Episode 18: Babak Kedua

Jujur saja, melawan tim yang bermain di I-Youth itu bukanlah hal yang mudah. Sudah 65 menit lebih waktu berjalan, tim kami masih kesulitan untuk membongkar pertahanan yang diciptakan oleh tim A yang berisi banyak pemain berpengalaman di I-Youth.

Sialnya lagi, kami sepertinya dipermainkan oleh mereka semua. Setelah memasuki babak kedua, tim A malah lebih banyak memainkan operan-operan pendek dan mengulanginya begitu-begitu saja, seperti tidak berniat untuk menyerang. Dan sudah 15 menit lebih mereka melakukan hal itu berulang-ulang kali.

Aku terus memperhatikan setiap orang yang ada di lapangan, tidak melakukan hal yang gegabah sambil menunggu mereka melakukan kesalahan. Namun sepertinya tidak banyak yang berpikiran sama sepertiku, termasuk Axel Raihan.

Dia terus berlarian kesana-kemari, mengejar bola yang terus dialirkan oleh tim A tanpa henti. Bahkan tidak jarang tim A mengejek apa yang dilakukan oleh Axel sebagai tindakan yang sia-sia, namun Axel diam saja dan terus mengejarnya.

"Sudah saatnya!" Pemain gelandang musuh tiba-tiba merubah gaya permainan, dia langsung memberikan sebuah umpan langsung ke depan, di sana sudah ada bek sayap yang melebar dan siap menerima bola.

Aku terlambat menyadarinya, mereka mencoba melakukan serangan cepat. Aku pun berusaha mengejar bek sayap yang bergerak melebar itu untuk menghentikan langkahnya, namun dia berhasil melalui ku, ya aku terlalu mudah untuk dilalui karena tidak punya banyak pengalaman di lapangan.

Bola masih dibawa ke sisi lapangan, lalu dia memberikan umpan ke tengah dengan teknik Cutback yang bagus sekali yang mengelabui pemain belakang tim kami. Pada akhirnya pemain bernomor punggung 9 musuh kembali menyelesaikan tugasnya dengan mudah, dia hanya melakukan tap-in untuk memasukkan umpan cutback tadi dan membuat skor berubah jadi 3-0.

"Hari ini mudah sekali ya!" ujar si pemain nomor 9 begitu mencetak gol ketiganya.

Aku kesal dengan ucapannya, namun sepertinya ada yang lebih kesal dariku. Axel ku lihat berlari cepat sekali menuju arah pemain bernomor punggung 9 itu berdiri. Dengan melihat raut wajahnya saja aku sudah bisa menebak apa yang akan ia lakukan, dan entah kenapa tubuhku seperti bergerak sendiri dan langsung berlari menghadang laju Axel. Pada akhirnya aku yang ditabrak oleh Axel dan terjatuh cukup keras ke tanah, aku bahkan sempat kehilangan kesadaran untuk beberapa detik.

Sayup-sayup ku mendengar suara Derry yang memanggilku, perlahan aku membuka mata dan samar-samar melihat Derry dan yang lainnya bergegas menuju ke arahku.

"Oi sobat kau baik-baik saja kah?" Derry langsung bertanya keadaanku namun dengan caranya sendiri, dia sambil menampar-namparku seakan itu adalah caranya untuk mengetahui keadaanku, begitu selesai dia langsung mengangguk kepala seperti seorang dokter yang sudah tahu apa penyakit pasiennya.

Aku perlahan-lahan mencoba berdiri, merasakan kekuatan kakiku mencoba mencengkeram bumi sekali lagi. "Aku baik-baik saja" kataku sambil mengacungkan jempol ke arah mereka semua. Masih sakit memang, namun aku harus menutupinya untuk hari ini.

Aku berjalan sedikit terpincang-pincang pada awalnya, namun lama-lama mulai kembali seperti biasanya walaupun ada terasa sedikit sakit. Aku berjalan melewati Axel Raihan yang terdiam, aku hanya bilang padanya untuk tidak usah meminta maaf padaku namun sepertinya dia tidak menerima akan hal itu.

"Aku tidak menerimanya! Aku tidak bisa menerimanya! Katakan padaku, apa yang harus aku lakukan untuk meminta maaf padamu" Axel semakin keras kepala, namun aku sedikit menyukai sifatnya yang seperti ini.

Dengan senyuman di wajah aku terpikirkan suatu rencana untuk mencetak gol kali ini, aku pun langsung memberitahukan syarat itu padanya. "Kalau begitu kau harus berlari kali ini, aku akan terus memberikan umpan kepadamu" ujarku, kali ini aku juga sedikit bersemangat.

"Baiklah aku mengerti" ujar Axel dan dia kembali ke posisinya sedia kala.

Kami memulai lagi dari awal, kali ini kami lebih percaya diri untuk melakukan permainan operan pendek, walaupun kami juga ditekan dengan sangat ketat. Namun aku berusaha untuk terus menjaga bola agar tidak direbut oleh tim musuh, aku bekerjasama dengan Zaki di lapangan tengah untuk membuka ruang.

Aku melakukan scanning sesaat, dan ku lihat Axel berada di posisi yang sangat bagus, ia bahkan berhasil mengecoh beberapa pemain belakang tim musuh untuk bergerak ke arahnya, jadi aku tidak akan mengoper padanya. Aku mengoper pada pemain sayap yang tidak terkawal sama sekali di sisi kiri, dan ia langsung melesatkan sepakan namun sayang sepakannya masih bisa ditepis oleh kiper.

Walaupun gagal jadi gol tetapi sepertinya usahaku kali ini dinilai cukup baik oleh Coach Giovanni. Aku mulai sedikit perangai beliau, jika dia menunjukkan wajah serius namun alisnya sedikit terangkat ke atas, itu tandanya dia senang dengan kinerja anak buahnya di lapangan.

Yang mengambil sepak pojok adalah si Zaki. Zaki melihat sejenak keadaan di kotak penalti, mungkin menurutnya tidak memungkinkan pada akhirnya dia memberikan umpan pendek kepadaku.

Aku menahannya dengan kaki bagian dalam, sekilas bisa ku lihat kalau Axel berada di posisi yang paling bagus saat ini, dan dengan otomatis kaki ku langsung terangkat dan menerbangkan bola ke arah Axel yang ada di dekat mulut gawang.

Duel udara sudah tidak bisa dihindari, namun Axel tidak gentar untuk menghadapi para pemain belakang tim musuh yang punya badan lebih besar darinya. Axel melompat tinggi sekali dan menyundul bola, mengalahkan para pemain belakang tim musuh. Bola mengarah tajam ke arah gawang, dan kiper pun juga tidak bisa mengantisipasi hal itu dan menjadikannya sebuah gol yang indah.

"Yes itu gol!" Axel melompat untuk merayakan golnya, aku dari jauh hanya mengangguk pelan sambil sedikit tersenyum karena berhasil memberikan umpan yang bagus untuk pemain depan kami.

Lalu Axel Raihan berjalan ke arahku, ia menatapku cukup lama sebelum dia berkata. "Assist yang bagus!" Dia menepuk bahuku dan berjalan melewatiku. Hanya dengan begitu saja, aku sudah sangat bahagia. Rasa ini membuatku melayang-layang tinggi di atas awan bagai layangan.

Pertandingan pun terus berjalan dengan tempo yang tinggi sekali, pertandingan minigame ini bagaikan pertandingan puncak final bagiku. Tempo yang tinggi, beberapa kali ada pelanggaran, bahkan hampir saja ada terjadi perkelahian jika tidak dihentikan oleh para coach yang menilai di pinggir lapangan.

Beberapa penonton yang menyaksikan pertandingan minigame itu pun juga ikut bertepuk tangan setelah pertandingan usai, skor 5-2 untuk tim musuh dan kami kalah telak.

Di pertandingan ini, Axel berhasil mencatatkan dua gol, satu dengan assist dari ku dan satu lagi dari umpan terobosan Zaki.

Hari ini benar-benar melelahkan, rasanya seluruh tulang yang ada di tubuhku ingin segera menyeruak keluar karena beban hari ini. Aku jadi menyadari betapa mengerikannya tim ini hanya dengan latihan perdana hari ini, aku tidak tahu apa yang akan terjadi nantinya dengan diriku tetapi apapun masalahnya aku akan tetap terus bertahan hingga akhir.

Pelatihan hari ini ditutup dengan beberapa kata oleh Coach Giovanni, kali ini dia berwajah serius namun alisnya bergerak ke kiri dan ke kanan cukup sering. Itu tandanya dia mencoba mencari tahu mana-mana pemain yang akan segera meroket dalam waktu dekat.

"Latihan perdana hari ini telah usai, ingat! Setiap latihan kalian akan dinilai oleh kami dan kami bisa memutuskan apakah kalian sudah siap bermain untuk tim A di I-Youth, ataupun bermain di liga lokal. Jadi keluarkan seluruh kemampuan kalian atau kalian harus keluar dari sini dengan penyesalan seumur hidup" Sebuah pidato berapi-api oleh coach, tapi hal yang beliau katakan semuanya itu adalah kebenaran.

Aku pun masih ada sedikit keraguan di hati, aku sering bertanya apakah aku pantas bermain di sini? Atau apakah aku sudah cukup baik untuk berada di sini? Karena itulah aku terus mengasah diri agar aku bisa menjawab semua pertanyaan itu dengan mantap suatu saat nanti.

Setelahnya aku pun pulang ke rumah, mandi dan makan malam bersama adik dan ibuku. Seperti biasanya, Keisha selalu menentang dan tidak suka kalau aku bermain bola, namun sebenarnya aku tahu kalau dia selalu memperhatikan diriku dan selalu mengkhawatirkan diriku.

"Lihat ma! Kaki abang Izal sampai lebam seperti ini, makanya Kei gak mau abang main bola ma" kata Keisha sambil mengolesi lebam di kakiku dengan minyak urut, walaupun dia marah-marah namun dia tetap perhatian padaku sampai mau memijit kakiku yang sakit itu. Untuk suara tingginya yang bagai petir Zeus di siang hari yang terik itu, aku hanya cukup menutupinya dengan earphone sambil mendengarkan musik kesukaanku.

Terpopuler

Comments

N4M3

N4M3

lah kan dapat kartu 1 pemain ituu kok gk dpakek sihh?
msak dapt kartu cuman dapat statistik tambahan doang hadehh

2023-04-29

1

Farel Azure

Farel Azure

seketika ingat meme aizen kalau baca kata beliau🗿🗿

2023-03-14

0

Nathan D Alexsander

Nathan D Alexsander

mantap

2022-09-01

2

lihat semua
Episodes
1 Episode 1: Kesialan Yang Juga Keberuntungan
2 Episode 2: Misi Harian Pertama
3 Episode 3: Misi Pelatihan Masuk Akademi
4 Episode 4: Latihan Lagi
5 Episode 5: Teman Baru
6 Episode 6: Seleksi Akademi Sepakbola Pengambangan Cananga Dimulai
7 Episode 7: Hari Seleksi (Bagian 1)
8 Episode 8: Hari Seleksi (Bagian 2)
9 Episode 9: Hari Seleksi (Bagian Akhir)
10 Episode 10: Tahun Ajaran Baru
11 Episode 11: Kehidupan di Sekolah
12 Episode 12: Kehidupan di Sekolah (Bagian 2)
13 Episode 13: Kehidupan di Sekolah (Bagian Akhir)
14 Episode 14: Kabar Yang Dinanti
15 Episode 15: Pemain Hebat
16 Episode 16: Latihan Perdana
17 Episode 17: Minigame
18 Episode 18: Babak Kedua
19 Episode 19: Latihan Sebelum Pertandingan Persahabatan
20 Episode 20 : Sebelum Pertandingan
21 Episode 21: Orang Dari Masa Lalu
22 Episode 22: Versus Sugar Crossed FC
23 Episode 23: Serangan Penghabisan di Ujung Babak Kedua
24 Episode 24: Bangkit
25 Episode 25: Memulai Dari Awal
26 Episode 26: Kehidupan Sekolah
27 Episode 27: Playmaker
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Chapter 31: Menjawab Keraguan
32 Chapter 32: Melewati Halang Rintang
33 Chapter 33: Terbayarkan
34 Chapter 34: Bola Mati
35 Chapter 35: Rapat Evaluasi
36 Chapter 36: Penilaian
37 Chapter 37: Membayar Semuanya
38 Chapter 38: Masuk Tim-A
39 Chapter 39: Latihan Perdana Dengan Tim-A
40 Chapter 40: 5 vs 5
41 Chapter 41: Malam Jatuh
42 Chapter 42: Hari Debut?
43 Chapter 43: Debut Si Pemain Nomor 10 di Tim-A
44 Chapter 44: Laga Debut
45 Chapter 45: After Match
46 Chapter 46: 5 Tombak Buceros
47 Chapter 47: Persiapan Melawan Buceros FC
48 Chapter 48: Suntikan Semangat
49 Chapter 49: Trequarista
50 Chapter 50: Latihan Terakhir Sebelum Matchday
51 Chapter 51: Pertemuan Tidak Terduga
52 Chapter 52: Versus Buceros
53 Chapter 53: Babak Kedua Yang Menentukan
54 Chapter 54: Menit Terakhir
55 Chapter 55: Terus Melangkah
56 Chapter 56: Lingkaran Kecil
57 Chapter 57: Mengikuti Lingkaran
58 Chapter 58: Waktu
59 Chapter 59: Hasil Drawing
60 Chapter 60: Mendalami Peran
61 Chapter 61: Mendapatkan Restu
62 Chapter 62: Walaupun Sebentar Tetapi Aku Pasti Merindukanmu
63 Chapter 63: Hal Yang Dirasa Sulit
64 Chapter 64: Menghabiskan Hari
65 Chapter 65: Pergi
66 Chapter 66: Jakarta Hari Ini
67 Chapter 67: Latihan Sore
68 Chapter 68: Jayapura Black Diamond FC
69 Chapter 69: Fase Gugur Mereka
70 Chapter 70: Versus Jayapura Black Diamond FC
71 Chapter 71: Versus Jayapura Black Diamond (2)
72 Chapter 72: Versus Jayapura Black Diamond (3)
73 Chapter 73: Versus Jayapura Black Diamond (4)
74 Chapter 74: Versus Jayapura Black Diamond (Bagian Akhir)
75 Chapter 75: Kemenangan Yang Sulit
76 Chapter 76: Perspektif Yang Baru
77 Chapter 77: Sugar Crossed FC versus Medan United
78 Chapter 78: Laga Selanjutnya
79 Chapter 79: Persiapan Menjelang 16 Besar
80 Chapter 80: Jaksel Yankees
81 Chapter 81: Kompetisi Yang Aneh
82 Chapter 82: Nomor 16
83 Chapter 83: Yang Lolos Ke Perempat Final
84 Chapter 84: Training Day
85 Chapter 85: Matchday Pengambangan Cananga Youth vs Surabaya Force Warlord FC
86 Chapter 86: Penyusunan Rencana
87 Chapter 87: Babak Kedua
88 Chapter 88: Gol Penentu
89 Chapter 89: Pertandingan Yang Lain
90 Chapter 90: Duo Marukawa-Yoga
91 Chapter 91: Madura Umisale FC vs Batavia Fort FC
92 Chapter 92: Semi-final
93 Chapter 93: Laga Klasik
94 Chapter 94: Persiapan Diri
95 Chapter 95: Laga Semifinal Pertama
96 Chapter 96: Sang Pemenang
97 Chapter 97: Perasaan Yang Belum Terpenuhi
98 Chapter 98: Duel Panas
99 Chapter 99: First-Half
100 Chapter 100: Gol Kedua
101 Chapter 101: Rencana di Babak Kedua
102 Chapter 102: Second-Half
103 Chapter 103: Penentuan
104 Chapter 104: Yang Bertahan
105 Chapter 105: Kepercayaan Diri Mereka
106 Chapter 106: Kekhawatiran
107 Chapter 107: Borough-555
108 Chapter 108: Kembali Aktif
109 Chapter 109: Kembali Lagi
110 Chapter 110: Missing One
111 Chapter 111: More and More
112 Chapter 112: Momen Yang Dirinya Nantikan
113 Chapter 113: Darah dan Air Mata
114 Chapter 114: Hari Esok Yang Lebih Cerah
115 Chapter 115: Indonesia Memanggil
116 Chapter 116: Berdamai Dengan Diri
117 Chapter 117: Jalan Baru
118 Chapter 118: Are You Going To Spain?
119 Chapter 119: Perkenalan Di Tim Utama
120 Chapter 120: Kesan Pertama
121 Chapter 121: Pergi Ke Spanyol
122 Chapter 122: Andalusia Here We Go!
123 Chapter 123: Pelabuhan Pertama, Sevilla
124 Chapter 124: Melawan Sevilla B
125 Chapter 125: Kalah di Sevilla
126 Chapter 126: Tentang Kombinasi
127 Chapter 127: Melawan Albacete Balompié
128 Chapter 128: Cerita Mereka Yang Berada di Korea Selatan
129 Chapter 129: La Masia
130 Chapter 130: Tur Terakhir
131 Chapter 131: Kembali Beraktivitas
132 Chapter 132: Piala Super Indonesia
133 Chapter 133: Babak Pertama Piala Super Indonesia
134 Chapter 134: Menunggu Debut
135 Chapter 135: Babak Kedua Piala Super Indonesia
136 Chapter 136: Setelah Pertandingan Final Itu...
137 Chapter 137: I-LEAGUE Pertamanya
138 Chapter 138: Laga Pembuka Indonesia Premier League
139 Chapter 139: Debut Rizaldi Di Indonesia Premier League
140 Chapter 140: All the Way Down
141 Chapter 141: Laga ke-10
142 Chapter 142: Versus Surabaya Argento FC
143 Chapter 143: Fitur Baru
144 Chapter 144: Mencoba Fitur Baru
145 Chapter 145: Persiapan Ke Korea Selatan
146 Chapter 146: Fly Me To South Korea
147 Chapter 147: Menjadi Orang Yang Berbeda Dalam 90 Menit
148 Chapter 148: Versus Jeonbuk Hyundai Motors
149 Chapter 149: After Whistle
150 Chapter 150: Match-day Berikutnya
151 Chapter 151: Tawaran Dari Beberapa Klub
152 Chapter 152: Pilihan Rizaldi
153 Chapter 153: Andra Almeida
154 Chapter 154: For The Future
155 Chapter 155: Pertandingan Selanjutnya
156 Chapter 156: Versus Pemalang Amarilla FC
157 Chapter 157: Break
158 Chapter 158: Pertandingan 16 Besar Datang
159 Chapter 159: Trio Lini Depan Kashima Antlers
160 Chapter 160: Hasil Akhirnya
161 Chapter 161: Menuju Putaran Akhir Liga
162 Chapter 162: Keputusan Coach Giovanni Almeida
163 Chapter 163: Versus Borneo Putra
164 Chapter 164: Babak Kedua, Pengambangan Cananga FC vs Borneo Putra FC
165 Chapter 165: Pertandingan Yang Lain
166 Chapter 166: Good News Always Come After Bad News
167 Chapter 167: Sebelum Leg-Kedua
168 Chapter 168: Leg Kedua Indonesia Premier League
169 Chapter 169: Leg Kedua Melawan Borneo Putra
170 Chapter 170: They Ready
171 Chapter 171: Final Day
172 Chapter 172: Pertandingan Yang Sudah Dinantikan
173 Chapter 173: Babak Kedua
174 Chapter 174: Akhir Pertandingan
175 Chapter 175: Akhir Musim
176 Chapter 176: Latihan Perdana Bersama Salford City
177 Chapter 177: Latihan Keras Pun, Tidak Akan Menjamin
178 Chapter 178: Kesempatan Itu Datang Di Saat Kita Tidak Menyadarinya
Episodes

Updated 178 Episodes

1
Episode 1: Kesialan Yang Juga Keberuntungan
2
Episode 2: Misi Harian Pertama
3
Episode 3: Misi Pelatihan Masuk Akademi
4
Episode 4: Latihan Lagi
5
Episode 5: Teman Baru
6
Episode 6: Seleksi Akademi Sepakbola Pengambangan Cananga Dimulai
7
Episode 7: Hari Seleksi (Bagian 1)
8
Episode 8: Hari Seleksi (Bagian 2)
9
Episode 9: Hari Seleksi (Bagian Akhir)
10
Episode 10: Tahun Ajaran Baru
11
Episode 11: Kehidupan di Sekolah
12
Episode 12: Kehidupan di Sekolah (Bagian 2)
13
Episode 13: Kehidupan di Sekolah (Bagian Akhir)
14
Episode 14: Kabar Yang Dinanti
15
Episode 15: Pemain Hebat
16
Episode 16: Latihan Perdana
17
Episode 17: Minigame
18
Episode 18: Babak Kedua
19
Episode 19: Latihan Sebelum Pertandingan Persahabatan
20
Episode 20 : Sebelum Pertandingan
21
Episode 21: Orang Dari Masa Lalu
22
Episode 22: Versus Sugar Crossed FC
23
Episode 23: Serangan Penghabisan di Ujung Babak Kedua
24
Episode 24: Bangkit
25
Episode 25: Memulai Dari Awal
26
Episode 26: Kehidupan Sekolah
27
Episode 27: Playmaker
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Chapter 31: Menjawab Keraguan
32
Chapter 32: Melewati Halang Rintang
33
Chapter 33: Terbayarkan
34
Chapter 34: Bola Mati
35
Chapter 35: Rapat Evaluasi
36
Chapter 36: Penilaian
37
Chapter 37: Membayar Semuanya
38
Chapter 38: Masuk Tim-A
39
Chapter 39: Latihan Perdana Dengan Tim-A
40
Chapter 40: 5 vs 5
41
Chapter 41: Malam Jatuh
42
Chapter 42: Hari Debut?
43
Chapter 43: Debut Si Pemain Nomor 10 di Tim-A
44
Chapter 44: Laga Debut
45
Chapter 45: After Match
46
Chapter 46: 5 Tombak Buceros
47
Chapter 47: Persiapan Melawan Buceros FC
48
Chapter 48: Suntikan Semangat
49
Chapter 49: Trequarista
50
Chapter 50: Latihan Terakhir Sebelum Matchday
51
Chapter 51: Pertemuan Tidak Terduga
52
Chapter 52: Versus Buceros
53
Chapter 53: Babak Kedua Yang Menentukan
54
Chapter 54: Menit Terakhir
55
Chapter 55: Terus Melangkah
56
Chapter 56: Lingkaran Kecil
57
Chapter 57: Mengikuti Lingkaran
58
Chapter 58: Waktu
59
Chapter 59: Hasil Drawing
60
Chapter 60: Mendalami Peran
61
Chapter 61: Mendapatkan Restu
62
Chapter 62: Walaupun Sebentar Tetapi Aku Pasti Merindukanmu
63
Chapter 63: Hal Yang Dirasa Sulit
64
Chapter 64: Menghabiskan Hari
65
Chapter 65: Pergi
66
Chapter 66: Jakarta Hari Ini
67
Chapter 67: Latihan Sore
68
Chapter 68: Jayapura Black Diamond FC
69
Chapter 69: Fase Gugur Mereka
70
Chapter 70: Versus Jayapura Black Diamond FC
71
Chapter 71: Versus Jayapura Black Diamond (2)
72
Chapter 72: Versus Jayapura Black Diamond (3)
73
Chapter 73: Versus Jayapura Black Diamond (4)
74
Chapter 74: Versus Jayapura Black Diamond (Bagian Akhir)
75
Chapter 75: Kemenangan Yang Sulit
76
Chapter 76: Perspektif Yang Baru
77
Chapter 77: Sugar Crossed FC versus Medan United
78
Chapter 78: Laga Selanjutnya
79
Chapter 79: Persiapan Menjelang 16 Besar
80
Chapter 80: Jaksel Yankees
81
Chapter 81: Kompetisi Yang Aneh
82
Chapter 82: Nomor 16
83
Chapter 83: Yang Lolos Ke Perempat Final
84
Chapter 84: Training Day
85
Chapter 85: Matchday Pengambangan Cananga Youth vs Surabaya Force Warlord FC
86
Chapter 86: Penyusunan Rencana
87
Chapter 87: Babak Kedua
88
Chapter 88: Gol Penentu
89
Chapter 89: Pertandingan Yang Lain
90
Chapter 90: Duo Marukawa-Yoga
91
Chapter 91: Madura Umisale FC vs Batavia Fort FC
92
Chapter 92: Semi-final
93
Chapter 93: Laga Klasik
94
Chapter 94: Persiapan Diri
95
Chapter 95: Laga Semifinal Pertama
96
Chapter 96: Sang Pemenang
97
Chapter 97: Perasaan Yang Belum Terpenuhi
98
Chapter 98: Duel Panas
99
Chapter 99: First-Half
100
Chapter 100: Gol Kedua
101
Chapter 101: Rencana di Babak Kedua
102
Chapter 102: Second-Half
103
Chapter 103: Penentuan
104
Chapter 104: Yang Bertahan
105
Chapter 105: Kepercayaan Diri Mereka
106
Chapter 106: Kekhawatiran
107
Chapter 107: Borough-555
108
Chapter 108: Kembali Aktif
109
Chapter 109: Kembali Lagi
110
Chapter 110: Missing One
111
Chapter 111: More and More
112
Chapter 112: Momen Yang Dirinya Nantikan
113
Chapter 113: Darah dan Air Mata
114
Chapter 114: Hari Esok Yang Lebih Cerah
115
Chapter 115: Indonesia Memanggil
116
Chapter 116: Berdamai Dengan Diri
117
Chapter 117: Jalan Baru
118
Chapter 118: Are You Going To Spain?
119
Chapter 119: Perkenalan Di Tim Utama
120
Chapter 120: Kesan Pertama
121
Chapter 121: Pergi Ke Spanyol
122
Chapter 122: Andalusia Here We Go!
123
Chapter 123: Pelabuhan Pertama, Sevilla
124
Chapter 124: Melawan Sevilla B
125
Chapter 125: Kalah di Sevilla
126
Chapter 126: Tentang Kombinasi
127
Chapter 127: Melawan Albacete Balompié
128
Chapter 128: Cerita Mereka Yang Berada di Korea Selatan
129
Chapter 129: La Masia
130
Chapter 130: Tur Terakhir
131
Chapter 131: Kembali Beraktivitas
132
Chapter 132: Piala Super Indonesia
133
Chapter 133: Babak Pertama Piala Super Indonesia
134
Chapter 134: Menunggu Debut
135
Chapter 135: Babak Kedua Piala Super Indonesia
136
Chapter 136: Setelah Pertandingan Final Itu...
137
Chapter 137: I-LEAGUE Pertamanya
138
Chapter 138: Laga Pembuka Indonesia Premier League
139
Chapter 139: Debut Rizaldi Di Indonesia Premier League
140
Chapter 140: All the Way Down
141
Chapter 141: Laga ke-10
142
Chapter 142: Versus Surabaya Argento FC
143
Chapter 143: Fitur Baru
144
Chapter 144: Mencoba Fitur Baru
145
Chapter 145: Persiapan Ke Korea Selatan
146
Chapter 146: Fly Me To South Korea
147
Chapter 147: Menjadi Orang Yang Berbeda Dalam 90 Menit
148
Chapter 148: Versus Jeonbuk Hyundai Motors
149
Chapter 149: After Whistle
150
Chapter 150: Match-day Berikutnya
151
Chapter 151: Tawaran Dari Beberapa Klub
152
Chapter 152: Pilihan Rizaldi
153
Chapter 153: Andra Almeida
154
Chapter 154: For The Future
155
Chapter 155: Pertandingan Selanjutnya
156
Chapter 156: Versus Pemalang Amarilla FC
157
Chapter 157: Break
158
Chapter 158: Pertandingan 16 Besar Datang
159
Chapter 159: Trio Lini Depan Kashima Antlers
160
Chapter 160: Hasil Akhirnya
161
Chapter 161: Menuju Putaran Akhir Liga
162
Chapter 162: Keputusan Coach Giovanni Almeida
163
Chapter 163: Versus Borneo Putra
164
Chapter 164: Babak Kedua, Pengambangan Cananga FC vs Borneo Putra FC
165
Chapter 165: Pertandingan Yang Lain
166
Chapter 166: Good News Always Come After Bad News
167
Chapter 167: Sebelum Leg-Kedua
168
Chapter 168: Leg Kedua Indonesia Premier League
169
Chapter 169: Leg Kedua Melawan Borneo Putra
170
Chapter 170: They Ready
171
Chapter 171: Final Day
172
Chapter 172: Pertandingan Yang Sudah Dinantikan
173
Chapter 173: Babak Kedua
174
Chapter 174: Akhir Pertandingan
175
Chapter 175: Akhir Musim
176
Chapter 176: Latihan Perdana Bersama Salford City
177
Chapter 177: Latihan Keras Pun, Tidak Akan Menjamin
178
Chapter 178: Kesempatan Itu Datang Di Saat Kita Tidak Menyadarinya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!