maya terhenti saat mendengar hal itu. Kuping nya memanas, emosinya memuncak. Maya paling tidak suka ada yang menghina Katerina.
"Jaga yang ucapan anda, Aurelia! atas dasar apa anda berani menghina Katerina?!" tegur Maya dengan tatapan tajam penuh intimidasi.
Aurelia tersenyum ejek sambil memutar bola matanya malas menatap Maya. Tangannya bersindekap diatas dada seolah derajatnya lebih tinggi daripada Maya. Padahal di kantor itu Aurelia hanya sebagai Office Manager tidak seperti Maya yang jabatan nya sebagai Kepala Departemen (HOD).
"Hei Maya, kau ini datang-datang langsung marah, jika kau tidak tahu apa yang terjadi maka jangan sok tahu." ejek Aurelia.
"Kau yang seharusnya bersikap lebih sopan Aurelia. Di sini kau hanya Office Manager, kau harus sadar akan posisimu. Jangan sembarangan menghina Katerina seperti itu!" sarkas Maya jengkel.
Aurelia menundukkan pantatnya di meja sambil menyilang kan kakinya, lalu menatap Maya dengan senyum remeh.
"Aku tahu posisiku Maya, tapi apa yang kukatakan memang benar bukan? Katerina itu wanita kasar sehingga dia dipecat diperusahan ini, ups sorry." ucapnya menyindir.
Kening Maya berkerut "Dipecat?" tanya Maya tidak percaya.
"Ah ya, kau kan baru datang. Pasti kau tidak tahu kalau Katerina sahabatmu itu dipecat oleh ayahnya sendiri!" jawab Aurelia tertawa mengejek.
Aurelia dari dulu memang membenci Katerina, karena ia merasa Katerina mengambil semua perhatian para karyawan dan melupakan dirinya. Melihat Katerina didepak dari perusahaan tentu saja Aurelia sangat senang.
Maya tercengang, kepalanya menggeleng tidak percaya.
"Kau jangan bicara sembarangan, Aurelia. Mana mungkin Katerina dipecat." tukas Maya tidak mempercayai.
"Hei, aku tidak bicara sembarangan, jika kau tidak percaya tanyakan saja pada karyawan yang ada di sini. Mereka semua melihat dengan mata kepala mereka sendiri Katerina dipecat bahkan diusir secara tidak hormat dari perusahaan ini!" ungkap Aurelia.
"Itu benar Maya, kami semua melihat Katerina dipecat oleh ayahnya."
"Iya benar bahkan sampai diusir oleh satpam." sahut lainnya.
Aurelia tersenyum lebar "Bagaimana Maya? Apa kau sudah percaya? Aku tidak membual bukan?"
Maya terdiam tidak menggubris perkataan Aurelia. Maya masih tidak percaya kalau Katerina dipecat tapi para karyawan di sini tidak mungkin berbohong padanya.
Tiba-tiba pintu lift khusus CEO terbuka. Mereka semua dapat melihat Olivia keluar bersama Rei dengan bergandengan tangan seolah pasangan yang tengah bahagia. Olivia keluar dengan senyum merekah diwajah cantiknya tapi tidak dengan Rei yang terlihat begitu dingin, raut wajahnya tanda tidak suka. Entah apa yang mereka bicarakan di ruangan Andi tadi.
Semua pujian para karyawan tertuju kepada kedua pasangan itu. Mereka terang-terangan memuji Olivia yang terlihat sangat cocok bersanding dengan Rei. Kuping Maya panas dan tangannya terkepal kuat ketika melihat Olivia dan Rei yang bahagia diatas penderitaan Katerina.
Maya menghampiri kedua pasangan itu dengan tangan terkepal kuat.
"Wow bagus ya, benar-benar pasangan yang serasi." puji Maya tersenyum miring.
"Maya.." lirih keduanya terkejut.
"Olivia. Aku tidak menyangka jimat apa yang kau gunakan sehingga tuan Andi membela mu mati-matian dan tega mengusir bahkan memecat anak kandungnya sendiri. Tidak hanya itu saja bahkan kau juga merebut Rei dari sahabat ku." seru Maya dengan sorotan tajam.
"Maya, apa yang kau bicarakan? Aku tidak memakai jimat apapun. Aku dan Rei saling mencintai, kenapa kau berkata seperti itu Maya!" sanggah Olivia.
Maya berdecih. "Cih, dasar wanita munafik, kau bilang apa? saling mencintai? Heh, kau pikir aku tidak tahu Rei itu sangat mencintai Katerina dan kau malah merebutnya dari sahabatku. Dasar ******!" teriak Maya marah.
Plak!
Tamparan keras mendarat di wajah Maya. Semua orang nampak sangat terkejut melihat Olivia menampar Maya. Bahkan Maya sendiri juga terbelalak saat tamparan itu dengan kerasnya mengenai wajahnya. Maya merasakan wajahnya memanas dan perih.
"Jaga bicaramu Maya! Aku tidak merebut Rei dari kakakku. Meski kau adalah sahabat kakakku, kau tidak berhak untuk menghina ku seperti itu. Ingat siapa dirimu di perusahaan ini, kau hanyalah bawahan. Jangan kau pikir karena kau sahabat kakakku kau bisa menghina ku sesuka hatimu!" bentak Olivia tegas.
Plak!
Semua orang terbelalak melihat Maya menampar wajah Olivia sampai oleng ke samping. Emosi Maya kian memuncak, ia tidak terima ditampar begitu saja oleh Olivia.
"Kau pikir kau saja yang bisa menamparku Hah! AKU JUGA BISA OLIVIA NATASHA CRISTOPHER!"
"Selama ini aku sudah cukup sabar dengan segala tingkahmu itu, tapi kali ini kau sudah benar-benar membuat batas kesabaran ku habis!" sungut Maya marah.
"Kau sudah membuat Katerina diusir dari rumahnya sendiri dan sekarang kau membuatnya dipecat dari perusahaan ayahnya sendiri!"
"Kau benar-benar hebat Olivia, anak tiri sepertimu bisa membuat anak kandung tersingkirkan begitu saja? Kau memakai guna-guna apa?" tanya Maya tersenyum ejek.
"CUKUP MAYA!" teriak seseorang.
Semua orang langsung menoleh ke arah suara dan mendapati Andi berjalan dengan wajah penuh amarah.
"Kau benar-benar keterlaluan Maya. Kau pikir kau siapa hah! Beraninya kau menghina putriku seperti itu!" bentak Andi urat-urat nya terlihat.
Maya hanya tersenyum tipis "Maaf tuan Andi, saya tidak bisa menahan mulut saya untuk tidak menghina putri kesayangan anda itu. Dia memang wanita licik dan ******." tukas Maya berani.
"Diam! sekali lagi kau menghina putriku, kau akan ku pecat Maya. Tdak peduli kau sahabat Katerina atau bukan, tapi sikapmu itu sudah membuat darahku mendidih." hardik Andi.
Maya tertawa sarkas "Mendidih? Lalu, bagaimana perasaan anda saat ada seseorang yang menghina putri kandung anda sendiri tuan, Andi? Apa anda akan marah atau diam saja!" seru Maya melirik Aurelia yang menunduk takut.
"Sial, Maya tidak bisa diremehkan." batin Aurelia.
Andi langsung terdiam seribu bahasa. Mulutnya seakan terkunci tidak tahu harus menjawab apa. Sedangkan Maya hanya tersenyum miring, dia tahu Andi tidak akan bisa menjawabnya.
"Kenapa diam tuan, Andi? oh atau jangan-jangan Katerina bukan putri kandung anda?" tanya Maya menyeringai.
"Jangan bicara sembarangan Maya! Katerina tentu saja putriku." sarkas Andi dengan cepat.
"Benarkah? jika begitu mengapa anda tidak bisa menjawab pertanyaan saya tuan Andi yang terhormat?? Semua orang pasti akan berpikir sama dengan saya karena anda memperlakukan Katerina dengan tidak adil."
"Seorang ayah pasti akan marah jika tahu anaknya dihina tapi anda? malah mendiamkan saja, itu akan membuat semua orang berpikir kalau Katerina bukan putri kandung anda tuan, Andi."
"Kau salah Maya! Aku tentu marah jika ada yang berani menghina putriku. Aku akan langsung memecatnya jika tahu siapa orangnya." tukas Andi.
"Orangnya adalah karyawan anda sendiri tuan, namanya Aurelia!" ungkap Maya tegas.
Aurelia langsung gelagapan takut, keringat dingin menjalar ditubuhnya. Maya sudah menyebutkan namanya maka habislah sudah riwayatnya nanti.
"Panggil dia kemari!" perintah Andi datar.
Aurelia menghampiri mereka dengan tubuh gemetar ketakutan, kepalanya menunduk kebawah menatap lantai yang dingin. Jantung nya berpacu dengan cepat saking takutnya.
"I-iya ada apa tuan?" tanya Aurelia gemetaran.
"Apa benar kau menghina Katerina?" tanya Andi.
Aurelia mengangguk pelan "I-iya tuan tapi saya tidak bermaksud begitu. Maafkan saya tuan, mohon jangan pecat saya tuan, saya janji tidak akan mengulanginya lagi." pinta Aurelia memohon dikaki Andi dengan kepala menunduk takut.
Maya tersenyum miring melihat Aurelia, setidaknya wanita itu mendapatkan ganjarannya.
"Tidak ada ampunan untukmu. Kau dipecat! Segera bereskan barang-barang mu dan pergi dari sini!" Usir Andi.
Aurelia ketakutan setengah mati "Tuan, saya mohon ampuni saya tuan. Jangan pecat saya tuan, saya harus bekerja untuk mencari nafkah keluarga saya tuan." pinta nya terisak dikaki Andi.
"Ayah, ampuni saja dia, kasian dia ayah." sahut Olivia pura-pura baik.
"Maya, tidakkah kau kasihan melihatnya? kau dengar sendiri bukan. Dia harus menafkahi keluarganya. Jika dia dipecat maka bagaimana nasib keluarganya?" tutur Olivia sendu.
Maya tersenyum remeh "Lantas, apa kau tidak kasihan melihat kakakmu sendiri diusir dan dipecat hanya karena wajah sok pura-pura baik darimu Olivia. Jangan sok baik, aku tahu kau wanita bermuka dua." sarkas Maya menohok.
"Tutup mulutmu Maya! sudah cukup aku mendengar mu menghina Olivia. Kau dan wanita ini dipecat! segera bereskan barang-barang kalian dan pergi jauh dari sini, sebelum kemarahan ku memuncak." bentak Andi marah besar.
Maya terkekeh "Dengan senang hati, aku memang berniat untuk keluar dari perusahaan yang tidak bermoral seperti ini. Masih ada perusahaan yang jauh lebih baik daripada perusahaan Cristopher." seru Maya menyindir.
Sebelum pergi Maya berbisik ditelinga Olivia.
"Berbahagialah Olivia, saat ini kau menang tapi kita belum berperang. Semua kebahagiaan yang kau dapatkan hari ini tidak akan bertahan lama. Tunggulah pembalasan akan segera dimulai!" ancam Maya.
"Aku tidak takut dengan ancaman mu Maya, kau bisa apa? paling hanya berlindung diketek kakakku." sindir Olivia mengejek.
"Kau tunggu saja tanggal kehancuran mu Olivia. Saat hari itu tiba kau akan bersujud di kaki Katerina."
Setelah mengatakan itu Maya pergi dengan sombongnya tanpa merasa sedih saat dipecat oleh Andi. Dia justru sangat senang dan bahagia. Tetapi tidak dengan Aurelia yang keluar dengan wajah masam dan amarah. Bagaimana tidak dia dipecat secara tidak hormat, rasanya harga dirinya sudah terinjak-injak.
"Awas kau Maya, gara-gara kau aku dipecat secara tidak hormat. Harga diriku diinjak-injak seperti ini. Aku tidak terima!"
"Suatu hari nanti akan ku balas penghinaan ini!" batin Aurel mengepalkan tangannya kuat menatap punggung Maya yang hampir tidak terlihat lagi.
Maya memesan taksi, didalam mobil dia teringat dengan Katerina. Dengan cepat Maya mengambil ponsel yang ada dalam tasnya untuk menelepon Katerina. Tetapi nomernya malah tidak aktif.
"Haish, ini anak kenapa telpon nya nggak aktif sih." gerutu Maya kesal.
"Apa mungkin dia di apartemenku? Tapi bisa saja karena tidak ada tempat lagi selain disana. Lebih baik aku segera pulang untuk mencek nya langsung." gumam Maya.
"Pak kita ke City Spire Penthouse ya." pinta Maya kepada supir taksi.
"Baik nona."
"Semoga saja dia ada di sana." gumam Maya sambil menyadarkan punggungnya.
*******
Diperjalanan menuju apartemen Maya membuka ponselnya. Saat membuka mata Maya langsung melotot ketika melihat berita pertunangan Olivia dan Rei yang tengah panas diperbincangkan di media. Maya terkejut bukan main, dia tidak tahu kalau Olivia dan Rei akan bertunangan.
"What? jadi mereka bertunangan?" gumam Maya terpekik sendiri.
"Ini gila, kenapa mereka tiba-tiba bertunangan? rasanya ada yang aneh." Maya merasa ada kejanggalan dari pertunangan yang dadakan antara Olivia dan Rei.
"Maaf, nona ingin diturunkan di mana?" tanya pak supir melirik Maya lewat kaca depannya.
Maya sedikit tersentak "Ah ya, turunkan saya di depan lobi aja pak." jawab Maya.
"Baik nona."
Maya mengalihkan pandangannya ke luar jendela. Matanya menyipit kala melihat Katerina keluar dari mobil mewah bersama seorang pria. Maya tidak dapat melihat dengan jelas wajah pria itu karena posisinya membelakangi. Jadi yang terlihat hanya punggung belakangnya serta postur tubuhnya yang tinggi dan macho.
"Siapa dia?" tanya Maya bergumam mengerutkan keningnya.
"Pak...pak turun di sini aja pak." pinta Maya menepuk pundak sang supir tanpa mengalihkan pandangannya.
"Baik nona." mobil pun terhenti.
"Ini pak uang nya, ambil aja kembaliannya." tutur Maya menyodorkan uang seratus ribu, dan setelah itu bergegas keluar dari mobil.
Maya buru-buru menghampiri Katerina untuk melihat siapa pria itu tapi belum sampai di sana pria itu sudah masuk kedalam mobilnya dan pergi begitu saja.
"Kate." teriak Maya memanggil Katerina yang ingin masuk ke dalam.
Katerina menoleh "Maya."
Maya sudah ada dihadapan Katerina. Tangan maya menopang diatas lutut, nafasnya terengah-engah setelah berlarian dari jarak jauh. Jantungnya berdetak lebih cepat dari normal. Keringat mulai bercucuran keluar di pelipisnya.
"Astaga Maya, kau ini kenapa? Apa kau habis dikejar hantu?" tanya Katerina memegang pundak Maya.
"Tidak! Lebih tepatnya aku yang mengejar hantu." jawabnya masih terengah-engah.
"Hah?"
"Siapa pria yang mengantarkan mu tadi Kate? Apa kau menjual diri dengan pria kaya? Ku lihat mobilnya bermerek dan terbatas." cecar Maya memberikan berbagai pertanyaan yang ada dalam kepalanya.
Katerina terkekeh "Astaga Maya, pikiranmu selalu saja negatif. Aku tidak mungkin menjual diri, pria tadi temanku." tutur Katerina menggeleng-gelengkan kepalanya.
Kedua alis Maya bertautan "Teman? setahuku kau tidak banyak berteman apalagi dengan pria. Jangan berbohong Kate." sarkas Maya tidak mempercayai.
Katerina hanya tersenyum "Sebaiknya kita masuk dulu, nanti akan ku ceritakan semuanya didalam." ajak Katerina mengalungkan tangannya ke pundak Maya.
"Baiklah, kau harus menceritakan semuanya padaku!." tegas Maya dengan tatapan tajam.
______________________________________________
Jangan lupa Like, Vote, Komen dan Share ya guys:)
Thanks
^^^Coretan Senja ✍️^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 147 Episodes
Comments
febby fadila
sombong sekali kau olivia
2024-12-30
1
Ratu Colection
teman yg baik
2023-07-02
1
Dede
Bagus Maya aku sk cara mu.. lanjut thor
2023-03-28
1