Episode 8: Hari Seleksi (Bagian 2)

Kegiatan latihan seleksi penerimaan anggota baru Akademi Sepakbola Pengambangan Cananga bagian pertama telah selesai. Seleksi pertama berakhir ditandai dengan latihan ketangkasan.

Seperti biasanya, peserta yang berada di urutan paling akhir akan dikeluarkan dari kelompok, dan seperti biasanya juga aku pun finis di papan tengah lagi dan lagi.

Bukan karena misi yang diberikan oleh sistem kepadaku, misi baru tidak muncul lagi semenjak latihan ketahanan di awal tadi. Lalu setelahnya aku hanya menjalaninya dengan seluruh kemampuan ku sambil berharap aku terhindar dari jurang kematian.

Staminaku saja sudah bisa dibilang kritis setelah menjalani latihan demi latihan selama hampir setengah hari ini dan beruntung kami diberikan waktu istirahat sebentar sebelum lanjut ke latihan selanjutnya. Namun, walaupun diberikan istirahat sejenak aku rasa masih belum bisa menghapus rasa lelah ini dengan sekejap, tetapi aku punya Energy Booster yang bisa menghapus rasa lelah ini setelah menyelesaikan misi latihan pertama yang aku simpan di dalam ruang inventori sistem.

Untuk mengambilnya, aku berpura-pura mengambil minuman yang ada di dalam tas ku sambil aku membuka ruang inventori sistem, lalu setelahnya aku mengeluarkan botol Energy Booster itu dan sedikit terkejut melihat warna airnya yang berwarna hijau terang seperti cairan toxic yang ada di film-film superhero zaman dulu. Walau warnanya hijau seperti itu, tapi airnya begitu dingin seperti baru saja keluar dari lemari pendingin dan terlihat sangat menyegarkan.

Begitu melihatnya aku langsung meminumnya tanpa memperdulikan tampilannya yang macam cairan toxic itu, aku pun tidak peduli yang terjadi pada tubuhku entah itu mengubahku jadi makhluk mutant ataupun tidak haha. Setelah meminumnya, rasanya begitu menyegarkan dan rasa lelahku seperti menghilang begitu saja dan aku malah lebih bersemangat untuk mengikuti latihan sesi kedua.

Derry mendekat ke arahku sambil membawa botol minumnya. "Kamu minum apa itu Rizaldi?"

Aku sedikit panik dan kebingungan setelah ditanyainya seperti itu, aku juga sedikit merasa bersalah karena memiliki minum yang terlalu super ini dan tidak bisa bilang kepada mereka semua, lalu aku jawab saja itu. "Ini jus melon!" Itulah jawabanku yang begitu sederhana dan juga sedikit bodoh.

Tetapi sepertinya Derry malah percaya saja. "Oh itu jus melon ya? Aku pikir itu minuman super yang bisa membuat tenaga yang hilang jadi terisi lagi, bodohnya aku mana ada minuman seperti itu kan Rizaldi"

"Ya ya Derry, mana ada minuman seperti itu di dunia ini hahaha" aku tertawa dengan terpaksa untuk menutupi hal itu, hampir saja rahasia yang ku miliki bisa terbongkar.

Derry melanjutkan percakapannya denganku. "Latihan kedua akan seperti apa ya? Setelah di sesi pertama kita harus berjuang dari sesi latihan seperti iblis itu"

"Aku juga tidak tahu akan seperti apa latihan sesi kedua nanti, tapi aku rasa kita akan memainkan mini game"

"Mini game? Maksudmu kita akan bertanding dengan dibagi menjadi 2 kelompok seperti itu?"

"Ya!" Jawabku singkat. "Mengingat semua latihan sudah kita jalani dan hanya mini games yang tersisa"

Mata Derry menatap jauh ke lapangan, menyusuri setiap sisinya. "Aku harap kita satu tim lagi dan juga aku berharap kita melawan orang yang bernama Yoga itu! Aku ingin menghancurkannya"

Aku juga berharap demikian, namun aku hanya mengangguk pelan karena belum tentu Coach akan memasangkan ku kembali satu kelompok dengan Derry. Bisa saja aku malah satu kelompok dengan Yoga, walaupun begitu aku akan tetap memberikan yang terbaik untuk lolos dari seleksi ini.

Tak terasa waktu kami mengobrol, istirahat pun juga telah berakhir. Para instruktur menyuruh kami semua untuk segera berkumpul dengan cepat. Aku melihat wajah mereka semua, beragam dan bermacam-macam ekspresi yang ku lihat saat ini, sama seperti yang ku lihat sebelumnya.

Namun untuk kali ini aku lebih banyak melihat wajah lelah dari mereka semua, tentu saja mereka begitu karena mereka lah orang-orang yang berhasil selamat dari latihan tingkat neraka di sesi pertama. Dari 100 orang yang ada pagi tadi pada saat sebelum latihan sesi pertama di mulai, sekarang hanya ada 34 orang yang tersisa. Pantas saja Pengambangan Cananga dikenal sebagai Akademi Sepakbola yang terkenal sangat ketat dengan seleksi penerimaan, bahkan tahun lalu mereka hanya menerima 2 peserta saja.

Tetapi bisa dibilang hal yang mereka lakukan itu memang sangat wajar, karena Pengambangan Cananga sendiri adalah tim yang bermain di I-League. Liga tertinggi di Indonesia dan bahkan sempat menjuarainya sebanyak 2 kali. Dan calon pemain yang lolos seleksi seperti kami ini bisa bermain di I-League Youth, dengan kata lain kami bisa menjadi pemain profesional!

Untuk itulah harga yang dibayar pun juga tidak main-main, dimulai dari mengerikannya latihan seleksi mereka dan juga bayarannya yang selangit! Ya selangit!

Kalian pikir aku tidak bayar masuk ke sini? Aku sudah tahu rinciannya jika nantinya aku diterima masuk dan Ibu sudah memastikan untuk membiayai semuanya. Aku pun sebenarnya tidak enak, namun ibu terus memaksa dan tidak mau aku masuk ke Akademi Sepakbola yang lain dan untuk menebusnya aku harus lolos seleksi dan masuk ke tim inti agar menjadi pemain pro dan bisa membayar hutang yang begitu besar pada ibuku.

"Perhatian!" Instruktur yang mengawas kelompok ku tadi, coach Giovanni yang berbicara di depan. "Selamat untuk kalian yang sudah berjuang dengan maksimal dan sampai di tahap ini, tepuk tangan untuk diri kalian terlebih dahulu"

Kami semua bertepuk tangan namun tidak begitu nyaring dan meriah, karena semuanya dalam keadaan gugup sebab melihat sosok Coach Giovanni yang suram dan menyeramkan itu.

"Oke, sekarang kalian akan latihan sesi kedua. Latihan kali ini adalah mini game, kalian akan terbagi menjadi 2 tim yang masing-masing memiliki 6 pemain pengganti. Waktu pertandingan adalah 2 kali 30 menit" ujar Coach Giovanni menjelaskan peraturan mini game kali ini.

"Susunan pemain dan pembagian tim, aku dan yang lainnya yang akan menentukannya, apa ada pertanyaan?"

Kami semua diam tanpa ada yang bersuara sama sekali, lalu Coach Giovanni pun membagi tim dan susunan pemainnya. Ternyata aku memang satu tim dengan Derry di tim B, namun sayangnya aku jadi pemain cadangan. Kami akan melawan Yoga yang berada di tim A.

Setelah menentukan susunan pemain, mini game pun di mulai. Sebelum memulai, Coach Giovanni kembali mengucapkan sepatah kata untuk memotivasi sekaligus peringatan.

"Keluarkan semua kemampuan kalian atau kalian akan mengubur mimpi kalian disini" ucap Coach Giovanni tanpa ekspresi sama sekali, seperti biasanya.

Latihan sesi kedua pun di mulai dan aku sekarang ini hanya bisa melihat dari sisi lapangan untuk saat ini, entah mengapa aku malah teringat hari-hariku sebelum mendapatkan sistem jika menyaksikan mereka semua dari sisi lapangan seperti ini. Namun aku tetap yakin, akan ada waktunya nanti diriku bermain di lapangan itu.

Coach Giovanni duduk di sampingku, dia menatapku sejenak lalu mulai fokus kembali ke permainan yang sedang berlangsung.

Permainan baru berjalan 7 menit, tim A sudah mendapatkan peluang yang sangat bagus sekali. Umpan lambung terukur dari pemain tengah tim A yang bernama Ujang, salah diantisipasi oleh pemain belakang tim ku. Bola itu berhasil didapatkan oleh Yoga dan Yoga melakukan tendangan first-time dengan sangat baik.

Beruntung, aku memiliki rekan yang hebat. Seorang penjaga palang pintu terakhir, kiper yang sangat hebat menurutku, si Derry. Derry berhasil menghentikan tendangan first-time Yoga, walaupun dia cuma bisa menepisnya dan membuat bola keluar, sepak pojok untuk tim A.

Sepak pojok tidak bisa dimanfaatkan dengan baik oleh tim A, pemain yang mengeksekusi sepak pojok malah menendang bola begitu ke dalam hingga dengan mudah ditangkap oleh Derry.

Selama 15 menit, tim A terus menerus memberikan tim B tekan tinggi. Bahkan tim B tidak bisa memegang bola cukup lama, sebelum akhirnya akan di ambil kembali oleh tim A dan kembali di serang bertubi-tubi. Yoga sendiri sudah mencatatkan 5 tendangan on target di 15 menit ini, beruntung kami masih punya Derry namun hal seperti ini juga tidak menguntungkan bagi kami semua. Ada kalanya Derry akan kebobolan jika dalam situasi yang lebih menguntungkan tim A, kami diselamatkan oleh sikap Yoga yang selalu menendang bola setiap dia dapat bola, padahal banyak sekali opsi pada saat dirinya berada di dalam kotak pinalti kami.

"Jadi kau juga menyadari hal itu ya Ward Prowse!" Coach Giovanni tiba-tiba bicara sendiri, dan itu membuat jantungku berdebar kencang karena kaget.

Bahkan coach memanggil ku Ward Prowse! Aku tidak senang, malahan malu sekali. "Rizaldi coach!" Aku meluruskan kesalahpahaman Coach Giovanni.

"Pemain bernama Yoga Hilmawan itu memang striker murni yang hebat dan bagus, namun sayangnya tidak cukup bagus karena tidak tenang pada saat di dalam kotak pinalti. Ketenangan adalah salah satu kunci yang harus dimiliki oleh seorang penyerang. Posisimu apa Ward Prowse?" Sepertinya coach Giovanni tidak mendengarkan apa ujar ku tadi.

Aku pun menjawabnya dengan pelan. "Gelandang coach"

"Jadi tidak masalah kan aku panggil Ward Prowse? Atau kau malah ingin dipanggil KDB?"

"Panggil saja Rizaldi coach" aku memohon, tetapi sekali lagi aku malah dihiraukan.

Beliau terus menjelaskan situasi di lapangan kepadaku dan aku juga beberapa kali menanggapi beliau dan itu membuat beliau sedikit terkejut, karena apa yang ku utarakan beberapa diantaranya adalah sebuah solusi ataupun jawaban atas kebuntuan yang terjadi di tim B ataupun mengapa tim A masih belum bisa mencetak satu gol ke gawang tim B padahal mereka menekan sejak menit awal.

"Kuncinya di tiga pemain tengah yang tidak bisa mengatur lini tengah mereka dan membuat sirkulasi bola sedikit terhambat, gelandang bertahan juga selalu terlambat membantu menutup ruang ataupun membantu pertahanan" ujar ku setelah melihat pertandingan itu.

Ku lihat dari sudut mataku, mata coach Giovanni sedikit berbinar dan aku juga bisa melihat senyuman kecil di bibirnya walaupun wajahnya masih saja seperti sebelumnya. "Kau memang Ward Prowse!" ujarnya lalu dia berdiri berlalu meninggalkanku untuk meniup peluit yang menandakan babak pertama berakhir.

Sampai babak pertama berakhir ini, Derry menunjukkan kualitas hebatnya sebagai mantan punggawa Buceros. Dia mencatatkan 5 saves penting di babak pertama dan membuat Yoga Hilmawan begitu frustasi.

"Pokoknya aku tidak akan membiarkan orang itu mencetak gol ke gawang yang ku kawal" ujar Derry sambil meminum air dingin yang diberikan oleh para instruktur.

"Kau bermain bagus Derry, tetap lanjutkan seperti itu!" Aku memberikan sedikit semangat sebagai teman dan rekan seperjuangan.

"Kamu juga Rizaldi, kamu harus bisa menunjukkan kelihaianmu di babak kedua nanti"

Aku sedikit kebingungan dengan ucapan Derry tadi, sebelum akhirnya Coach Giovanni datang ke tempat tim B dan sedikit menjelaskan formasi dan juga susunan pemain yang akan main di babak kedua nanti.

"Ward Prowse! Aku ingin melihatmu bermain di babak kedua nanti!" ujarnya yang masih saja memanggil ku Ward Prowse.

Derry tersenyum, aku malah sibuk ternganga karena tidak percaya akan hal ini. Tetapi aku akan berjuang sekuat tenaga dan memberikan semuanya untuk menjawab kepercayaan yang diberikan oleh coach. "Baik coach! Terima kasih, saya akan berjuang keras untuk membalikkan keadaan di babak kedua" ujar ku dengan semangat yang berapi-api.

Babak kedua pun di mulai, aku dengan percaya diri memasuki lapangan. Aku merasa bagaikan berjalan di lapangan yang luas dan banyak penonton seperti di Old Trafford, Etihad Stadium ataupun Anfield yang punya atmosfir magis, walaupun itu hanyalah hayalan ku saja.

Yoga menatapku tidak percaya, tapi beberapa saat kemudian dia kembali meremehkan ku seperti sebelumnya. Aku akan membuktikannya hari ini, hari di mana aku akan mengalahkan sosok Yoga Hilmawan dan juga sosok diriku sendiri yang awalnya terlalu takut untuk maju.

Peluit tanda babak kedua di mulai pun di mulai!

Terpopuler

Comments

Egaega

Egaega

Wah calon kapten nih :v

2022-12-04

1

Hoodwink master

Hoodwink master

KEVINNNNNNN

2022-08-24

0

Hoodwink master

Hoodwink master

melon sekali wkk

2022-08-24

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1: Kesialan Yang Juga Keberuntungan
2 Episode 2: Misi Harian Pertama
3 Episode 3: Misi Pelatihan Masuk Akademi
4 Episode 4: Latihan Lagi
5 Episode 5: Teman Baru
6 Episode 6: Seleksi Akademi Sepakbola Pengambangan Cananga Dimulai
7 Episode 7: Hari Seleksi (Bagian 1)
8 Episode 8: Hari Seleksi (Bagian 2)
9 Episode 9: Hari Seleksi (Bagian Akhir)
10 Episode 10: Tahun Ajaran Baru
11 Episode 11: Kehidupan di Sekolah
12 Episode 12: Kehidupan di Sekolah (Bagian 2)
13 Episode 13: Kehidupan di Sekolah (Bagian Akhir)
14 Episode 14: Kabar Yang Dinanti
15 Episode 15: Pemain Hebat
16 Episode 16: Latihan Perdana
17 Episode 17: Minigame
18 Episode 18: Babak Kedua
19 Episode 19: Latihan Sebelum Pertandingan Persahabatan
20 Episode 20 : Sebelum Pertandingan
21 Episode 21: Orang Dari Masa Lalu
22 Episode 22: Versus Sugar Crossed FC
23 Episode 23: Serangan Penghabisan di Ujung Babak Kedua
24 Episode 24: Bangkit
25 Episode 25: Memulai Dari Awal
26 Episode 26: Kehidupan Sekolah
27 Episode 27: Playmaker
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Chapter 31: Menjawab Keraguan
32 Chapter 32: Melewati Halang Rintang
33 Chapter 33: Terbayarkan
34 Chapter 34: Bola Mati
35 Chapter 35: Rapat Evaluasi
36 Chapter 36: Penilaian
37 Chapter 37: Membayar Semuanya
38 Chapter 38: Masuk Tim-A
39 Chapter 39: Latihan Perdana Dengan Tim-A
40 Chapter 40: 5 vs 5
41 Chapter 41: Malam Jatuh
42 Chapter 42: Hari Debut?
43 Chapter 43: Debut Si Pemain Nomor 10 di Tim-A
44 Chapter 44: Laga Debut
45 Chapter 45: After Match
46 Chapter 46: 5 Tombak Buceros
47 Chapter 47: Persiapan Melawan Buceros FC
48 Chapter 48: Suntikan Semangat
49 Chapter 49: Trequarista
50 Chapter 50: Latihan Terakhir Sebelum Matchday
51 Chapter 51: Pertemuan Tidak Terduga
52 Chapter 52: Versus Buceros
53 Chapter 53: Babak Kedua Yang Menentukan
54 Chapter 54: Menit Terakhir
55 Chapter 55: Terus Melangkah
56 Chapter 56: Lingkaran Kecil
57 Chapter 57: Mengikuti Lingkaran
58 Chapter 58: Waktu
59 Chapter 59: Hasil Drawing
60 Chapter 60: Mendalami Peran
61 Chapter 61: Mendapatkan Restu
62 Chapter 62: Walaupun Sebentar Tetapi Aku Pasti Merindukanmu
63 Chapter 63: Hal Yang Dirasa Sulit
64 Chapter 64: Menghabiskan Hari
65 Chapter 65: Pergi
66 Chapter 66: Jakarta Hari Ini
67 Chapter 67: Latihan Sore
68 Chapter 68: Jayapura Black Diamond FC
69 Chapter 69: Fase Gugur Mereka
70 Chapter 70: Versus Jayapura Black Diamond FC
71 Chapter 71: Versus Jayapura Black Diamond (2)
72 Chapter 72: Versus Jayapura Black Diamond (3)
73 Chapter 73: Versus Jayapura Black Diamond (4)
74 Chapter 74: Versus Jayapura Black Diamond (Bagian Akhir)
75 Chapter 75: Kemenangan Yang Sulit
76 Chapter 76: Perspektif Yang Baru
77 Chapter 77: Sugar Crossed FC versus Medan United
78 Chapter 78: Laga Selanjutnya
79 Chapter 79: Persiapan Menjelang 16 Besar
80 Chapter 80: Jaksel Yankees
81 Chapter 81: Kompetisi Yang Aneh
82 Chapter 82: Nomor 16
83 Chapter 83: Yang Lolos Ke Perempat Final
84 Chapter 84: Training Day
85 Chapter 85: Matchday Pengambangan Cananga Youth vs Surabaya Force Warlord FC
86 Chapter 86: Penyusunan Rencana
87 Chapter 87: Babak Kedua
88 Chapter 88: Gol Penentu
89 Chapter 89: Pertandingan Yang Lain
90 Chapter 90: Duo Marukawa-Yoga
91 Chapter 91: Madura Umisale FC vs Batavia Fort FC
92 Chapter 92: Semi-final
93 Chapter 93: Laga Klasik
94 Chapter 94: Persiapan Diri
95 Chapter 95: Laga Semifinal Pertama
96 Chapter 96: Sang Pemenang
97 Chapter 97: Perasaan Yang Belum Terpenuhi
98 Chapter 98: Duel Panas
99 Chapter 99: First-Half
100 Chapter 100: Gol Kedua
101 Chapter 101: Rencana di Babak Kedua
102 Chapter 102: Second-Half
103 Chapter 103: Penentuan
104 Chapter 104: Yang Bertahan
105 Chapter 105: Kepercayaan Diri Mereka
106 Chapter 106: Kekhawatiran
107 Chapter 107: Borough-555
108 Chapter 108: Kembali Aktif
109 Chapter 109: Kembali Lagi
110 Chapter 110: Missing One
111 Chapter 111: More and More
112 Chapter 112: Momen Yang Dirinya Nantikan
113 Chapter 113: Darah dan Air Mata
114 Chapter 114: Hari Esok Yang Lebih Cerah
115 Chapter 115: Indonesia Memanggil
116 Chapter 116: Berdamai Dengan Diri
117 Chapter 117: Jalan Baru
118 Chapter 118: Are You Going To Spain?
119 Chapter 119: Perkenalan Di Tim Utama
120 Chapter 120: Kesan Pertama
121 Chapter 121: Pergi Ke Spanyol
122 Chapter 122: Andalusia Here We Go!
123 Chapter 123: Pelabuhan Pertama, Sevilla
124 Chapter 124: Melawan Sevilla B
125 Chapter 125: Kalah di Sevilla
126 Chapter 126: Tentang Kombinasi
127 Chapter 127: Melawan Albacete Balompié
128 Chapter 128: Cerita Mereka Yang Berada di Korea Selatan
129 Chapter 129: La Masia
130 Chapter 130: Tur Terakhir
131 Chapter 131: Kembali Beraktivitas
132 Chapter 132: Piala Super Indonesia
133 Chapter 133: Babak Pertama Piala Super Indonesia
134 Chapter 134: Menunggu Debut
135 Chapter 135: Babak Kedua Piala Super Indonesia
136 Chapter 136: Setelah Pertandingan Final Itu...
137 Chapter 137: I-LEAGUE Pertamanya
138 Chapter 138: Laga Pembuka Indonesia Premier League
139 Chapter 139: Debut Rizaldi Di Indonesia Premier League
140 Chapter 140: All the Way Down
141 Chapter 141: Laga ke-10
142 Chapter 142: Versus Surabaya Argento FC
143 Chapter 143: Fitur Baru
144 Chapter 144: Mencoba Fitur Baru
145 Chapter 145: Persiapan Ke Korea Selatan
146 Chapter 146: Fly Me To South Korea
147 Chapter 147: Menjadi Orang Yang Berbeda Dalam 90 Menit
148 Chapter 148: Versus Jeonbuk Hyundai Motors
149 Chapter 149: After Whistle
150 Chapter 150: Match-day Berikutnya
151 Chapter 151: Tawaran Dari Beberapa Klub
152 Chapter 152: Pilihan Rizaldi
153 Chapter 153: Andra Almeida
154 Chapter 154: For The Future
155 Chapter 155: Pertandingan Selanjutnya
156 Chapter 156: Versus Pemalang Amarilla FC
157 Chapter 157: Break
158 Chapter 158: Pertandingan 16 Besar Datang
159 Chapter 159: Trio Lini Depan Kashima Antlers
160 Chapter 160: Hasil Akhirnya
161 Chapter 161: Menuju Putaran Akhir Liga
162 Chapter 162: Keputusan Coach Giovanni Almeida
163 Chapter 163: Versus Borneo Putra
164 Chapter 164: Babak Kedua, Pengambangan Cananga FC vs Borneo Putra FC
165 Chapter 165: Pertandingan Yang Lain
166 Chapter 166: Good News Always Come After Bad News
167 Chapter 167: Sebelum Leg-Kedua
168 Chapter 168: Leg Kedua Indonesia Premier League
169 Chapter 169: Leg Kedua Melawan Borneo Putra
170 Chapter 170: They Ready
171 Chapter 171: Final Day
172 Chapter 172: Pertandingan Yang Sudah Dinantikan
173 Chapter 173: Babak Kedua
174 Chapter 174: Akhir Pertandingan
175 Chapter 175: Akhir Musim
176 Chapter 176: Latihan Perdana Bersama Salford City
177 Chapter 177: Latihan Keras Pun, Tidak Akan Menjamin
178 Chapter 178: Kesempatan Itu Datang Di Saat Kita Tidak Menyadarinya
Episodes

Updated 178 Episodes

1
Episode 1: Kesialan Yang Juga Keberuntungan
2
Episode 2: Misi Harian Pertama
3
Episode 3: Misi Pelatihan Masuk Akademi
4
Episode 4: Latihan Lagi
5
Episode 5: Teman Baru
6
Episode 6: Seleksi Akademi Sepakbola Pengambangan Cananga Dimulai
7
Episode 7: Hari Seleksi (Bagian 1)
8
Episode 8: Hari Seleksi (Bagian 2)
9
Episode 9: Hari Seleksi (Bagian Akhir)
10
Episode 10: Tahun Ajaran Baru
11
Episode 11: Kehidupan di Sekolah
12
Episode 12: Kehidupan di Sekolah (Bagian 2)
13
Episode 13: Kehidupan di Sekolah (Bagian Akhir)
14
Episode 14: Kabar Yang Dinanti
15
Episode 15: Pemain Hebat
16
Episode 16: Latihan Perdana
17
Episode 17: Minigame
18
Episode 18: Babak Kedua
19
Episode 19: Latihan Sebelum Pertandingan Persahabatan
20
Episode 20 : Sebelum Pertandingan
21
Episode 21: Orang Dari Masa Lalu
22
Episode 22: Versus Sugar Crossed FC
23
Episode 23: Serangan Penghabisan di Ujung Babak Kedua
24
Episode 24: Bangkit
25
Episode 25: Memulai Dari Awal
26
Episode 26: Kehidupan Sekolah
27
Episode 27: Playmaker
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Chapter 31: Menjawab Keraguan
32
Chapter 32: Melewati Halang Rintang
33
Chapter 33: Terbayarkan
34
Chapter 34: Bola Mati
35
Chapter 35: Rapat Evaluasi
36
Chapter 36: Penilaian
37
Chapter 37: Membayar Semuanya
38
Chapter 38: Masuk Tim-A
39
Chapter 39: Latihan Perdana Dengan Tim-A
40
Chapter 40: 5 vs 5
41
Chapter 41: Malam Jatuh
42
Chapter 42: Hari Debut?
43
Chapter 43: Debut Si Pemain Nomor 10 di Tim-A
44
Chapter 44: Laga Debut
45
Chapter 45: After Match
46
Chapter 46: 5 Tombak Buceros
47
Chapter 47: Persiapan Melawan Buceros FC
48
Chapter 48: Suntikan Semangat
49
Chapter 49: Trequarista
50
Chapter 50: Latihan Terakhir Sebelum Matchday
51
Chapter 51: Pertemuan Tidak Terduga
52
Chapter 52: Versus Buceros
53
Chapter 53: Babak Kedua Yang Menentukan
54
Chapter 54: Menit Terakhir
55
Chapter 55: Terus Melangkah
56
Chapter 56: Lingkaran Kecil
57
Chapter 57: Mengikuti Lingkaran
58
Chapter 58: Waktu
59
Chapter 59: Hasil Drawing
60
Chapter 60: Mendalami Peran
61
Chapter 61: Mendapatkan Restu
62
Chapter 62: Walaupun Sebentar Tetapi Aku Pasti Merindukanmu
63
Chapter 63: Hal Yang Dirasa Sulit
64
Chapter 64: Menghabiskan Hari
65
Chapter 65: Pergi
66
Chapter 66: Jakarta Hari Ini
67
Chapter 67: Latihan Sore
68
Chapter 68: Jayapura Black Diamond FC
69
Chapter 69: Fase Gugur Mereka
70
Chapter 70: Versus Jayapura Black Diamond FC
71
Chapter 71: Versus Jayapura Black Diamond (2)
72
Chapter 72: Versus Jayapura Black Diamond (3)
73
Chapter 73: Versus Jayapura Black Diamond (4)
74
Chapter 74: Versus Jayapura Black Diamond (Bagian Akhir)
75
Chapter 75: Kemenangan Yang Sulit
76
Chapter 76: Perspektif Yang Baru
77
Chapter 77: Sugar Crossed FC versus Medan United
78
Chapter 78: Laga Selanjutnya
79
Chapter 79: Persiapan Menjelang 16 Besar
80
Chapter 80: Jaksel Yankees
81
Chapter 81: Kompetisi Yang Aneh
82
Chapter 82: Nomor 16
83
Chapter 83: Yang Lolos Ke Perempat Final
84
Chapter 84: Training Day
85
Chapter 85: Matchday Pengambangan Cananga Youth vs Surabaya Force Warlord FC
86
Chapter 86: Penyusunan Rencana
87
Chapter 87: Babak Kedua
88
Chapter 88: Gol Penentu
89
Chapter 89: Pertandingan Yang Lain
90
Chapter 90: Duo Marukawa-Yoga
91
Chapter 91: Madura Umisale FC vs Batavia Fort FC
92
Chapter 92: Semi-final
93
Chapter 93: Laga Klasik
94
Chapter 94: Persiapan Diri
95
Chapter 95: Laga Semifinal Pertama
96
Chapter 96: Sang Pemenang
97
Chapter 97: Perasaan Yang Belum Terpenuhi
98
Chapter 98: Duel Panas
99
Chapter 99: First-Half
100
Chapter 100: Gol Kedua
101
Chapter 101: Rencana di Babak Kedua
102
Chapter 102: Second-Half
103
Chapter 103: Penentuan
104
Chapter 104: Yang Bertahan
105
Chapter 105: Kepercayaan Diri Mereka
106
Chapter 106: Kekhawatiran
107
Chapter 107: Borough-555
108
Chapter 108: Kembali Aktif
109
Chapter 109: Kembali Lagi
110
Chapter 110: Missing One
111
Chapter 111: More and More
112
Chapter 112: Momen Yang Dirinya Nantikan
113
Chapter 113: Darah dan Air Mata
114
Chapter 114: Hari Esok Yang Lebih Cerah
115
Chapter 115: Indonesia Memanggil
116
Chapter 116: Berdamai Dengan Diri
117
Chapter 117: Jalan Baru
118
Chapter 118: Are You Going To Spain?
119
Chapter 119: Perkenalan Di Tim Utama
120
Chapter 120: Kesan Pertama
121
Chapter 121: Pergi Ke Spanyol
122
Chapter 122: Andalusia Here We Go!
123
Chapter 123: Pelabuhan Pertama, Sevilla
124
Chapter 124: Melawan Sevilla B
125
Chapter 125: Kalah di Sevilla
126
Chapter 126: Tentang Kombinasi
127
Chapter 127: Melawan Albacete Balompié
128
Chapter 128: Cerita Mereka Yang Berada di Korea Selatan
129
Chapter 129: La Masia
130
Chapter 130: Tur Terakhir
131
Chapter 131: Kembali Beraktivitas
132
Chapter 132: Piala Super Indonesia
133
Chapter 133: Babak Pertama Piala Super Indonesia
134
Chapter 134: Menunggu Debut
135
Chapter 135: Babak Kedua Piala Super Indonesia
136
Chapter 136: Setelah Pertandingan Final Itu...
137
Chapter 137: I-LEAGUE Pertamanya
138
Chapter 138: Laga Pembuka Indonesia Premier League
139
Chapter 139: Debut Rizaldi Di Indonesia Premier League
140
Chapter 140: All the Way Down
141
Chapter 141: Laga ke-10
142
Chapter 142: Versus Surabaya Argento FC
143
Chapter 143: Fitur Baru
144
Chapter 144: Mencoba Fitur Baru
145
Chapter 145: Persiapan Ke Korea Selatan
146
Chapter 146: Fly Me To South Korea
147
Chapter 147: Menjadi Orang Yang Berbeda Dalam 90 Menit
148
Chapter 148: Versus Jeonbuk Hyundai Motors
149
Chapter 149: After Whistle
150
Chapter 150: Match-day Berikutnya
151
Chapter 151: Tawaran Dari Beberapa Klub
152
Chapter 152: Pilihan Rizaldi
153
Chapter 153: Andra Almeida
154
Chapter 154: For The Future
155
Chapter 155: Pertandingan Selanjutnya
156
Chapter 156: Versus Pemalang Amarilla FC
157
Chapter 157: Break
158
Chapter 158: Pertandingan 16 Besar Datang
159
Chapter 159: Trio Lini Depan Kashima Antlers
160
Chapter 160: Hasil Akhirnya
161
Chapter 161: Menuju Putaran Akhir Liga
162
Chapter 162: Keputusan Coach Giovanni Almeida
163
Chapter 163: Versus Borneo Putra
164
Chapter 164: Babak Kedua, Pengambangan Cananga FC vs Borneo Putra FC
165
Chapter 165: Pertandingan Yang Lain
166
Chapter 166: Good News Always Come After Bad News
167
Chapter 167: Sebelum Leg-Kedua
168
Chapter 168: Leg Kedua Indonesia Premier League
169
Chapter 169: Leg Kedua Melawan Borneo Putra
170
Chapter 170: They Ready
171
Chapter 171: Final Day
172
Chapter 172: Pertandingan Yang Sudah Dinantikan
173
Chapter 173: Babak Kedua
174
Chapter 174: Akhir Pertandingan
175
Chapter 175: Akhir Musim
176
Chapter 176: Latihan Perdana Bersama Salford City
177
Chapter 177: Latihan Keras Pun, Tidak Akan Menjamin
178
Chapter 178: Kesempatan Itu Datang Di Saat Kita Tidak Menyadarinya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!