Tidak terasa, bel tanda berakhirnya seluruh pelajaran sudah berbunyi keras sekali. Semua murid merapikan peralatan mereka, bersiap untuk pergi pulang ke rumah ataupun untuk mengikuti kegiatan klub hingga sore hari.
Begitu pula aku, namun aku tidak memiliki kegiatan klub seperti anak-anak yang lain jadi aku lebih memilih untuk pulang saja, setelah ini juga aku harus bekerja di toko Melani.
"Hei sobat, hei Salma. Aku pulang duluan ya" Derry berjalan cepat seperti orang yang sedang mengejar bis, aku bahkan tidak sempat menanggapi ucapan dari Derry tadi.
"Mau ke mana Derry buru-buru begitu, macam orang yang mau ketinggalan pesawat aja"
"Aku juga tidak tau, bisa saja dia harus dirumah sebelum mama dan ayahnya ada dirumah" ucapku setengah bercanda, dan Salma sedikit geli dengan candaanku tadi.
Lalu kami pun berjalan ke luar kelas, menuju halaman depan sekolah. Seperti biasanya, Salma akan menunggu jemputannya terlebih dahulu jadi aku akan menemani Salma sampai dia dijemput. Biasanya Salma dijemput oleh supir pribadi keluarganya, ya Salma salah satu anak konglomerat yang ku kenal di sekolah ini selain Derry.
Jika Derry punya motor gede yang harganya selangit, Salma memiliki harta yang tidak kalah mahal. Mobil yang jadi kenderaan antar jemputnya itu mempunyai harga yang juga sangat mahal, di atas 600 juta. Berteman dengan mereka kadang membuatku sedikit merasakan tekanan batin, namun untungnya mereka tidak pernah mempermasalahkan hal itu padaku dan benar-benar tulus mau berteman denganku tanpa memandang statusku yang hanya anak kampung biasa hehe.
"Hari ini kamu ada jadwal kerja sambilan kan? Kamu duluan saja Rizaldi"
"Tidak santai saja! Biasanya aku juga datangnya tepat waktu kok"
Kami pun melanjutkan penantian di depan gerbang sekolah sambil saling bercerita, kebanyakan Salma yang bercerita tentang dirinya dan aku hanya diam menjadi seorang pendengar yang baik.
Tidak seperti diriku, ternyata Salma adalah anak tunggal di keluarganya jadi kadang dia sedikit merasa jengkel bila harus diperlakukan seperti tuan putri kerajaan. Umurnya juga lebih muda dariku, walaupun kami satu angkatan namun sebenarnya di umur 5 tahun sudah masuk sekolah dasar makanya bisa satu angkatan denganku.
"Kamu punya adik perempuan kan Rizaldi?" Kata Salma sambil menatap ke arah mataku dengan rasa ingin tahu yang besar.
"Ya" ujarku singkat. "Keisha namanya, sekarang dia udah SMP kelas 8. Kenapa Salma bertanya begitu?"
Kulihat Salma menghela nafas sejenak, hidungnya jadi kembang kempis yang membuatku rasanya ingin memencet hidungnya yang pesek itu. Dia sedikit terlihat gelisah, seperti ada kabut tebal yang menutupi pikirannya. "Aku hanya ingin tahu rasanya punya seorang kakak yang bisa diandalkan, karena aku anak tunggal jadi itu selalu membuatku kepikiran"
Salma melanjutkan ucapannya. "Enak ya jadi Keisha, dia punya kakak yang bisa diandalkan seperti mu Rizaldi" Salma berhenti bicara tepat saat angin sedikit berhembus lebih kencang, menerbangkan beberapa bunga-bunga kecil yang bermekaran, seperti mekarnya senyuman di wajah Salma.
Aku tidak sanggup berkata-kata lagi, senyuman manisnya benar-benar telah memukul ku dengan telak dan membuatku jatuh tersungkur, tinggal menunggu wasit menghitung dari satu hingga sepuluh dan aku akan benar-benar kalah. Salma benar-benar curang, dia adalah orang yang paling curang yang pernah aku temui.
Tidak berselang lama, mobil jemputan Salma pun datang. Seorang pria paruh baya keluar dan membukakan pintu mobil untuk Salma, benar-benar potret putri kerajaan. Sebelum masuk ke dalam mobil, Salma masih sempat untuk menatap ke arahku dan berpamitan. "Aku duluan" ujarnya sambil melambaikan tangannya yang kulitnya halus dan lembut itu.
Aku mengangguk pelan, lalu mataku melihat cepatnya mobil itu berlalu hingga mataku sudah tidak sanggup untuk mengikuti mobil itu lagi, setelahnya aku pun juga pergi bekerja ke toko.
Sesampainya aku di toko, aku sudah disambut dengan wajah masam dari Melani. Aku tidak tahu apa yang membuatnya seperti itu, namun dari pengalamanku kalau dia sudah begitu, dia sama mengerikannya dengan beruang yang sedang melindungi anaknya. Dia tidak bisa diganggu ataupun diajak bicara jika sudah begini.
Aku pun tidak berniat menganggunya, setelah berganti baju aku langsung saja memulai pekerjaanku, namun sepertinya Melani sudah menungguku keluar dari loker dan ingin menemuiku. Aku tidak tahu apa yang dia inginkan dari ku, namun sepertinya aku bisa mencium bau-bau kekejaman darinya.
"Hei Rizali!" ucap Melani dengan nada suara seperti seorang bandit yang tengah mengancam korbannya.
Tentu saja aku ketakutan, wajahnya sangat mengerikan kali ini. Aku bahkan baru kali ini melihat wajahnya yang seperti ini, biasanya juga menyeramkan namun tidak seperti kali ini.
"Aku terlambat lima menit kan?" ujar ku mencoba mencari tahu, kesalahan apa yang sudah ku lakukan sampai membuat suasana hati Melani jadi seperti itu.
Tetapi dia menggeleng, sepertinya bukan itu yang membuatnya marah. Lantas apa yang membuatnya seperti itu? Aku sudah kebingungan mencari kesalahanku sendiri.
"Kau tidak tahu kesalahanmu sendiri?" ucapnya lagi, kali ini suaranya tambah ditekan.
Aku semakin ketakutan dan hanya bisa menggelengkan kepala saja. Aku benar-benar tidak tahu apa yang sebenarnya aku lakukan sampai Melani semarah itu.
"Oh jadi kau tidak tahu ya? Bagaimana dengan perempuan yang kau ajak bicara sore tadi? Sepertinya kalian lagi membahas hal yang penting sampai serius seperti itu"
Untuk sesaat aku kebingungan dengan apa yang diucapkan oleh Melani, dan setelahnya aku terkejut Melani bisa mengetahui kejadian itu. Aku menduga sebelum dia pulang kerumah, dia membuntutiku tanpa sepengetahuan diriku, dasar penguntit!
Aku lupa menjelaskannya, Melani juga bersekolah yang sama dengan ku yaitu SMA 1 Pengambangan. Dia hanya beda kelas dengan diriku, kalau aku di 10-C sedangkan Melani di 10-A. Aku tidak tahu mengapa Melani lebih memilih SMA 1 Pengambangan, karena dia juga ditawari oleh beberapa sekolah swasta yang terkenal karena nilai ujiannya yang cukup tinggi.
"Oh jadi kau ingin bilang kalau kau tidak tahu apa-apa ya Rizaldi Fatah!"
"Aku benar-benar tidak tahu apa-apa, aku hanya ngobrol biasa dengannya, tidak ada salahnya kan ngobrol dengan teman?" Aku benar-benar gagal paham dengan pikiran Melani saat ini, dia menyalahkanku karena ngobrol dengan Salma pada saat menunggu jemputannya tadi, dan bagiku itu tidak masuk akal.
Kami terus beradu argumen, mempeributkan hal yang sangat tidak penting sama sekali, lima belas menit lewat kami beradu argumen dan tetap tidak ada titik terang diantara kami berdua. Ayah Melani pun sampai kebingungan dengan kami dan cuma bisa melakukan hal yang sering beliau lakukan yaitu menggelengkan kepala dan membiarkan hal itu berlalu.
Jam kerjaku pun sudah berlalu, masih ada waktu beberapa jam sebelum aku pulang kerumah dan aku manfaatkan untuk latihan seperti biasanya. Selain melatih fisik, aku juga berlatih menendang bola untuk meningkatkan akurasi tendanganku. Pertandingan melawan Derry hari ini membuatku tersadar akan kekuranganku yang paling mendasar, yaitu aku sama sekali tidak tahu hal-hal dasar dari sepakbola.
Aku cuma tahu teorinya saja, namun minim pengalaman. Ada seorang ahli pernah berkata kalau teori tanpa pengalaman itu mustahil, dan pengalaman tanpa teori adalah kesalahan. Poin statusku juga tidak banyak meningkat lagi setelah menu latihan yang seperti biasanya, mungkin pada saat aku benar-benar diterima di akademi, menu latihan di sana bisa lebih meningkatkan statusku.
Aku kembali melihat misi yang pertama kali di berikan oleh sistem, misi yang sebelumnya aku kira akan menjadi misi yang mustahil ku lakukan, namun sepertinya masih ada harapan untuk aku.
[Misi Masuk Akademi Sepakbola]
[Ketentuan: Harus berhasil lolos seleksi dan diterima masuk Akademi Sepakbola yang dituju]
[Hadiah: Kartu Sepakbola Grade C]
[Hukuman: Jika gagal maka Sistem Sepakbola akan hilang selamanya]
Sambil melihat-lihat misi pikiran ku pun mulai melayang-layang, membayangkan apa yang akan aku lakukan jika aku gagal dalam seleksi dan kehilangan sistem yang masih belum ku ketahui lebih banyak ini?
Ah memikirkan hal itu hanya akan membuatku sakit kepala, aku pun lebih memilih untuk pulang karena hari yang sudah cukup larut.
"Aku pulang!" ucapku saat masuk ke dalam rumah, tidak ada yang menyahut ataupun membalas ucapanku, ini tidak seperti biasanya.
Aku terus masuk ke dalam, menemukan adik dan ibuku yang sedang duduk di meja makan saling pandang tanpa suara dan tenpa ditemani makanan apapun di atas meja. Aku pun kebingungan dengan hal itu dan mencoba untuk bertanya kepada mereka, namun ternyata ada amplop surat berwarna coklat di atas meja, aku tidak tahu apa itu namun sepertinya amplop itulah yang menyebabkan kedinginan ini.
Aku langsung mengambil amplop surat itu, di atasnya ada tulisan namaku Rizaldi Fatah yang tertulis dengan jelas sekali, aku merasa seperti seorang artis yang baru saja dapat surat dari seorang penggemar.
Aku langsung membuka amplop surat itu dengan semangat, lalu menemukan sebuah surat yang memiliki lambang klub Pengambangan Cananga di atasnya. Dengan tangan yang gemetaran aku membaca isi surat itu secara pelan-pelan.
Setelah membaca dan mengetahui isi surat itu aku langsung terduduk lemas di dekat ibu dan keisha, mereka berdua juga menghampiriku dan memelukku sambil terharu. Aku masih tidak bisa berpikir dengan jernih dan seakan isi kepala ku kosong begitu saja, sampai pada akhirnya aku ikut memeluk mereka sambil sedikit menangis, tangisan kebahagiaan yang muncul setelah membaca surat tadi.
"Selamat Izal selamat!"
"Keisha sebenarnya tidak ingin ini, tapi Keisha ingin bilang selamat untuk abang!"
Itulah yang mereka ucapkan, aku pun sangat berterima kasih pada mereka berdua walaupun hanya ku ucapkan di dalam hati.
Di saat aku sedang menikmati momen ini, suara sistem berbunyi di dalam kepalaku dan ku abaikan saja karena aku tahu itu adalah pemberitahuan tentang misi ku yang sudah selesai dengan benar.
[Misi Masuk Akademi Sepakbola Sukses!]
[Mendapatkan: Kartu Sepakbola Grade C]
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
Penyuka Novel
si Rizal ini malah Gapeka haduh😂, sabar melan emang gitu cowok mah gapernah peka walaupun udah di kasi kode
2022-11-08
0
Panggil Saya Boss
tsundere
2022-10-05
1
Hoodwink master
terhalang dinding pemisah kelas
2022-09-01
1