Di hari minggu nanti, kami akan melakukan pertandingan persahabatan atau istilah kerennya yaitu sparring dengan tim rival kami sejak lama, sejak klub ini bahkan belum terbentuk yaitu Sugar Crossed FC.
Sedikit sejarah akan klub yang menjadi lawan kami nanti. Sugar Crossed FC dibentuk pada tahun 2024 karena didasarkan rasa iri yang sangat mendalam dengan tim Pengambangan Cananga yang begitu sukses sampai menjuarai liga I-League.
Atas karena itulah mereka ingin mengikuti jejak Pengambangan Cananga yang sudah lebih duluan dari mereka semua, dan pada akhirnya klub Sugar Crossed FC pun terbentuk dengan berlandaskan rasa tidak ingin kalah dengan tetangga sendiri.
Namun sama seperti klub sepakbola pada umumnya, kesuksesan itu tidak bisa didapatkan dengan instan seperti membalikan telapak tangan. Jangankan untuk membuat klub kecil jadi klub besar, untuk memasak mie instan saja kita harus melewati beberapa proses sebelum menyantapnya, walaupun namanya mie instan.
Sugar Crossed FC masih terus berjuang untuk bisa mengikuti jejak Pengambangan Cananga untuk bermain di I-League, mereka bahkan masih belum bisa masuk ke I-Youth beberapa tahun belakangan ini. Namun sepertinya, penantian mereka akan berakhir karena di musim ini tim muda mereka akhirnya bisa masuk ke I-Youth. Sedangkan untuk tim senior mereka, di musim ini mereka berhasil promosi ke I-League 2, alias liga kasta keduanya I-League.
Perlahan tapi pasti, Sugar Crossed FC mulai bisa mengejar rival mereka Pengambangan Cananga walaupun mereka masih berlari-lari kecil untuk mengejarnya, tetapi lama-kelamaan pasti akan terkejar jua. Itulah yang mereka mimpikan setiap hari.
Pada akhirnya, aku tidak sabar menunggu hari esok nanti. Coach Dodi Surian sudah memberikanku kesempatan dan peluang untuk membuktikan diri di pertandingan esok, aku akan bermain di menit-menit awal. Berbeda dari biasanya Coach Giovanni yang sering memainkan ku saat awal babak kedua dimulai, maka dari itu aku akan mengambil kesempatan ini untuk ajang pembuktian diri kepada Coach Dodi Surian ataupun para staff yang lain kalau aku memang benar-benar layak berada di tempat ini, walaupun aku baru saja bermain sepakbola.
Untuk tim yang akan bertanding besok hari, Coach Giovanni sebagai Head Coach atau pelatih kepala tim Pengambangan Cananga memberikan kesempatan kepada para pemain yang masih belum dapat tempat di tim I-Youth, alias yang bermain di liga lokal. Selain pemain di liga lokal, kami para rekrutan terbaru pun juga dimasukkan ke dalam squad.
Pertandingan ini juga menjadi acuan para tim pelatih untuk menentukan squad untuk musim yang akan bergulir sebentar lagi. Walaupun untuk kami yang merupakan rekrutan anyar, kami masih belum bisa bermain di tim senior yang bermain di I-League, karena umur yang masih terlalu muda. Tetapi setidaknya, kami masih bisa bermain di liga semi-pro yaitu I-Youth.
"Kau bersiap memberikan yang terbaik darimu kawan?" Zaki Iskandar bertanya padaku sambil latihan melakukan tendangan bebas. Di depan gawang sudah ada Derry yang menunggu bola mengarah padanya.
"Aku sangat siap, namun ada rasa gugup juga" balasku sambil melakukan hal yang sama dengan Zaki. Ku lihat sekilas Derry terbang untuk menepis tendangan ku tadi.
"Hei sobat! Tendanganmu cukup bagus akhir-akhir ini, aku yakin kau bakalan cetak gol di pertandingan esok!" Dari ujung sana Derry berteriak padaku, dan aku hanya tersenyum melihatnya, mengabaikan semua ucapannya tadi.
Lalu Axel mengikuti apa yang kami lakukan tadi. Bola dia tendang dengan sangat keras dan kencang, namun sayangnya tidak mengarah ke gawang yang di kawal Derry, melainkan pergi ke antah berantah. "Anginnya kencang sekali hari ini" ucapnya begitu selesai menendang, kelihatan sekali dia tidak ingin disalahkan atas apa yang ia lakukan terhadap bola tadi makanya akhirnya ia menyalahkan angin.
Lalu Axel menatap ke arah kami berdua dengan tatapan tajamnya yang sama mengerikannya dengan tatapan coach Giovanni, kami langsung memalingkan pandangan agar terhindar dari serangan genjutsu milik Axel Raihan.
Kami terus berlatih sore itu, sampai waktu latihan selesai pun kami masih latihan karena terlalu bersemangat untuk menantikan pertandingan hari esok. Sampai coach Dodi Surian pun hanya bisa menggelengkan kepalanya, karena apapun yang beliau katakan kepada kami, tidak ada satupun kata yang masuk ke telinga kami berempat.
Malam pun menjemput, aku pun pulang kerumah. Sampai di rumah aku langsung saja pergi mandi dan menyiapkan makan malam untuk kami bertiga. Keisha membantuku menyiapkan makan malam. "Kita gak usah nunggu mama katanya bang" ujar Keisha sambil mengiris-iris buah tomat segar yang baru saja aku beli di toko swalayan. Sebenarnya itu bukan tomat yang benar-benar segar, itu adalah tomat diskonan yang kudapatkan.
"Iya abang tau. Katanya, mama bakalan pulang lebih larut kan"
"Iya bang, kok abang Izal tau?"
"Ya tau lah kan ada hape" entah jawabanku ini salah atau apa, Keisha langsung memukul bahu ku dengan wajah kesalnya.
Setelah makan malam sudah siap, kami pun menyantap makan malam kali ini hanya berdua orang saja. Ibuku lagi tidak ada karena harus kerja lembur, ya beliau kena giliran kerja lembur.
Ku lihat Keisha begitu bersemangat memakan tumis tahu dan tomat yang aku buat tadi, namun wajahnya masih terlihat kesal yang aku tidak tahu apa yang membuatnya seperti itu. Aku jadi tidak kebingungan apakah ia suka dengan rasa masakanku, atau Kei tidak menyukainya. Aku tidak berani bertanya karena wajahnya tadi, kalau sudah begitu dia mirip sekali dengan Singa betina.
Tiba-tiba Keisha sendiri yang memulai pembicaraan. "Besok abang tanding?" katanya dan aku langsung mengiyakan.
"Kei boleh datang gak?" katanya lagi dan aku hampir tersedak mendengar pertanyaannya kali ini.
"Kei bilang apa tadi?" Aku memastikan sekali lagi apa yang kudengar tadi bukanlah kebetulan atau salah dengar.
Dengan malu-malu dan wajah tertunduk Kei mengucapkan kata-katanya tadi. "Kei boleh ikut abang gak?" Wajahnya merah sekali ku lihat, walau dia sudah berusaha untuk menutupinya dengan menundukkan kepala.
Aku tertawa sejadi-jadinya. "Tentu saja Kei boleh ikut, abang bakalan senang kalau Kei melihat abang dari pinggir lapangan"
Aku kira aku bakalan dapat pelukan kasih sayang dari seorang adik, namun ternyata aku malah dilempar pakai kipas tangan oleh Keisha adik ku sendiri. "Siapa yang mau mendukung abang, Kei cuma mau lihat orang main bola" ujarnya lalu dia pergi ke kamarnya begitu saja.
Aku tertawa saja menanggapi tingkah adik kecilku ini, aku sudah sangat mengerti bagaimana sifatnya itu. Dia tipikal anak yang tidak bisa jujur dengan perasaannya sendiri, dan terkadang itu sedikit menyebalkan namun aku tidak pernah mengeluh dengan sifatnya yang seperti ini. Aku tau betul kalau dalam hati kecilnya Kei, dia tidak ingin melihat ku terluka atau apapun itu namun juga dia juga ingin mendukungku sebagai seorang adik yang berbakti pada abangnya.
Ah, aku harus membereskan piring-piring ini terlebih dahulu, lalu pergi tidur untuk menyambut esok pagi yang cerah. Kesempatan sudah berada didepan mataku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
SageøfGilgamesh
tsundere imouto
2022-09-06
4
Nathan D Alexsander
mantap
2022-09-06
4
Azze henituse
adeknya tsundere
2022-09-06
3