Dengan berakhirnya misi harian kedua yang aku terima, statusku meningkat lagi dan juga kini aku mendapatkan sebuah kartu skill.
Aku tidak tahu apa itu, tapi yang jelas akan ku cari tahu. Aku membuka layar hologram seperti biasanya dan bergerak ke arah penyimpanan virtual, disana terdapat kartu skill yang baru saja ku dapatkan setelah menyelesaikan misi.
[Kartu Skill Random]
[Kartu berisi skill acak]
[Apakah anda ingin menggunakan kartu skill random]
Ada pilihan Ya dan Tidak, jadi aku pilih ya.
Lalu aku melihat tampilan kartu skill itu muncul dihadapanku, bersinar terang dan menyilaukan. Setelah beberapa saat sinar terang mulai menghilang dan muncul salah satu kartu di hadapanku.
[Kartu skill telah diperoleh!]
[Skill Mata Dewa berhasil di dapatkan]
[Berfungsi untuk melihat status milik orang lain dan bisa digunakan sekali dalam sehari]
Sebuah skill yang sangat berguna! Aku bahkan ingin menangis saat melihat fungsi dari skill itu. Walaupun hanya bisa digunakan sekali dalam sehari, namun itu sangat berguna bagiku. Aku bisa mengintip status milik orang lain tanpa sepengetahuan orang itu dan bisa memikirkan cara untuk mengantisipasi masalah yang akan kuhadapi nantinya.
[Status Pengguna]
[Nama: Rizaldi Fatah]
[Umur : 15 tahun]
[Level: 1]
[Ke level 2: 100 lagi]
[Kaki terkuat: Kaki kanan]
[Kekuatan fisik: 36]
[Skill olah bola: 35]
[Passing: 50]
[Shooting: 38]
[Sprint: 43]
[Visi bermain: 60]
[Skill: Mata Dewa]
Aku pun menutup layar hologram sistem setelah sedikit mengecek statusku, lalu aku pergi bersiap ke lapangan tempat Akademi Sepakbola Pengambangan Cananga latihan, karena hari ini adalah hari seleksi diadakan.
Aku sudah mengenakan jersey sepakbola lengkap dengan sepatu dan alat pendukung lainnya, aku mengenakan Jersey Timnas Inggris dengan nama Ward Prowse dibelakangnya. Itu adalah Jersey pertama yang kubeli setelah jatuh hati dengan permainan Ward Prowse, tentunya dengan nomor punggung 10.
"Mama, Keisha. Rizaldi pergi dulu!"
"Hati-hati bang dijalan!" ibuku melepas kepergianku dengan senyuman khasnya yang manis, namun Keisha masih dengan perasaan jengkelnya terhadap aku dan ibuku yang menginginkan diriku untuk bermain bola.
Tempat seleksinya lumayan jauh dari rumah, namun masih bisa dijangkau walaupun hanya berjalan kaki. Aku pun berjalan menuju taman biasanya aku berlatih terlebih dahulu, karena sudah janjian dengan Derry untuk berangkat bareng. Dan benar saja, Derry sudah menunggu di sana, dia protes padaku karena aku terlalu lama, padahal aku masih tepat waktu.
Tidak banyak buang waktu, kami pun melanjutkan perjalanan sambil latihan mengumpan. Kami terus melakukan itu sampai pada akhirnya kami pun tiba di tempat seleksi, lapangan bola milik Akademi Pengambangan Cananga.
Banyak sekali anak-anak yang juga ingin ikut seleksi kali ini, bahkan mungkin ada yang umurnya di bawahku juga ingin mengikuti seleksi hari ini. Sebelumnya aku sudah mengisi formulir pendaftaran masuk seleksi sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Derry sebelumnya, dan jika aku lolos seleksi dan diterima masuk ke Team Youth Pengambangan Cananga maka aku akan diberikan gaji yang cukup lumayan.
Tetapi tujuanku saat ini bukanlah gaji, tujuanku adalah untuk menjadi pemain bola seperti idolaku dan untuk itu aku harus lolos seleksi bagaimanapun caranya.
Aku dan Derry langsung saja pergi ke lapangan dan di sana lebih banyak lagi orang daripada di depan tadi, disini orang-orang semua berkumpul dengan satu tujuan, yaitu lulus seleksi.
Aku tidak tahu apa yang akan diujikan oleh para penguji yang memiliki wajah seram dan berwatak keras itu, Derry pun juga demikian. Jadi aku mengalihkan perhatianku dengan mencoba melihat ke semua orang yang ada di sini dan ternyata, ada satu orang yang ku kenali, sangat ku kenali yaitu Yoga Hilmawan.
Ternyata dia juga ikut seleksi hari ini, aku merasa sangat sial setelah melihat wajahnya terlebih saat aku tidak sengaja melihat dirinya, dia malah tersenyum seperti meremehkan diriku. Dia mungkin mengira aku tersesat dan di sini bukanlah tepat orang seperti diriku, akan ku buktikan kalau apa yang ia kira itu salah besar.
Derry juga melihat perubahan sikapku, dia tidak bertanya dan hanya melihat ke arah mana mata ku tertuju. Setelah itu mulutnya hanya membentuk o besar dan mengangguk-angguk pelan.
Kami berdua pun lantas duduk dan tidak selang beberapa lama, ada salah satu penguji yang mendekat ke arah tempat kami berkumpul.
Penguji itu berpakaian serba hitam, berwajah serius dan terlihat memiliki sifat yang tegas, suaranya begitu dalam seperti lautan, matanya berwarna coklat terang dan tajam bagai tatapan seekor elang. Hanya melihat sosoknya saja aku sudah sedikit ketakutan, sosoknya benar-benar bisa mengintimidasi seseorang hanya dengan menatapnya saja.
Penguji itu pun berkata. "Selamat datang di ujian seleksi Akademi Pengambangan Cananga!"
Hanya mendengar ucapan itu, semua orang mulai bersorak seperti tentara persia yang bersiap berperang. Dengan begitu pun, seleksi dimulai dan peperangan ku juga telah dimulai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
Tirta Harya
jd level 1 lagi. sblmny level 2 -_-
2024-03-11
0
Degurechaff
Mata elang kaya Ashito harusnya, skill yg bisa melihat seluruh pemain di dalam lapangan
2023-07-17
0
variable of ancient
uuu
2022-09-10
1