Episode 13: Kehidupan di Sekolah (Bagian Akhir)

Di hari itu, kami semua kena pelajaran olahraga. Pelajaran yang kami dapatkan adalah tentang bola besar, dan untuk pertemuan pertama kami semua akan bermain permainan sepakbola yang termasuk salah satu permainan bola besar selain basket dan voli.

Setelah melakukan pemanasan dengan sedikit peregangan tubuh, pak guru yang mengajar pelajaran olahraga yang bernama Bapak Sutrisno membagi tim menjadi 2 tim. Karena hanya ada 14 orang laki-laki di kelasku, akhirnya tim pun dibagi menjadi 7 orang tiap tim tanpa pemain cadangan.

Dan kali ini, aku dan Derry harus menjadi lawan, aku cukup kecewa namun juga merasa bersemangat di saat yang bersemangat. Aku memang ingin sekali berhadapan dengan Derry dan membuktikan diri ku kalau sudah cukup berkembang, Derry lah tembok yang harus aku panjat saat ini.

"Permainan mu minggu lalu memang sangat menakjubkan sobat, tapi hari ini aku juga tidak ingin kalah!" Kata Derry sambil berlagak seperti seorang ahli kungfu yang sering aku tonton filmnya.

Aku hanya tersenyum, namun sebenarnya aku menggunakan skill mata dewa yang ku miliki untuk melihat semua status dari teman-temanku. Seperti yang ku duga sebelumnya, hanya Derry yang memiliki status luar biasa dari kami semua. Aku tidak terlalu pusing soal pemain yang lain dan di tim ku sendiri juga tidak ada yang mencolok, semuanya sama sepertiku yaitu orang-orang yang hanya tau sepakbola.

Untuk posisinya kami sempat ada cek-cok, karena ada yang ingin jadi penyerang dan tidak mau mengalah, ada yang tidak ingin jadi bek dan ada pula yang tidak mau main kalau jadi kiper. Aku tidak tahu harus berbuat apa, dan pada akhirnya aku hanya ikut diam saja dan membiarkan semuanya berlalu, hingga pada akhirnya Pak Sutrisno lah yang menentukan posisi mereka.

Aku tetap pada posisi ku di tengah, yang ingin jadi penyerang tadi malah dijadikan kiper oleh Pak Sutrisno, dia ingin membantah namun tidak berani saat kumis Pak Sutrisno yang setengah itu sudah mulai bergerak-gerak. Saat sudah seperti itu, biasanya pak Sutrisno akan berubah menjadi sosok yang lebih kejam, ya lebih mirip-mirip sedikit sama diktator asal Jerman itu.

"Bapak yang akan jadi wasitnya, untuk penentuan kick off akan ditentukan dengan lempar koin. Kedua kapten tim maju!"

Derry dan Wira maju ke depan, ya Wira adalah kapten tim ku, badannya besar sekali sampai berjalan saja dia harus ikut membawa perutnya yang besar. Wira lah yang tadi ngotot sekali untuk ingin jadi pemain depan, dan pada akhirnya diubah oleh pak Sutrisno jadi kiper.

"Derry kamu pilih ekor apa kepala?"

"Kepala pak!" Derry menjawab dengan jelas dan tegas, otomatis Wira hanya punya pilihan ekor.

Pak Sutrisno melemparkan koin ke atas, koin berputar sangat cepat dengan bebas sebelum akhirnya jatuh ke buku tangan pak Sutrisno dan langsung beliau tutup dengan tangannya yang satu lagi. Secara perlahan-lahan, beliau membuka tangan dan akhirnya terlihat hasil dari perjudian tadi.

Yang muncul adalah gambar kepala, dan kick off akan dimulai oleh timnya Derry.

Wira kembali ke belakang dengan wajahnya yang tetap saja seperti tidak punya niatan bermain kalau tidak jadi penyerang, padahal dari statistik nya saja akan jadi masalah jika menaruhnya bermain di posisi penyerang, namun bukan berarti bermain di posisi kiper akan menyelamatkan dirinya juga.

Kick off dimulai, tim Derry langsung menekan di awal permainan. Pertahanan tim kami begitu buruk, tidak ada keharmonisan sama sekali, semuanya kacau bagai permainan musik metal underground yang begitu brutal.

"Hoi-hoi, jaga yang benar dong! Rizaldi jangan pelanga-pelongo saja!" Wira berlagak seperti seorang kapten tapi sebenarnya itu nol besar! Semua hal yang ia teriakkan hanyalah sebuah perintah yang tidak jelas, apa dia tidak melihat aku sedang melakukan marking pada satu pemain musuh?

Karena tidak fokus akibat ulah Wira dibelakang, aku akhirnya malah membiarkan satu orang pemain untuk melewati ku, dia langsung memberikan umpan yang bagus ke pemain depan yang hanya perlu memberikan sedikit usaha untuk menjadikannya sebagai sebuah gol, dan benar saja.

Pemain depan tim Derry hanya menendang pelan sekali dan sudah bisa bolanya melewati penjagaan Wira, mungkin berat tubuhnya membuat Wira jadi cukup lamban untuk mengantisipasi tendangan yang juga tak kalah pelan dengan laju bola.

"Kalian ini bisa main apa tidak? Masa bola seperti itu saja bisa lewat sih?" Wira malah marah-marah dengan kami semua, padahal ada yang lebih parah dari kami semua, yaitu dia sendiri.

Kami semua hanya diam saja, bahkan tidak sedikit diantara kami yang hanya menertawakan apa yang diucapkan oleh Wira tadi. Kami cuma bisa melihat tim Derry sedang bersuka cita merayakan gol pertama mereka dan pastinya akan ada gol-gol yang lainnya.

Permainan dilanjutkan, sudah lebih 20 menit kami bermain dan skor sudah 4-0 untuk keunggulan tim Derry. Aku dan yang lain sedikit frustasi, apalagi setelah kebobolan gol keempat tadi. Wira meluapkan kekesalannya pada kami semua dan beberapa diantara kami sudah ada yang tidak tahan lagi akan kelakuan Wira itu.

Sebenarnya kami bukannya terlalu di tekan sampai tidak bisa melakukan apa-apa, kami sempat membuat beberapa peluang emas namun kalian tahu sendiri bagaimana kualitas Derry yang mantan kiper tim Buceros itu, bukan kaleng-kaleng apalagi kaleng sarden.

Derry mencatat 3 penyelamatan penting sepanjang waktu ini, 2 dari sundulan dan satu lagi pada saat pemain depan kami melakukan 1 vs 1 namun ternyata Derry berhasil melahapnya dengan penuh.

Situasi di tim kami sudah sangat tidak terkendali, harus ada seseorang yang mampu mengendalikan semuanya. Aku ingin sekali bersuara, namun ada beberapa beban masa lalu yang membuatku agak sedikit tertekan dan selalu ragu menyuarakan aspirasi.

Tapi aku harus melakukan sesuatu, aku teringat akan hadiah misi yang belum aku buka sebelumnya. Aku membuka layar hologram yang cuma bisa diakses oleh diriku sendiri, dan membuka kotak inventori sistem, disana terdapat satu kartu skill random yang masih belum kubuka.

[Apa anda ingin membuka Kartu Skill Random?]

Aku langsung memilih YA! Dan seperti yang sebelumnya kartu itu seperti muncul jelas di mataku dan tiba-tiba berubah menjadi cahaya berwarna putih silau, sampai pada akhirnya kartu yang lain muncul dan mulai terlihat jelas kembali.

[Selamat Anda mendapatkan skill Captaincity]

[Membuat Anda bisa mengendalikan tim seperti layaknya seorang kapten yang tegas di luar dan di dalam lapangan]

Skill yang sangat ku perlukan untuk sekarang ini, aku langsung saja memakainya dan mulai menyuarakan pendapat ku yang sempat tertunda tadi.

"Hei sudah hentikan semua itu! Apakah kalian tidak bisa hanya menggerakkan kaki dan menutup mulut kalian" itulah yang pertama ku ucapkan dan semua mata langsung tertuju kepadaku, bahkan tim Derry pun juga ikut melihat ke arahku karena suara yang ku keluarkan tadi cukup kencang.

"Hentikan semua perdebatan konyol ini, tetaplah bermain fokus dan kembali ke posisi masing-masing, buat ruang dan pertahankan!" Aku menambahkan dan entah mengapa semua pemain langsung angguk-angguk saja, tidak ada yang protes ataupun tidak terima akan diriku yang tiba-tiba jadi sosok kapten.

Permainan kami lanjutkan, semua bergerak dengan apa yang kuperintahkan sebelumnya. Kini pergerakan tim kami mulai sedikit lebih luwes dari yang sebelumnya, sirkulasi bola juga mulai lancar. Aku terus mengatur pergerakan tim ku dari lapangan tengah, sambil terus melakukan scanning dan mengumpan pada rekan-rekanku.

Hingga pada akhirnya aku mendapatkan sebuah peluang emas, sebuah bola rebound hasil dari sundulan yang ditepis oleh Derry mengarah kepadaku. Aku jadi teringat momen saat mencetak gol penentu kemenangan tim kami saat pertandingan seleksi di Pengambangan Cananga.

Aku pun melakukannya sekali lagi, tendangan first-time yang langsung mengarah dengan cepat ke arah gawang Derry.

"Bahaya!" ujar Derry dan dia langsung melompat ke arah bola mengarah. Dengan satu inci jarinya, Derry masih bisa menepis bola itu dan membuat bola rebound lagi. Beruntung di sana ada pemain depan tim kami dan melakukan tugas akhirnya dengan sangat baik, bola pun masuk ke gawang Derry dan merubah skor untuk jadi 4-1.

Tim kami tidak banyak melakukan selebrasi, karena waktu pelajaran olahraga juga sudah habis. Pak Sutrisno menyelesaikan kata-kata terakhir sebelum kami masuk kelas untuk pelajaran yang akan datang.

Aku melihat Derry berjalan ke arahku dengan senyuman lebar di wajahnya. "Hei sobat, kali ini kau tidak beruntung ya"

"Biarlah, yang penting bolanya masuk walaupun bukan aku yang memasukkannya" ucapku santai, namun sebenarnya ada perasaan kesal karena tidak berhasil memasukkan bola di menit-menit terakhir tadi.

"Omong-omong, permainanmu kali ini cukup meningkat dengan pesat Rizaldi. Apalagi pada saat tim mu lagi dirundung masalah seperti tadi, kalau kau tidak percaya tanya saja Salma yang sedari tadi memanggilmu namu kau hiraukan saja"

Aku sedikit kebingungan pada awalnya, namun saat aku menoleh ke samping ternyata memang benar ada Salma yang rupanya sedari tadi menepuk-nepuk pundak ku namun aku tidak menyadarinya.

"Rizaldi, kamu tadi keren sekali. Sudah mirip seperti David Guetta mungkin?" ucapnya dengan polos, padahal aku sendiri tidak tahu siapa itu David Guetta dan aku pasti itu bukan nama pemain sepakbola.

Aku tidak terlalu memperdulikannya, yang jelas hari ini hanyalah permainan hiburan dan aku tidak ingin membebani pikiran ku akan hal itu. Sistem pun tidak memberikan misi mendadak yang seperti biasanya, jadi hal ini tidaklah merugikan ku namun tetap saja aku merasa kesal karena kalah dengan Derry.

Aku sekarang bertekad untuk tidak akan kalah lagi karena rasa kekalahan itu sangatlah menyakitkan hati, walaupun itu hanya kalah dalam pertandingan biasa seperti sekarang ini. Untuk itulah aku akan terus berlatih dengan keras agar mimpiku bisa terwujud.

Terpopuler

Comments

Vinnie Alder

Vinnie Alder

Calon penerus mamang Adolf nih

2023-05-23

0

Egaega

Egaega

Jackpot

2022-12-04

1

Panggil Saya Boss

Panggil Saya Boss

wkwk u know la

2022-10-05

2

lihat semua
Episodes
1 Episode 1: Kesialan Yang Juga Keberuntungan
2 Episode 2: Misi Harian Pertama
3 Episode 3: Misi Pelatihan Masuk Akademi
4 Episode 4: Latihan Lagi
5 Episode 5: Teman Baru
6 Episode 6: Seleksi Akademi Sepakbola Pengambangan Cananga Dimulai
7 Episode 7: Hari Seleksi (Bagian 1)
8 Episode 8: Hari Seleksi (Bagian 2)
9 Episode 9: Hari Seleksi (Bagian Akhir)
10 Episode 10: Tahun Ajaran Baru
11 Episode 11: Kehidupan di Sekolah
12 Episode 12: Kehidupan di Sekolah (Bagian 2)
13 Episode 13: Kehidupan di Sekolah (Bagian Akhir)
14 Episode 14: Kabar Yang Dinanti
15 Episode 15: Pemain Hebat
16 Episode 16: Latihan Perdana
17 Episode 17: Minigame
18 Episode 18: Babak Kedua
19 Episode 19: Latihan Sebelum Pertandingan Persahabatan
20 Episode 20 : Sebelum Pertandingan
21 Episode 21: Orang Dari Masa Lalu
22 Episode 22: Versus Sugar Crossed FC
23 Episode 23: Serangan Penghabisan di Ujung Babak Kedua
24 Episode 24: Bangkit
25 Episode 25: Memulai Dari Awal
26 Episode 26: Kehidupan Sekolah
27 Episode 27: Playmaker
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Chapter 31: Menjawab Keraguan
32 Chapter 32: Melewati Halang Rintang
33 Chapter 33: Terbayarkan
34 Chapter 34: Bola Mati
35 Chapter 35: Rapat Evaluasi
36 Chapter 36: Penilaian
37 Chapter 37: Membayar Semuanya
38 Chapter 38: Masuk Tim-A
39 Chapter 39: Latihan Perdana Dengan Tim-A
40 Chapter 40: 5 vs 5
41 Chapter 41: Malam Jatuh
42 Chapter 42: Hari Debut?
43 Chapter 43: Debut Si Pemain Nomor 10 di Tim-A
44 Chapter 44: Laga Debut
45 Chapter 45: After Match
46 Chapter 46: 5 Tombak Buceros
47 Chapter 47: Persiapan Melawan Buceros FC
48 Chapter 48: Suntikan Semangat
49 Chapter 49: Trequarista
50 Chapter 50: Latihan Terakhir Sebelum Matchday
51 Chapter 51: Pertemuan Tidak Terduga
52 Chapter 52: Versus Buceros
53 Chapter 53: Babak Kedua Yang Menentukan
54 Chapter 54: Menit Terakhir
55 Chapter 55: Terus Melangkah
56 Chapter 56: Lingkaran Kecil
57 Chapter 57: Mengikuti Lingkaran
58 Chapter 58: Waktu
59 Chapter 59: Hasil Drawing
60 Chapter 60: Mendalami Peran
61 Chapter 61: Mendapatkan Restu
62 Chapter 62: Walaupun Sebentar Tetapi Aku Pasti Merindukanmu
63 Chapter 63: Hal Yang Dirasa Sulit
64 Chapter 64: Menghabiskan Hari
65 Chapter 65: Pergi
66 Chapter 66: Jakarta Hari Ini
67 Chapter 67: Latihan Sore
68 Chapter 68: Jayapura Black Diamond FC
69 Chapter 69: Fase Gugur Mereka
70 Chapter 70: Versus Jayapura Black Diamond FC
71 Chapter 71: Versus Jayapura Black Diamond (2)
72 Chapter 72: Versus Jayapura Black Diamond (3)
73 Chapter 73: Versus Jayapura Black Diamond (4)
74 Chapter 74: Versus Jayapura Black Diamond (Bagian Akhir)
75 Chapter 75: Kemenangan Yang Sulit
76 Chapter 76: Perspektif Yang Baru
77 Chapter 77: Sugar Crossed FC versus Medan United
78 Chapter 78: Laga Selanjutnya
79 Chapter 79: Persiapan Menjelang 16 Besar
80 Chapter 80: Jaksel Yankees
81 Chapter 81: Kompetisi Yang Aneh
82 Chapter 82: Nomor 16
83 Chapter 83: Yang Lolos Ke Perempat Final
84 Chapter 84: Training Day
85 Chapter 85: Matchday Pengambangan Cananga Youth vs Surabaya Force Warlord FC
86 Chapter 86: Penyusunan Rencana
87 Chapter 87: Babak Kedua
88 Chapter 88: Gol Penentu
89 Chapter 89: Pertandingan Yang Lain
90 Chapter 90: Duo Marukawa-Yoga
91 Chapter 91: Madura Umisale FC vs Batavia Fort FC
92 Chapter 92: Semi-final
93 Chapter 93: Laga Klasik
94 Chapter 94: Persiapan Diri
95 Chapter 95: Laga Semifinal Pertama
96 Chapter 96: Sang Pemenang
97 Chapter 97: Perasaan Yang Belum Terpenuhi
98 Chapter 98: Duel Panas
99 Chapter 99: First-Half
100 Chapter 100: Gol Kedua
101 Chapter 101: Rencana di Babak Kedua
102 Chapter 102: Second-Half
103 Chapter 103: Penentuan
104 Chapter 104: Yang Bertahan
105 Chapter 105: Kepercayaan Diri Mereka
106 Chapter 106: Kekhawatiran
107 Chapter 107: Borough-555
108 Chapter 108: Kembali Aktif
109 Chapter 109: Kembali Lagi
110 Chapter 110: Missing One
111 Chapter 111: More and More
112 Chapter 112: Momen Yang Dirinya Nantikan
113 Chapter 113: Darah dan Air Mata
114 Chapter 114: Hari Esok Yang Lebih Cerah
115 Chapter 115: Indonesia Memanggil
116 Chapter 116: Berdamai Dengan Diri
117 Chapter 117: Jalan Baru
118 Chapter 118: Are You Going To Spain?
119 Chapter 119: Perkenalan Di Tim Utama
120 Chapter 120: Kesan Pertama
121 Chapter 121: Pergi Ke Spanyol
122 Chapter 122: Andalusia Here We Go!
123 Chapter 123: Pelabuhan Pertama, Sevilla
124 Chapter 124: Melawan Sevilla B
125 Chapter 125: Kalah di Sevilla
126 Chapter 126: Tentang Kombinasi
127 Chapter 127: Melawan Albacete Balompié
128 Chapter 128: Cerita Mereka Yang Berada di Korea Selatan
129 Chapter 129: La Masia
130 Chapter 130: Tur Terakhir
131 Chapter 131: Kembali Beraktivitas
132 Chapter 132: Piala Super Indonesia
133 Chapter 133: Babak Pertama Piala Super Indonesia
134 Chapter 134: Menunggu Debut
135 Chapter 135: Babak Kedua Piala Super Indonesia
136 Chapter 136: Setelah Pertandingan Final Itu...
137 Chapter 137: I-LEAGUE Pertamanya
138 Chapter 138: Laga Pembuka Indonesia Premier League
139 Chapter 139: Debut Rizaldi Di Indonesia Premier League
140 Chapter 140: All the Way Down
141 Chapter 141: Laga ke-10
142 Chapter 142: Versus Surabaya Argento FC
143 Chapter 143: Fitur Baru
144 Chapter 144: Mencoba Fitur Baru
145 Chapter 145: Persiapan Ke Korea Selatan
146 Chapter 146: Fly Me To South Korea
147 Chapter 147: Menjadi Orang Yang Berbeda Dalam 90 Menit
148 Chapter 148: Versus Jeonbuk Hyundai Motors
149 Chapter 149: After Whistle
150 Chapter 150: Match-day Berikutnya
151 Chapter 151: Tawaran Dari Beberapa Klub
152 Chapter 152: Pilihan Rizaldi
153 Chapter 153: Andra Almeida
154 Chapter 154: For The Future
155 Chapter 155: Pertandingan Selanjutnya
156 Chapter 156: Versus Pemalang Amarilla FC
157 Chapter 157: Break
158 Chapter 158: Pertandingan 16 Besar Datang
159 Chapter 159: Trio Lini Depan Kashima Antlers
160 Chapter 160: Hasil Akhirnya
161 Chapter 161: Menuju Putaran Akhir Liga
162 Chapter 162: Keputusan Coach Giovanni Almeida
163 Chapter 163: Versus Borneo Putra
164 Chapter 164: Babak Kedua, Pengambangan Cananga FC vs Borneo Putra FC
165 Chapter 165: Pertandingan Yang Lain
166 Chapter 166: Good News Always Come After Bad News
167 Chapter 167: Sebelum Leg-Kedua
168 Chapter 168: Leg Kedua Indonesia Premier League
169 Chapter 169: Leg Kedua Melawan Borneo Putra
170 Chapter 170: They Ready
171 Chapter 171: Final Day
172 Chapter 172: Pertandingan Yang Sudah Dinantikan
173 Chapter 173: Babak Kedua
174 Chapter 174: Akhir Pertandingan
175 Chapter 175: Akhir Musim
176 Chapter 176: Latihan Perdana Bersama Salford City
177 Chapter 177: Latihan Keras Pun, Tidak Akan Menjamin
178 Chapter 178: Kesempatan Itu Datang Di Saat Kita Tidak Menyadarinya
Episodes

Updated 178 Episodes

1
Episode 1: Kesialan Yang Juga Keberuntungan
2
Episode 2: Misi Harian Pertama
3
Episode 3: Misi Pelatihan Masuk Akademi
4
Episode 4: Latihan Lagi
5
Episode 5: Teman Baru
6
Episode 6: Seleksi Akademi Sepakbola Pengambangan Cananga Dimulai
7
Episode 7: Hari Seleksi (Bagian 1)
8
Episode 8: Hari Seleksi (Bagian 2)
9
Episode 9: Hari Seleksi (Bagian Akhir)
10
Episode 10: Tahun Ajaran Baru
11
Episode 11: Kehidupan di Sekolah
12
Episode 12: Kehidupan di Sekolah (Bagian 2)
13
Episode 13: Kehidupan di Sekolah (Bagian Akhir)
14
Episode 14: Kabar Yang Dinanti
15
Episode 15: Pemain Hebat
16
Episode 16: Latihan Perdana
17
Episode 17: Minigame
18
Episode 18: Babak Kedua
19
Episode 19: Latihan Sebelum Pertandingan Persahabatan
20
Episode 20 : Sebelum Pertandingan
21
Episode 21: Orang Dari Masa Lalu
22
Episode 22: Versus Sugar Crossed FC
23
Episode 23: Serangan Penghabisan di Ujung Babak Kedua
24
Episode 24: Bangkit
25
Episode 25: Memulai Dari Awal
26
Episode 26: Kehidupan Sekolah
27
Episode 27: Playmaker
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Chapter 31: Menjawab Keraguan
32
Chapter 32: Melewati Halang Rintang
33
Chapter 33: Terbayarkan
34
Chapter 34: Bola Mati
35
Chapter 35: Rapat Evaluasi
36
Chapter 36: Penilaian
37
Chapter 37: Membayar Semuanya
38
Chapter 38: Masuk Tim-A
39
Chapter 39: Latihan Perdana Dengan Tim-A
40
Chapter 40: 5 vs 5
41
Chapter 41: Malam Jatuh
42
Chapter 42: Hari Debut?
43
Chapter 43: Debut Si Pemain Nomor 10 di Tim-A
44
Chapter 44: Laga Debut
45
Chapter 45: After Match
46
Chapter 46: 5 Tombak Buceros
47
Chapter 47: Persiapan Melawan Buceros FC
48
Chapter 48: Suntikan Semangat
49
Chapter 49: Trequarista
50
Chapter 50: Latihan Terakhir Sebelum Matchday
51
Chapter 51: Pertemuan Tidak Terduga
52
Chapter 52: Versus Buceros
53
Chapter 53: Babak Kedua Yang Menentukan
54
Chapter 54: Menit Terakhir
55
Chapter 55: Terus Melangkah
56
Chapter 56: Lingkaran Kecil
57
Chapter 57: Mengikuti Lingkaran
58
Chapter 58: Waktu
59
Chapter 59: Hasil Drawing
60
Chapter 60: Mendalami Peran
61
Chapter 61: Mendapatkan Restu
62
Chapter 62: Walaupun Sebentar Tetapi Aku Pasti Merindukanmu
63
Chapter 63: Hal Yang Dirasa Sulit
64
Chapter 64: Menghabiskan Hari
65
Chapter 65: Pergi
66
Chapter 66: Jakarta Hari Ini
67
Chapter 67: Latihan Sore
68
Chapter 68: Jayapura Black Diamond FC
69
Chapter 69: Fase Gugur Mereka
70
Chapter 70: Versus Jayapura Black Diamond FC
71
Chapter 71: Versus Jayapura Black Diamond (2)
72
Chapter 72: Versus Jayapura Black Diamond (3)
73
Chapter 73: Versus Jayapura Black Diamond (4)
74
Chapter 74: Versus Jayapura Black Diamond (Bagian Akhir)
75
Chapter 75: Kemenangan Yang Sulit
76
Chapter 76: Perspektif Yang Baru
77
Chapter 77: Sugar Crossed FC versus Medan United
78
Chapter 78: Laga Selanjutnya
79
Chapter 79: Persiapan Menjelang 16 Besar
80
Chapter 80: Jaksel Yankees
81
Chapter 81: Kompetisi Yang Aneh
82
Chapter 82: Nomor 16
83
Chapter 83: Yang Lolos Ke Perempat Final
84
Chapter 84: Training Day
85
Chapter 85: Matchday Pengambangan Cananga Youth vs Surabaya Force Warlord FC
86
Chapter 86: Penyusunan Rencana
87
Chapter 87: Babak Kedua
88
Chapter 88: Gol Penentu
89
Chapter 89: Pertandingan Yang Lain
90
Chapter 90: Duo Marukawa-Yoga
91
Chapter 91: Madura Umisale FC vs Batavia Fort FC
92
Chapter 92: Semi-final
93
Chapter 93: Laga Klasik
94
Chapter 94: Persiapan Diri
95
Chapter 95: Laga Semifinal Pertama
96
Chapter 96: Sang Pemenang
97
Chapter 97: Perasaan Yang Belum Terpenuhi
98
Chapter 98: Duel Panas
99
Chapter 99: First-Half
100
Chapter 100: Gol Kedua
101
Chapter 101: Rencana di Babak Kedua
102
Chapter 102: Second-Half
103
Chapter 103: Penentuan
104
Chapter 104: Yang Bertahan
105
Chapter 105: Kepercayaan Diri Mereka
106
Chapter 106: Kekhawatiran
107
Chapter 107: Borough-555
108
Chapter 108: Kembali Aktif
109
Chapter 109: Kembali Lagi
110
Chapter 110: Missing One
111
Chapter 111: More and More
112
Chapter 112: Momen Yang Dirinya Nantikan
113
Chapter 113: Darah dan Air Mata
114
Chapter 114: Hari Esok Yang Lebih Cerah
115
Chapter 115: Indonesia Memanggil
116
Chapter 116: Berdamai Dengan Diri
117
Chapter 117: Jalan Baru
118
Chapter 118: Are You Going To Spain?
119
Chapter 119: Perkenalan Di Tim Utama
120
Chapter 120: Kesan Pertama
121
Chapter 121: Pergi Ke Spanyol
122
Chapter 122: Andalusia Here We Go!
123
Chapter 123: Pelabuhan Pertama, Sevilla
124
Chapter 124: Melawan Sevilla B
125
Chapter 125: Kalah di Sevilla
126
Chapter 126: Tentang Kombinasi
127
Chapter 127: Melawan Albacete Balompié
128
Chapter 128: Cerita Mereka Yang Berada di Korea Selatan
129
Chapter 129: La Masia
130
Chapter 130: Tur Terakhir
131
Chapter 131: Kembali Beraktivitas
132
Chapter 132: Piala Super Indonesia
133
Chapter 133: Babak Pertama Piala Super Indonesia
134
Chapter 134: Menunggu Debut
135
Chapter 135: Babak Kedua Piala Super Indonesia
136
Chapter 136: Setelah Pertandingan Final Itu...
137
Chapter 137: I-LEAGUE Pertamanya
138
Chapter 138: Laga Pembuka Indonesia Premier League
139
Chapter 139: Debut Rizaldi Di Indonesia Premier League
140
Chapter 140: All the Way Down
141
Chapter 141: Laga ke-10
142
Chapter 142: Versus Surabaya Argento FC
143
Chapter 143: Fitur Baru
144
Chapter 144: Mencoba Fitur Baru
145
Chapter 145: Persiapan Ke Korea Selatan
146
Chapter 146: Fly Me To South Korea
147
Chapter 147: Menjadi Orang Yang Berbeda Dalam 90 Menit
148
Chapter 148: Versus Jeonbuk Hyundai Motors
149
Chapter 149: After Whistle
150
Chapter 150: Match-day Berikutnya
151
Chapter 151: Tawaran Dari Beberapa Klub
152
Chapter 152: Pilihan Rizaldi
153
Chapter 153: Andra Almeida
154
Chapter 154: For The Future
155
Chapter 155: Pertandingan Selanjutnya
156
Chapter 156: Versus Pemalang Amarilla FC
157
Chapter 157: Break
158
Chapter 158: Pertandingan 16 Besar Datang
159
Chapter 159: Trio Lini Depan Kashima Antlers
160
Chapter 160: Hasil Akhirnya
161
Chapter 161: Menuju Putaran Akhir Liga
162
Chapter 162: Keputusan Coach Giovanni Almeida
163
Chapter 163: Versus Borneo Putra
164
Chapter 164: Babak Kedua, Pengambangan Cananga FC vs Borneo Putra FC
165
Chapter 165: Pertandingan Yang Lain
166
Chapter 166: Good News Always Come After Bad News
167
Chapter 167: Sebelum Leg-Kedua
168
Chapter 168: Leg Kedua Indonesia Premier League
169
Chapter 169: Leg Kedua Melawan Borneo Putra
170
Chapter 170: They Ready
171
Chapter 171: Final Day
172
Chapter 172: Pertandingan Yang Sudah Dinantikan
173
Chapter 173: Babak Kedua
174
Chapter 174: Akhir Pertandingan
175
Chapter 175: Akhir Musim
176
Chapter 176: Latihan Perdana Bersama Salford City
177
Chapter 177: Latihan Keras Pun, Tidak Akan Menjamin
178
Chapter 178: Kesempatan Itu Datang Di Saat Kita Tidak Menyadarinya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!