Episode 2: Misi Harian Pertama

Benar saja, saat aku sampai ke toko aku langsung dimarahi habis-habisan oleh anak pemilik toko.

Namanya Melani, dia juga salah satu teman satu sekolahku walaupun hanya pernah sekelas sewaktu kelas 7. Aku bekerja di toko milik ayah Melani, alasanku bekerja karena aku ingin membantu ibuku yang juga bekerja demi menghidupi aku dan adikku.

Ayahku seorang tentara yang harus pergi pergi bertugas di daerah lain, namun tidak pernah kembali alias meninggal saat bertugas. Itulah resiko dalam pekerjaan ayahku, namun aku tahu ia pasti sangat bangga karena mati demi membela negara yang sangat ia cintai.

Karena itulah ibuku bekerja dan menggantikan peran ayah sebagai kepala keluarga, ibuku bekerja di sebuah pabrik pengolahan teh dan akan pulang saat makan malam tiba.

Adikku masih kelas 1 SMP sehingga tidak mungkin dia harus ikut bekerja, walaupun ia memaksa maka aku akan memarahinya.

Jam kerja ku juga cukup singkat, aku bekerja dari jam 4 sore sampai jam 8 malam saja. Setelah itu aku pulang dan harus bersiap-siap menyiapkan makan malam untuk adik dan ibuku tercinta.

Namun sebelum aku pulang, kini aku harus mendengarkan ceramah tanpa jeda dari Melani perihal keterlambatanku tadi. Aku sudah menjelaskan situasinya pada Melani, namun ia tetap tidak mau peduli dengan hal itu.

"Rizaldi, Rizaldi. Kenapa kau diam saja setelah dipukuli begitu? Sampai-sampai uangmu juga malah diambil si Yoga!" ujar Melani sambil mengolesi luka lebamku dengan minyak tawon.

Ayahnya Melani cuma menggelengkan kepala melihat anak perempuannya yang terus saja marah, mungkin juga ia bingung dari mana sifat pemarah itu berasal karena ayah dan ibunya Melani sendiri bertipe kalem dan santai, sangat beda jauh dengan Melani.

"Kau tunggu di sini!" Suaranya naik setengah oktaf, Melani berdiri entah mencari apa.

Mata coklat kehitaman itu masih saja mengawasi ku, rambutnya yang lurus tergerai kesana kemari seperti dihembuskan angin saat ia tengah mencari sesuatu. Lalu Melani kembali dengan membawa sebuah kotak P3K, kini sosok Melani seperti seorang suster di rumah sakit swasta yang biasanya cantik-cantik itu.

Melani mulai memperban luka dan lebam di wajahku. Sambil memperban dia pun bertanya. "Setelah ini kau mau masuk sekolah mana?"

Aku terdiam sejenak, aku tidak terlalu memikirkan sekolah saat ini. Bagiku semuanya sama saja, asalkan kita yang menjalaninya. Aku juga memikirkan sekolah yang cukup dekat dengan rumah, agar menghemat waktu perjalanan.

"Mungkin SMA 1 Pengambangan" ujar ku. "Memangnya kenapa kau tanya begitu?"

Melani dengan cepat dan kasar memperban lukaku dan setelahnya ia memukul tanganku yang juga sedikit terluka itu dengan keras. "Bukan urusanmu!" ujarnya memeletkan lidah dan berlalu begitu saja setelahnya.

Memangnya dia perlu melakukan hal itu kepadaku?

Aku pun melupakan hal itu begitu saja dan bersiap untuk pulang kerumah, di depan teras rumah ayahnya Melani memanggil dan membawakanku sebungkus rawon, makanan kesukaanku.

"Ini untuk orang di rumah, panasi dulu ya sebelum dimakan" ucap ayah Melani dengan begitu lembut, berbeda sekali dengan anaknya. "Salam buat ibumu juga!"

"Terima kasih om!" jawabku singkat lalu pergi pulang.

Di perjalanan pulang, aku kembali teringat akan kejadian yang menimpaku sore tadi. Setelah terbentur tiang listrik dan sempat kehilangan kesadaran untuk beberapa saat, aku mendengar sebuah suara seperti robot di dalam kepalaku. Aku tidak tahu apa itu, namun karena itu aku mulai melihat sebuah layar hologram di hadapanku pada saat aku berkonsentrasi.

Aku rasa layar itu hanya bisa dilihat oleh diriku sendiri, karena orang-orang disekitarku seperti tidak peduli sama sekali walaupun aku sekarang tengah membuka papan antar muka itu. Aku mencoba mengotak atik papan antar muka itu, namun tidak ada yang berhasil dan hanya bertuliskan misi yang kuterima saja, yaitu masuk ke Akademi Sepakbola.

[Misi Masuk Akademi Sepakbola]

[Ketentuan: Harus berhasil lolos seleksi dan diterima masuk Akademi Sepakbola yang dituju]

[Hadiah: Kartu Sepakbola Grade C]

[Hukuman: Jika gagal maka Sistem Sepakbola akan hilang selamanya]

Aku masih tidak mengerti tentang misi itu dan juga apa itu Kartu Sepakbola? Aku ingin mencari tahu hal itu namun tidak ada yang kutemui lagi selain deskripsi misi yang ku miliki. Dan sistem? Apa itu sistem? Apa aku mendapatkan sebuah sistem super seperti di dalam novel fantasi yang sering dibaca oleh temanku itu? Aku setengah percaya, namun aku sadar kalau ini adalah kenyataan yang nyata.

Tidak ada pilihan lain selain mengikuti perjudian itu, aku akan mencoba mendaftar di Akademi Sepakbola. Aku sudah ingin sekali bermain bola semenjak dulu dan aku akan bertaruh apakah aku bisa masuk atau tidak.

Karena memikirkan yang tidak-tidak, aku bahkan tidak sadar kalau sudah sampai di depan rumahku sendiri. Aku mengetuk pintu dan melepas sepatu di depan teras, lalu berteriak. "Aku pulang bawa Rawon!"

Dari dalam, aku mendengar langkah kaki berderap. Itu adalah adikku Keisha yang berlari setelah mendengar suaraku di depan pintu.

"Abang sudah balik?" Basa-basinya, namun tangannya sudah mengambil rawon yang ada di tangan kananku.

"Itu di panasin dulu! Dan juga tunggu mama datang lebih dulu"

"Iya siap abang!" Keisha kembali masuk ke dalam dengan cepat, ia memanaskan rawon pemberian ayahnya Melani.

Aku juga cepat-cepat masuk ke kamar, ganti baju dan mandi. Aku mencoba menutupi luka lebam ku ini, karena bisa-bisa Keisha dan ibu akan khawatir jika melihatnya. Terlebih, aku tidak ingin Keisha yang melihat karena ia akan menjadi terlalu protektif pada diriku.

Tetapi walaupun ku coba tutupi seperti apapun, insting ibu dan Keisha benar-benar tidak bisa diragukan. Berawal dari Keisha yang hendak membersihkan nasi di pipiku dan berakhir menyentuh luka lebam ku dan pada akhirnya ia terus mengomel sepanjang makan malam.

Ibu tidak terlalu banyak bicara, ia hanya mengingatkan ku untuk lebih berhati-hati lain kali, karena aku hanya bilang kalau aku terbentur tiang listrik pada saat pulang dari sekolah.

Aku menunggu sampai Keisha pergi tidur terlebih dahulu, karena ada suatu hal yang ingin ku sampaikan pada ibu terlebih dahulu sebelum aku tidur.

"Ma!" ujarku dengan pelan begitu situasi sudah cukup oke.

"Ada apa nak?"

"Ada yang Rizaldi mau sampaikan sama mama"

Ibu diam sambil mengawasi ku, mungkin ibu saat ini sedang berpikir apa yang terjadi pada diriku sampai harus seperti ini.

Aku mengumpulkan keberanian dan menarik nafas panjang sebelum berucap. "Rizaldi ingin masuk Akademi Sepakbola ma. Rizaldi ingin jadi pemain sepakbola!" Itulah yang ingin ku sampaikan dan setelah berhasil tersampaikan aku pun langsung menarik nafas lega, seperti sudah tercabut beban.

Ibu kembali diam saja, namun kali ini terlihat senyuman manis di wajahnya yang tak kalah manis itu. Dengan cahaya lampu yang sedikit redup, menambahkan kesan magis senyuman itu, senyuman sejuta makna bagiku.

"Jika itu maunya si Izal, mama akan dukung selalu. Sudah ada nama Akademi mana yang mau Izal masuk?" Sederhana saja ucapannya namun begitu berarti untukku.

Aku ingin menangis saat itu namun ku tahan, aku menggeleng karena memang masih belum kepikiran tentang Akademi mana yang nantinya ku pilih.

Karena masih ada waktu selama 1 bulan, aku pun akan mencoba memilih-milih terlebih dahulu Akademi mana yang akan kupilih nantinya, namun mungkin aku akan memilih Akademi Sepakbola yang masih dekat dengan rumahku saja karena masalah waktu dan transportasi.

Ada beberapa Akademi Sepakbola di kawasan Distrik Pengambangan tempat aku tinggal, yaitu Akademi Sepakbola Pengambangan United, ASPAS Akademi dan yang paling terkenal di Pengambangan yaitu Akademi Sepakbola Pengambangan Cananga.

Karena permintaan ku sudah dipenuhi dan direstui oleh ibu, aku pun mencium pipi ibu sebagai tanda terima kasih dan lalu pergi ke kamar untuk segera tidur. Sebelum aku memejamkan mata, suara ding seperti suara bel berbunyi kembali terdengar di kepalaku dan sedikit membuatku pusing. Aku kembali mendapatkan sebuah misi, namun kali ini adalah misi harian yang harus aku selesaikan setiap harinya.

[Misi Harian]

[Lari 1km selama 2 minggu]

[Push up 100x selama 2 minggu]

[Sit up 100x selama 2 minggu]

[Lompat tali 20 menit selama 2 minggu]

[Reward: poin alokasi tambahan sebanyak 2 poin]

[Hukuman: Jika gagal maka penggunaan sistem akan dihentikan selama 2 minggu]

Misi apa lagi ini? Apakah misi ini terlihat masuk akal bagi diriku? Bagiku, ini adalah menu latihan seekor binatang buas, namun aku akan menerimanya bagaimanapun caranya untuk merubah keadaanku yang mengenaskan ini.

Terpopuler

Comments

Lari Ada Wibu

Lari Ada Wibu

hmm bau bau ntar🗿

2022-12-30

0

March

March

kalau gitu jangan misi harian buat tapi misi mingguan atau misi setiap minggunya

2022-09-05

0

Äï

Äï

ini mah bkn misi harian cok klo misi harian yg cuma 1h dan setiap hari ada

2022-08-29

5

lihat semua
Episodes
1 Episode 1: Kesialan Yang Juga Keberuntungan
2 Episode 2: Misi Harian Pertama
3 Episode 3: Misi Pelatihan Masuk Akademi
4 Episode 4: Latihan Lagi
5 Episode 5: Teman Baru
6 Episode 6: Seleksi Akademi Sepakbola Pengambangan Cananga Dimulai
7 Episode 7: Hari Seleksi (Bagian 1)
8 Episode 8: Hari Seleksi (Bagian 2)
9 Episode 9: Hari Seleksi (Bagian Akhir)
10 Episode 10: Tahun Ajaran Baru
11 Episode 11: Kehidupan di Sekolah
12 Episode 12: Kehidupan di Sekolah (Bagian 2)
13 Episode 13: Kehidupan di Sekolah (Bagian Akhir)
14 Episode 14: Kabar Yang Dinanti
15 Episode 15: Pemain Hebat
16 Episode 16: Latihan Perdana
17 Episode 17: Minigame
18 Episode 18: Babak Kedua
19 Episode 19: Latihan Sebelum Pertandingan Persahabatan
20 Episode 20 : Sebelum Pertandingan
21 Episode 21: Orang Dari Masa Lalu
22 Episode 22: Versus Sugar Crossed FC
23 Episode 23: Serangan Penghabisan di Ujung Babak Kedua
24 Episode 24: Bangkit
25 Episode 25: Memulai Dari Awal
26 Episode 26: Kehidupan Sekolah
27 Episode 27: Playmaker
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Chapter 31: Menjawab Keraguan
32 Chapter 32: Melewati Halang Rintang
33 Chapter 33: Terbayarkan
34 Chapter 34: Bola Mati
35 Chapter 35: Rapat Evaluasi
36 Chapter 36: Penilaian
37 Chapter 37: Membayar Semuanya
38 Chapter 38: Masuk Tim-A
39 Chapter 39: Latihan Perdana Dengan Tim-A
40 Chapter 40: 5 vs 5
41 Chapter 41: Malam Jatuh
42 Chapter 42: Hari Debut?
43 Chapter 43: Debut Si Pemain Nomor 10 di Tim-A
44 Chapter 44: Laga Debut
45 Chapter 45: After Match
46 Chapter 46: 5 Tombak Buceros
47 Chapter 47: Persiapan Melawan Buceros FC
48 Chapter 48: Suntikan Semangat
49 Chapter 49: Trequarista
50 Chapter 50: Latihan Terakhir Sebelum Matchday
51 Chapter 51: Pertemuan Tidak Terduga
52 Chapter 52: Versus Buceros
53 Chapter 53: Babak Kedua Yang Menentukan
54 Chapter 54: Menit Terakhir
55 Chapter 55: Terus Melangkah
56 Chapter 56: Lingkaran Kecil
57 Chapter 57: Mengikuti Lingkaran
58 Chapter 58: Waktu
59 Chapter 59: Hasil Drawing
60 Chapter 60: Mendalami Peran
61 Chapter 61: Mendapatkan Restu
62 Chapter 62: Walaupun Sebentar Tetapi Aku Pasti Merindukanmu
63 Chapter 63: Hal Yang Dirasa Sulit
64 Chapter 64: Menghabiskan Hari
65 Chapter 65: Pergi
66 Chapter 66: Jakarta Hari Ini
67 Chapter 67: Latihan Sore
68 Chapter 68: Jayapura Black Diamond FC
69 Chapter 69: Fase Gugur Mereka
70 Chapter 70: Versus Jayapura Black Diamond FC
71 Chapter 71: Versus Jayapura Black Diamond (2)
72 Chapter 72: Versus Jayapura Black Diamond (3)
73 Chapter 73: Versus Jayapura Black Diamond (4)
74 Chapter 74: Versus Jayapura Black Diamond (Bagian Akhir)
75 Chapter 75: Kemenangan Yang Sulit
76 Chapter 76: Perspektif Yang Baru
77 Chapter 77: Sugar Crossed FC versus Medan United
78 Chapter 78: Laga Selanjutnya
79 Chapter 79: Persiapan Menjelang 16 Besar
80 Chapter 80: Jaksel Yankees
81 Chapter 81: Kompetisi Yang Aneh
82 Chapter 82: Nomor 16
83 Chapter 83: Yang Lolos Ke Perempat Final
84 Chapter 84: Training Day
85 Chapter 85: Matchday Pengambangan Cananga Youth vs Surabaya Force Warlord FC
86 Chapter 86: Penyusunan Rencana
87 Chapter 87: Babak Kedua
88 Chapter 88: Gol Penentu
89 Chapter 89: Pertandingan Yang Lain
90 Chapter 90: Duo Marukawa-Yoga
91 Chapter 91: Madura Umisale FC vs Batavia Fort FC
92 Chapter 92: Semi-final
93 Chapter 93: Laga Klasik
94 Chapter 94: Persiapan Diri
95 Chapter 95: Laga Semifinal Pertama
96 Chapter 96: Sang Pemenang
97 Chapter 97: Perasaan Yang Belum Terpenuhi
98 Chapter 98: Duel Panas
99 Chapter 99: First-Half
100 Chapter 100: Gol Kedua
101 Chapter 101: Rencana di Babak Kedua
102 Chapter 102: Second-Half
103 Chapter 103: Penentuan
104 Chapter 104: Yang Bertahan
105 Chapter 105: Kepercayaan Diri Mereka
106 Chapter 106: Kekhawatiran
107 Chapter 107: Borough-555
108 Chapter 108: Kembali Aktif
109 Chapter 109: Kembali Lagi
110 Chapter 110: Missing One
111 Chapter 111: More and More
112 Chapter 112: Momen Yang Dirinya Nantikan
113 Chapter 113: Darah dan Air Mata
114 Chapter 114: Hari Esok Yang Lebih Cerah
115 Chapter 115: Indonesia Memanggil
116 Chapter 116: Berdamai Dengan Diri
117 Chapter 117: Jalan Baru
118 Chapter 118: Are You Going To Spain?
119 Chapter 119: Perkenalan Di Tim Utama
120 Chapter 120: Kesan Pertama
121 Chapter 121: Pergi Ke Spanyol
122 Chapter 122: Andalusia Here We Go!
123 Chapter 123: Pelabuhan Pertama, Sevilla
124 Chapter 124: Melawan Sevilla B
125 Chapter 125: Kalah di Sevilla
126 Chapter 126: Tentang Kombinasi
127 Chapter 127: Melawan Albacete Balompié
128 Chapter 128: Cerita Mereka Yang Berada di Korea Selatan
129 Chapter 129: La Masia
130 Chapter 130: Tur Terakhir
131 Chapter 131: Kembali Beraktivitas
132 Chapter 132: Piala Super Indonesia
133 Chapter 133: Babak Pertama Piala Super Indonesia
134 Chapter 134: Menunggu Debut
135 Chapter 135: Babak Kedua Piala Super Indonesia
136 Chapter 136: Setelah Pertandingan Final Itu...
137 Chapter 137: I-LEAGUE Pertamanya
138 Chapter 138: Laga Pembuka Indonesia Premier League
139 Chapter 139: Debut Rizaldi Di Indonesia Premier League
140 Chapter 140: All the Way Down
141 Chapter 141: Laga ke-10
142 Chapter 142: Versus Surabaya Argento FC
143 Chapter 143: Fitur Baru
144 Chapter 144: Mencoba Fitur Baru
145 Chapter 145: Persiapan Ke Korea Selatan
146 Chapter 146: Fly Me To South Korea
147 Chapter 147: Menjadi Orang Yang Berbeda Dalam 90 Menit
148 Chapter 148: Versus Jeonbuk Hyundai Motors
149 Chapter 149: After Whistle
150 Chapter 150: Match-day Berikutnya
151 Chapter 151: Tawaran Dari Beberapa Klub
152 Chapter 152: Pilihan Rizaldi
153 Chapter 153: Andra Almeida
154 Chapter 154: For The Future
155 Chapter 155: Pertandingan Selanjutnya
156 Chapter 156: Versus Pemalang Amarilla FC
157 Chapter 157: Break
158 Chapter 158: Pertandingan 16 Besar Datang
159 Chapter 159: Trio Lini Depan Kashima Antlers
160 Chapter 160: Hasil Akhirnya
161 Chapter 161: Menuju Putaran Akhir Liga
162 Chapter 162: Keputusan Coach Giovanni Almeida
163 Chapter 163: Versus Borneo Putra
164 Chapter 164: Babak Kedua, Pengambangan Cananga FC vs Borneo Putra FC
165 Chapter 165: Pertandingan Yang Lain
166 Chapter 166: Good News Always Come After Bad News
167 Chapter 167: Sebelum Leg-Kedua
168 Chapter 168: Leg Kedua Indonesia Premier League
169 Chapter 169: Leg Kedua Melawan Borneo Putra
170 Chapter 170: They Ready
171 Chapter 171: Final Day
172 Chapter 172: Pertandingan Yang Sudah Dinantikan
173 Chapter 173: Babak Kedua
174 Chapter 174: Akhir Pertandingan
175 Chapter 175: Akhir Musim
176 Chapter 176: Latihan Perdana Bersama Salford City
177 Chapter 177: Latihan Keras Pun, Tidak Akan Menjamin
178 Chapter 178: Kesempatan Itu Datang Di Saat Kita Tidak Menyadarinya
Episodes

Updated 178 Episodes

1
Episode 1: Kesialan Yang Juga Keberuntungan
2
Episode 2: Misi Harian Pertama
3
Episode 3: Misi Pelatihan Masuk Akademi
4
Episode 4: Latihan Lagi
5
Episode 5: Teman Baru
6
Episode 6: Seleksi Akademi Sepakbola Pengambangan Cananga Dimulai
7
Episode 7: Hari Seleksi (Bagian 1)
8
Episode 8: Hari Seleksi (Bagian 2)
9
Episode 9: Hari Seleksi (Bagian Akhir)
10
Episode 10: Tahun Ajaran Baru
11
Episode 11: Kehidupan di Sekolah
12
Episode 12: Kehidupan di Sekolah (Bagian 2)
13
Episode 13: Kehidupan di Sekolah (Bagian Akhir)
14
Episode 14: Kabar Yang Dinanti
15
Episode 15: Pemain Hebat
16
Episode 16: Latihan Perdana
17
Episode 17: Minigame
18
Episode 18: Babak Kedua
19
Episode 19: Latihan Sebelum Pertandingan Persahabatan
20
Episode 20 : Sebelum Pertandingan
21
Episode 21: Orang Dari Masa Lalu
22
Episode 22: Versus Sugar Crossed FC
23
Episode 23: Serangan Penghabisan di Ujung Babak Kedua
24
Episode 24: Bangkit
25
Episode 25: Memulai Dari Awal
26
Episode 26: Kehidupan Sekolah
27
Episode 27: Playmaker
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Chapter 31: Menjawab Keraguan
32
Chapter 32: Melewati Halang Rintang
33
Chapter 33: Terbayarkan
34
Chapter 34: Bola Mati
35
Chapter 35: Rapat Evaluasi
36
Chapter 36: Penilaian
37
Chapter 37: Membayar Semuanya
38
Chapter 38: Masuk Tim-A
39
Chapter 39: Latihan Perdana Dengan Tim-A
40
Chapter 40: 5 vs 5
41
Chapter 41: Malam Jatuh
42
Chapter 42: Hari Debut?
43
Chapter 43: Debut Si Pemain Nomor 10 di Tim-A
44
Chapter 44: Laga Debut
45
Chapter 45: After Match
46
Chapter 46: 5 Tombak Buceros
47
Chapter 47: Persiapan Melawan Buceros FC
48
Chapter 48: Suntikan Semangat
49
Chapter 49: Trequarista
50
Chapter 50: Latihan Terakhir Sebelum Matchday
51
Chapter 51: Pertemuan Tidak Terduga
52
Chapter 52: Versus Buceros
53
Chapter 53: Babak Kedua Yang Menentukan
54
Chapter 54: Menit Terakhir
55
Chapter 55: Terus Melangkah
56
Chapter 56: Lingkaran Kecil
57
Chapter 57: Mengikuti Lingkaran
58
Chapter 58: Waktu
59
Chapter 59: Hasil Drawing
60
Chapter 60: Mendalami Peran
61
Chapter 61: Mendapatkan Restu
62
Chapter 62: Walaupun Sebentar Tetapi Aku Pasti Merindukanmu
63
Chapter 63: Hal Yang Dirasa Sulit
64
Chapter 64: Menghabiskan Hari
65
Chapter 65: Pergi
66
Chapter 66: Jakarta Hari Ini
67
Chapter 67: Latihan Sore
68
Chapter 68: Jayapura Black Diamond FC
69
Chapter 69: Fase Gugur Mereka
70
Chapter 70: Versus Jayapura Black Diamond FC
71
Chapter 71: Versus Jayapura Black Diamond (2)
72
Chapter 72: Versus Jayapura Black Diamond (3)
73
Chapter 73: Versus Jayapura Black Diamond (4)
74
Chapter 74: Versus Jayapura Black Diamond (Bagian Akhir)
75
Chapter 75: Kemenangan Yang Sulit
76
Chapter 76: Perspektif Yang Baru
77
Chapter 77: Sugar Crossed FC versus Medan United
78
Chapter 78: Laga Selanjutnya
79
Chapter 79: Persiapan Menjelang 16 Besar
80
Chapter 80: Jaksel Yankees
81
Chapter 81: Kompetisi Yang Aneh
82
Chapter 82: Nomor 16
83
Chapter 83: Yang Lolos Ke Perempat Final
84
Chapter 84: Training Day
85
Chapter 85: Matchday Pengambangan Cananga Youth vs Surabaya Force Warlord FC
86
Chapter 86: Penyusunan Rencana
87
Chapter 87: Babak Kedua
88
Chapter 88: Gol Penentu
89
Chapter 89: Pertandingan Yang Lain
90
Chapter 90: Duo Marukawa-Yoga
91
Chapter 91: Madura Umisale FC vs Batavia Fort FC
92
Chapter 92: Semi-final
93
Chapter 93: Laga Klasik
94
Chapter 94: Persiapan Diri
95
Chapter 95: Laga Semifinal Pertama
96
Chapter 96: Sang Pemenang
97
Chapter 97: Perasaan Yang Belum Terpenuhi
98
Chapter 98: Duel Panas
99
Chapter 99: First-Half
100
Chapter 100: Gol Kedua
101
Chapter 101: Rencana di Babak Kedua
102
Chapter 102: Second-Half
103
Chapter 103: Penentuan
104
Chapter 104: Yang Bertahan
105
Chapter 105: Kepercayaan Diri Mereka
106
Chapter 106: Kekhawatiran
107
Chapter 107: Borough-555
108
Chapter 108: Kembali Aktif
109
Chapter 109: Kembali Lagi
110
Chapter 110: Missing One
111
Chapter 111: More and More
112
Chapter 112: Momen Yang Dirinya Nantikan
113
Chapter 113: Darah dan Air Mata
114
Chapter 114: Hari Esok Yang Lebih Cerah
115
Chapter 115: Indonesia Memanggil
116
Chapter 116: Berdamai Dengan Diri
117
Chapter 117: Jalan Baru
118
Chapter 118: Are You Going To Spain?
119
Chapter 119: Perkenalan Di Tim Utama
120
Chapter 120: Kesan Pertama
121
Chapter 121: Pergi Ke Spanyol
122
Chapter 122: Andalusia Here We Go!
123
Chapter 123: Pelabuhan Pertama, Sevilla
124
Chapter 124: Melawan Sevilla B
125
Chapter 125: Kalah di Sevilla
126
Chapter 126: Tentang Kombinasi
127
Chapter 127: Melawan Albacete Balompié
128
Chapter 128: Cerita Mereka Yang Berada di Korea Selatan
129
Chapter 129: La Masia
130
Chapter 130: Tur Terakhir
131
Chapter 131: Kembali Beraktivitas
132
Chapter 132: Piala Super Indonesia
133
Chapter 133: Babak Pertama Piala Super Indonesia
134
Chapter 134: Menunggu Debut
135
Chapter 135: Babak Kedua Piala Super Indonesia
136
Chapter 136: Setelah Pertandingan Final Itu...
137
Chapter 137: I-LEAGUE Pertamanya
138
Chapter 138: Laga Pembuka Indonesia Premier League
139
Chapter 139: Debut Rizaldi Di Indonesia Premier League
140
Chapter 140: All the Way Down
141
Chapter 141: Laga ke-10
142
Chapter 142: Versus Surabaya Argento FC
143
Chapter 143: Fitur Baru
144
Chapter 144: Mencoba Fitur Baru
145
Chapter 145: Persiapan Ke Korea Selatan
146
Chapter 146: Fly Me To South Korea
147
Chapter 147: Menjadi Orang Yang Berbeda Dalam 90 Menit
148
Chapter 148: Versus Jeonbuk Hyundai Motors
149
Chapter 149: After Whistle
150
Chapter 150: Match-day Berikutnya
151
Chapter 151: Tawaran Dari Beberapa Klub
152
Chapter 152: Pilihan Rizaldi
153
Chapter 153: Andra Almeida
154
Chapter 154: For The Future
155
Chapter 155: Pertandingan Selanjutnya
156
Chapter 156: Versus Pemalang Amarilla FC
157
Chapter 157: Break
158
Chapter 158: Pertandingan 16 Besar Datang
159
Chapter 159: Trio Lini Depan Kashima Antlers
160
Chapter 160: Hasil Akhirnya
161
Chapter 161: Menuju Putaran Akhir Liga
162
Chapter 162: Keputusan Coach Giovanni Almeida
163
Chapter 163: Versus Borneo Putra
164
Chapter 164: Babak Kedua, Pengambangan Cananga FC vs Borneo Putra FC
165
Chapter 165: Pertandingan Yang Lain
166
Chapter 166: Good News Always Come After Bad News
167
Chapter 167: Sebelum Leg-Kedua
168
Chapter 168: Leg Kedua Indonesia Premier League
169
Chapter 169: Leg Kedua Melawan Borneo Putra
170
Chapter 170: They Ready
171
Chapter 171: Final Day
172
Chapter 172: Pertandingan Yang Sudah Dinantikan
173
Chapter 173: Babak Kedua
174
Chapter 174: Akhir Pertandingan
175
Chapter 175: Akhir Musim
176
Chapter 176: Latihan Perdana Bersama Salford City
177
Chapter 177: Latihan Keras Pun, Tidak Akan Menjamin
178
Chapter 178: Kesempatan Itu Datang Di Saat Kita Tidak Menyadarinya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!