Kami berempat lalu langsung memulai latihan perdana kami di Akademi Pengambangan Cananga. Tempat latihan yang kami gunakan bukanlah tempat latihan yang biasanya tim senior juga latihan, kami berada di tempat latihan yang berbeda dari tim senior.
Di sini khusus untuk melatih para pemain muda tim. Dari tim B sampai tim yang bermain di I-Youth berlatih di sini, jadi tempatnya agak ramai. Walaupun tidak ada tim senior atau tim inti di sini, latihan kami juga banyak orang yang menonton.
Mereka semua ingin melihat, calon-calon bintang masa depan tim ini berlatih karena hal ini adalah hal yang berharga bagi mereka. Tidak sedikit pula yang ingin meminta tanda tangan, walaupun tim ini masih belum bermain di tim inti. Alasannya sederhana, mereka akan untung besar jika salah satu diantara kami semua akan menjadi pemain terkenal di masa depan, makanya banyak yang ingin meminta tanda tangan terlebih dahulu. Dan sayangnya, tidak ada yang berminat dengan diriku, aku sangat iri dengan Derry dan juga Axel yang digerumbungi banyak orang untuk meminta tanda tangan.
Satu jam setengah, kami melakukan latihan pemanasan. Mulai dari sprint, melawati halang rintang, atau bermain passing-passing pendek untuk meningkatkan akurasi passing kami. Setelah itu kami diberikan istirahat sebentar, sebelum kami memulai latihan sesi kedua.
Aku minum banyak sekali air dingin, cuacanya yang cukup panas membuatku sangat cepat dehidrasi apalagi setelah dengan porsi latihan yang belum pernah ku lakukan sebelumnya. Ku coba mengintip statusku, tidak banyak yang berubah namun aku bisa merasakan kalau aku berkembang semenjak hari pertama diriku memutuskan untuk jadi pemain sepakbola profesional.
[Status Pengguna]
[Nama: Rizaldi Fatah]
[Umur : 15 tahun]
[Level: 1]
[Ke level 2: 20 lagi]
[Kaki terkuat: Kaki kanan]
[Kekuatan fisik: 39]
[Skill olah bola: 35]
[Passing: 50]
[Shooting: 38]
[Sprint: 43]
[Visi bermain: 60]
[Skill: Mata Dewa, Captaincy]
Aku membuka panel menu misi untuk mengecek apakah ada misi hari ini, namun tidak ada apa-apa di sana. Setelah menyelesaikan misi untuk masuk ke Akademi Sepakbola, tidak ada lagi misi yang aku terima untuk sementara. Biasanya sistem sering memberikan misi dadakan di tengah game sedang berjalan, jadi aku tidak terlalu khawatir namun terus siaga. Setelah membuka panel misi, aku membuka panel menu ruang penyimpanan sistem. Di sana terdapat Kartu Sepakbola Grade C yang aku terima setelah menyelesaikan misi. Aku membukanya karena masih dalam keadaan istirahat, aku sangat penasaran dengan isi dari item itu.
Seperti biasanya aku melihat cahaya terang menyilaukan iris mata kecoklatan ku namun aku berusaha untuk tidak menutupinya dengan tangan karena bisa menimbulkan keanehan, setelah beberapa saat sebuah kartu bewarna hijau terpampang jelas di hadapanku.
[Kartu Sepakbola Grade C Telah Diterima!]
[Mendapatkan Kartu Marc Cucurella]
[Efek: Menambahkan 5 poin untuk status Bertahan dan Menyerang]
Bertahan dan Menyerang? Perasaanku tidak ada status seperti itu sebelumnya, aku pun buru-buru kembali membuka panel menu statusku dan ternyata ada perubahan di sana karena levelku ternyata juga sudah naik ke level 2.
[Pengguna Naik Ke Level 2!]
[Status Pengguna Berhasil Diperbaharui!]
[Status Pengguna]
[Nama: Rizaldi Fatah]
[Umur: 15 tahun]
[Level: 2]
[Ke level 3: 500 poin exp lagi]
[Kaki terkuat: Kaki kanan]
[Menyerang: 45 poin]
[Kontrol bola: 35 poin]
[Dribbling: 30 poin]
[Passing: 50 poin]
[Shooting: 38 poin]
[Speed: 43 poin]
[Defense: 35 poin]
[Header: 28 poin]
[Jump: 24 poin]
[Stamina: 44 poin]
[Visi: 60 poin]
[Skill: Mata Dewa, Captaincy]
Itulah status baru ku, tidak banyak berubah memang tapi rasanya aku sudah menjadi orang yang berbeda walaupun hanya sebentar. Poin menyerang berfungsi untuk seberapa agresifitas diriku pada saat menyerang, apakah aku tipikal pemain yang suka bertahan atau menyerang, itulah yang akan menentukannya. Cara meningkatkan poin ini aku rasa adalah dengan cara sering-sering ikut membantu pemain depan menyerang pada saat posisi lagi menekan, namun sebagai pemain tengah aku juga harus memikirkan cara bertahan.
Skill passing ku cukup tinggi untuk saat ini, skill ini sudah mencakup semua jenis passing-passing dan jika semakin tinggi maka pehamanku dengan cara mengumpan atau mengoper juga akan semakin luas. Begitu pula dengan shooting, jika poin ku semakin tinggi maka aku bisa menendang bola dengan berbagai teknik, seperti curling, swerve ataupun tendangan langsung.
Intinya, aku senang dengan semua ini. Aku akan terus berusaha untuk meningkatkan angka-angka statusku ini, tanpa malas-malasan!
"Semuanya berkumpul!" Coach Giovanni memanggil kami semua kembali, itu tandanya waktu istirahat kami sudah habis.
Kami dengan cepat bergerak, tidak mau mendengarkan ocehan maut Coach Giovanni jika kami memperlambat waktu. Beliau dengan muka seperti seorang pembunuh berdarah dingin yang tidak punya ekspresi, menjelaskan beberapa hal tentang latihan sesi kedua.
"Di latihan sesi kedua, kita akan memainkan mini game. Aku ingin pemain yang lolos seleksi dan pemain rekrutan baru, bermain bersama dengan tim B melawan tim inti I-Youth League"
Aku sudah sangat lelah untuk terkejut mendengar apa yang selalu keluar dari mulut Coach Giovanni, intinya jika masuk ke Pengambangan Cananga maka siap-siap saja selalu terkejut. Aku dan Derry akan bermain satu tim, bersama dengan Axel dan juga Zaki. Kami semua akan melawan para pemain inti dari tim Pengambangan Cananga Youth yang bermain di I-Youth.
Apakah kami siap? Tentu saja, tidak! Apalagi aku yang hanyalah orang biasa pada awalnya, bukan seperti mereka yang sudah bermain sepakbola semenjak kecil atau bahkan ikut sekolah sepakbola dari awal. Aku bahkan baru memulai 1 bulan.
Tidak ada alasan lagi untuk mundur, aku sudah memasuki gerbang menuju jalan profesional. Aku akan menunjukkan semua kemampuanku hari ini, walaupun ini hanyalah mini game biasa.
"Untuk susunan pemainnya aku yang akan menentukannya, bagi yang tidak disebutkan berarti mereka jadi pemain cadangan" ujar Coach Giovanni lagi, lalu menyebutkan nama kami satu persatu dan ternyata tidak ada namaku di starting tim B!
Aku pun langsung bertanya pada beliau kenapa aku tidak ada, ternyata beliau ingin memainkan ku pada saat babak kedua, seperti pada saat seleksi kemarin.
"Apa kau tidak terima Ward Prowse dengan pemilihanku kali ini? Kalau kau merasa tidak terima, kau boleh langsung pergi dari sini" ucap beliau, dingin sekali bahkan saking dinginnya aku bisa merasakan pedang es itu menembus ke jantungku dan membuatku merasa sakit sekali.
Namun keluar dari sini bukanlah pilihan ku, aku tidak akan menyia-nyiakan pengorbanan orang-orang tercintaku yang sudah mendukungku untuk menempuh jalan ini, aku tidak punya muka jika harus kembali sekarang. Paling tidak aku akan kembali jika aku sudah menjadi pemain profesional dan membalas kebaikan ibu dan adikku yang manis.
"Tidak coach! Saya sama sekali tidak keberatan!" aku membalas ucapannya yang sedingin es dengan jawaban yang lantang, ku lihat coach tersenyum lebar setelah mendengar jawabanku.
"Kalau begitu, tunjukkan kemampuanmu padaku Ward Prowse, sama seperti di hari seleksi itu dan jangan buat aku menyesali keputusanku untuk meloloskan dirimu!"
"Siap coach!" ucapku lagi dan aku duduk di bangku cadangan, sambil memperhatikan jalannya babak pertama bersama dengan Coach Giovanni.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
Sariff Sariff
kyak ya nunggu 1tahun level ya baru naik
2022-11-19
0
Tobi
up
2022-08-30
1
Nathan D Alexsander
up lg thor terlalu pendek
2022-08-30
1