Setelah acara perkenalan yang cukup lama karena ulah laki-laki paling tampan di kelas kami yakni Derry, akhirnya kami memulai pelajaran pertama. Namun apa yang akan diajarkan di hari pertama masuk sekolah baru? Tidak ada. Dan karena tidak ada yang bisa diajarkan akhirnya kami dibawa keliling lingkungan sekolah alias diperkenalkan lingkungan sekolah.
SMA 1 Pengambangan adalah sekolah yang memiliki gedung bertingkat 3. Di lantai pertama terdapat gedung untuk kelas 10, lalu kantor guru dan kepala sekolah serta kafetaria alias kantin juga berada di gedung ini. Aku sempat mengecek harga makanan yang dijual di sini, dan menemukan sebuah fakta yang mengejutkan. Makanan yang paling murah adalah Steak Burger yang memiliki harga 15.000 rupiah, ya kalian tidak salah itu memang benar-benar 15.000 rupiah.
Untuk sebagian murid, mungkin itu harga yang normal ataupun masih terjangkau, namun bagiku yang cuma punya uang saku 10.000 rupiah sehari, itu adalah makanan yang paling mewah.
Untuk minumannya terlihat seperti minuman yang sering dijumpai di kedai-kedai atau warung-warung pada umumnya, seperti teh es manis, kopi, air mineral ataupun jus buah-buahan. Namun ada juga beberapa menu kelas atas seperti frappe, frappuccino, ataupun gelato.
Aku cuma bisa tersenyum miring melihat semua menu dan harga yang menakjubkan itu, dan memeriksa ke kantong bajuku yang ada uang 10.000 ribu.
"Kenapa Rizaldi, kok wajahmu terlihat buruk seperti itu?" Salma Vinola mengejutkan ku, aku tidak sadar kalau dirinya ada di dekatku, mungkin aku terlalu fokus dengan kemalangan yang aku alami.
"Tidak, aku hanya sedikit kaget saja haha" aku buru-buru menutupi kekhawatiran ku.
Oh iya aku lupa, di lantai satu ini iuga terdapat perpustakaan sekolah. Mungkin lain kali aku akan mampir kesini lagi dan memulai kehidupan sekolahku sama seperti sebelumnya.
Kami lalu lanjut ke lantai ke dua. Di lantai kedua ini tempatnya para kakak kelas alias kelas 11 belajar. Sama seperti sebelumnya, di kelas 11 pun ada 6 tingkatkan yang dibagi dari A-F. Lalu di tempat ini juga ada ruang lab ekonomi, ruang lab biologi, lab bahasa dan sastra, dan juga beberapa ruangan kegiatan klub seperti klub fotografi, klub mading, klub sejarah dan yang lainnya. Aku sedikit tertarik dengan kegiatan klub, namun tidak dulu untuk saat ini. Aku harus memastikan diri diterima di Pengambangan Cananga terlebih dahulu sebelum mengikuti kegiatan klub, jaga-jaga kalau aku tidak diterima dan harus menjalani kehidupan sekolahku yang suram.
Beranjak ke lantai ke tiga, disini anak kelas 12 alias kelas 3 SMA belajar. Kelas 12 tidak banyak mengikuti kegiatan klub lagi karena harus fokus dengan ujian yang menanti mereka di depan. Di lantai ini juga terdapat beberapa ruangan klub dan kita bisa ke atas atap sekolah dari tempat ini, namun hal itu dilarang atau kalian bisa kena denda dari sekolah kalau ketahuan berkumpul di atas atap.
Setelah berkeliling gedung sekolah, kami lalu beranjak ke lapangan sekolah. Di sini tempatnya kami semua melakukan upacara tiap hari Senin. Dan, disini juga ada terdapat lapangan untuk olahraga. Lapangan outdoor untuk basket, voli dan futsal pun juga ada di sini, karena SMA 1 Pengambangan memang sedikit terkenal akan klub basket mereka yang pernah juara kompetisi basket antar sekolah sebanyak dua kali. Nanti akan kuceritakan lain kali tentang masalah basket itu.
Di sekolah ini juga terdapat taman yang indah. Para tukang taman bekerja keras setiap hari untuk merawat taman ini agar terlihat indah, mereka juga kadang dibantu oleh para anggota klub penjaga taman yang sukarela membantu mereka. Untung saja ini masih diproses jam belajar mengajar, kalau tidak mungkin aku sudah bisa melihat akan ada dua sejoli yang lagi asik menikmati indahnya waktu mereka berdua.
Setelah puas berkeliling sekolah dan menjadi tahu lingkungan sekolah, kami kembali ke dalam kelas lagi. Ibu guru yang menjadi pembimbing kami sedari tadi ternyata adalah yang akan menjadi wali kelas kami untuk 2 semester ke depan, namanya Ibu Imut.
Ibu Imut menuliskan jadwal pelajaran yang akan kami terima dan ternyata setelah ini kami akan mulai belajar di sekolah ini. Namun sebelum itu, ibu Imut membolehkan kami untuk istirahat terlebih dahulu padahal loncengnya masih belum berbunyi.
Hal ini dimanfaatkan oleh teman-teman sekelas untuk pergi ke kantin terlebih dahulu, karena kalau telat bisa saja mereka akan mengantri cukup lama untuk dapat makanan yang diinginkan.
Aku sendiri? Kalian lupa kah kalau aku cuma punya uang saku untuk jajan yang hanya 10.000 rupiah itu. Jumlah yang masih cukup besar memang, namun masih kecil jika di dalam situasi seperti sekarang. Maka dari itu aku tidak pergi ke kantin dan lebih memilih tinggal di kelas.
Derry berjalan ke arah mejaku. "Hai sobat!" ucapnya menegurku. "Ayo kita ke kantin"
"Tidak dulu" balasku dengan sedikit tersenyum.
Sepertinya Derry tau apa masalahku sehingga dia malah menawariku untuk ikut dengannya. "Biar aku yang traktir, kamu cukup pilih apapun yang kamu suka sobat"
Aku senang dengan tawaran itu, bahkan tersentuh. Derry benar-benar sahabat yang baik, bahkan dia tidak segan untuk mengeluarkan uang demi teman. Namun aku bukanlah orang yang tidak tahu malu, aku menolaknya dengan halus sambil mengeluarkan kotak bekal yang ku bawa sedari rumah.
"Eeehh kau bawa bekal sobat! Kenapa kau tidak bilang sebelumnya" Derry sangat terkejut dengan aku yang bawa bekal dari rumah, padahal aku sudah memberitahukan hal ini sebelumnya, lebih tepatnya tadi malam. "Ya sudah kalau gitu aku akan tetap di kelas juga" namun baru saja dia bilang begitu, para perempuan di kelas sudah mengerumuni Derry seperti abang tukang sayur di komplek tempat ku tinggal. Terpaksa akhirnya Derry pun pergi ke luar kelas untuk menghindari situasi tersebut.
Aku cuma bisa tertawa melihat kejadian itu. Aku membuka kotak bekalku, isinya ada nasi putih, nugget yang masih cukup hangat dan ada sedikit sayur. Sebenarnya aku kurang suka makan sayur, namun ini adalah bekal yang dibuat oleh Keisha dengan penuh cinta seorang adik sehingga aku harus menghargainya.
"Oh kamu bawa bekal Rizaldi" Salma kembali tiba-tiba ada di dekatku dan itu membuat jantungku jadi kurang sehat, aku berharap lain kali dia mengurangi keisengan yang tidak disengaja ini.
"Maaf aku mengejutkanmu, aku hanya sedikit tertarik dengan bekal mu. Sepertinya itu dibuat oleh orang yang spesial bagimu ya"
"Ya" jawabku. "Ini buatan adikku jadi bisa dibilang itu orang yang spesial juga"
"Adikmu perempuan ya Rizaldi?"
"Dari mana kamu bisa tahu?"
Salma diam saja, aku semakin bingung dari mana dia bisa tahu kalau aku punya adik perempuan. Lalu aku coba melihat ke bekal ku, ternyata memang ada yang aneh dari situ. Aku tidak melihatnya sebelumnya, namun setelah diperhatikan dengan jelas nugget-nugget itu disusun sangat rapi oleh Keisha hingga membentuk hati yang cukup besar, hati yang ku maksud itu seperti bentuk cinta alias amor.
Aku jadi sedikit malu karena hal ini, apalagi setelah ku lirik ternyata Salma menutupi sebagian mulutnya. Aku yakin dia sedang tertawa melihat bekal ku hari ini.
"Kamu juga bawa bekal kan, aku juga mau lihat isi kotak bekal mu!" ucapku yang setengah kesal karena ulah Salma tadi.
Masih dengan cekikikannya, dia membuka kotak bekal miliknya. Dan silau cahaya terang bagai keemasan seakan-akan muncul saat Salma membuka kotak bekal miliknya itu. Isinya mewah sekali dan banyak sekali, dan beberapa diantaranya adalah makanan yang belum pernah ku coba dan hanya bisa kulihat di iklan-iklan yang ada di tv.
Berbagai macam isiannya. Dari tempura, nugget, siomay, berbagai dimsum, sosis besar yang dipotong membentuk cumi-cumi, bahkan ada dessertnya yaitu kue tiramisu.
Aku sudah tidak bisa berkomentar apa-apa lagi, aku terdiam seribu bahasa melihat perbandingan yang mencolok itu. Akhirnya aku fokus dengan makananku saja dan mulai makan dengan penuh kesal, apalagi setelah melihat Salma kembali tertawa.
"Hei Rizaldi"
"Apa? Apa kamu mau menertawakan aku lagi Salma?"
"Tertawa? Tentu tidak! Aku mau bilang kau boleh minta punyaku ini, aku bisa mati kekenyangan kalau makan ini sendiri"
"Hah?" Tentu saja aku terkejut, apa-apaan sifatnya ini, ini sungguh melewati batas nalar yang aku punya. Aku menatap wajahnya yang mirip bidadari surga itu, dia benar-benar tulus mengucapkan kalimat tadi sampai pada akhirnya aku pun berkesimpulan kalau perempuan yang duduk di sampingku ini adalah malaikat yang turun dari kayangan.
"Aku boleh minta bekal milikmu?" Sekali lagi aku meminta persetujuan dari Salma.
"Tentu saja! Kalau kamu tidak percaya, aku juga akan minta nugget dari orang spesial milikmu itu"
Akhirnya setelah melewati berbagai keraguan, aku pun mengambil tempura milik Salma dan dia pun mengambil nugget yang ku miliki. Rasa tempura itu sungguh nikmat sekali, entah ini olahannya sendiri atau bukan tetapi rasanya memang sungguh mantap. Aku sampai tidak sadar mengambil untuk yang kedua kalinya, tetapi Salma tidak keberatan dan malah membiarkanku untuk ikut menghabiskan bekalnya untuknya.
Dia pun melakukan hal yang sama dan memuji masakan adikku yang memang enak itu, ya karena aku yang mengajarinya memasak. Dan pada akhirnya kami saling memakan bekal tanpa peduli ada beberapa orang yang menatap kami dengan tatapan tidak percaya, seperti baru saja melihat kejadian yang hanya akan bisa terjadi di dalam dongeng sebut saja Beauty and the Beast.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
ucup
ibu nya pasti imut banget
2025-01-28
0
Nathan D Alexsander
gk jdi nabung
2022-08-27
0