Setelah berhasil mendapatkan rambut kolong wewe. Ayah, Mamah dan Tirta kembali menuju rumah Pak Rahman. Mereka kembali dengan harapan ini adalah benda terakhir yang harus ia dapatkan. Mengingat hampir saja salah satu diantara mereka kehilangan nyawanya. Mereka masih kebingungan tentang mengapa hantu kolong wewe itu melepaskan mereka bertiga dan memberikan rambutnya dengan percuma. Sementara Mamah yang mulai mengerti bahwa sebenarnya hantu kolong wewe itu tidaklah jahat, ia hanya akan mengambil setiap anak yang sudah tidak dipedulikan oleh orang tuanya.
Ketiganya kini telah sampai kembali ke rumah pak Rahman. Mereka bertiga terlihat kusut dan sangat lelah. Pak Rahman yang melihat kondisi mereka yang semrawut pun langsung memberikan mereka ijin masuk ke dalam rumah.
"Kalian tampak sangat lelah, apakah terjadi pertarungan yang sangat dahsyat saat menghadapi hantu kolong wewe?" tanya Pak Rahman.
"Kami hampir kehilangan salah satu di antara kami pak!" ucap Ayah.
"Loh memangnya apa yang terjadi Pak Andi?" tanya Pak Rahman lagi.
"Saat proses melaksanakan tugas, sepertinya Tirta terkena tipu daya hantu kolong wewe, tiba-tiba jarum di kompas ini bergerak tidak karuan," seraya menyenderkan punggungnya ke sofa, "Lalu kami menghampiri Tirta untuk menolongnya, tapi kami malah kalah dan Istriku menukarkan dirinya untuk menjadi korban agar Tirta bisa lepas!" tutur ayah.
Ibu Maya istri Pak Rahman membawakan 4 gelas teh manis hangat untuk Pak Rahman dan keluarga Pak Andi. Pak Andi, Mamah Maryam dan Tirta pun menyeruput teh manis hangat itu. Mereka sudah cukup mendingan setelah meminum teh.
"Lalu apa yang terjadi selanjutnya? buktinya Istri anda sekarang masih ada di hadapan kita?" tanya Pak Rahman penasaran.
"Itulah yang membuat saya bingung Pak Rahman! Kenapa tiba-tiba kolong wewe itu melepaskan Maya dan memberikan rambutnya kepada kami. Bahkan ia juga memeluk Maryam dan berubah menjadi seorang wanita paruh baya, apakah ini tipu muslihat mereka, saya pun tidak mengerti!" ucap Ayah panjang.
Lalu Mama Maryam pun angkat suara, "Saya rasa dia ingin menolong kita, hantu kolong wewe itu tidak sejahat yang diceritakan dalam dongeng-dongeng!" ucap Mamah.
"Apa maksud Bu Maryam?" lanjut Pak Rahman bertanya.
"Saat ia melepaskan saya, saya masuk kedalam masa lalunya. Ia adalah jin korin seorang wanita yang dimasa lalunya rela berkorban demi Suami dan anaknya agar tidak dibunuh oleh para penjajah. Namun para penjajah ingkar janji, suami dan anaknya tewas ditangan jenderal pasukan belanda, jin korin wanita itu marah dan balas dendam. Seluruh anak para koloni diculik dan dimakan, kemudia beredarlah legenda mitos hantu kolong wewe yang gemar menculik anak kecil!-
"Padahal ia hanya akan menculik anak-anak yang sudah tidak dipedulikan lagi oleh orang tuanya. Ia melepaskan kita karena kekuatan cinta kita sangat kuat!" celoteh Mamah panjang.
"Luar biasa, kalian memang benar-benar luar biasa!" ucap Pak Rahman seraya memberikan tepuk tangan.
"Lalu apakah tugas kami dalam mengumpulkan benda-benda mistis ini sudah selesai pak?" tanya Ayah.
"Sayangnya belum pak Adit! Masih ada 1 benda lagi yang harus kalian dapatkan!," lalu bangun dari duduknya, "Tugas kalian yang terakhir ini jauh lebih berat daripada menghadapi kolong wewe!" ucap Pak Rahman.
Ucapan Pak Rahman membuat Ayah, Mamah dan Tirta terperangah. Pasalnya saat menghadapi hantu kolong wewe saja mereka sudah sangat merasa kelelahan. Lalu sekarang Pak Rahman bilang kalau tugas terakhir ini jauh lebih berat daripada tugas yang sebelumnya. Tantangan apa lagi dan hantu apa lagi yang akan mereka hadapi.
"Memangnya seberat apa tugas ini pak Rahman?" tanya Ayah.
Pak Rahman berjalan mondar-mandir seolah ada sesuatu yang memberatkan dirinya untuk berbicara. Tubuhnya mulai terasa panas dan cuaca menjadi sangat gerah.
Melihat ekspresi yang aneh dari Pak Rahman membuat Ayah, Mamah dan Tirta merasa ada sesuatu yang ganjil. Tak lama kemudian Istri Pak Rahman dan Linda putri sulung pak Rahman juga ikut ke ruang tamu karena merasakan ada hal yang ganjil.
Benar saja, secara tiba-tiba tubuh pak Rahman terjatuh ke lantai dalam keadaan tengkurap dan tidak bergerak. Sementara yang lainnya hanya bisa melihat Pak Rahman yang tergeletak di lantai dalam posisi tengkurap tanpa ada yang berani menyentuh. Hingga akhirnya Ayah mencoba memberanikan diri untuk membangunkan pak Rahman.
Namun saat Ayah menyentuh Pak Rahman dan hendak membangunkan pak Rahman, tiba-tiba pak Rahman terbangun dan mencakar tangan Ayah yang hendak membangunkan tubuh pak Rahman. Sontak seisi rumah berteriak. Rupanya pak Rahman kerasukan makhluk halus.
"Pak Rahman istighfarlah, jangan dengarkan rayuan iblis! Lawan lah pak, lawan!" ucap Ayah mencoba menyadarkan pak Rahman.
"Ggrrrrrroooooaaarrrr! Kalian bangsa manusia yang kurang ajar! Jangan berharap kalian bisa mengambil apa yang sudah menjadi milikku!" ucap Pak Rahman yang sedang kerasukan.
"Siapakah kamu hai makhluk gaib?" tanya bu Maya istri pak Rahman.
Sementara itu kali ini pak Rahman melompat ke sofa dan bergerak mirip dengan gerakan seorang raja yang memegang tongkat di tangannya.
"Aku adalah penguasa danau, putrimu adalah milikku! Kalau kalian mencoba untuk mengambilnya, maka kalian semua akan mati oleh pasukanku, hahahahaha!" ucapnya dengan tawa yang membuat telinga sakit.
Tidak salah lagi kalau yang sedang merasuki pak Rahman adalah hantu Lembu. Rupanya hantu Lembu adalah penguasa danau setu cikaret. Ia tidak terima kalau keluarga Nana ingin mengambil Nana kembali.
"Susah payah aku mencari energi kalian dan sekarang aku baru bisa berkomunikasi dengan kalian melalui dukun lemah ini, hahahaha!-
"Lihatlah! Dukun yang kalian pinta bantuannya ini bahkan tidak mampu melawan energiku, bagaimana dengan kalian yang hanya manusia biasa?-
"Akan ku pastikan kalian juga akan menjadi santapanku bersama dengan putri kalian!" ucap hantu lembu yang merasuki pak Rahman.
Rupanya hantu lembu bernia untuk membunuh pak Rahman dengan cara merasuki pak Rahman, lalu menggunakan tubuh pak Rahman untum membunuh dirinya sendiri. Pak Rahman yang kerasukan pun terlihat terbang ke arah dapur, sementara ayah dan yang lainnya mengikuti.
Rupanya pak Rahman mengambil sebuah pisau dapur dan hendak menusuk dirinya sendiri. Namun itu bisa dihentikan oleh ayah yang dengan cepat menangkap tangan pak Rahman.
"Tidak akan ku biarkan kamu melakukan ini! Yang berhak mematikan dan menghidupkan manusia hanyalah Tuhan!" ucap Ayah yang masih menahan tangan pak Rahman.
Pak Rahman pun kembali melayang ke udara, dan ayahpun karena masih menggenggan tangan pak Rahman, ia juga ikut melayang.
Melihat kejadian mistis yang sangat mengerikan itu, Ibu Maya istri pak Rahman membacakan ayat-ayat suci Al-Qur'an dan berharap Pak Rahman terselamatkan dari pengaruh hantu Lembu yang merasuki pak Rahman. Rupanya upaya mereka berhasil, perlahan pak Rahman mulai sadar kembali.
Tubuh pak Rahman dan Ayah kini sama-sama terjatuh ke lantai. Dan pak Rahman sudah sadar kembali.
"Maafkan aku pak Andi, sepertinya tadi ada seseorng yang ingin menguasai diriku!" ucap Pak Rahman.
"Cepat beritahu kami pak, apa tugas yang harus kami lakukan selanjutnya?" tanya Ayah.
"Tugas kalian selanjutnya adalah mengambil mustika ular cobra yang ada di kerajaan ular di hutan dekat danau setu cikaret!-
"Untuk mendapatkannya adalah hal yang sulit!", mencoba berdiri, "Mungkin salah satu dari kalian akan kehilangan nyawa!" ucap Pak Rahman.
"Sebaiknya kalian pikirkan lagi konsekuensinya, aku rasa sebaiknya kalian berhenti sampai disini!" lanjut Pak Rahman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments