Episode 11: Kehidupan di Sekolah

Setelah acara perkenalan yang cukup lama karena ulah laki-laki paling tampan di kelas kami yakni Derry, akhirnya kami memulai pelajaran pertama. Namun apa yang akan diajarkan di hari pertama masuk sekolah baru? Tidak ada. Dan karena tidak ada yang bisa diajarkan akhirnya kami dibawa keliling lingkungan sekolah alias diperkenalkan lingkungan sekolah.

SMA 1 Pengambangan adalah sekolah yang memiliki gedung bertingkat 3. Di lantai pertama terdapat gedung untuk kelas 10, lalu kantor guru dan kepala sekolah serta kafetaria alias kantin juga berada di gedung ini. Aku sempat mengecek harga makanan yang dijual di sini, dan menemukan sebuah fakta yang mengejutkan. Makanan yang paling murah adalah Steak Burger yang memiliki harga 15.000 rupiah, ya kalian tidak salah itu memang benar-benar 15.000 rupiah.

Untuk sebagian murid, mungkin itu harga yang normal ataupun masih terjangkau, namun bagiku yang cuma punya uang saku 10.000 rupiah sehari, itu adalah makanan yang paling mewah.

Untuk minumannya terlihat seperti minuman yang sering dijumpai di kedai-kedai atau warung-warung pada umumnya, seperti teh es manis, kopi, air mineral ataupun jus buah-buahan. Namun ada juga beberapa menu kelas atas seperti frappe, frappuccino, ataupun gelato.

Aku cuma bisa tersenyum miring melihat semua menu dan harga yang menakjubkan itu, dan memeriksa ke kantong bajuku yang ada uang 10.000 ribu. 

"Kenapa Rizaldi, kok wajahmu terlihat buruk seperti itu?" Salma Vinola mengejutkan ku, aku tidak sadar kalau dirinya ada di dekatku, mungkin aku terlalu fokus dengan kemalangan yang aku alami.

"Tidak, aku hanya sedikit kaget saja haha" aku buru-buru menutupi kekhawatiran ku.

Oh iya aku lupa, di lantai satu ini iuga terdapat perpustakaan sekolah. Mungkin lain kali aku akan mampir kesini lagi dan memulai kehidupan sekolahku sama seperti sebelumnya.

Kami lalu lanjut ke lantai ke dua. Di lantai kedua ini tempatnya para kakak kelas alias kelas 11 belajar. Sama seperti sebelumnya, di kelas 11 pun ada 6 tingkatkan yang dibagi dari A-F. Lalu di tempat ini juga ada ruang lab ekonomi, ruang lab biologi, lab bahasa dan sastra, dan juga beberapa ruangan kegiatan klub seperti klub fotografi, klub mading, klub sejarah dan yang lainnya. Aku sedikit tertarik dengan kegiatan klub, namun tidak dulu untuk saat ini. Aku harus memastikan diri diterima di Pengambangan Cananga terlebih dahulu sebelum mengikuti kegiatan klub, jaga-jaga kalau aku tidak diterima dan harus menjalani kehidupan sekolahku yang suram.

Beranjak ke lantai ke tiga, disini anak kelas 12 alias kelas 3 SMA belajar. Kelas 12 tidak banyak mengikuti kegiatan klub lagi karena harus fokus dengan ujian yang menanti mereka di depan. Di lantai ini juga terdapat beberapa ruangan klub dan kita bisa ke atas atap sekolah dari tempat ini, namun hal itu dilarang atau kalian bisa kena denda dari sekolah kalau ketahuan berkumpul di atas atap.

Setelah berkeliling gedung sekolah, kami lalu beranjak ke lapangan sekolah. Di sini tempatnya kami semua melakukan upacara tiap hari Senin. Dan, disini juga ada terdapat lapangan untuk olahraga. Lapangan outdoor untuk basket, voli dan futsal pun juga ada di sini, karena SMA 1 Pengambangan memang sedikit terkenal akan klub basket mereka yang pernah juara kompetisi basket antar sekolah sebanyak dua kali. Nanti akan kuceritakan lain kali tentang masalah basket itu.

Di sekolah ini juga terdapat taman yang indah. Para tukang taman bekerja keras setiap hari untuk merawat taman ini agar terlihat indah, mereka juga kadang dibantu oleh para anggota klub penjaga taman yang sukarela membantu mereka. Untung saja ini masih diproses jam belajar mengajar, kalau tidak mungkin aku sudah bisa melihat akan ada dua sejoli yang lagi asik menikmati indahnya waktu mereka berdua.

Setelah puas berkeliling sekolah dan menjadi tahu lingkungan sekolah, kami kembali ke dalam kelas lagi. Ibu guru yang menjadi pembimbing kami sedari tadi ternyata adalah yang akan menjadi wali kelas kami untuk 2 semester ke depan, namanya Ibu Imut.

Ibu Imut menuliskan jadwal pelajaran yang akan kami terima dan ternyata setelah ini kami akan mulai belajar di sekolah ini. Namun sebelum itu, ibu Imut membolehkan kami untuk istirahat terlebih dahulu padahal loncengnya masih belum berbunyi.

Hal ini dimanfaatkan oleh teman-teman sekelas untuk pergi ke kantin terlebih dahulu, karena kalau telat bisa saja mereka akan mengantri cukup lama untuk dapat makanan yang diinginkan.

Aku sendiri? Kalian lupa kah kalau aku cuma punya uang saku untuk jajan yang hanya 10.000 rupiah itu. Jumlah yang masih cukup besar memang, namun masih kecil jika di dalam situasi seperti sekarang. Maka dari itu aku tidak pergi ke kantin dan lebih memilih tinggal di kelas.

Derry berjalan ke arah mejaku. "Hai sobat!" ucapnya menegurku. "Ayo kita ke kantin" 

"Tidak dulu" balasku dengan sedikit tersenyum.

Sepertinya Derry tau apa masalahku sehingga dia malah menawariku untuk ikut dengannya. "Biar aku yang traktir, kamu cukup pilih apapun yang kamu suka sobat"

Aku senang dengan tawaran itu, bahkan tersentuh. Derry benar-benar sahabat yang baik, bahkan dia tidak segan untuk mengeluarkan uang demi teman. Namun aku bukanlah orang yang tidak tahu malu, aku menolaknya dengan halus sambil mengeluarkan kotak bekal yang ku bawa sedari rumah. 

"Eeehh kau bawa bekal sobat! Kenapa kau tidak bilang sebelumnya" Derry sangat terkejut dengan aku yang bawa bekal dari rumah, padahal aku sudah memberitahukan hal ini sebelumnya, lebih tepatnya tadi malam. "Ya sudah kalau gitu aku akan tetap di kelas juga" namun baru saja dia bilang begitu, para perempuan di kelas sudah mengerumuni Derry seperti abang tukang sayur di komplek tempat ku tinggal. Terpaksa akhirnya Derry pun pergi ke luar kelas untuk menghindari situasi tersebut.

Aku cuma bisa tertawa melihat kejadian itu. Aku membuka kotak bekalku, isinya ada nasi putih, nugget yang masih cukup hangat dan ada sedikit sayur. Sebenarnya aku kurang suka makan sayur, namun ini adalah bekal yang dibuat oleh Keisha dengan penuh cinta seorang adik sehingga aku harus menghargainya.

"Oh kamu bawa bekal Rizaldi" Salma kembali tiba-tiba ada di dekatku dan itu membuat jantungku jadi kurang sehat, aku berharap lain kali dia mengurangi keisengan yang tidak disengaja ini.

"Maaf aku mengejutkanmu, aku hanya sedikit tertarik dengan bekal mu. Sepertinya itu dibuat oleh orang yang spesial bagimu ya"

"Ya" jawabku. "Ini buatan adikku jadi bisa dibilang itu orang yang spesial juga" 

"Adikmu perempuan ya Rizaldi?" 

"Dari mana kamu bisa tahu?" 

Salma diam saja, aku semakin bingung dari mana dia bisa tahu kalau aku punya adik perempuan. Lalu aku coba melihat ke bekal ku, ternyata memang ada yang aneh dari situ. Aku tidak melihatnya sebelumnya, namun setelah diperhatikan dengan jelas nugget-nugget itu disusun sangat rapi oleh Keisha hingga membentuk hati yang cukup besar, hati yang ku maksud itu seperti bentuk cinta alias amor.

Aku jadi sedikit malu karena hal ini, apalagi setelah ku lirik ternyata Salma menutupi sebagian mulutnya. Aku yakin dia sedang tertawa melihat bekal ku hari ini.

"Kamu juga bawa bekal kan, aku juga mau lihat isi kotak bekal mu!" ucapku yang setengah kesal karena ulah Salma tadi.

Masih dengan cekikikannya, dia membuka kotak bekal miliknya. Dan silau cahaya terang bagai keemasan seakan-akan muncul saat Salma membuka kotak bekal miliknya itu. Isinya mewah sekali dan banyak sekali, dan beberapa diantaranya adalah makanan yang belum pernah ku coba dan hanya bisa kulihat di iklan-iklan yang ada di tv.

Berbagai macam isiannya. Dari tempura, nugget, siomay, berbagai dimsum, sosis besar yang dipotong membentuk cumi-cumi, bahkan ada dessertnya yaitu kue tiramisu.

Aku sudah tidak bisa berkomentar apa-apa lagi, aku terdiam seribu bahasa melihat perbandingan yang mencolok itu. Akhirnya aku fokus dengan makananku saja dan mulai makan dengan penuh kesal, apalagi setelah melihat Salma kembali tertawa.

"Hei Rizaldi" 

"Apa? Apa kamu mau menertawakan aku lagi Salma?"

"Tertawa? Tentu tidak! Aku mau bilang kau boleh minta punyaku ini, aku bisa mati kekenyangan kalau makan ini sendiri"

"Hah?" Tentu saja aku terkejut, apa-apaan sifatnya ini, ini sungguh melewati batas nalar yang aku punya. Aku menatap wajahnya yang mirip bidadari surga itu, dia benar-benar tulus mengucapkan kalimat tadi sampai pada akhirnya aku pun berkesimpulan kalau perempuan yang duduk di sampingku ini adalah malaikat yang turun dari kayangan.

"Aku boleh minta bekal milikmu?" Sekali lagi aku meminta persetujuan dari Salma.

"Tentu saja! Kalau kamu tidak percaya, aku juga akan minta nugget dari orang spesial milikmu itu"

Akhirnya setelah melewati berbagai keraguan, aku pun mengambil tempura milik Salma dan dia pun mengambil nugget yang ku miliki. Rasa tempura itu sungguh nikmat sekali, entah ini olahannya sendiri atau bukan tetapi rasanya memang sungguh mantap. Aku sampai tidak sadar mengambil untuk yang kedua kalinya, tetapi Salma tidak keberatan dan malah membiarkanku untuk ikut menghabiskan bekalnya untuknya.

Dia pun melakukan hal yang sama dan memuji masakan adikku yang memang enak itu, ya karena aku yang mengajarinya memasak. Dan pada akhirnya kami saling memakan bekal tanpa peduli ada beberapa orang yang menatap kami dengan tatapan tidak percaya, seperti baru saja melihat kejadian yang hanya akan bisa terjadi di dalam dongeng sebut saja Beauty and the Beast.

Terpopuler

Comments

ucup

ucup

ibu nya pasti imut banget

2025-01-28

0

Nathan D Alexsander

Nathan D Alexsander

gk jdi nabung

2022-08-27

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1: Kesialan Yang Juga Keberuntungan
2 Episode 2: Misi Harian Pertama
3 Episode 3: Misi Pelatihan Masuk Akademi
4 Episode 4: Latihan Lagi
5 Episode 5: Teman Baru
6 Episode 6: Seleksi Akademi Sepakbola Pengambangan Cananga Dimulai
7 Episode 7: Hari Seleksi (Bagian 1)
8 Episode 8: Hari Seleksi (Bagian 2)
9 Episode 9: Hari Seleksi (Bagian Akhir)
10 Episode 10: Tahun Ajaran Baru
11 Episode 11: Kehidupan di Sekolah
12 Episode 12: Kehidupan di Sekolah (Bagian 2)
13 Episode 13: Kehidupan di Sekolah (Bagian Akhir)
14 Episode 14: Kabar Yang Dinanti
15 Episode 15: Pemain Hebat
16 Episode 16: Latihan Perdana
17 Episode 17: Minigame
18 Episode 18: Babak Kedua
19 Episode 19: Latihan Sebelum Pertandingan Persahabatan
20 Episode 20 : Sebelum Pertandingan
21 Episode 21: Orang Dari Masa Lalu
22 Episode 22: Versus Sugar Crossed FC
23 Episode 23: Serangan Penghabisan di Ujung Babak Kedua
24 Episode 24: Bangkit
25 Episode 25: Memulai Dari Awal
26 Episode 26: Kehidupan Sekolah
27 Episode 27: Playmaker
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Chapter 31: Menjawab Keraguan
32 Chapter 32: Melewati Halang Rintang
33 Chapter 33: Terbayarkan
34 Chapter 34: Bola Mati
35 Chapter 35: Rapat Evaluasi
36 Chapter 36: Penilaian
37 Chapter 37: Membayar Semuanya
38 Chapter 38: Masuk Tim-A
39 Chapter 39: Latihan Perdana Dengan Tim-A
40 Chapter 40: 5 vs 5
41 Chapter 41: Malam Jatuh
42 Chapter 42: Hari Debut?
43 Chapter 43: Debut Si Pemain Nomor 10 di Tim-A
44 Chapter 44: Laga Debut
45 Chapter 45: After Match
46 Chapter 46: 5 Tombak Buceros
47 Chapter 47: Persiapan Melawan Buceros FC
48 Chapter 48: Suntikan Semangat
49 Chapter 49: Trequarista
50 Chapter 50: Latihan Terakhir Sebelum Matchday
51 Chapter 51: Pertemuan Tidak Terduga
52 Chapter 52: Versus Buceros
53 Chapter 53: Babak Kedua Yang Menentukan
54 Chapter 54: Menit Terakhir
55 Chapter 55: Terus Melangkah
56 Chapter 56: Lingkaran Kecil
57 Chapter 57: Mengikuti Lingkaran
58 Chapter 58: Waktu
59 Chapter 59: Hasil Drawing
60 Chapter 60: Mendalami Peran
61 Chapter 61: Mendapatkan Restu
62 Chapter 62: Walaupun Sebentar Tetapi Aku Pasti Merindukanmu
63 Chapter 63: Hal Yang Dirasa Sulit
64 Chapter 64: Menghabiskan Hari
65 Chapter 65: Pergi
66 Chapter 66: Jakarta Hari Ini
67 Chapter 67: Latihan Sore
68 Chapter 68: Jayapura Black Diamond FC
69 Chapter 69: Fase Gugur Mereka
70 Chapter 70: Versus Jayapura Black Diamond FC
71 Chapter 71: Versus Jayapura Black Diamond (2)
72 Chapter 72: Versus Jayapura Black Diamond (3)
73 Chapter 73: Versus Jayapura Black Diamond (4)
74 Chapter 74: Versus Jayapura Black Diamond (Bagian Akhir)
75 Chapter 75: Kemenangan Yang Sulit
76 Chapter 76: Perspektif Yang Baru
77 Chapter 77: Sugar Crossed FC versus Medan United
78 Chapter 78: Laga Selanjutnya
79 Chapter 79: Persiapan Menjelang 16 Besar
80 Chapter 80: Jaksel Yankees
81 Chapter 81: Kompetisi Yang Aneh
82 Chapter 82: Nomor 16
83 Chapter 83: Yang Lolos Ke Perempat Final
84 Chapter 84: Training Day
85 Chapter 85: Matchday Pengambangan Cananga Youth vs Surabaya Force Warlord FC
86 Chapter 86: Penyusunan Rencana
87 Chapter 87: Babak Kedua
88 Chapter 88: Gol Penentu
89 Chapter 89: Pertandingan Yang Lain
90 Chapter 90: Duo Marukawa-Yoga
91 Chapter 91: Madura Umisale FC vs Batavia Fort FC
92 Chapter 92: Semi-final
93 Chapter 93: Laga Klasik
94 Chapter 94: Persiapan Diri
95 Chapter 95: Laga Semifinal Pertama
96 Chapter 96: Sang Pemenang
97 Chapter 97: Perasaan Yang Belum Terpenuhi
98 Chapter 98: Duel Panas
99 Chapter 99: First-Half
100 Chapter 100: Gol Kedua
101 Chapter 101: Rencana di Babak Kedua
102 Chapter 102: Second-Half
103 Chapter 103: Penentuan
104 Chapter 104: Yang Bertahan
105 Chapter 105: Kepercayaan Diri Mereka
106 Chapter 106: Kekhawatiran
107 Chapter 107: Borough-555
108 Chapter 108: Kembali Aktif
109 Chapter 109: Kembali Lagi
110 Chapter 110: Missing One
111 Chapter 111: More and More
112 Chapter 112: Momen Yang Dirinya Nantikan
113 Chapter 113: Darah dan Air Mata
114 Chapter 114: Hari Esok Yang Lebih Cerah
115 Chapter 115: Indonesia Memanggil
116 Chapter 116: Berdamai Dengan Diri
117 Chapter 117: Jalan Baru
118 Chapter 118: Are You Going To Spain?
119 Chapter 119: Perkenalan Di Tim Utama
120 Chapter 120: Kesan Pertama
121 Chapter 121: Pergi Ke Spanyol
122 Chapter 122: Andalusia Here We Go!
123 Chapter 123: Pelabuhan Pertama, Sevilla
124 Chapter 124: Melawan Sevilla B
125 Chapter 125: Kalah di Sevilla
126 Chapter 126: Tentang Kombinasi
127 Chapter 127: Melawan Albacete Balompié
128 Chapter 128: Cerita Mereka Yang Berada di Korea Selatan
129 Chapter 129: La Masia
130 Chapter 130: Tur Terakhir
131 Chapter 131: Kembali Beraktivitas
132 Chapter 132: Piala Super Indonesia
133 Chapter 133: Babak Pertama Piala Super Indonesia
134 Chapter 134: Menunggu Debut
135 Chapter 135: Babak Kedua Piala Super Indonesia
136 Chapter 136: Setelah Pertandingan Final Itu...
137 Chapter 137: I-LEAGUE Pertamanya
138 Chapter 138: Laga Pembuka Indonesia Premier League
139 Chapter 139: Debut Rizaldi Di Indonesia Premier League
140 Chapter 140: All the Way Down
141 Chapter 141: Laga ke-10
142 Chapter 142: Versus Surabaya Argento FC
143 Chapter 143: Fitur Baru
144 Chapter 144: Mencoba Fitur Baru
145 Chapter 145: Persiapan Ke Korea Selatan
146 Chapter 146: Fly Me To South Korea
147 Chapter 147: Menjadi Orang Yang Berbeda Dalam 90 Menit
148 Chapter 148: Versus Jeonbuk Hyundai Motors
149 Chapter 149: After Whistle
150 Chapter 150: Match-day Berikutnya
151 Chapter 151: Tawaran Dari Beberapa Klub
152 Chapter 152: Pilihan Rizaldi
153 Chapter 153: Andra Almeida
154 Chapter 154: For The Future
155 Chapter 155: Pertandingan Selanjutnya
156 Chapter 156: Versus Pemalang Amarilla FC
157 Chapter 157: Break
158 Chapter 158: Pertandingan 16 Besar Datang
159 Chapter 159: Trio Lini Depan Kashima Antlers
160 Chapter 160: Hasil Akhirnya
161 Chapter 161: Menuju Putaran Akhir Liga
162 Chapter 162: Keputusan Coach Giovanni Almeida
163 Chapter 163: Versus Borneo Putra
164 Chapter 164: Babak Kedua, Pengambangan Cananga FC vs Borneo Putra FC
165 Chapter 165: Pertandingan Yang Lain
166 Chapter 166: Good News Always Come After Bad News
167 Chapter 167: Sebelum Leg-Kedua
168 Chapter 168: Leg Kedua Indonesia Premier League
169 Chapter 169: Leg Kedua Melawan Borneo Putra
170 Chapter 170: They Ready
171 Chapter 171: Final Day
172 Chapter 172: Pertandingan Yang Sudah Dinantikan
173 Chapter 173: Babak Kedua
174 Chapter 174: Akhir Pertandingan
175 Chapter 175: Akhir Musim
176 Chapter 176: Latihan Perdana Bersama Salford City
177 Chapter 177: Latihan Keras Pun, Tidak Akan Menjamin
178 Chapter 178: Kesempatan Itu Datang Di Saat Kita Tidak Menyadarinya
Episodes

Updated 178 Episodes

1
Episode 1: Kesialan Yang Juga Keberuntungan
2
Episode 2: Misi Harian Pertama
3
Episode 3: Misi Pelatihan Masuk Akademi
4
Episode 4: Latihan Lagi
5
Episode 5: Teman Baru
6
Episode 6: Seleksi Akademi Sepakbola Pengambangan Cananga Dimulai
7
Episode 7: Hari Seleksi (Bagian 1)
8
Episode 8: Hari Seleksi (Bagian 2)
9
Episode 9: Hari Seleksi (Bagian Akhir)
10
Episode 10: Tahun Ajaran Baru
11
Episode 11: Kehidupan di Sekolah
12
Episode 12: Kehidupan di Sekolah (Bagian 2)
13
Episode 13: Kehidupan di Sekolah (Bagian Akhir)
14
Episode 14: Kabar Yang Dinanti
15
Episode 15: Pemain Hebat
16
Episode 16: Latihan Perdana
17
Episode 17: Minigame
18
Episode 18: Babak Kedua
19
Episode 19: Latihan Sebelum Pertandingan Persahabatan
20
Episode 20 : Sebelum Pertandingan
21
Episode 21: Orang Dari Masa Lalu
22
Episode 22: Versus Sugar Crossed FC
23
Episode 23: Serangan Penghabisan di Ujung Babak Kedua
24
Episode 24: Bangkit
25
Episode 25: Memulai Dari Awal
26
Episode 26: Kehidupan Sekolah
27
Episode 27: Playmaker
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Chapter 31: Menjawab Keraguan
32
Chapter 32: Melewati Halang Rintang
33
Chapter 33: Terbayarkan
34
Chapter 34: Bola Mati
35
Chapter 35: Rapat Evaluasi
36
Chapter 36: Penilaian
37
Chapter 37: Membayar Semuanya
38
Chapter 38: Masuk Tim-A
39
Chapter 39: Latihan Perdana Dengan Tim-A
40
Chapter 40: 5 vs 5
41
Chapter 41: Malam Jatuh
42
Chapter 42: Hari Debut?
43
Chapter 43: Debut Si Pemain Nomor 10 di Tim-A
44
Chapter 44: Laga Debut
45
Chapter 45: After Match
46
Chapter 46: 5 Tombak Buceros
47
Chapter 47: Persiapan Melawan Buceros FC
48
Chapter 48: Suntikan Semangat
49
Chapter 49: Trequarista
50
Chapter 50: Latihan Terakhir Sebelum Matchday
51
Chapter 51: Pertemuan Tidak Terduga
52
Chapter 52: Versus Buceros
53
Chapter 53: Babak Kedua Yang Menentukan
54
Chapter 54: Menit Terakhir
55
Chapter 55: Terus Melangkah
56
Chapter 56: Lingkaran Kecil
57
Chapter 57: Mengikuti Lingkaran
58
Chapter 58: Waktu
59
Chapter 59: Hasil Drawing
60
Chapter 60: Mendalami Peran
61
Chapter 61: Mendapatkan Restu
62
Chapter 62: Walaupun Sebentar Tetapi Aku Pasti Merindukanmu
63
Chapter 63: Hal Yang Dirasa Sulit
64
Chapter 64: Menghabiskan Hari
65
Chapter 65: Pergi
66
Chapter 66: Jakarta Hari Ini
67
Chapter 67: Latihan Sore
68
Chapter 68: Jayapura Black Diamond FC
69
Chapter 69: Fase Gugur Mereka
70
Chapter 70: Versus Jayapura Black Diamond FC
71
Chapter 71: Versus Jayapura Black Diamond (2)
72
Chapter 72: Versus Jayapura Black Diamond (3)
73
Chapter 73: Versus Jayapura Black Diamond (4)
74
Chapter 74: Versus Jayapura Black Diamond (Bagian Akhir)
75
Chapter 75: Kemenangan Yang Sulit
76
Chapter 76: Perspektif Yang Baru
77
Chapter 77: Sugar Crossed FC versus Medan United
78
Chapter 78: Laga Selanjutnya
79
Chapter 79: Persiapan Menjelang 16 Besar
80
Chapter 80: Jaksel Yankees
81
Chapter 81: Kompetisi Yang Aneh
82
Chapter 82: Nomor 16
83
Chapter 83: Yang Lolos Ke Perempat Final
84
Chapter 84: Training Day
85
Chapter 85: Matchday Pengambangan Cananga Youth vs Surabaya Force Warlord FC
86
Chapter 86: Penyusunan Rencana
87
Chapter 87: Babak Kedua
88
Chapter 88: Gol Penentu
89
Chapter 89: Pertandingan Yang Lain
90
Chapter 90: Duo Marukawa-Yoga
91
Chapter 91: Madura Umisale FC vs Batavia Fort FC
92
Chapter 92: Semi-final
93
Chapter 93: Laga Klasik
94
Chapter 94: Persiapan Diri
95
Chapter 95: Laga Semifinal Pertama
96
Chapter 96: Sang Pemenang
97
Chapter 97: Perasaan Yang Belum Terpenuhi
98
Chapter 98: Duel Panas
99
Chapter 99: First-Half
100
Chapter 100: Gol Kedua
101
Chapter 101: Rencana di Babak Kedua
102
Chapter 102: Second-Half
103
Chapter 103: Penentuan
104
Chapter 104: Yang Bertahan
105
Chapter 105: Kepercayaan Diri Mereka
106
Chapter 106: Kekhawatiran
107
Chapter 107: Borough-555
108
Chapter 108: Kembali Aktif
109
Chapter 109: Kembali Lagi
110
Chapter 110: Missing One
111
Chapter 111: More and More
112
Chapter 112: Momen Yang Dirinya Nantikan
113
Chapter 113: Darah dan Air Mata
114
Chapter 114: Hari Esok Yang Lebih Cerah
115
Chapter 115: Indonesia Memanggil
116
Chapter 116: Berdamai Dengan Diri
117
Chapter 117: Jalan Baru
118
Chapter 118: Are You Going To Spain?
119
Chapter 119: Perkenalan Di Tim Utama
120
Chapter 120: Kesan Pertama
121
Chapter 121: Pergi Ke Spanyol
122
Chapter 122: Andalusia Here We Go!
123
Chapter 123: Pelabuhan Pertama, Sevilla
124
Chapter 124: Melawan Sevilla B
125
Chapter 125: Kalah di Sevilla
126
Chapter 126: Tentang Kombinasi
127
Chapter 127: Melawan Albacete Balompié
128
Chapter 128: Cerita Mereka Yang Berada di Korea Selatan
129
Chapter 129: La Masia
130
Chapter 130: Tur Terakhir
131
Chapter 131: Kembali Beraktivitas
132
Chapter 132: Piala Super Indonesia
133
Chapter 133: Babak Pertama Piala Super Indonesia
134
Chapter 134: Menunggu Debut
135
Chapter 135: Babak Kedua Piala Super Indonesia
136
Chapter 136: Setelah Pertandingan Final Itu...
137
Chapter 137: I-LEAGUE Pertamanya
138
Chapter 138: Laga Pembuka Indonesia Premier League
139
Chapter 139: Debut Rizaldi Di Indonesia Premier League
140
Chapter 140: All the Way Down
141
Chapter 141: Laga ke-10
142
Chapter 142: Versus Surabaya Argento FC
143
Chapter 143: Fitur Baru
144
Chapter 144: Mencoba Fitur Baru
145
Chapter 145: Persiapan Ke Korea Selatan
146
Chapter 146: Fly Me To South Korea
147
Chapter 147: Menjadi Orang Yang Berbeda Dalam 90 Menit
148
Chapter 148: Versus Jeonbuk Hyundai Motors
149
Chapter 149: After Whistle
150
Chapter 150: Match-day Berikutnya
151
Chapter 151: Tawaran Dari Beberapa Klub
152
Chapter 152: Pilihan Rizaldi
153
Chapter 153: Andra Almeida
154
Chapter 154: For The Future
155
Chapter 155: Pertandingan Selanjutnya
156
Chapter 156: Versus Pemalang Amarilla FC
157
Chapter 157: Break
158
Chapter 158: Pertandingan 16 Besar Datang
159
Chapter 159: Trio Lini Depan Kashima Antlers
160
Chapter 160: Hasil Akhirnya
161
Chapter 161: Menuju Putaran Akhir Liga
162
Chapter 162: Keputusan Coach Giovanni Almeida
163
Chapter 163: Versus Borneo Putra
164
Chapter 164: Babak Kedua, Pengambangan Cananga FC vs Borneo Putra FC
165
Chapter 165: Pertandingan Yang Lain
166
Chapter 166: Good News Always Come After Bad News
167
Chapter 167: Sebelum Leg-Kedua
168
Chapter 168: Leg Kedua Indonesia Premier League
169
Chapter 169: Leg Kedua Melawan Borneo Putra
170
Chapter 170: They Ready
171
Chapter 171: Final Day
172
Chapter 172: Pertandingan Yang Sudah Dinantikan
173
Chapter 173: Babak Kedua
174
Chapter 174: Akhir Pertandingan
175
Chapter 175: Akhir Musim
176
Chapter 176: Latihan Perdana Bersama Salford City
177
Chapter 177: Latihan Keras Pun, Tidak Akan Menjamin
178
Chapter 178: Kesempatan Itu Datang Di Saat Kita Tidak Menyadarinya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!