Bab.12

"Assalamu ‘alaikum warahmatullah” Arman menoleh ke arah kanan diikuti oleh Syifa lalu kembali mengucapkan kata yang sama saat menoleh ke arah kiri.

Kedua tangan mereka menengadah, mengucapkan doa kepada sang pencipta alam semesta. Tiba-tiba air mata Syifa mengalir ketika merasa telah membuat kesalahan di dalam hubungan rumah tangganya.

Allahumma inni a’udzu bika minal jubni wa a'udzu bika minal bukhli wa a’udzu bika min ardzalil 'umuri wa a’udzu bika min fitnatid dunya wa 'adzabil qabri.

Doa itu di lafaskan dengan lirih. Air mata Syifa semakin deras mengalir.

Ya Allah, hamba merasa begitu berdosa mempermainkan pernikahan yang begitu sakral. Tidak ada cinta yang menyertai pernikahan kami , tetapi hati ku bergetar saat menjadi makmum dari seorang imam yang ingin memperbaiki dirinya di jalan mu. Berikan kami jalan terbaik untuk akhir dari pernikahan ini, apapun yang terjadi nanti aku ikhlas, batin Syifa.

Rabbana, atina fid dunya hasanah, wa fil akhirati hasanah, wa qina adzaban nar.

Arman yang sudah selesai berdoa berbalik melihat Syifa, ia mengerutkan keningnya ketika melihat wanita itu menangis tanpa suara. "Syifa kamu baik-baik saja?"

Mendengar pertanyaan itu, Syifa segera menyeka air matanya. Ia kembali tersenyum, meraih tangan Arman dan langsung menciumnya.

Arman cukup terkejut saat secara tiba-tiba Syifa mencium tangannya. Sudah begitu lama ia tidak mengalami situasi seperti ini. Begitu menyejukkan hati dan terasa hidup kembali.

"Kamu belum menjawab pertanyaan ku, kenapa kamu menangis?" tanya Arman lagi.

Syifa mengangkat kepalanya yang sempat tertunduk. Di tatapnya netra hitam yang nampak begitu tajam, sang imam kini semakin membuat hatinya gelisah, ia takut hanyut dalam perasaannya sendiri.

"Ah ini, aku hanya terlalu khusyuk saat berdoa tadi. Biasalah, aku memang terlalu melow jika berhadapan dengan Allah." Ia segera berdiri dari posisi duduknya seraya membuka mukena dan juga roknya. "Aku akan memasak untuk makan malam kita, sambil menunggu waktu isya."

"Kamu mau masak? Memangnya di dapur ada bahan makanan, sejak kemarin kan kita hanya pesan online," ujar Arman.

"Ah benar juga, apa kita pesan online lagi?" tanya Syifa balik.

*M*asakan dia waktu itu sangat enak, lagi pula aku bosan makan masakan restoran terus, batin Arman.

"Selesai sholat Isya nanti kita pergi ke supermarket membeli bahan makanan, untuk sementara waktu kamu memasak saja, nanti aku akan cari pembantu," ujar Arman.

"Belanja? ... Baiklah, tapi karena Cabay sudah lapar, aku akan makan roti dulu," ucap Syifa lalu melangkah keluar dari kamar.

Arman segera melipat sejadahnya lalu menyusul Syifa yang sudah meninggalkan tempat itu lebih dulu. "Syifa!"

Syifa yang hendak melangkah menuruni tangga kembali berbalik saat mendengar suara sang suami memanggilnya. "Kenapa Mas?"

Arman malah bingung kenapa ia memanggil Syifa. "Oh itu ... sebagai calon ayah siaga, aku hanya ingin ikut makan roti bersama Cabay, ayo." Ia melangkah melewati Syifa menuruni tangga menuju lantai dasar.

Sementara itu Syifa masih di sana memandangi sang suami yang semakin melangkah turun. Ia merasa heran karena Arman tiba-tiba saja memanggilnya tanpa alasan yang jelas.

...~~...

Pukul setengah lima subuh, Syifa terbangun, ia segera keluar dari kamar menuju ruang kerja di mana Arman tertidur. Secara perlahan ia membuka pintu ruang kerja itu.

Di lihatnya sang suami yang tidur meringkuk di atas sofa. "Kasian sekali, ternyata dia tidur seperti ini." Syifa segera melangkah menghampiri dan duduk di tepi sofa. "Mas ayo bangun, kita sholat subuh dulu."

Arman mengeluh pelan lalu secara tiba menarik Syifa hingga terbaring di lengannya. Dalam keadaan tidak sadar Ia memeluk sang istri dengan begitu erat.

Tentu saja Syifa sangat terkejut ia mencoba untuk melepaskan diri tetapi Arman semakin mengeratkan pelukannya. "Mas, lepaskan aku."

"Aku merindukan mu, sangat merindukan kamu. Jangan tinggalkan aku lagi, Chyntia."

Deg.

Nama itu kembali terucap lirih dari mulut Arman. Syifa tiba-tiba melemah, ia bisa merasakan sang suami begitu menderita karena kehilangan istri yang sangat di cintai.

Syifa tidak lagi mencoba untuk melepaskan diri Ia membiarkan Arman memeluknya karena mereka memang sudah halal untuk saling bersentuhan.

Meski merasa tidak di anggap sebagai seorang istri, Syifa selalu menyadarkan dirinya tentang tujuan awal pernikahan ini.

Sepertinya Mas Arman begitu kesepian, dia mampu menutupi semuanya dengan sempurna. Meskipun aku hanya orang asing tetapi aku berharap bisa membuat Mas Arman kembali menata hidupnya, dan tidak terus larut dalam kesedihan. Ya, setidaknya selama sembilan bulan ini, aku harus membantunya bangkit sebelum kami berpisah, batin Syifa.

~

Pukul enam pagi Arman membuka matanya ketika merasakan cahaya matahari yang menelusup masuk dari celah jendela. Namun ia heran kenapa tubuhnya terbalut selimut.

"Seingat ku malam tadi tidak pakai selimut." Tak ingin terus bergelut dalam pikirannya sendiri Arman segera bangkit dari posisi berbaringnya lalu keluar dari ruang kerja itu.

Saat menuruni tangga menuju lantai dasar ia mencium aroma masakan yang begitu menyengat hingga membuat perutnya semakin keroncongan.

Benar saja ketika ia sampai di dapur sang istri sudah berada di sana berkutat dengan panci dan kompor. Pemandangan yang tidak pernah lagi ia lihat selama empat tahun belakangan.

"Kamu bisa masak di pagi hari, tidak muntah lagi?" tanya Arman saat berdiri di samping Syifa.

"Oh tidak lagi, sepertinya obat yang di berikan dokter Annisa sangat manjur, aku juga tidak lemas lagi seperti sebelumnya," jawab Syifa sambil terus lanjutkan aktivitasnya memasak nasi goreng.

Arman hanya mengangguk tanda mengerti kemudian beralih membuka lemari pendingin untuk mengambil air minum. "Oh iya, hari ini Kakak kamu akan mulai bekerja, mau ikut ke perusahaan?"

Syifa tidak langsung menjawab, ia berpikir jika ke perusahaan Arman itu berarti ia akan bertemu dengan Firman. Entahlah, sekarang semua terasa begitu canggung padahal dulu Firman adalah orang yang selalu ia doakan di sepertiga malam.

"Kamu mau ikut atau tidak, tidak bosan di rumah terus?" tanya Arman untuk memastikan.

"Aku tidak bosan kok, Mas. Di rumah ini banyak fasilitas yang membuat aku betah," jawab Syifa.

Mata Arman memicing tajam saat melihat tingkah Syifa. "Kamu takut bertemu Firman ya?"

Helaan napas panjang terdengar lirih dari mulut Syifa. "Sedikit. Walau bagaimanapun kami hampir menikah dan hubungan kami berakhir dengan cara yang kurang baik, jadi lebih baik sekarang aku menghindar."

Melihat wajah Syifa yang tiba-tiba saja berubah sendu, Arman menjadi penasaran akan sesuatu. "Kamu masih mencintainya?" Pertanyaan itu terlontar begitu saja, entah kenapa Arman merasa begitu penasaran, padahal ia berusaha untuk tidak perduli.

"Perasaan cintaku untuk mas Firman sudah berakhir saat aku resmi menjadi istri mas Arman. Meskipun hubungan kita hanya berdasarkan perjanjian tetapi Aku menghormati Mas sebagai suamiku," tutur Syifa tanpa ragu.

Arman kembali terdiam. Ia merasa begitu tertampar setiap kali Syifa berbicara tentang perasaan. "Aku tidak pernah membatasi perasaan mu, tenang saja. Kamu boleh jatuh cinta kepada siapapun, tapi ingat tidak boleh menjalin hubungan, karena walau bagaimanapun sekarang kamu berstatus sebagai istri ku."

Ternyata dia benar-benar tidak peduli, batin Syifa.

"Baiklah, kalau begitu apa aku boleh jatuh cinta kepada suami ku sendiri?"

Pfftttt.

Saking kagetnya Arman sampai memuncratkan semua air yang ada di mulutnya.

Bersambung 💕

Bab selanjutnya ➡️ (Ikut aku)

Yuk mampir ke novel keren yang satu ini...

Terpopuler

Comments

Yanti Raisyafariz

Yanti Raisyafariz

Boleh banget

2023-06-08

0

mahyati Reva

mahyati Reva

boleh syifa ...kan dah halal, cintailah suamimu debgan tulus, nanti juga babang arman akan luluh

2023-05-21

0

Nayla Ujji ...

Nayla Ujji ...

cieee dibaper'n ma istri sendiri...
😊

2023-04-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!