Hari Sabtu, 19 Juli 2030. Di hari itu aku disuruh berhadir ke lapangan latihan Pengambangan Cananga, yang berlokasi di Pengambangan Paviliun Center, alias PPC kata orang-orang sini.
PPC adalah kompleks gedung milik Pengambangan Cananga, ada fasilitas seperti lapangan latihan, pusat kebugaran, pusat hiburan bahkan ada rumah sakit milik mereka sendiri untuk pemain mereka yang cedera. Tentunya kualitas disini bukanlah kualitas seperti pasar tanah abang yang ada di Jakarta, kualitas mereka sudah bertaraf internasional walaupun masih kalah dengan beberapa klub lain yang tidak kalah kaya. Ya, ujung-ujungnya dari semua ini adalah uang.
Uang, suatu benda yang sangat mistis bagiku. Hanya lembaran kertas namun bisa membuat banyak orang berlomba-lomba mengumpulkannya termasuk diriku. Kertas dengan nominal angka itu juga lebih tajam daripada senjata yang ada di dunia, dengan kertas itu saja sudah bisa menghancurkan satu negara dan membuat kekacauan di negara itu.
Dengan uang pula, suatu klub bisa berkembang dengan sangat cepat. Aliran dana yang besar dan lancar akan membuat tim atau sebuah klub bisa maju, banyak sudah contohnya, Manchester City misalnya. Klub asal Manchester Inggris itu pada awalnya bukanlah klub yang hebat, bisa dibilang mereka masih klub papan tengah atau papan bawah jika raja minyak dari Arab tidak berinvestasi di klub itu. Dan lihatlah sekarang, Manchester City termasuk salah satu klub terbaik di liga Inggris dengan berhasil mendapatkan banyak titel domestik.
Tidak hanya Manchester City, masih banyak klub yang punya kasus serupa dengan mereka. Di Inggris ada Newcastle United, Chelsea dan Manchester United yang merupakan rival sekota. Yang paling fenomenal adalah Paris Saint-Germain yang sering disingkat PSG.
Masih ingat mereka membeli Neymar dengan menghadiahinya sebuah Jet Pribadi? Atau saga transfer Mbappe yang tidak jadi ke Real Madrid hanya karena ditawarkan posisi Direktur Olahraga oleh pemilik klubnya? Itulah kekuatan uang!
Pengambangan Cananga juga demikian. Walaupun tidak semewah cerita PSG ataupun Manchester City. Pengambangan Cananga adalah salah satu klub yang memiliki dana keuangan terbesar di I-League alias Indonesian League. Mereka memiliki pemilik yang cukup kaya, namun kekuatan mereka bukan di sana, melainkan keahlian para tim lobi pemilik klub yang pada akhirnya banyak sponsor yang mau berinvestasi di dalam klub.
Salah satu sponsor mereka adalah perusahaan tambang dalam negeri, Miro Mining yang menjadi sponsor utama tim.
Itulah yang ku ketahui setelah membaca beberapa artikel tentang klub Pengambangan Cananga FC.
Aku membaca semua artikel tentang Pengambangan Cananga setelah aku terlalu senang sehabis membaca surat pemberitahuan kalau aku lolos seleksi hari itu, makanya aku sangat senang dan jadi tidak bisa mengontrol diriku sendiri. Akhirnya aku malah membaca semua artikel tentang mereka semua, bahkan pemain yang saat ini menjadi pemain andalan di tim utama.
Intinya aku tidak bisa mengontrol rasa bahagia ku saat ini, selalu ada di pikiranku. Sampai pada saat aku dan beberapa orang yang lain yang juga lolos seleksi, dikumpulkan di lapangan latihan Pengambangan Cananga.
Aku melirik kiri dan kanan untuk memastikan jumlah orang yang lolos dan yap, sama sekali tidak berubah. Hanya ada empat orang saja yang lolos seleksi, diantaranya ada aku, Derry, Zaki, dan satu pemain yang belum pernah kulihat sebelumnya bahkan pada saat seleksi.
Aku sudah tahu sebelumnya kalau Derry juga dinyatakan lolos, karena malam itu dia meneleponku untuk memberitahuku dan juga bertanya padaku apa aku lolos seleksi juga. Zaki Iskandar juga demikian, aku memang sudah menduga-duga dia akan lolos seleksi, permainannya kala itu benar-benar bagus sekali. Visi bermainnya sangat jelas, dia pintar memanfaatkan ruang dan umpan-umpannya sangat akurat, dia adalah rivalku di lapangan tengah!
Dan yang tidak aku sangka dan tidak ku duga sebelumnya adalah ketidakadaan sosok Yoga Hilmawan. Dia selalu mencatatkan nilai bagus pada saat tes fisik, permainannya kemarin juga tidaklah buruk beberapa kali dia berhasil membuat peluang emas walaupun harus ku akui kemarin dia kurang beruntung karena Derry bermain tak kalah apik.
Sekelas pemain seperti Yoga Hilmawan saja tidak diterima alias gagal seleksi, aku jadi merasa orang paling beruntung sekarang karena berhasil lolos seleksi.
Dan satu orang lagi, orang yang tidak ada di seleksi namun juga ikut masuk rombongan kami ini. Aku tidak tahu siapa dia, aku mencoba untuk mengenalinya dan mengajaknya untuk berkenalan namun dia cuma diam saja bahkan tidak menoleh sama sekali ke arahku.
"Sabar sobat!" Derry langsung menepuk-nepuk pundakku setelah aku diabaikan oleh sosok laki-laki misterius itu.
Tidak selang beberapa lama, tim pelatih Pengambangan Cananga datang dan berjalan ke arah kami berempat. Aku bisa merasakan hawa yang mengerikan seperti menyeruak keluar dari mereka semua, apalagi di sosok Pelatih Giovanni Almeida, sosoknya tidak banyak berubah setelah seleksi hari itu.
"Sebelumnya aku ucapkan selamat untuk kalian berempat, kalian adalah calon-calon pemain andalan Pengambangan Cananga di masa depan" ucap Coach Giovanni sambil matanya menjalar-jalar ke arah kami berempat.
"Sebelumnya kami mengadakan seleksi dan pada akhirnya kalian bertiga adalah orang-orang yang memenuhi kriteria kami. Dan seperti yang kalian tahu hanya ada tiga orang diantara kalian semua yang diterima, dan di samping kalian ada satu orang lagi yang membuat kalian bingung kan?" Kami bertiga menatap ke arah sosok laki-laki yang sedari tadi hanya diam mematung itu. "Ayo perkenalkan dirimu"
Laki-laki itu lalu maju, wajahnya kaku dan dia berjalan seperti seorang pemimpin upacara di acara 17an. Semua langkahnya seperti sudah dia perhitungkan sebelumnya, sehingga terlihat rapi dan bagus.
"Namaku Axel Raihan. Impianku adalah menjadi pemain Indonesia pertama yang mendapatkan Tropi Balon D' Or!" Ucapnya dengan suara yang sangat lantang, itu membuatku dan yang lainnya terkejut. Impiannya sangat tinggi namun dia tidak ragu untuk menyebutkannya, bahkan di matanya yang berwarna coklat kemerahan itu tidak ada terlihat keraguan sama sekali.
Rambutnya yang memiliki warna serupa dengan iris matanya bergoyang diterpa angin, rambut ikalnya itu mengingatkan ku pada seorang pemain yang memiliki kecepatan yang luar biasa. Aku pun penasaran dan pada akhirnya menggunakan skill [Mata Dewa] untuk mengintip sedikit kemampuan anak itu dan ternyata hasilnya mengejutkan.
'Poin shoot 66 dan poin sprint sampai 69! Apa-apaan ini' aku berteriak di dalam hati setelah melihat poin status yang terlalu hebat itu. Dia sudah bukan tingkat SMA, dia hampir di tingkat Profesional! Jika ada yang namanya bakat alami, inilah bakat alami itu.
"Axel Raihan ini bukan pemain seleksi seperti kalian, dia pemain yang langsung di rekrut oleh tim pencari bakat kami. Sebelumnya dia bermain untuk tim junior Briscoe"
Kami bertiga sama-sama membentuk huruf O besar di mulut kami setelah mendengar nama tim Briscoe. Briscoe sendiri adalah salah satu klub yang mendominasi di Liga Junior, liga tingkat SD dan SMP.
Briscoe bisa dikatakan setara, atau bahkan melebihi tingkat Buceros di liga junior. Tim asal Bandung itu benar-benar tempat bibit-bibit unggul pemain dalam negeri. Ucapannya di awal tadi bukanlah main-main, kemampuannya memang di atas dari kami bertiga.
"Ya sudah cukup, jadi untuk hari ini kalian akan memulai latihan perdana di tim ini. Selalu ingat, setiap latihan akan dinilai oleh kami semua dan kami akan menentukan pada kalian apakah kalian layak tetap berada di sini, atau kalian harus angkat kaki lebih awal dari sini"
Ucapan penuh ancaman dari Coach Giovanni tadi menutup perkenalan singkat hari ini dan kami berempat memulai latihan perdana di tim ini, aku sudah tidak sabar dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
Nathan D Alexsander
sip
2022-08-29
3